Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Intan Hermina Rudi
"Penelitian ini menggambarkan penerapan teori Planned Behavior (Fishbein & Ajzen, 1988) tcrhadap pcningkatan perilaku pada komunitas ibu-ibu dalam mendaur ulang sampah rumah tangganya.
Penelitian ini merupakan tindakan intervcnsi lanjutan dari intervensi yang pertama kali dilakukan karcna untuk mcmpcrtahankan pcrilaku yang sudah tcrbcntuk dan lebih jauhnya lagi untuk meningkatkan perilaku tersebut diperlukan tindakan intervensi yang terus menems. Sasaran intervensi adalah pengurus dari organisasi
Gerakan Peduli Lingkungan (GPL) yang telah terbentuk pada intervensi pertama kali, dan komunitas ibu-ibu di 4 RT, RT Ol s/d 04, RW 08 PPI sebagai change target yang merupakan percontohan dalam program intervensi lanjutan. Strategi
intcrvcnsi yang digunakan dalam program intervensi ini adalah tiga tcknik intervensi yang dikombinasikan, yaitu injimrmation, incentives dan community management.
Dari tindakan intcrvcnsi lanj utan ini mcnghasilkan 4 (cmpat) tim kadcr sosialisasi program GPL dalam mendaur ulang sampah rumah tangganya, kelengkapan peralatan untuk simulasi dalam program sosialisasi, community management yang dilengkapi dengan website (www.gp(@kavon.com) dan peningkalau pada komunitas ibu-ibu yang mendaur ulang sampahnya dari 36 yang belum mengompos terdapat 22 (61 ,1%) yang melakukan uji coba mendaur ulang sampah setelah dilakukan program intervensi. Dari penerapan teori Planned Behavior
dalam program intentensi ini ditemukan bahwa ada perbedaan determinan yang signiiikan antara komunitas ibu-ibu yang belum dan sudah mengompos. Pada komunitas ibu-ibu yang sudah mengompos, detenninan munculnya pcrilaku
mendaur ulang sampah rumah tangganya adalah detenninan norma subjektif
dengan beta 0.680 (p<0.05) sedangkan determinan munculnya perilaku tidak mendaur ulang sampahnya pada komunitis ibu-ibu adalah deterrninan sikap dengan beta 0.450 (p<0.05). Dan setelah dilakukan program intervensi, determinan Perceived Behavioral Control (PBC) menjadi determinan yang signitikan dalam munculnya perilaku mendaur ulang sarnpah organik pada komunitas ibu-ibu yang baru melakukan pengomposan dengan beta 0,717 (p<0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38390
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defiana Darmastuti
"Timbulan sampah di Tempat Rekreasi terus meningkat akibat pertambahan jumlah pengunjung wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ancol merupakan tempat rekreasi yang telah memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TPST sebagai upaya mengurangi timbulan sampah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi daur ulang serta alur perjalanan material sampah daur ulang di TPST Ancol. Untuk pemerolehan data dapat dilakukan dengan pemilahan sampah sesuai SNI 19-3964-1994, wawancara serta survey lapangan. Dari pelaksaan penelitian diperoleh recovery rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 89,94 , dan untuk nilai recycling rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 20,17 walaupun nilai recycling rate dari penjualan material daur ulang mencapai 5,89. Keuntungan ekonomi yang diperoleh setiap harinya adalah Rp 131.900,- namun tidak termasuk keuntungan kompos. Perjalanan material daur ulang sampah, dimulai dari TPST Ancol, lapak besar, dan indsutri daur ulang. Residu sampah yang diperoleh di TPST Ancol, terdiri dari popok bayi, pembalut, tekstil, sterefoam, plastik kemasan, tisu, debu, kayu, serta ayakan kompos. Sedangkan upaya peningkatan daur ulang adalah dari segi kinerja TPST Ancol, pelaku daur ulang dan kualitas sampah yang dijual. Melalui nilai recycling rate eksisting menunjukkan TPST Ancol belum optimum mencapai nilai recycling rate yang seharusnya bisa diperoleh, sehingga pencapaiaan nilai ekonomi belum maksimum.

