Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kismoyohadi
Abstrak :
Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat atas arti penting mutu layanan publik, maka berbagai institusi publik makin dituntut untuk senantiasa memberikan layanan yang bermutu bagi pelanggannya. Suku Dinas Kebersihan sebagai salah satu contoh institusi publik pun tidak lepas dari trend tersebut. Untuk memenuhi keinginan publik atas layanan jasa yang bermutu tersebut, dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi keinginan publik atas berbagai atribut mutu layanan jasa yang memuaskan. Penelitian ini mempunyai maksud dan tujuan untuk mengidentifikasi keinginan publik yaitu seperti apa bentuk yang dianggap bermutu dan untuk mengetahui kesenjangan antara persepsi masyarakat dan harapan yang diinginkan terhadap mutu layanan pengangkutan sampah rumah tangga, dimensi mutu layanan manakah yang paling besar kesenjangannya dan perlu segera di tanggapi serta untuk mengetahui kebijakan apa saja yang dapat dibuat oleh Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan dalam rangka meningkatkan kualitas layanan kebersihan sampah rumah tangga. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel daerah operasional Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan, yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner pada pengguna jasa Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan di 10 kecamatan wilayah Kodya Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil analisis data pada setiap dimensi Service Quality (servqual) dapat teridentifikasi bahwa; 1. Dimensi mutu layanan yang paling tinggi kesenjangannya adalah dimensi tangible sebesar -1,950, dimensi mutu Empathy sebesar -1, 636, dimensi mutu Responsiveness sebesar --1,035, dimensi mutu Reliability sebesar -0.952, dan dimensi mutu Assurance sebesar 0,053. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum organisasi publik seperti Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan masih belum mampu menunjukkan kinerja layanan mutu yang memuaskan. 2. Berbagai kunci sukses yang paling mempengaruhi mutu layanan Suku Dinas Kebersihan Kodya Jakarta Selatan, Kunci sukses tersebut diantaranya adalah : peningkatan jumlah TPS dan sarana angkut sampah berupa gerobak dan mobil sampah, penambahan pegawai usia produktif pada petugas golongan I, adanya saluran komunikasi bagi warga yang ingin menyampaikan keluhan sampahnya. 3. Model layanan kebersihan yang dianggap bermutu adalah model layanan pengelolaan sampah yang responsif terhadap keluhan masalah sampah dari warga, dan layanan yang memiliki empathy bagi warga yang tinggal di daerah yang kumuh, serta struktur pembiayaan jasa pengelolaan sampah yang berpihak pada prinsip keadilan bagi daerah kaya dan miskin. Berbagai temuan yang didapatkan melalui penelitian ini perlu mendapatkan penanganan tindak lanjut baik dalam kerangka praktis maupun dalam kerangka akademis. Tindak lanjut dalam kerangka praktis merupakan masukan bagi institusi pengelola layanan kebersihan dan tindak lanjut dari kerangka akademis merupakan tantangan untuk melakukan penelitian lebih mendalam dengan metodelogi dan pendekatan yang lebih variatif. Berkaitan dengan ini, maka pemerintah DKI Jakarta melalui biro Kepegawaian perlu merencanakan penambahan pegawai kontrak untuk ditempatkan sebagai tenaga pengangkut sampah, agar para pegawai tersebut mudah untuk dikendalikan baik dari segi administrasi maupun operasionalnya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11438
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Imaduddin Noor Muhashiby
Abstrak :
Pengelolaan sampah adalah mengumpulkan, mengangkut, mengolah, dan mendaur ulang bahan sampah dari Rumah Tangga, Tempat Pengelolaan Sampah 3R/Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu, dan TPA. Pengelolaan sampah yang optimal dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh sampah. Paradigma masyarakat saat ini dalam pengelolaan sampah masih bersifat kumpul-angkut-buang. Tulisan ini menjelaskan bagaimana Kecamatan Pesanggrahan mengelola sampahnya dengan menerapkan paradigma baru yaitu reduce-sorted-processing. Tulisan ini bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengelolaan sampah di Jakarta Recycle Center (JRC), Pesanggrahan, Jakarta Selatan, dan mengidentifikasi dokumen peer-review dalam sistem pengelolaan sampah. Kajian ini menggunakan pendekatan kajian semi sistematik dengan mengkaji dokumen-dokumen yang relevan. Skema pengangkutan sampah yang dilakukan dalam program JRC terbagi menjadi empat jenis pada tujuh hari yang berbeda. Komposisi sampah yang paling signifikan di JRC adalah sampah organik. Pengolahan sampah organik dilakukan dengan dua metode yaitu pengomposan dan BSF. Dengan dukungan fasilitas pengangkutan dan pengolahan sampah yang memadai dari pemerintah, JRC dapat menjadi program percontohan yang dapat diterapkan di daerah lain dalam mengelola sampahnya. ......Waste management is collecting, transporting, processing, and recycling waste materialsfrom the Household, 3R Waste Management Site / Integrated Waste Management Site, and the landfill. Optimal waste management can reduce the impact of environmental pollution caused by waste. The current community paradigm in waste management is still in the collecttransport-dispose. This paper describes how Pesanggrahan District managesits waste by applying a new paradigm, namely reduce-sorted-processing. This paper aims to evaluate the waste management system at the Jakarta Recycle Center (JRC), Pesanggrahan, South Jakarta, and identify peer-reviewed documents in the waste management system. This study approaches a semi-systematic review by reviewing relevant documents. The waste transportation scheme carried out in the JRC program is divided into four types on seven different days. The composition of the most significant waste in JRC is organic waste. Two methods carry out the processing of organic waste, namely composting and BSF. With the support of sufficient waste transportation and processing facilities from the government, the JRC can become a pilot program that can be applied in other areas in managing their waste.