Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Ichwan Nurul Alam
Abstrak :
Dalam upaya mengantisipasi kekurangan air yang di prediksi akan datang dalam beberapa dekade kedepan, para peneliti dari berbagai belahan dunia terus menerus mengumpulkan solusi untuk mengatasi isu yang terjadi. Terutama sumber mata air, faktanya 96.5% kandungan air di bumi adalah air laut, dan semua itu bukan di tujukan untuk konsumsi masyarakat. Dengan banyaknya potensi tersebut, penelitian terbaru terbentuk dengan tujuan merubah air laut menjadi air tawar, yang di tujukan untuk konsumsi masyarakat, dan tujuan komersil. Meskipun teknologi untuk merubah air laut menjadi air tawar saat ini, yang dikenal dengan desalinasi, sudah tersedia, tingkat efisiensi dari proses tersebut masih jauh dari ekspektasi yang ideal. Untuk membuat percepatan pada proses ini, penelitian yang sudah kami dokumentasikan pada tesis ini menjelaskan tentang proses awal dari desalinasi, yang merupakan persiapan awal dari air yang akan di desalinasi untuk banyak metode desalinasi termasuk beberapa langkah distilasi, pertukaran ion, electro dialysis reversal, dan juga beberapa metode untuk desalani thermal. Langkah awal ini melalui pemisahan partikel sehat, idealnya setelah filtrasi partikel tersebut tidak langsung bercampur dengan proses desalinasi. Dengan menggunakan percobaan kami, kita dapat melakukan simulasi pada alat flotasi untuk memisahkan partikel sehat, mengangkat partikel tersebut dengan bubble yang terbentuk saat terjadi tabrakan antara pancaran air dengan permukaan air. Pada penelitian ini kami memanfaatkan perbedaan panjang dan diameter nozzle, jarak antara bibir nozzle dan permukaan air atau biasa di sebut jet length, dan terakhir yaitu jumlah aliran air melalui nozzle yang di tujukan untuk mencapai konfigurasi yang ideal. ......To anticipate the oncoming water shortages that is predicted to arrive in the next few decades, researchers from all over the world have endlessly gathered solutions to counter the issue. A major source of water, the sea contains a staggering 96.5% of all water on earth, all of which is inaccessible for the consumption of humans. With so much potential, a recent trend in research arises with the objective of converting saltwater into freshwater, allowing for the domestic use of drinking, washing, as well as for industrial purposes. Although current technologies in turning salt water into fresh water, known as desalination, is available, the rate and efficiency of the process is far from what is expected to be ideal. In order to accelerate this process, our research that we have documented in this thesis aims to highlight an early process of desalination, which is the initial preparation of water that is subject to desalination for the general methods of desalination including multi-stage flash distillation, ion exchange, electro dialysis reversal, as well as various methods of thermal desalination. This pre-process allows the separation of fine particles, ideally after filtration so that the particles do not interfere with the direct process of desalination. Using our experimental setup, we are able to simulate a floatation device that separates fine particles, bringing them upwards by the bubbles entrained during the collision of the jet with the surface of water. Our research will utilize various nozzle lengths and diameters, as well as the distance between nozzle tip and surface of water, known as jet length, and finally the amount of flow of water that passes through the nozzle in order to deduce the most effective configuration.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: [publisher not identified], [date of publication not identified]
628.11 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Iman Anshori, compiler
Jakarta: PT Mediatama Saptakarya, 2017
333.91 IMA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Farie Inayah
Abstrak :
Ethiopia mulai membangun Proyek Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) pada tahun 2011 namun mendapat penolakan dari Mesir. GERD merupakan bendungan milik Ethiopia yang berlokasi di aliran Nil Biru, salah satu sumber utama air Sungai Nil. Ethiopia membangun GERD untuk memperbaiki kondisi negara, sementara Mesir melihat GERD sebagai sebuah ancaman terhadap Sungai Nil di Mesir. Penelitian ini menjelaskan konflik hidropolitik di sungai Nil antara Ethiopia dan Mesir yang disebabkan oleh proyek GERD dan alasan penolakan Mesir terhadap GERD. Metode yang digunakan yaitu studi kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui studi literatur. Untuk mendeskripsikan peristiwa yang terjadi, karya tulis ini menggunakan teori interaksi konflik hidropolitik dan kelangkaan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konflik