Solid waste generation amusement park continues to increase due to the increasing number of visitors are increasing every year. Ancol is a recreation place that has owned Material Recovery Facility MRF as an effort to reduce solid waste generation. This research was conducted to find out recycling rate with recycling of recycle waste material at Ancol s MRF. To obtain data can be done by sorting waste according to SNI 19 3964 1994, interview and observation. From the research, the recovery rate based on US EPA literature, 1994 was 89,94 , and for the recycling rate based on US EPA literature, 1994 was 20,17 although the recycling rate of recycled material sales reached 5,89. Economic profit earned per day is Rp 131.900, but excludes compost benefits. Flow of waste recycling materials, starting from Ancol s MRF, large stalls, and recycling industries. The waste residue obtained at the Ancol s MRF, consisting of baby diapers, bandages, textiles, sterefoam, plastic packaging, tissue, dust, wood, and compost sieve. While efforts to increase recycling is from the aspect of performance of Ancol TPST, recycling agents and quality of waste sold. Through the existing recycling rate, the Ancol TPST is not yet optimum to reach the recycling rate that should be obtained, so that the economic value is also not maximized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Fatimah Azzahra
"Prinsip ekonomi sirkular yang memanfaatkan limbah agar dapat digunakan kembali sebagai bahan baku dapat membantu permasalahan manajemen sampah. Salah satu metodenya adalah menggunakan teknologi anaerobic digestion (AD) yang dapat mengolah sampah organik menjadi biogas dan digestat. Penerapan AD merupakan salah satu aspek dari sistem ekonomi sirkular karena berpotensi mengurangi masalah produksi limbah dengan menggunakan fasilitas produksi biogas untuk daur ulang menjadi sebuah produk. Hasil dari AD menggunakan substrat produk kelautan telah ditinjau dari beberapa riset. Namun, tinjauan mendalam khususnya hasil kelautan Indonesia masih diperlukan untuk pengembangan metana lebih lanjut, seperti jenis dan rasio pencampuran substrat untuk mengoptimalkan proses AD. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi implementasi limbah ikan menggunakan anaerobic digestion dalam ekonomi sirkular dengan menggunakan metode material flow analysis dan menganalisis nilai ekonomi yang dihasilkan dari pengelolaan limbah ikan berbasis anaerobic digestion. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada kerangka kerja Circular Transition Indicator (CTI), dengan satu indikator yang digunakan yaitu close the loop berupa persentase sirkularitas material (material circularity). Hasil penelitian menunjukkan dengan jumlah sampah organik berupa limbah ikan dan digestat sampah sisa makanan sebanyak 0,3 kg, teknologi AD menghasilkan gas metana sebanyak 0,002 mL/grVS selama 7 hari dan tingkat sirkularitas sebesar 50%. Berdasarkan hasil analisis nilai ekonomi unit AD laboratorium rekayasa dan kualitas air, volume metana dapat dikonversi menjadi pengganti alternatif bahan bakar gas LPG sehingga dapat dihitung nilai ekonomis dari penelitian ini sebesar Rp194.000,00 yang juga merupakan biaya penghematan yang dihasilkan menurut Peraturan Menteri ESDM No. 28 tahun 2021 tentang Tentang Penyediaan dan Pendistribusian Liquefied Petroleum Gas. Menurut CTI, upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat sirkularitas, limbah ikan dapat dimanfaatkan untuk alternatif pakan ternak dan pupuk organik. Metode pemanfaatan tersebut tidak hanya meningkatkan tingkat sirkularitas, namun juga dapat mencegah dampak buruk terhadap lingkungan yang dapat disebabkan oleh sampah organik.