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
A structural methods of dimensioning tricking filters is proposed.Reactors applied in sanitary engineering are usually designed on the basis of formally simple technical instructions,but laboratory experiments have shown that the flow through a tricking filter can be described with the plug-flow model.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Risza Damayanti
Abstrak :
Pengelolaan sampah merupakan salah satu masalah di Kota Depok. Bank sampah adalah sistem pengelolaan sampah non-organik yang berkembang pesat di Kota Depok dan terbanyak berada di Kecamatan Sukmajaya. Penelitian ini membahas bagaimana efektivitas pengelolaan sampah melalui bank sampah di Kecamatan Sukmajaya, Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivist dengan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan sampah melalui bank sampah dengan studi bank sampah di Kecamatan Sukmajaya, Depok tidak efektif dilihat dari indikator kelembagaan, teknik operasional, pembiayaan, peraturan/hukum, dan peran serta masyarakat. ...... Waste management is one of the problems in Depok. Bank sampah is a system of non-organic waste management which is growing rapidly in Depok and most were in the Kecamatan Sukmajaya. This study discusses how the effectiveness of waste management through bank sampah in the Kecamatan Sukmajaya, Depok. This study used a positivist approach with qualitative research method. The results showed that the waste management through bank sampah with study in Kecamatan Sukmajaya, Depok is ineffective seen from the indicators which are institutional, operational engineering, financial, regulatory/legal, and community participation.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2014
S54959
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bandjarnahor, South Mardongan
Abstrak :
Industri pertambangan batubara yang melakukan kegiatan pengolahan dan pencucian batubara cenderung menggunakan rawa sebagai tempat pembuangan limbah batubara yang berasal dari proses pencuciannya. Walaupun di dalam dokumen AMDAL diharuskan melakukan pengelolaan limbah dengan membuat kolam pengendap secara berseri sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan dan pengendapannya dilakukan secara periodik. Batubara hasil penambangan (Run of Mine) dari tambang sebelum dipasarkan terlebih dahulu diproses di Instalasi Pengolahan dan Pencucian. Di Instalasi dilakukan proses pengecilan ukuran (antara 0,125 mm s.d. 50 mm) dan selanjutnya dilakukan pencucian dengan menggunakan air supaya partikel pengotornya lepas dari batubara. Partikel-pertikel halus tersebut terdiri dari batubara berukuran < 0,125 mm, batuan lempung, batuan lanau, batuan pasiran dan batuan lainnya yang disebut limbah batubara, dibuang ke Rawa Beloro yang berada di sekitar lnstalasi Pengolahan dan Pencucian. Tujuan penelitian ini adalah a) Mengetahui parameter kualitas air yang tercemar akibat pembuangan limbah batubara ke dalam Rawa Beloro; b) Mengetahui tingkat pencemaran yang terjadi di Rawa Beloro akibat pembuangan limbah batubara; c) Mengetahui penyebab utama terjadinya degradasi ekosistem perairan Rawa Beloro; d) Mengetahui pengaruh limbah batubara terhadap struktur komunitas pada perairan Rawa Beloro; e) Mengetahui pengaruh limbah batubara terhadap degradasilsuksesi rawa. Penelitian secara ilmiah untuk mengetahui hal.tersebut di atas belum pernah dilakukan, untuk itu perlu dilakukan penelitian. Setelah diketahuinya pengaruh pembuangan limbah batubara ke dalam rawa maka basil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembuatan peraturan atau kebijakan pemerintah di bidang industri pertambangan batubara. Penekananan pada hipotesis ini bahwa limbah batubara akan mempengaruhi beberapa aspek: a) Parameter fisika (kecerahan, suhu, kecerahan dan padatan tersuspensi) dan kimia (Fe dan pH) dapat menurunkan kualitas perairan akibat pembuangan limbah batubara; b) Rawa Beloro dikategorikan tercemar jika parameter fisika dan kimia perairan melebihi standar Indeks Mutu Kualitas Air (U. S. STORET EPA); c) Dalam penentuan kualitas perairan beberapa parameter fisika dan kimia penyebab utama dapat berkorelasi negatif dengan parameter pendukung lainnya; d) Pembuangan limbah batubara memberi darnpak pada kualitas biota perairan; e) Pembuangan limbah batubara secara terns menerus dapat mengakibatkan suksesi rawa menjadi darat. Penelitian dilakukan secara survey lapangan dan pengambilan sampel dari Rawa Beloro yang merupakan rawa yang terganggu lingkungannya akibat pembuangan limbah batubara (10 titik stasiun) dan perairan Rawa Ngandang sebagai rawa yang tidak terganggu akibat pembuangan limbah batubara yang merupakan mewakili rona awal (6 titik stasiun). Data dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengambilan sampel dari lapangan yang kemudian dianalisis di laboratorium: Balai Penelitian dan Pengembangan Industri Samarinda (analisis kualitas air), PT. Geoservices (Ltd) Bandung (sedimea) dan Laboratorium 1PB Bogor (plankton dan benthos). Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, perusahaan, Pemda setempat, dsb. Untuk mengetahui tingkat pencemaran perairan Rawa Beloro dan Rawa Ngandang mengacu pada Indek Mutu Kualitas Air menurut U. S. STORET-EPA dan PP No. 82 Tabun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air . Untuk mengetahui parameter utama dari kualitas perairan yang mengganggu ekosistem Rawa Beloro dengan cara Analisis Komponen Utama (PCA) serta untuk mengetahui kelompok dari masing-masing stasiun yang mempunyai karakteristik sama atau mendekati digunakan cara Uji Koresponden Analisis. Parameter air yang dianalisis adalah kecerahan, kekeruhan, padatan tersuspensi (TSS), suhu, pH, oksigen terlarut (DO), CO2 terlarut, bahan organik (BOD dan COD), nutrient (NO2, N03 , NH3 dan P04), sulfat (S042-), besi (Fe) dan logam berat (Cd dan Zn). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa a) Parameter air yang tercemar akibat pembuangan limbah batubara ke dalam rawa yaitu kecerahan, suhu, kekeruhan, Fe, padatan tersuspensi (TSS) dan derajat keasaman (pH). b) Kualitas air Rawa Beloro sangat buruk dengan skor -45 c) Penyebab utama degradasi Rawa Beloro adalah TSS, kadar Fe, kekeruhan dan pH.yang berkorelasi negatif dengan suhu dan kecerahan. d) Kegiatan pembuangan limbah batubara mengakibatkan kualitas biota perairan (fitoplankton, zooplankton dan makrozoobenthos) sangat rendah. e) Rawa Beloro akan berubah menjadi daratan dalam waktu 15 tahun lagi (2016) akibat dibuangnya limbah batubara sebanyak 140,000 ton/tahun dengan laju sedimentasi 4,6 x 10‾4 m3/m2/hari atau 0,1656 m3/m2/tahun. Dalam rangka mempertahankan fungsi Rawa Beloro (Rawa R1 dan Rawa R2) sebagai rawa disarankan agar Rawa Belor (R2) direhabilitasi dan ditingkatkan fungsinya sebagai indikator kualitas air limbah batubara dengan cara limbah batubara yang mengendap di Rawa Rl supaya dikeruk dan diiimbun ke bekas tambang. Selanjutnya air yang keluar dari Rawa Rl ke Rawa R2 terlebih dahulu diolah sebingga parameter kualitas air yang masuk ke Rawa R2 memenuhi kualitas air untuk perikanan sesuai dengan Baku Mutu Limbah kelas EI dari (PP No. 82 Tahun 2001). Pada rawa R2 dapat ditanami tanaman air dan di budidayakan ikan rawa. Limbah batubara yang terdiri dari batubara halus dan material yang terendap di Rawa Beloro (R1) supaya dikeruk secara berkala dan dtimbun ke bekas tambang serta batubaranya dimanfaatkan sebagai bahan briket karena jumlah batubara yang dibuang ke Rawa Beloro setiap tahunnya sebanyak 70.000 ton.
Coal mining industries which include processing and washing activities tend to use swamp as place for dumping waste in the process. Although in EIA document the project is obligated to perform management of waste by making a series of precipitation pond with certain capacity and its dredging conducted periodically. Coal product of mining (Run of Mine Coal) prior to be marketed should be processed first in the processing and washing plant. In washing plant performed granulation (between 0,125 mm to 50 mm) and then will be processed in the washing plant by using water in order that dirt particles detached from the coal sized < 0,125 mm, clay, silt stone, sand stone and other kind of rock called waste, dumping to Rawa Beloro which is located surround of washing plant. The purposes of this research are (a) to measure water quality parameter which is polluted caused by dumping waste at Rawa Beloro; (b) to measure pollution grade at Rawa Beloro caused by dumping waste; (c) to determine what is the main factor for ecosystem degradation at Rawa Beloro; (d) to determine what is the impact of dumping waste disposal on communities structure at Rawa Beloro; (e) to determine what is the impact of dumping waste on degradation of swamp. Scientific research of the above items has never been conducted yet, therefore it is necessary to be performed. By knowing the impact of dumping waste disposal into the swamp as key point of this research and so far could be used as regulation making material or government policies in coal mining industry. The stressing of this hypothesis that dumping waste will impact some aspects as follows: (a) A physic parameters (transparent, temperature, turbidity and total suspension solid) and chemistry parameters (Fe and pH) can decrease water quality caused by dumping waste disposal; (b) swamp quality of Rawa Beloro could be categorized polluted when physics and chemist parameters on swamp is higher than Water Quality Index based on U. S. STORET EPA; (c) in determining water quality some physics and chemistry parameter as the main factor can also correlated into negative impact with its support parameter; (d) dumping waste can also impact the quality of swamp biota; (e) sustainable of dumping waste will cause swamp succession become land. Research is conducted by field surveying and sampling from Rawa Beloro where its environment disturbed by dumping waste (10 station coordinates) and Rawa Ngandang as the undisturbed swamp which represent initial color (6 station coordinates). The data from this research included primary and secondary data. Primary data obtained from field sampling which then analyzed in the Laboratory of Industry research and development Bureau of Samarinda (water quality analysis), PT. Geoservices (Ltd) Bandung (sediment) and Laboratory of IPB Bogor (plankton and benthos). Secondary data obtained from library study, company, local government, etc. To determine the grade of swamp polluted at Rawa Beloro and Rawa Ngandang, applied on Water Quality Index by U. S. STORET EPA and Government Regulation No. 8212001 concerning Water Quality Management and Water Pollution Control. To determine dominant parameter of swamp quality which is impact the ecosystem of Rawa Beloro is by done Principal Component Analysis (PCA) and so far to know group of each station which has the same characteristic or approximately is done by using Correspondent Assessment Analysis. Water parameters which is to be analyzed are the transparent and turbidity, suspension solid (TSS), temperature, pH, diluted oxygen (DO), diluted CO2, organic material (BOD and COD), nutrient (NO2, NO3, NH3, and PO4), sulfate (SO42'), iron (Fe) and heavy metal (Cd and Zn). Based on this research conclusion that: (a) polluted water parameters caused by dumping waste into swamp as follows: temperature, transparent, turbidity, total suspension solid (TSS), Fe and pH; (b) the water quality at Rawa Beloro is very polluted and the score is -45; (c) the main factor of Rawa Beloro' degradation are total suspended solid (TSS), Fe, turbidity negative correlation to temperature and transparent; (d) dumping waste disposal activity causes the quality of swamp biota (phytoplankton, zooplankton and makrozoobenthos) is very low; (e) the swamp of Rawa Beloro will change to be land within 14 years causing by dumping waste of capacity 140.000 ton annually with the grade of sediment 4,6 x 10‾4 m3/m2/hari atau 0,1656 m3/m2/year. In order to maintain the function of Rawa Beloro (Swamp R1 and Swamp R2) as swamp it is suggested that Rawa Beloro (R2) should be rehabilitated and increased its function as waste water quality indicator by dredging the waste in Swamp R1 and piled to the ex-mined area. And then the outlet of Swamp (R1) to Swamp (R2) firstly processed so that water quality parameter incoming to swamp (R2) (inlet), meet water quality to fishery in accordance with Standard III class of Government Regulation No. 821200I concerning Water Quality Management and Water Pollution Control. In Swamp R2 could be planted with water plant and bred swamp fish. The waste contains of fine coal and material precipitated in Rawa Seloro (R1) should be dredged periodically, dumping into ex-mined area and fine coal of approximately 70.000 ton per year can be used as coal briquette material.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T1108
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.J. Hananto
Abstrak :
Rumah sakit merupakan penghasil limbah medik atau klinis terbesar yang mengandung segala macam penyakit yang ada di masyarakat, sehingga dapat dikatakan mengandung potensi bahaya bagi Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan karena tercemar bahaya infeksius, toksin dan radioaktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran apakah manajemen pengolahan limbah cair di RSUP Persahabatan dapat memperbaiki mutu air lirnbah rumah sakit. Penelitian ini menggunakan metode wawancara merndalam, pengamatan lapangan dan dirancang dengan analisa kualitatif. Sebagai bahan penyusunan instrumen digunakan instrumen dari kepustakaan serta instrumen SOP. Lokasi penelitian dilakukan di RSUP Persahabatan di instalasi Sanitasi dan unit-unit yang terkait. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengolahan air limbah di RSUP Persahabatan menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (JPAL) dengan PENYAO tipe WSZ - 1OF yang hanya untuk mengolah air limbah dari laundry dan dapur gizi, sedangkan air limbah dari rawat inap, rawat jalan, kamar operasi, Farmasi dan Laboratarium dialirkan ke Septik Tank Efluent yang dihasilkan IPAL sudah memenuhi standard baku mutu dari BAPEDALDA, tetapi belum dimanfaatkan atau didaur ulang. Tenaga yang dimiliki masih belum memadai berdasarkan Keputusan Dir. Jon. PPM dan PPL No. HK 00.06.6.44. th 1993. Kesimpulan dari penelitian ini IPAL yang ada di RSUP Persahabatan sudah cukup baik, tapi belum mencakup keseluruhan air limbah rumah sakit Ketenagaan belum mencukupi, angaran pengoperasian dan pemeliharaan terbatas. Saran-saran utama yang disampaikan adalah air limbah rumah sakit yang belum diolah dengan IPAL agar diolah dengan IPAL dengan cara pembuatan instalasi perpipaan untuk disalurkan ke IPAL, atau membuat IPAL baru untuk mengolah air limbah yang belum diolah tersebut. Mengenai ketenagaan dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan ataupun seminar-seminar yang melibatkan tenaga Instalasi Sanitasi. ......Management of Clinical Liquid Waste Treatment at RSUP Persahabatan A hospital in the biggest producer of medical or clinical waste which contains various kinds of diseases existing amidst the people, so that it brings potential danger for the people's Health and Environment since the wastes is likely to be polluted