hidropolitik antara Mesir dan Ethiopia disebabkan oleh proyek GERD yang dinilai Mesir telah melanggar Perjanjian Air Nil 1929 dan 1959, Mesir menolak proyek GERD yang menjadi ancaman terhadap ketahanan sumber daya air negara seiring dengan faktor meningkatnya kebutuhan air akibat angka pertumbuhan penduduk, perubahan alam, dan berbagai perubahan yang terjadi di negara hulu. Dalam mencari solusi untuk menyelesaikan konflik, Ethiopia dan Mesir melakukan berbagai upaya yaitu membuat mitra kerjasama, serta berbagai perjanjian yang tidak merugikan pihak manapun. ......Ethiopia began the construction of the Grand Ethiopian Renaissance Dam (GERD) in 2011, but was immediately rejected by Egypt. GERD is an Ethiopian-owned dam located on the Blue Nile, one of the main sources of water flowing on the Nile. Ethiopia builds GERD to improve the condition in its country, but Egypt sees GERD as a threat to Egypt's Nile. This paper describes the hydropolitical conflict on the Nile between Ethiopia and Egypt caused by the GERD project and the reason Egypt is opposed to GERD existence. The method used is qualitative research using data collection techniques from literature reviews. To explain the event, this paper uses the hydropolitical conflict interaction and water scarcity theories. The results showed that the hydropolitacal conflict between Egypt and Ethiopia was caused by the GERD project which was seen by Egypt as a breach of the 1929 and 1959 Nile Water Treaties, Egypt rejected the GERD because it is a threat to the security of the country's water resources, along with increasing demand for water due to population growth, changes in nature, and various changes taking place in upstream countries. Ethiopia and Egypt have made various efforts to find a solution to resolve the dispute including forming a partnership and have reached agreements that do not harm either party.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sidabutar, Noni Valeria
Abstrak :
Air adalah kebutuhan pokok manusia yang jumlahnya akan bertambah seiring dengan pertumbuhan manusia. Sumber air baku Jakarta berasal dari Waduk Jatiluhur melalui Saluran Tarum Barat. Mutu air baku PAM Jakarta tercemar karena kegiatan antropogenik, padahal air baku yang akan digunakan seharusnya memenuhi baku mutu. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis mutu air, kegiatan antropogenik di pinggir sungai yang menyebabkan penurunan kualitas air sungai dan menentukan strategi pemulihan air baku Jakarta. Pendekatan penelitian kuntitatif dan menggunakan metode gabungan kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian, yaitu rata-rata mutu air pada 8 titik pemantauan dengan metode STORET tahun 2011-2015, yaitu: (-50), (-53), (-53), (-52), dan (-53), sehingga masuk kategori cemar berat. Berdasarkan IP tahun 2011-2015 rata-rata (4,117), (5,04), (5,341), (4,542), dan (4,831), sehingga air masuk kategori cemar ringan dan sedang. Kegiatan antropogenik di pinggir sungai, yaitu kegiatan MCK, membuang air limbah cair di badan sungai, membuang sampah, dan lainnya. Kesimpulannya adalah air Saluran Tarum Barat tercemar karena kegiatan antropogenik masyarakat di sepanjang pinggir sungai. ......The needs of clean water will increase in line with growth of human population. Currently, the main source of Jakarta?s raw water comes from Jatiluhur that flowed through West Tarum Channel. The water is polluted by anthropogenic activities, whereas raw water should fulfill first class of water quality. The aim of this study was to analyze the water quality status and anthropogenic activities on the riverbank which affect river?s water quality deterioration, and find the proper strategies to clean raw water in Jakarta. This research uses a quantitative research approach with mix-method. The results of this research, using water quality of STORET method in 2011-2015 with the average in 8 monitoring samples are (-50), (-53), (-53), (-52), and (-53). They are classified as heavily polluted. Based on years of pollution index method in 2011-2015 had an average (4.117), (5.04), (5.341), (4.542), and (4.831), so that the water classified as light to lightly- and moderately-polluted. Anthropogenic activities along the riverbank, which are bathing, washing, and latrine activities, discharging domestic wastewater into river body, littering to the river, and others affect the the water quality of the river. The conclusion from this research is that the water in the West Tarum Channel has been contaminated by anthropogenic activities along the riverbank.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beni Hermawan
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T39636