Circular economy principles that utilize waste so that it can be reused as raw materials can help with waste management problems. One method is to use anaerobic digestion (AD) technology which can process organic waste into biogas and digestate. The application of AD is one aspect of a circular economic system because it has the potential to reduce the problem of waste production by using biogas production facilities for recycling into a product. The results of AD using marine product substrates have been reviewed from several studies. However, an in-depth review of Indonesian marine results is still needed for further methane development, such as the type and mixing ratio of substrates to optimize the AD process. This research aims to analyze the potential for implementing fish waste using anaerobic digestion in a circular economy using the material flow analysis method and analyzing the economic value resulting from anaerobic digestion-based fish waste management. This research was carried out by referring to the Circular Transition Indicator (CTI) framework, with one indicator used, namely close the loop in the form of the percentage of material circularity. The research results show that with the amount of organic waste in the form of fish waste and food waste digestate of 0.3 kg, AD technology produces 0,002 mL/grVS of methane gas for 7 days and a circularity level of 50%. Based on the results of the analysis of the economic value of the engineering laboratory AD unit and water quality, the volume of methane can be converted into an alternative substitute for LPG gas fuel so that the economic value of this research can be calculated as IDR 194,000.00 which is also the cost savings generated according to the Ministerial Regulation ESDM No. 28 of 2021 concerning the Supply and Distribution of Liquefied Petroleum Gas. According to CTI, efforts can be made to increase the level of circularity, fish waste can be used as alternative animal feed and organic fertilizer. This utilization method not only increases the level of circularity but can also prevent negative impacts on the environment that can be caused by organic waste."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wulan Erna Komariah
"Limbah cangkang kepiting dapat menimbulkan polusi udara serta menyebabkaa pencemaran tanah yaitu meningkatnya BOD dan COD. Padahal limbah yang berasal dari rumah makan seafood ini merupakan sumber potensial pembuatan kitosan yang diperoleh dengan mendeasetilasi kitin dari cangkang kepiting menggunakan NaOH. Kitin diperoleh melalui demineralisasi dengan asam kuat (HCl) dan deproteinasi dengan basa kuat (NaOH). Pada proses demineralisasi dan deproteinasi dilakukan variasi pengaruh konsentrasi larutan 0,5; 0,75; 1,0; 1,25; 1,5 M dan waktu reaksi selama 30; 60; 90; 120; 150 menit, dengan agitasi 500 rpm. Untuk mengetahui kandungan mineral dan protein yang masih tersisa pada kitin dilakukan uji kadar abu dan protein menggunakan metoda Kjehdahl. Kondisi optimum demineralisasi diperoleh dengan menggunakan larutan HC1 1 M selama 60 menit pada suhu 60°C, dan deproteinasi diperoleh dengan menggunakan larutan NaOH 1 M selama 120 menit pada suhu 70°C. Setelah itu dilakukan deasetilasi dengan pengaruh konsentrasi NaOH 30; 40; 50; 60; 70 % berat dan waktu kontak selama 15; 45; 75; 105; 135 menit. Untuk mengetahui derajat deasetilasi optimum dilakukan analisis FTIR. Optimasi proses deasetilasi diperoleh dengan menggunakan larutan NaOH 50 % selama 45 menit pada suhu 100°C dan agitasi 500 rpm, hasil derajat deasetilasi sebesar 52,95. Kitosan memiliki reaktifitas yang tinggi, dan bersifat sebagai bahan pengemuisi koagulasi serta polielektrolit kation sehingga mampu berperan sebagai adsorben terhadap logam berat. Oleh karena itu, kitosan dari limbah cangkang kepiting ini dapat digunakan sebagai adsorben logam Cd (II) pada air limbah. Kadmium sering digunakan pada pigmen keramik, penyepuhan listrik, pembuatan alloy dan baterai alkali (Marganof, 2003). Efek keracunan yang dapat ditimbulkan kadmium berupa penyakit paru-paru, hati, tekanan darah tinggi, gangguan pada sistem ginjal dan kelenjar pencemaan. Kitosan dengan hasil derajat deasetilasi tertinggi sebesar 52,95 digunakan untuk mengadsorpsi ion logam kadmium dengan pengaruh pH dan waktu kontak. Dari hasil penelitian terbukti bahwa kitosan dari limbah cangkang kepiting mampu mengadsorp ion logam kadmium. Kondisi terbaik penyerapan kadmium oleh kitosan diperoleh pada pH 5 selama 5 jam."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
D. Reidel Publishing Company,
665.5389 CON r
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Najla Zulfikar