by infectious, toxic and radio active materials. Purposes of this study are to find description whether the management of liquid waste treatment at RSUP Persahabatan can improve quality of the hospital's water waste. This study used method of detailed interview, the filed observation and was planned with qualitative analysis. The material for preparing instrument stemmed from the instrument from library and SOP instrument. The location of this study was RSUP Persahabatan at Sanitation Installation and order related units. The finding of this study indicates that liquid waste treatment at RSUP Persahabatan used Water Waste Treatment Installation OPAL) with PENYAO type of WSZ - IOF only for treating the waste water from laundry and kitchen, meanwhile the waste water from the hospital's rooms for hospitalized patients (rawat inap), clinic rooms (rawat jalan), operating installation, Pharmacy, and Laboratory were flowed to Septic Tank The Effluent by the IPAL has already met the quality standard I bench mark of BAPEDALDA, but it has not been yet utilized or recycled. The personnel of the hospital have not been yet sufficient by virtue of the Decree of Director General of PPM and PPL No. K 00.06.6.44 YEAR OF 1993. This study can be concluded that the IPAL at RSUP Persahabatan has been good enough, but it does not cover the entire of the hospital's waste, and the existing personnel are not sufficient, the operational budged and maintenance budget are limited. The advice to be given are the hospital should treat the untreated water waste to be treated with IPAL, or establishing new IPAL for treating the untreated water waste. The personnel's skill and capability should be upgraded by organizing training or seminars involving the personnel of the Sanitation Installation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T2581
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Munandar
Abstrak :
Rumah Sakit merupakan institusi yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan, terutama dari limbah cair yang dihasilkan karena kegiatan sehari-hari. Penanganan limbah cair dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia dan biologis atau gabungan dari ketiganya. Salah satu pengolahan limbah cair secara biologis adalah menggunakan Rotating Biological Contactors (RBC). Metode ini memanfaatkan kemampuan mikrobia daiam merombak bahan cemaran sampai menjadi senyawa yang stabil.

Penelitian ini dilatar belakangi masih tingginya parameter limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi, yang angkanya masih diatas Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit sehingga dimungkinkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan sekitarnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penurunan kandungan BOD, COD, P04, TSS, NH3 dan MPN Coli limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi setelah diolah dengan RBC sebagai unit pengolahan limbah cair secara biologis, sehingga didapatkan limbah cair yang kualitasnya lebih baik. Disamping itu juga untuk mengetahui penurunan terbaik parameter limbah cair tersebut berdasarkan waktu tinggal dan waktu putar (3 rpm).

Jenis penelitian adalah Eksperimen dengan rancangan One Group Pretest-Postest, dimana sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu dilakukan aklimasi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa limbah cair Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi setelah diolah dengan RBC, terdapat penurunan parameter berdasarkan variasi waktu tinggal dan waktu putar (3 rpm). Hasil penelitian dilapangan ditemukan penurunan parameter BOD, COD, P04, pada waktu tinggal 60 menit dengan putaran 3 rpm, merupakan penurunan yang optimum. Artinya dalam waktu 60 menit diolah dengan RBC maka parameter BOD, COD, dan PO4 terjadi penurunan yang memenuhi Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit yaitu BOD = 14,25 mg/L, COD = 22,25 mg/L, dan P04 = 0,72 mg/L. Sedangkan waktu tinggal 120 menit, 180 menit, 240 menit dan 300 menit terjadi penurunan parameter BOD, COD dan P04 tetapi penurunannya sangat kecil.

Parameter TSS dan NH3 terjadi penurunan pada semua waktu tinggal tetapi, penurunan yang terjadi hasilnya masih diatas Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit yaitu TSS antara 1,64 mg/L sampai dengan 174,75 mg/L dan NH3 antara 1,31 mg/L sampai dengan 1,52 mg/L.

Sedangkan parameter bakteriologis terbukti terjadi penurunan MPN Coli yang optimum oleh karena dari semua waktu tinggal yang digunakan hasilnya menunjukan penurunan MPN Coli dapat memenuhi Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit yaitu antara 2090 sampai 5260.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa :
1. RBC dapat menurunkan kandungan parameter limbah cair Rumah Sakit.
2. Penurunan kandungan parameter yang optimum berdasarkan waktu tinggal adalah BOD, COD, PO4 dan MPN Coli.
3. Penurunan kandungan parameter TSS dan NH3 terjadi berdasarkan waktu tinggal tetapi hasil penurunan tersebut masih diatas Standar Baku Mutu Limbah Cair Rumah Sakit.
Untuk itu disarankan kepada manajemen RSUD Raden Mattaher Jambi, dapat menggunakan metode RBC ini yang dimodifikasi sesuai volume limbah cair yang dihasilkan. Disamping itu perlu mengfungsikan kembali aerator yang ada pads IPAL. Sedangkan kepada peneliti lain yang berminat untuk penelitian lanjutan agar metode ini lebih sempurna.
