Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bagus Haryono
Abstrak :
ABSTRAK
Thesis ini bertujuan mendeskripsikan kekuasaan istri berpendidikan rendah pada kasus 8 keluarga Jawa menggunakan pendekatan ketergantungan Eichler (1981:201-215). Analisis dimensi sosial-strtktural dibedakan dengan dimensi personal-emosional. Kekuasaan dilihat menurut proses, dan diungkap dengan pendekatan kualitatif. Ketergantungan, awalnya ditetapkan menurut asal darimana/siapa pemilik resources/sumber-sumber, namun selanjutnya ditetapkan dengan perspektif emic, menurut bagaimana pasangan keluarga memahami sumber dan ketergantungannya terhadap sumber tersebut. Informan dan lokasi penelitian ditentukan secara purposive. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, menjalin rapport, observasi dengan menafsirkan body language, dan alat perekam. Hasil penelitian ini, yaitu: kekuasaan setara (saling tergantung) pada dimensi kekayaan ekonomi, prokreasi, dan status/prestige didapatkan pada pasangan Lasmininingrum, Rukmini, Jumirah, Murtini, dan Mariyem; dan dalam dimensi afeksi, ditemukan pada pasangan Lasminingrum, Murtini, Rukmini, Jumirah, dan Yuliana. Kekuasaan tidak setara (dominasi suami) dalam dimensi kekayaan ekonomi, dan status/prestige ditemukan pada pasangan Wiwik; dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Lasminingrum, dan Rukmini; dan dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Mariyem. Kekuasaan tidak setara (dominasi istri) dalam dimensi seks ditemukan pada pasangan Ratih; dan dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Jumirah; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan Ratih. kekuasaan setara (ketidaktergantungan simetris) dalam dimensi kelangsungan hidup ditemukan pada pasangan Wiwik, Ratih, Murtini, Yuliana dan Mariyem; dalam dimensi afeksi ditemukan pada pasangan keluarga Wiwik, akibatnya mereka lebih mandiri dalam sikap dan tindakan. Besarnya ketergantungan pada dimensi personal-emosional, justru semakin memperkuat saling tergantung Lasminingrum dan Murtini, membalikkan ketergantungan Yuliana, membalikkan kemandirian Yuliana dan Mariyem pada dimensi social-struktural. Kuatnya dominasi suami pada pasangan Mariyem dalam dimensi afeksi telah membalikkan kemandirian Mariyem dalam dimensi kelangsungan hidup dan prokreasi. Besarnya dominasi Ratih dalam dimensi afeksi, telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi seks dan prokreasi. Hubungan saling tidak tergantung dalam dimensi personal-emosional pada pasangan Wiwik telah membalikkan ketidaktergantungannya dalam dimensi sosial-struktural. Ketergantungan pada dimensi personal-emosional terbukti menjadi mekanisme kontrol yang mampu merubah atau membalikkan ketergantungan pada dimensi sosial-struktural.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Murtiningsih
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi secara mendalam pengalaman hubungan seksual perempuan paska melahirkan dengan seksio sesarea. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan fenomenologi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 6 partisipan dengan karakteristik berbeda. Perempuan yang menjadi partisipan sudah diidentifikasi mempunyai pengalaman hubungan seksual paska seksio sesarea dan mampu menceritakan pengalamannya. Pengumpulan data dengan tehnik wawancara mendalam. Metoda yang digunakan untuk analisa data yaitu metoda Colaizzi's. Setelah data dianalisa, peneliti mendapatkan 5 thema: (1) persepsi adanya perubahan hubungan seksual sesudah seksio sesarea, hubungan seksual sebagai kewajiban dan hal penting, (2) pengalaman perempuan memulai hubungan seksual setelah 7 minggu sampai 4 bulan paska seksio sesarea, atas inisiatif suami, dan respon seksualnya berbeda-beda (3) perasaan sakit dan takut saat hubungan seksual merupakan masalah yang dialami partisipan (4) perempuan mengharapkan hubungan seksual dilakukan apabila luka operasi sembuh, dilakukan dengan tenang dan perlahan (5) partisipan membutuhkan informasi atau penyuluhan dari perawat, diharapkan lebih tanggap terhadap permasalahannya. Kesimpulan penelitian ini bahwa pengalaman hubungan seksual paska seksio sesarea dari keenam partisipan didominasi oleh perasaan takut. Rekomendasi berupa: pengembangan program disharge teaching, pemberian pendidikan kesehatan yang efektif, membentuk layanan konseling, penelitian lebih lanjut dan masukan untuk program keperawatan maternitas.