"Silika mesopori dapat digunakan sebagai material adsorben zat warna sebagai langkah pencegahan timbulnya permasalahan lingkungan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa limbah pertanian tongkol jagung telah berhasil dimanfaatkan sebagai prekursor silika dalam pembuatan silika mesopori, agar aplikasinya sebagai adsorben berbagai zat warna memiliki kinerja yang baik maka dibutuhkan adanya inovasi dalam proses sintesis mesopori silika berbahan dasar bio massa. Untuk mengetahui kondisi sintesis yang mampu menghasilkan silika mesopori dengan luas permukaan serta kapasitas adsorpsi yang tinggi maka pada penelitian ini dilakukan variasi rasio massa surfaktan Cetyltrimethyl ammonium bromide(CTAB)/Pluronic (P123) yang digunakan, yaitu; 0:1, 1:3, 1:1, dan 3:1. Kemudian silika mesopori yang terbentuk di karakterisasi dengan SAXS, SEM, BET, FTIR, dan spektrofotometri UV Visible. Silika mesopori yang disintesis pada penelitian ini memiliki volume adsorpsi antara 127 – 425 cc/g dan diameter pori antara 0,17 – 6,24 nm. Silika mesopori yang dihasilkan juga memiliki luas permukaan antara 127,47 – 425,12 m2/g kapasitas adsorbansi pada rentang 0,6 – 2,6 mg/g dan persentase penyerapan zat antara 6 – 26% setelah proses adsorpsi selama 3 jam. Pada penggunaan rasio Cetyltrimethyl ammonium bromide(CTAB)/Pluronic (P123)sebesar 1:1 dihasilkan luas permukaan, kapasitas adsorbansi, dan persentase penyerapan zat warna tertinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa silika mesopori menyerap zat warna kationik lebih baik dibandingkan anionik dan memiliki potensi untuk dijadikan sebagai material adsorben berbasis bio massa

Mesoporous silica can be used as a dye adsorbent material as a measure to prevent environmental problems. Based on previous research, it is known that corncob agricultural waste has been successfully used as a silica precursor in the manufacture of mesoporous silica so that its application as an adsorbent of various dyes has good performance, innovation is needed in the synthesis process of mesoporous silica-based on biomass. To determine the synthesis conditions capable of producing mesoporous silica with a high surface area and adsorption capacity, this study carried out variations in the mass ratio of the surfactant Cetyl trimethyl ammonium bromide (CTAB)/Pluronic (P123) used, namely; 0:1, 1:3, 1:1, and 3:1. Then the mesoporous silica formed was characterized by SAXS, SEM, BET, FTIR, and UV Visible spectrophotometry. The mesoporous silica synthesized in this study had an adsorption volume between 127 – 425 cc/g and a pore diameter between 0.17 – 6.24 nm. The resulting mesoporous silica also has a surface area between 127.47– 425.12 m2/g, the adsorption capacity in the range of 0.6 – 2.6 mg/g, and the percentage of absorption of substances between 6 – 26% after the adsorption process for 3. Using Cetyl trimethyl ammonium bromide ratio (CTAB)/Pluronic (P123) of 1:1 resulted in the highest surface area, adsorption capacity, and percentage of dye absorption. This study proves that mesoporous silica absorbs cationic dyes better than anionic and has the potential to be used as adsorbent-based materials biomass."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Zaglul Pasya
"ABSTRAK
Penelitian yang dilakukan ini membahas tentang timbulan dan komposisi limbah padat yang dihasilkan oleh Apartemen Margonda Residence 3. Metode yang digunakan untuk teknis pengabilan sampah adalah metode SNI 19-3964-1994 mengenai Metode Pengambilan dan Pengukuran Contoh Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan. Hasil penelitian adalah alternatif sistem teknis operasional, yang dimulai dari pewadahan hingga pembuangan akhir. Timbulan sampah yang dihasilkan oleh apartemen adalah 0.213 kg/orang/hari dan 1.7 L/orang/hari. Komposisi yang terdapat pada gedung Apartemen Margonda Residence 3 setelah melakukan sampling selama 8 hari adalah sampah organik sebesar 552.881, sampah plastik 17.819, sampah kertas 15.356, sampah pampers dan pembalut 5.085, sampah kaca 3.440 sampah logam 1.570, sampah tekstil sebesar 1.010, sampah B3 0.163 dan sampah lainnya seperti karet, sterofoam, kayu sebesar 2.768. Komposisi yang terdapat pada area parkir dan jalan pada apartemen adalah sampah kertas sebesar 43.091, sampah plastik sebesar 46.136, sampah logam 3.981, sampah kaca 2.576, sampah tekstil 1.639, sampah B3 1.405 dan sampah lainnya 1.171. Perencana pemanfaatan limbah pada anorganik pada apartemen adalah dengan menerapkan sistem bank sampah dan untuk sampah organik dengan melakukan pengomposan agar dapat meminimalisasi timbulan sampah yang dihasilkan.