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Dwi Safitri
Abstrak :
Sumber daya air menjadi hal yang penting bagi kehidupan. Masalah dalam penelitian ini adalah tidak adanya air tanah yang dapat digunakan dengan kualitas yang layak karena air tanahnya asin dan payau. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas air yang digunakan, menganalisis karakteristik permintaan dan penyediaan air bersih, menganalisis pengelolaan sumber daya air yang tersedia, dan merumuskan strategi keberlanjutan untuk penyediaan air bersih. Metode yang digunakan adalah metode campuran berupa analisis hasil uji laboratorium, analisis deskriptif, analisis rumus perhitungan, analisis spasial dan metode fuzzy topsis untuk penentuan pengambilan keputusan. Hasil penelitian menunjukan kualitas air yang paling baik adalah air hujan dan air isi ulang yang berasal dari mata air. Jarak dan waktu tempuh mendapatkan air masih terdapat jarak tempuh > 1 km dengan waktu 30 menit. Biaya pengeluaran air rata-rata sebesar 7% dari pendapatan. Daya dukung ketersediaan air berstatus terlampaui untuk potensi air baku air sungai, dan status tidak terlampaui untuk potensi mata air. Kebutuhan lebih besar dari ketersediaannya. Strategi yang tepat agar berkelanjutan perlu mengoptimalkan pemanfaatan air permukaan dengan teknologi yang mudah dikelola masyarakat, pemurnian air sungai berbasis lahan basah buatan, dan membuat bangunan sadap mata air, dan desalinasi air laut dapat diterapkan dengan sistem RO serta membuat filter sederhana untuk menjernihkan air tanah. ......Water resources are important for life. The problem in this research is that no groundwater can be used with good quality because the groundwater is salty and brackish. This research aims to analyze the quality of water used, analyze the demand for characteristics and supply of clean water, analyze the management of available water sources, and develop strategies for the desire to provide clean water. The method used is mixed in the form of analysis of laboratory test results, descriptive analysis, analysis of calculation formulas, spatial analysis, and the fuzzy topsis method for determining decisions. The research results show that the best water quality is rainwater and refilled water from springs. The distance and travel time to get air is still a distance of > 1 km and takes 30 minutes. Average expenses are 7% of income. The carrying capacity of water availability has the status of being exceeded for raw water potential of river water and the status of not being exceeded for potential water sources. The need is greater than the availability. The right strategy to be sustainable requires optimizing the use of surface water with technology that is easy for the community to manage, purifying river water based on artificial wetlands, and making spring tapping buildings, and seawater desalination can be implemented with an RO system and making simple filters to purify groundwater.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Riris
Abstrak :
ABSTRAK
Proyek sanitasi dan pengolahan limbah rumah tangga di Jakarta (Setiabudi Sewerage and Sanitation Project) sebagai kerja sama pemerintah Republik Indonesia dan Bank Dunia telah dilaksanakan sejak tahun 1983. Tahap pertama proyek sanitasi ini yang bersifat percontohan meliputi wilayah Setiabudi-Tebet Manggarai. Tujuan proyek tersebut selain untuk pengendalian banjir adalah pengelolaan limbah rumah tangga dan sanitasi lingkungan yang dewasa ini sudah berada pada tingkat pencemaran yang dapat membahayakan kesehatan. Pencemaran lingkungan termasuk sungai yang sudah cukup memprihatinkan ini terjadi hampir di seluruh sungai di kota-kota besar di Indonesia di antaranya Ciliwung di Jakarta. Hal ini antara lain disebabkan masih banyak penduduk yang belum menyadari arti hidup sehat. Di daerah perkotaan dengan peningkatan penduduk yang relatif tinggi masih banyak warga masyarakat yang membuang limbah rumah tangga dan kotoran di tempat tidak semestinya yakni di halaman, got dan sungai disekitarnya yang memperberat pencemaran sumber air bersih dan air tanah. Air bersih yang diperoleh dari unit-unit pengolahan air minum yang terdapat hampir di sleuruh Kotamadya di Indonesia baru dapat melayani sekitar 36% penduduk. Selebihnya penduduk menggunakan sumber air bersih yang tidak terawasi dari air tanah (sumur pompa, sumur gali) dan air permukaan (kali/sungai) sebelum diolah terlebih dahulu. Dari hasil studi yang pernah dilakukan di daerah proyek sebelum proyek sanitasi (JSSP) dilaksanakan ternyata bahwa pembuangan kotoran penduduk yang memenuhi syarat hanyalah 52,20% dan sebagian penduduk membuang kotoran di sungai-sungai sekitarnya termasuk Ciliwung dan Kali Krukut yang merupakan sumber air baku untuk air minum.