The purpose of this research was to explore deeply an experience the woman's sexual activity who delivered with caesarean section. A qualitative research used phenomenological approach. Sample in this research was six participants with different characteristics. The women who became participants were identified that they had an experience of sexual activity post caesarean section and capable to explain their experiences. Data collection utilized in-depth interviews. Colaizzi's method was used for data analysis, so researcher found five themes: (1) perceptions of presence changing after caesarean section in sexual activity, it was as duty and important (2) women's experiences initiated intercourse after 7 weeks until 4 months post caesarean section because of their husband's initiative, and their sexual response were different (3) Feeling of pain and fear were participants problem when they were making love (4) Women's hope that intercourse should be done if the wound repaired, with calmly and slowly (5) the participants needed information or health education from nursing and they hope that nurse could bit, well aware of their problem. Conclusion of this research, the experience of each participant was dominated with fear. Recommendations were: to develop discharge teaching program, to provide effective health education, available counseling program, continuing research and input for maternity nursing program.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18381
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaelendra
Abstrak :
Di Indonesia angka kematian ibu secara Nasional berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI) tahun 1995 adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup, yang merupakan angka tertinggi di antara negara-negara ASEAN (Dep. Kes. RI 1998). Berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi telah banyak dilakukan, salah satu diantaranya adalah peningkatan upaya pelayanan kesehatan dengan jalan mengikutsertakan oraganisasi/sektor terkait serta lembaga swadaya masyarakat dalam menunjang kesejahteraan ibu dan anak. Disamping itu, pemerintah telah menyebarkan bidan ke desa untuk membantu akselerasi penurunan angka kematian ibu dan bayi serta memperluas jangkauan pelayanan yang telah ada sekaligus meningkatkan cakupan program kesehatan ibu dan anak (KIA). Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal (ANC) dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa. Kinerja bidan di desa diukur dengan hasil cakupan K4. Kinerja baik bila cakupan K4 > 80% dan kinerja kurang bila cakupan K4 < 80%. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Agam dengan menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Sampel penelitian adalah bidan di desa yang bertugas di Kabupaten Agam dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara sistematik random sampling sebanyak 100 orang, Hasil penelitian menunjukkan 78% kinerja bidan di desa di Kabupaten Agam masih kurang dan 22% dengan kinerja baik. Penelitian menunjukkan bahwa kinerja bidan di desa di Kabupaten Agam masih kurang. Faktor-faktor berikut ini, umur, status perkawinan, penghasilan, supervise Dinas Kesehatan Kabupaten dan kondisi kerja (gedung), mempunyai hubungan yang bermakna terhadap kinerja bidan di desa. Sedangkan faktor jumlah anak, pelatihan, masa kerja, rasa aman, dan perlengkapan kerja tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja bidan di desa. Penelitian ini menyarankan agar : 1. Pemerintah daerah menyediakan biaya operasional untuk pelatihan daiam rangka meningkatkan profesionalisme bidan di desa sehingga cakupan K4 meningkat. 2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Agam : a. Melakukan upaya dalam bentuk penegasan kepada Kepala Puskesmas tentang tugas dan wewenang bidan di desa agar cakupan K4 meningkat. b. Meningkatkan profesionalisme bidan di desa melalui kegiatan : -Pertemuan sekali tiga bulan di tingkat Kabupaten. -Pertemuan bulanan di Puskesmas. -Pemberdayaan belajar melalui Kalakarya dan Gugus Kendali Mutu. -Memberikan pelayanan prima kepada ibu hamil.