ABSTRACT
This research discusses about solid waste generation and composition at Margonda Residence Apartmen 3. The method which being used is SNI 19 3964 1994 on Methods Of Sample Collection and Measurement Of The Compositian and Urban Waste. The result of study alternative are technical operational system, which start from lug to landfill. Generation of solid waste generated apartement is 0,213 kg person day and 1,7 L person day. The composition of solid waste in Margonda Residence 3 Apartment after sampling for eight days is organic waste 552,881 , plastic 17,819 , paper 15,356 , garbage diapers and sanitary napkins 5,085 , glas 3,440 , metal 1,570 , garbage textiles by 1010 , 0163 B3 and other debris such as rubber, Styrofoam, wood amounted to 2,768 . The composition contained in the parking area and the road to the apartment is a waste of paper 43,091 , plastic 46,136 , metals 3,981 , 2,576 glass , 1,639 textile trash, B3 1,405 and 1,171 more. Planning inorganic waste utilization in the apartment is to implement the system of waste banks and for organic waste by composting in order to minimize the generation of waste generated."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S66409
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Defiana Darmastuti
"Timbulan sampah di Tempat Rekreasi terus meningkat akibar pertambahan jumlah pengunjung wisata yang semakin meningkat setiap tahunnya. Ancol merupakn tempat rekreasi yang memiliki Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu TPST sebagai upaya mengurangi timbulan samah. Penelitian ini dlakukan untuk mengetahui potensi daur uang serta alur perjalanan material sampah daur ulang di TPST Ancol. Untuk pemerolehan data dpat dilakukan dengan menggunakan pemilahan sampah sesuai SNI 19-3964-1994, wawancara serta survey lapangan. Dari pelaksanaan penelitian diperoleh recovery rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 89,94 dan untuk nilai recycling rate berdasarkan literatur US EPA, 1994 adalah 5,89. Keuntungan ekonomi yang diperoleh setiap hanya adalah Rp 131.900,- namun tidak termasuk keuntungan kompos. Perjalanan material daur ulang sampah dimulai dari TPST Ancol, lapak besar, dan industri dar ulang. Residu sampah yang diperoleh di TPST Ancol terdiri dari popok bayi, pembalut, tekstil, sterofoam, plstik kemasan, tisu, dbu,kayu, serta yakan kompos. Sedangkan upaya peningkatan daur ulang adalah dari segi kinerja TPST Ancol, pelaku daur ulang dan kualitas sampah yang dijual. Melalui nilai recycling rate eksisting menunjukan TPST Ancol elum optimum mencapai nilai recycling rate yang seharusnya bisa diperoleh, sehingga pencapaiaan nilai ekonomi belum maksimum.

Solid waste generation amusement park continues to increase due to the increasing number of visitors are increasing every year. Ancol is a recreation place that has owned Material Recovery Facility MRF as an effort to reduce solid waste generation. This research was conducted to find out recycling rate with recycling of recycle waste material at Ancol's MRF. To obtain data can be done by sorting waste according to SNI 19 3964 1994, interview and observation. From the research, the recovery rate based on US EPA literature, 1994 was 89,94, and for the recycling rate based on US EPA literature, 1994 was 20,17 although the recycling rate of recycled material sales reached 5,89. Economic profit earned per day is Rp 131.900, but excludes compost benefits. Flow of waste recycling materials, starting from Ancol's MRF, large stalls, and recycling industries. The waste residue obtained at the Ancol's MRF, consisting of baby diapers, bandages, textiles, sterefoam, plastic packaging, tissue, dust, wood, and compost sieve. While efforts to increase recycling is from the aspect of performance of Ancol TPST, recycling agents and quality of waste sold. Through the existing recycling rate, the Ancol TPST is not yet optimum to reach the recycling rate that should be obtained, so that the economic value is also not maximized.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Gumyar Paramaputra
"Mineral oksida besi merupakan salah satu komponen utama impurities pada bauksit dan limbah bauksit. Menghilangkan kandungan besi oksida dari bauksit dan limbah bauksit dapat menghasilkan produk yang bisa diproses kembali dengan Proses Bayer. Dilakukan pengujian beberapa parameter leaching, antara lain pH awal larutan asam, temperatur leaching, konsentrasi asam oksalat, serta penggunaan ion fero (Fe2+) sebagai katalis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hematit dapat dilarutkan dari residu limbah bauksit dengan efektif, namun selektivitas terhadap pelarutan aluminium masih rendah. Kandungan besi yang terdapat di dalam larutan asam dapat kembali diambil dengan menggunakan metode presipitasi goetit yang menunjukkan hasil recovery tinggi.