Selanjutnya diketahui bahwa air minum yang memenuhi syarat hanaylah 12& dengan parameter pencemar yang utama nitrit (NO2) yang biasanya berasal dari resapan jamban dan pembuangan limbah, proyek sanitasi semacam JSSP termasuk suatu inovasi atau hal yang baru di daerah Jakarta yang dapat menimbulkan berbagai sikap masyarakat karena melalui proyek ini diharapkan masyarakat dapat terdoronf untuk membayar dan memelihara saran kesehatan lignkungan yang ada.

Dalam proyek ini diperkenalkan suatu tindakan membayar dari penduduk untuk pembuangan limbah rumah tangganya seperti halnya yang terlaksana dalam pembuangan sampah atau air minum.

Dari beberapa pengalaman di berbagai daerah di Indonesia ternyata sarana sanitasi bantuan pemberintah hanya sebagian kecil dalam keadaan baik. Dalam penangan dan pemeliharaan serta pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan diperlukan partisipasi masyarakat agar sarana tersebut dapat bermanfaat dan terpelihara dengan baik. Pemeliharaan dan pemanfaatan sarana kesehatan lingkungan termasuk jamban/kakus diharapkan dapat mebgurangi terjadinya pencemaran lingkungan termasuk air tanah.

Sehubungan dengan itu studi ini mempunyai tiga tujuan. Pertama mengetahui sikap masyarakat dalam penerimaan terhadap pembangunan JSSP mencakup penyediaan dan penggunaan sarana air minum, jamban dan pembuangan sampah serta buangan limbah rumah tangga. Kedua, mengetahui kualitas air minum (air bersih) disekitar proyek sanitasi. Ketiga merumuskan alternatif intervensi masalah pembangunan kesehatan yang berhubungan dengan proyek sanitasi.

Lokasi studi ini dibatasi di daerah proyek sanitasi yang sudah dibangun kakus umum yakni kelurahan-kelurahan menteng dalam. Menteng Atas, karet dan Manggarai, dengan responden keluarga untuk wawancara adalah Ibu rumah tangga aau anggota keluarga yang sudah dewasa. Selain itu wawancara anggota keluarga yang sudah dewasa. Selain itu wawancara dilakukan terhadap petugas keluarahan, RT dan pengelola saran yang ada. Rumah tangga yang diwawancarai seluruhnya berjumlah 210.