Processing of the Liquid Garbage at the General Hospital of Raden Mattaher, Jambi by Rotating Biological Contactors (RBC) (Case Study at the General Hospital of Raden Mattaher, Jambi)Hospital is an institution that having potency in rising of environment contamination, especially to liquid garbage that resulted from the daily activities. The management of liquid garbage can be conducted by physical, chemical and biological ways or combination of them. One of liquid garbage biologically processing, it was using Rotating Biological Contactor (RBC). This method is utilizing the capability of microbial in changing the pollution material up to stable compound.

The background of this study, it is still high the content parameter of liquid garbage at the General Hospital of Raden Mattaher, Jambi, which is the rate still over than the Basic Quality of liquid garbage of Hospital, so it is possibility raising the negative impact to the surroundings environmental.

The objective of this study is to determine the reducing of BOD, COD, P04, TSS, NH3 contents, and MPN Collie liquid garbage at General Hospital, Raden Mattaher, Jambi after processing by RBC as processor unit of liquid garbage biologically, so it obtained liquid garbage in good quality. Besides that, it is to determine the best reducing on content parameter of liquid garbage based on stay time and cycle time (3 rpm).

This study is experimental with the design one group pretest posttest, where before conducting the study, it done acclamation in the previous.

The result of this study shows that the liquid garbage at General Hospital of Raden Mattaher, Jambi after processing with RBC, there was reducing parameter based on variation of staying time and cycle time (3 rpm) in differently. The result at the field found that the reducing parameter of BOD, COD, P04, on the stay time is 60 minutes with 3 rpm, it is optimum reducing. It means that in 60 minutes processing by RBC, so the parameter of BOD, COD, and P04, shows reducing that meet with the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the Hospital that is BOD = 14.25 mg/L, COD = 22.25 mg/L, and PO4 = 0.72 mg/L. While the stay time 120 minutes, 180 minutes, 240 minutes and 300 minutes shows reducing parameter of BOD, COD, and P04, but the reducing is very small.

The parameter TSS and NH3 shows the reducing on all stay time, however the reducing the showed still above the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the Hospital that is TSS between 1.64 mg/L - 174.75 mg/L, and NH3 between 1.31 mg/L - 1.522 mg/L.

While the parameter of bacteriologic proves occur reducing MPN Collie that optimum, because out of all the stay time that used result shows reducing MPN Collie meet with the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the Hospital those are between 2090 to 5260.

Based on the result above, it can be concluded as the followings:
1. The RBC could reduce the parameter contents of liquid garbage of hospital.
2. The reducing of optimum parameter content based on the stay time is BOD, COD, P04, and MPN Collie.
3. The reducing parameter content of TSS and NH3 occur based on stay time, but the result of reducing is still above the Standard of Basic Quality of liquid garbage at the hospital.
It is recommended to the management of the General Hospital of Raden Matther Jambi to use the RBC method that modified according to the volume of liquid garbage that resulted. Besides that, it should reutilize aerator that available on IPAL. While the other researchers that interested to do further study to make this method more perfectly.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T4697
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Tagor Marsillam
Abstrak :
Kegiatan Pelayanan Kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit selain memberikan dampak positif juga berpotensi menimbulkan dampak negatif yang disebabkan oleh pembuangan limbah, berupa limbah padat, cair, dan gas. Limbah cair rumah sakit merupakan salah satu sumber pencemaran yang sangat potensial, karena mengandung senyawa organik yang cukup tinggi dan mengandung senyawa-senyawa kimia lain serta mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit terhadap masyarakat di sekitarnya. Upaya pengelolaan limbah rumah sakit khususnya limbah cair, merupakan salah satu upaya penyehatan lingkungan rumah sakit dan lingkungan sekitarnya. Namun kenyataannya belum semua rumah sakit dapat melaksanakannya secara optimal. Berbagai penelitian menunjukkan belum banyak rumah sakit yang mengelola limbah cairnya dengan baik, bahkan tidak satu pun rumah sakit yang berada di wilayah DKl Jakarta dapat memenuhi persyaratan Baku Mutu Limbah Cair. Berdasarkan kenyataan tersebut kebutuhan fasilitas pengolahan limbah cair rumah sakit harus diperhatikan. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif penyelesaian untuk memperbaiki kualitas efluen limbah cair rumah sakit tersebut. Penelitian Pengaruh Penambahan inokulum Pada Pengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dilakukan sebagai alternatif pengolahan limbah cair rumah sakit. Dengan penambahan inokulum, berarti ada penambahan sejumlah mikroorganisme ke dalam sistem pengolahan limbah cair rumah sakit yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pengolahannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan inokulum M-Bio terhadap tingkat penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli dan untuk membandingkan tingkat penurunan konsentrasi setiap parameter dengan waktu tinggal dalam reaktor selama 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, dan 96 jam, sehingga diketahui tingkat penurunan tertinggi. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Penambahan M-Bio akan mengakibatkan penurunan konsentrasi BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli pada pengolahan limbah cair rumah sakit di dalam reaktor fixed-film aerobic. 