Analysis on Factors Which are Related to the Performance Villages Mid Wives in Antenatal Care Services (ANC) In Agam District, West Sumatera, October - December 2000Based on Indonesian Demographic Survey (1995), the Maternal Mortality Rate (MMR), in Indonesia were 390 per 100,000 life birth, which is the highest number of the ASEAN countries (Indonesian Department of Health, 1998). There are some programs to decrease number of Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). One of the programs is to increase of health services by following the relevant sector and non government organization. Also the government has been already spread the village mid wives to decrease Maternal Mortality Rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR) number and to widening the health services. The purpose of this research is to know how the performance of the village mid wives in the Antenatal Care services and some related factors. The performance of the village mid wives is measures by four times health services visits. Good performance can be measures if the four times health services visits is 80% or more. Bad performance can be measures if the four times health services visits is less 80%. The research had already done in Agam district, West Sumatera Province by using Cross Sectional Random Sample. The sample of this research is village mid wives which were working in Agam district and by using Systematic Random Sampling method for 100 villages mid wives. The result of the research showed that 78% performance of the villages mid wives in Agam district still bad and 22% are good. There are some factors related to this performance such as age, marital status, salary, upper level health offices, supervision and working facilities. The unrelated factors to this performance are number of children, working duration, training, the mid wives feels of secure and nurse working kit. This research suggested that: 1. For District Government, is to provide the operational costs for trainings in order to increase the professionalism of mid wives at villages to increase K4. 2. For Agam District Health Department: a. Stressing the Head of Health Center about job and responsibility of mid wives at villages to increase K4. b. Increasing mid wife professionalism, through activities such as: -Once in three months meeting at District Level. -Monthly meeting at the Health Center. -Empowerment through Kalakarya learning and Total Quality Management. -Give prime quality services to pregnant mother.
2001
T7878
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luh Putu Sendratari
Abstrak :
Asumsi dasar dalam memulai studi ini diawali dengan adanya anggapan bahwa istri petani hanyalah sebagai orang kedua dalam urusan ekonomi rumahtangga, sedangkan suami diberi tempat sebagai pencari nafkah utama/pertama. Padahal kenyataan menunjukkan bahwa sumbangan istri petani dalam kegiatan nafkah dapat dilihat secara nyata dalam berbagai kegiatan yang menghasilkan uang. Nilai yang menempatkan laki-laki sebagai pencari nafkah utama pada kasus dimana sebenarnya istri yang menjadi orang pertama dalam ekonomi rumahtangga jelas merupakan pemutarbalikkan fakta. Untuk meluruskan anggapan/mitos tersebut maka penelitian ini dilakukan. Istri petani yang menampilkan sumbangan ekonomi rumahtangga dan dipilih dalam penelitian ini adalah perempuan saudagar yang ada di desa Candikuning, Tabanan, Bali. Pilihan terhadap perempuan saudagar didasarkan pada pertimbangan bahwa mereka tergolong dalam kelompok wanita pedesaan yang masih luput dari perenoanaan pembangunan. Padahal mereka merupakan subyek penentu dalam menyalurkan produksi sayur yang ada di desa Candikuning. Secara budaya, mereka juga dikondisikan agar bertanggung jawab terhadap urusan rumahtangga. Tuntutan terhadap kegiatan ekonomi pasar dengan kegiatan rumahtangga jika tidak ditangani dengan baik akan dapat meniinbulkan konflik dalam diri perempuan. Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka menarik untuk diteliti strategi kebertahanan yang dilakukan oleh perempuan saudagar di desa Candikuning. Pertanyaan yang ingin dicari jawabannya adalah "mengapa perempuan saudagar di desa Candikuning memilih pekerjaan sebagai pedagang sayur dampai ke luar desa ?; bagaimana bentuk-bentuk strategi kebertahanan yang dilakukan dalam usaha berdagang dan kegiatan rumahtangga. ?; selanjutnya apakah dengan melakukan kegiatan berdagang akan nemberikan peningkatan otonomi bagi perempuan saudagar ?" Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan langkah- larigkah metodo logid yaitu menentukan informan secara purposive dan teknik snowball sampling. Pengumpulan data dengan ears observasi, wawancara mendalam serta penggunaan dokumen. Analisis data dilakukan sepnajang berlangsungnya penelitian dengan bertolak dari informasi empiris. Selanjutnya dibuat kategori-kategori yang dirangkai secara sistematis dan logis. Termuat dalam penelitian ini adalah, bahwa perempuan saudagar di desa Candikuning memilih pekerjaan: sebagai pedagang disebabkan beberapa hal, pertama faktor tradisi. Masuknya beberapa perempuan dalam ekonomi pasar yaitu perdagangan, bukan hal yang baru tetapi telah didahului oleh pengalu. Mereka telah ada sebelum masuknya Jepang yaitu sekitar tahun 1920an, dengan membawa barang dagangan ke pelabuhan Buleleng. Mereka yang menjadi pengalu tidak terbatas hanya laki laki tetapi perempuan juga turut serta. Tradisi bepergian ke luar desa dilanjutkan oleh perempuan saudagar. Di samping faktor tradisi, faktor ekonomi menjadi pendorong sehingga memilih bekerja sebagai saudagar. Kehidupan yang miskin dan pilihan yang terbatas membuat informan memanfaatkan potensi alam desa Candikuning untuk menentukan pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan ketrampilannya. Faktor lain yang tidak bisa diabaikan adalah dukungan nilai budaya. Ditinjau dari aspek budaya Bali Tidak ditemukan adanya batasan yang tegas tentang pekerjaan yang "pantas" dan "tidak pantas" dilakukan perempuan sehingga perempuan Bali uuiumrcya tidak mengalami kesulitan jika hendak memasuki peluang kerja yang ditempat lain bisa jadi merupakan pekerjaan laki-laki (seperti di Aceh, perempuan hampir tidak diberi kesempatan untuk turut serta dalam dunia perdagangan). Adapun bentuk-bentuk strategi kebertahanan yang dilakukan oleh informan dalam usaha berdagnag adalah berpegangan pada prinsip pasar yaitu mengadakan ikatan dengan tengkulak dan petani. Bentuk lainnya adalah melakukan kerjasama antar sesama saudagar agar usaha tetap dapat berjalan. Pengembangan modal dilakukan dengan cara arisan di pasar, merintis usaha lain seperti beternak babi. Di samping berpijak pada prinsip pasar (orientasi mencari laba) ditemukan pula strategi yang bersandar pada kekuatan supernatural yaitu dengan melakukan ritus-ritus perdagangan. Dalam strategi kebertahanan rumahtangga dilihat berdasarkan pola hubungan dengan suami, anak dan orang-orang di lingkungan desa. walaupun terdapat berbagai variasi tentang cara mempertahankan keharmonisan dengan suami namun semua informan mnengarah ke satu pandangan bahwa sebgai istri wajar memperhatikan kesenangan suami serta beradaptasi dengan profesi suami agar bisa berjalan seiring. Terhadap anak, strategi yang ditempuh adalah menyesuaikan dengan kebutuhan anak remaja dan dewasa namun tetap dalam kontrol ibu. Terhadap orang di lingkungan desa, strategi yang ditempuh dengan cara penyesuaian terhadap adat. Dalam urusan pekerjaan rumahtangga, ada ditemukan penolakan karana sudah merasa capek bekerja mencari uang seharian tetapi gejala umum bahwa perempuan larut dengan tanggung jawab sebagai pencari nafkah sekaligus melakukan pekerjaan rumahtangga. Dengan uang yang dimiliki dan kegiatan berdagang, perempuan saudagar bisa menentukan beberapa hal yaitu mengatur usaha, menarik maupun memberhentikan tengkulak dan buruh, mengatur keuangan rumahtangga, termasuk mempekerjakan suami. Hal ini mencerminkan bahwa perempuan saudagar memiliki kekuasaan yang bersifat ideologis, remuneratif dan punitif. Hanya raja dalam pola kekuasaan terhadap suami masih tampak bahwa perempuan dalam kondisi tersubordinasi. Temuan lain menunjukkan bahwa perempuan saudagar belum pernah mendapat pembinaan secara khusus tentang pengelolaan usaha berdagang. Padahal kenyataan menunjukkan masih banyak saudagar di desa Candikuning menghadapi masalah di sekitar Cara mengatasi persaingan, cara meningkatkan modal. Bahkan gangguan kesehatan masih mewarnai kehidupan perempuan saudagar.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Finch, Janet