Iron oxides, namely hematite, is one of the main impurities in both low grade bauxite ores and red mud. Studies found that hematite can be leached effectively using oxalic acid and the removal of iron oxides from low grade bauxite or red mud will increase the feasibility of processing by means of Bayer Process. Several leaching parameters were tested, namely initial solution pH, leaching temperature, oxalate concentration, all with the use of catalyst. The tests concluded that hematite can be leached effectively from bauxite waste residue by using oxalic acid, however selectivity is still an issue as the amount aluminium leached is still high. The leached iron could then be recovered as goethite through the goethite precipitation method that yielded high recovery value."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Barnabas Yubileola Beyeng Woren Lera
"Silika mesopori biomassa telah berhasil disintesis menggunakan material organik seperti sekam padi. Silika mesopori merupakan salah satu material yang dikenal sebagai adsorben karena luas permukaannya yang tinggi. Hal ini memungkinkan silika mesopori dijadikan salah satu adsorben zat warna untuk pengolahan limbah tekstil. Proses sintesis material ini salah satunya dilakukan dengan mencetak sumber silika menggunakan surfaktan pluronik 123 (P123). Akan tetapi, penggunaan sumber silika sintesis, seperti TEOS (Tetraetil Ortosilikat) dan TMOS (Tetrametil ortosilikat), terlalu mahal untuk membuat silika mesopori sebagai adsorben zat warna methylene blue (MB), brilliant green (BG), dan methyl orange (MO) pada proses pengolahan limbah. Oleh karenanya, abu sekam padi sebagai sumber silika digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, variasi cetakan juga dilakukan menggunakan P123 dan CTAB (Cetyltrimethylammonium Bromide) dengan rasio yang berbeda-beda (1:0, 3:1, 1:1, 1:3) untuk memodifikasi silika mesopore biomassa yang terbentuk dan akan menurunkan biaya produksi. Hasil Karakterisasi SAXS, SEM, FTIR, BET, dan UV-Vis menunjukkan bahwa silika mesopori biomassa yang dihasilkan memiliki luas permukaan 161,339-389,256 m2/g dengan perolehan kapasitas adsorbsi tertinggi mencapai 98%.

Biomass mesoporous silica has been successfully synthesized using rice husks. Mesoporous silica is a material known as an adsorbent because of its high surface area. This allows mesoporous silica to be used as an adsorbent for dyestuffs for textile waste treatment. One of the processes of synthesizing this material is by templating the silica source using Pluronic 123 (P123). However, the use of synthetic silica sources, such as Tetraethyl Orthosilicate (TEOS) and Tetramethyl Orthosilicate (TMOS), is too expensive to make mesoporous silica as an adsorbent for methylene blue (MB), brilliant green (BG), and methyl orange (MO) dyes in waste treatment process. Therefore, rice husk ash as a source of silica was used in this study. In addition, template variations were also carried out using P123 and Cetyltrimethylammonium Bromide (CTAB) with different ratios (1:0, 3:1, 1:1, 1:3) to modify the silica mesopore biomass formed and would reduce production costs. The results of SAXS, SEM, FTIR, BET, and UV-Vis characterization showed that the mesoporous silica biomass produced had a surface area of ​​161.339-389.256 m2/g with the highest adsorption capacity of 98%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>