2. Penambahan M-Bio akan meningkatkan penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli pada limbah cair rumah sakit, dengan meningkatnya waktu tinggal limbah cair tersebut dalam reaktor fixed-film aerobic. Penelitian eksperimental dilakukan dalam skala laboratorium dengan rancangan penelitian acak lengkap one group pretest-postest design, yang dilakukan dengan waktu pengamatan 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, dan 96 jam. Sampel limbah cair rumah sakit diambil dari inlet gabungan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) RSUD Pasar Rebo, Jakarta Timur. Parameter utama yang diukur adalah BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli. Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan uji statistik t-test dan korelasi regresi. Berdasarkan hasil dan pembahasan data yang diperoleh dari penelitian ini, maka kesimpulan yang diperoleh adalah: 1. Penggunaan M-Bio pada penelitian ini mengakibatkan penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli secara signifikan (p<0,005). 2. Penggunaan M-Bio memberikan persentase penurunan terbesar untuk konsentrasi parameter BOD sebesar 54,57% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi COD sebesar 60,24% pada waktu tinggal 24 jam, konsentrasi padatan tersuspensi sebesar 51,79% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi nitrat sebesar 39.81% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi nitrit sebesar 49,81% pada waktu tinggal 8 jam, konsentrasi fosfat sebesar 52,15% pada waktu tinggal 8 jam, dan konsentrasi E. coli sebesar 45,56% pada waktu tinggal 8 jam. 3. Penggunaan M-Bio pada penelitian ini akan meningkatkan penurunan konsentrasi parameter BOD, COD, Padatan Tersuspensi, Fosfat, Nitrat, Nitrit, dan E. coli secara signifikan (p<0,005), sejalan dengan peningkatan waktu tinggal limbah cair tersebut dalam reaktor fixed-film aerobic.
Inoculums Influence on Hospital Wastewater Treatment (A case study on Wastewater Treatment of Pasar Rebo General Hospital, Jakarta with M-Bio on Fixed-Film Aerobic Reactor) Medical services by hospital have negative impact due to waste produced such as solid material, liquid and gas, besides positive impact. Hospital wastewater is one of the potential pollutants related to organic compound, other chemical compounds, and pathogenic microorganism content that cause disease on community. Waste management in hospital especially wastewater treatment becomes hospital sanitary and environment. In fact, only several hospitals do it better. According to the research, there are not many hospital have a management on wastewater. Even in Jakarta, there is no hospital who reaches the effluent standard in wastewater quality. Based on this condition, hospital wastewater treatment facility should be attended. Thus, the solving alternative is needed to make hospital wastewater effluent quality better. The study about inoculums influence on hospital wastewater treatment was conducted as an alternative for hospital wastewater treatment. A number of microorganisms were added into hospital wastewater treatment system in order to increase with effectively by inoculums addition. The aim of this study is to understand the inoculums influence of M-Bio on removal concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, NO3-, N02-, P043-, and E. coli and to compare the removal concentration of parameters with detention time in the reactor for 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, and 96 hours, finally the highest ratio of decreasing parameters will found. The hypotheses of this study are: 1. An addition of M-Bio will decrease the concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, N03-, N02-, PO43-, and E. coli on hospital wastewater treatment using fixed-film aerobic reactor. 2. An addition of M-Bio will decrease the concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, NO3-, N02-, PO43-, and E. coli on hospital wastewater due to increasing detention time of hospital wastewater in fixed-film aerobic reactor. An experimental study with one group pretest-posttest used completed random design and was conducted in the Environmental Laboratory of Engineering, University of Indonesia. The experiment was conducted with the observation time for 0, 2, 4, 6, 8, 16, 24, 36, 48, 72, and 96 hours. Hospital wastewater samples were taken from the inlet of sewage treatment Plant (IPAL) on Pasar Rebo General Hospital, Jakarta. The main parameters that measured were BOD, COD, Suspended solids, N03-, N02-, PO43-, and E. coli. All data were analyzed using analysis of t-test and regression correlation. The conclusions of this study are: 1. M-Bio decrease significant the concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids. N03-, N02-, PO43-, and E. coli (p < 0.005). 2. The highest removal concentration of BOD in 54, 57% with detention time 8 hours, COD = 60, 24%; 24 hours, Suspended solids = 51, 79%; 8 hours, N03-= 39, 81%; 8 hours, N02- = 49, 81%; 8 hours, P043- = 52, 15%; 8 hours, and E. coli = 45, 56%; 8 hours. 3. M-Bio increase significant the removal concentration of parameters BOD, COD, Suspended solids, NO3, N02 , P043-, and E. coli on hospital wastewater (p < 0.005) due to the increasing detention time of hospital wastewater in the fixed-film aerobic reactor.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Saraswati
Abstrak :