London : George Allen and Unwin, 1983
305.33 FIN m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vivin Alvina
Abstrak :
Adanya tingkat perceraian yang semakin meningkat akhir-akhir ini di Indonesia yang sebagian besar penduduknya beragama Islam telah mendorong penulis untuk meneliti pengaruh relijiusitas terhadap kepuasan pernikahan melalui pemaafan, karena seorang yang relijiusita cenderung memiliki sifat pemaafan Untuk itu tesis ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisa pengaruh aspek-aspek religiusitas terhadap kepuasan pernikahan melalaui pemaafan pada para istri pelaut di Tanjung Priok, Jakarta. Penelitian menggunakan metode analisa kuantitatif dan kualitatif terhadap hasil kuesioner dengan responden para istri terkait.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengaruh relijiusitas terhadap kepuasan pernikahan melalui pemaafan fit secara statistic dan tidak ada pengaruh relijiusitas terhadap kepuasan pernikahan melalui pemaafan. Namun ada pengaruh aspek relijiusitas praktek ibadah individu dan religious coping terhadap pemaafan pada para istri pelaut. ......There is an increasing divorce rate lately in Indonesia, a Muslim predominantly country. This has prompted the writer to examine the influence of religiosity on marital satisfaction through forgiveness, as a religious moslem tends to have forgiveness trait in his life. This thesis aims to examine and analyze the effect of religiosity aspects on marital satisfaction through forgiveness on the sailors’ wife in Tanjung Priok, Jakarta. The research using quantitative analysis method based on questionnaires distributed to respondent, and qualitative method.

The results showed that the model of influence religiousity toward marital satisfaction through forgiveness is fit statistically and there is no influence on religiosity toward marital satisfation throuh forgiveness ; but there are positive influence between private religious practices aspect in religiosity towards forgiveness and negative influence between religious coping aspect in religiousity towards forgiveness on the sailors’ wife.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Vania
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perkawinan yang tidak dicatatkan akibat kekerasan dalam rumah tangga yang diajukan gugatan perceraian ke Pengadilan Negeri, yang kemudian melewati tahap Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung. Mengenai sahnya suatu perkawinan yang telah diatur dalam Pasal 2 UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menimbulkan ambiguitas terhadap pandangan para Majelis Hakim dalam tiap tingkat pengadilan. Perbedaan interpretasi atas sahnya suatu perkawinan juga memberi pengaruh terhadap implementasi UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang tidak diterapkan oleh aparat hukum bagi perempuan dalam perkawinan yang tidak dicatatkan padahal telah seharusnya dapat mengatur seluruh ruang lingkup rumah tangga. Dalam penelitian ini penulis mengajukan pokok permasalahan, yaitu 1 Bagaimana status perkawinan yang tidak dicatatkan menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 dan Putusan Pengadilan? 2 Bagaimana akibat hukum bagi istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dari putusnya perkawinan yang tidak dicatatkan tersebut? dan 3 Bagaimana Hakim Pengadilan memberikan putusan cerai atas perkawinan yang tidak dicatatkan akibat terjadinya kekerasan dalam rumah tangga?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan tipe penelitian deksriptif dan mono disipliner. Berdasarkan hasil analisa penulis, diperoleh kesimpulan bahwa, telah terdapat perbedaan pandangan mengenai sahnya suatu perkawinan yang menyebabkan kekosongan hukum pada prosedur pengajuan gugatan perceraian di Pengadilan Negeri sehingga pada akhirnya Mahkamah Agung menolak gugatan perceraian karena putusan pengadilan tidak dapat dieksekusi untuk dicatatkannya terlebih dahulu perkawinan tersebut.