The area of Bandung municipality was 16,180.65 hectares with a population of 1,806,409 persons; so that it categorized as area with high population density that was 112 persons per hectares noted in 1998. It was implied that the high density of population by land use in 1997, which was more than 70% of this area occupied for settlement and industrial regions. With such populated area, one could expect a huge amount of waste accumulated. Municipal solid waste generated approximately 8,000 m3 per day that was disposed to three disposal sites. These were located at TPA (Tempat[ Pembuangan Akhir) Sampah Leuwigajah, Jelekong and Pasir Impun. These areas operate until the year 2002. Therefore, Bandung municipality should seek a new location for disposal site. To find new disposal site based on scientific considerations, geographical information system and approach were employed. The methods used were overlaying techniques with scoring method. The scoring method consisted of physical and social parameters. To determine the most suitable location, technical measurement was also considered. Solid waste disposed to TPA will be decomposed that create odor, gas and liquid that impact on the environment. Gas, especially methane would be flammable. While, the liquid might produce leachate that will be absorbed by the soil surface. In consequence, it would contaminate the ground water. Therefore, in determining most suitable disposal site one must discern physical and social conditions. According to SK SNI T-11-1991-03 regarding TPA Sampah (Waste Disposal Site) Selection Procedures, physical condition parameters must be considered, e.g. altitude, slope, geological risk, soil type, and water table. While social condition parameters consist of population density, land use, and distance from waste source. Each parameter was scored according to the condition. Then, each thematic map was overlaid one to the other to have strata of the most suitable, suitable and not suitable areas for disposal site based on physical and social parameters. There are 37 most suitable locations that must be analyzed to obtain selected location. Then, technical consideration was applied to determine the selected location. The technical consideration parameters contained location area, water discharge and recharge system, accessibility, and distance from the river, distance from the airport, traffic condition, and windrow. The most important parameter was location area. The measurement for location area with assumption for 15 years of operation period, and eight kecamatan would dispose its waste to the selected location. The eight kecarnatan were Margahayu, Margaasih, Katapang, Dayeuhkolot, Soreang, Cimahi Selatan, Cimahi Tengah and Cimahi Utara. These were highly dense population, so that it would not have its own disposal site. The disposal site area required would be around 212.12 hectares. In conclusion, the proposed, most suitable location for Bandung Municipal Solid Waste disposal site would be the area of 357.49 hectares, which was located in the border of Kecamatan Soreang and Katapang.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Robet Tua Parluhutan
Abstrak :
Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang dampak sosial operasionalisasi TPA Sampah Bantargebang terhadap kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi TPA. Penelitian ini dalam rangka memberikan masukan untuk menanggulangi dampak sosial yang dirasakan masyarakat yang berada di sekitar lokasi tersebut terutama pada masyarakat Kelurahan Ciketing Udik, Cikiwul dan Sumur Batu, yang wilayahnya terkena dampak sosial paling intensif dari operasionalisasi TPA Sampah Bantargebang. Pembangunan TPA Bantargebang adalah merupakan salah satu bentuk kerjasama Pemerintah Kota Bekasi dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan tujuan untuk menangani masalah persampahan yang dialami masyarakat di Kota Jakarta dan Kota Bekasi. Operasionalisasi TPA Sampah Bantargebang telah menimbulkan dampak pada perubahan lingkungan baik fisik maupun sosial. Penelitian ini mencoba melihat bagaimana masyarakat disekitar lokasi TPA Sampah tersebut bereaksi terhadap perubahan lingkungan yang terjadi di sekitar mereka. Terutama pada perubahan lingkungan sosial yang terjadi di sekitar lokasi TPA Sampah tersebut sebagai dampak sosial dari operasionalisasi TPA Sampah Bantargebang. Keberadaan TPA Sampah Bantargebang tersebut telah membawa banyak perubahan terhadap prikehidupan masyarakat dan keluarga pada masyarakat di sekitar lokasi TPA tersebut. Pola mobilitas masyarakat dan terjadinya interaksi antara masyarakat setempat masyarakat-masyarakat pendatang yang pada umunya berprofesi sebagai pemulung mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan tata cara hidup yang dianut masyarakat. Hal ini menunjukkan telah terjadi suatu hubungan timbal balik yang dinamis antara operasionalisasi TPA Sampah di satu sisi dengan perubahan pada kondisi sosial masyarakat di sisi lain dan upaya masyarakat setempat untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di sekitar mereka. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriftif yang diperoleh melalui studi pustaka, observasi dan wawancara mendalam (indepth interview) dengan informan. Lingkup informan mencakup unsur pengelola, pemerintah, masyarakat sekitar (non pemulung), dan masyarakat pemulung. Dari analisis hasil temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa upaya penanggulangan dampak sosial operasionalisasi TPA Sampah Bantargebang terhadap kesejahteraan masyarakat adalah merupakan tanggung jawab sosial pengelola dan pemerintah daerah. Perubahan yang telah dilakukan sejak tahun 2002 telah berjalan ke arah perbaikan terutama pada sarana dan prasarana pendudkung bagi masyarakat di sekitar lokasi TPA tersebut. Walaupun dalam pelaksanannya masih mengalami beberapa kendala-kendala baik itu kendala dari dalam (faktor manusia) yang berasal dari perilaku para pemulung dan perilaku para petugas pengelolaan TPA Sampah Bantargebang dan kondisi dari luar (faktor lingkungan) yang berasal dari karakteristik fisik wilayah, teknologi dan pemerintah daerah.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10779
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>