ABSTRACT
The focus of this thesis is on the unregistered marriage caused by domestic violence, submitted a divorce lawsuit to the Distric Court, which then passes through the stages of the High Court and the Supreme Court. Regarding the marriage legalization that has been regulated on Article 2 Marriage Law 1 1974 raises ambiguity on the opinion of the Judges at each court level. Differences in interpretation of the marriage legalization also gives effect to the implementation of Law 23 2004 on Domestic Violence that is not applied by law officer for women who bounded on unregistered marriage, even it should be able to regulate the entire part of domestic. In this thesis, the writer proposed the main issues, which are 1 How is status of unregistered marriage on Marriage Law and Court Decisions 2 What are the legal consequences for a wife who experienced domestic violence from divorce of unregistered marriage and 3 How did the Judges of the Court give divorce decisions on unregistered marriage caused by domestic violence . This research used normative juridical method with descriptive and mono dicipliner tipology. Based on the result of the writer rsquo s analysis, it can be concluded that there is a difference opinion about marriage legalization between the Judges at each court level that caused legal vacuum in the procedure of submitted the divorce lawsuit in Distric Court then the Supreme Court finally refused the divorce lawsuit because Distric Court rsquo s decision could not be executed for register the marriage first.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rintis Mulyani
Abstrak :
ABSTRACT
Perceraian marak terjadi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Data statistik dari Pengadilan Tinggi Agama PTA Jakarta, 72 kasus perceraian tersebut diajukan oleh istri. Isu utama yang diajukan para istri adalah karena mereka tidak puas secara ekonomi. Istri yang merasa tidak puas terhadap kondisi finansialnya menjadi pemicu banyaknya konflik yang dapat mempengaruhi kepuasan pernikahan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara stres finansial dan kepuasan pernikahan pada istri bekerja di Jabodetabek. Pertanyaan utama pada penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara stres finansial dan kepuasan pernikahan pada istri bekerja di Jabodetabek. Desain penelitian ini adalah kuantitatif dan termasuk cross-sectional study. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 133 istri yang bekerja dan tinggal di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner InCharge Financial Distress/Financial Well-Being Scale untuk mengukur stres finansial dan Couple Satisfaction Index untuk mengukur kepuasan pernikahan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara stres finansial dan kepuasan pernikahan. Artinya, semakin tinggi stres finansial berkorelasi dengan semakin rendahnya kepuasan pernikahan. Hal ini dapat terjadi karena stres finansial yang tinggi memicu masalah dan kesehatan mental yang buruk. Kesehatan mental yang buruk membuat interaksi dengan pasangan menjadi terganggu, memicu marital distress, dan berujung pada rendahnya kepuasan pernikahan.
ABSTRACT
Divorce is much happens in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. Statistical data from Pengadilan Tinggi Agama PTA Jakarta, 72 divorce cases filed by wife. The main issue that wives propose is because they are not economically satisfied. Wives who are not satisfied with the financial condition become the triggers many conflicts that can affect marital satisfaction. This study was conducted to determine the relationship between financial stress and marital satisfaction among working wives in Jabodetabek. The main question in this study is whether there is a significant negative relationship between financial stress and marital satisfaction among working wives in Jabodetabek. The design of this study was quantitative and included a cross sectional study. Participants in this study were 133 working wives who lived in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. Methods of data collection using InCharge Financial Distress Financial Well Being Scale to measure financial stress and Couple Satisfaction Index to measure marital satisfaction. The results showed a significant negative relationship between financial stress and marital satisfaction. That is, the higher the stress correlates with the lower the satisfaction of marriage. This can happen because high financial stress leads to problems and poor mental health. Poor mental health makes interaction with spouse disturbed, triggering marital distress, and resulting low marital satisfaction.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>