Temuan pertama, sebanya 65,8% penduduk menggunakan jamban/kakus umum yang dibangun proyek sanitasi. Setipa kakus tersbeut dipakai bersama puluhan keluarga lainnya. Diketahui pula selanjutnya bahwa sebanyak 3B,7% dari jamban yang ada tidak terpelihara. Sejumlah 167 keluarga (78,8%) mempunyai saran air bersih sendiri. Saran penyediaan air bersih yang terpelihara sebanyak 100 (47,8%) sedangkan yang lainnya tidak bersih dan rusak. Sebanyak 22,8% keluarga mempunyai tempat limbah padat sedangkan yang memenuhi syarat hanya 79,1% keluarga membakar sampahnya (limbah padat) atau membuang ke kali, pasar dan tanah terbuka. Sebanyak 62,6% saluran air limbah yang ada pada masyarakat memenuhi syarat.

Temuan studi ke dua memperlihatkan tidak adanya perubahan kualitas air minum (air bersih) di sekitar proyek sanitasi. Kandungan pencemar kimiawi yakni nitrit (NO2) dan bakteriolohik (coliform)gidak menunjukan penuruan yang berarti. Dari sikap masyarakat yang berhubungan dengan pemeliharaan sumber-sumber air bersih dapat diketahui kebiasaan sehat masih kurang.

Dari mobilitaspenduduk yang cukup besar, dapat diduga sulitnya melaksanakan penyuluhan kesehatan dengan hasil yang diinginkan.

Berdasarkan temuan diatas penelitian ini mengajukan alternatif cara peningkatan peran serta masyarakat dalam proyek sanitasi dengan lebih mengikutsertakan masyarakat dimulai dari tahap perencanaan proyek, pelaksanaan dan pemanfaatan sarana sani tasi yang dibangun. Perlu membantuk suatu organisasi khusus yang dapat menyelenggarakan atau mengelola sarana sanitasi yang dibangun. Organisasi ini melibatkan tokoh masyarakat, pelaksana penanggung jawab sarana serta pengelola program. Melalui organisasi inidiharapkan dapat dilakukan evaluasi dan intervensi hal-hal yang mengambat pelaksanaan pembangunan kesehatan

Terutama mengingat mobilitas penduduk yang cukup besar penyuluhan kesehatan sebaiknya diberikan berkali-kali mencakup kebersihan dan penyehatan lingkungan. Dengan demikian diperlukan pendayagunaan lembaga-lembaga yang ada termasuk petugas kelurahan dan atau sistem keamanan lingkungan (siskamling) serta penerapan peraturan pemerintah mengenai pengelolaan lingkungan, diantaranya adalah peraturan tentang kebersihan lingkungan diwilayah daerah khusus ibukota jakarta.
ABSTRACT
The sanitation project and the management of the management of the domestic waste in Jakarta has been implemented as a cooperation between the Government of Indonesia and the world Bank, has been executed since 1983. The first stage of this sanitation project was designed as a model covering setiabudi, tebet and manggarai districts. The purpose of the project in addition to flood control was to manage the domestic sewage and to improve the environmental sanitation which have reached the stage of contamination that could endanger the health of the community. These serious environmental pollution problems including water pollution occured in most big cities in Indonesia such as Ciliwung river in Jakarta. This among others is caused by the lack of awareness of the community who dispose their domestic waste improperly which increase the contamination of water and soil.

Clean water obtained from the drinking water treatment plant found in most big cities in Indonesia could only supply about 36% of the population. The rest of the population obtain water from the ground (shallow well-pumps and dug wells) and water from the rivers.

From the result of study which was carried out in the project regions before the Sanitation Project (JSSP) was implemented, it turned out that only 52,20% had sanitary disposal and part of the people defecate on the rivers including Ciliwung and Krukut which are the sources of drinking water. Furthermore it is known that drinking water which fulfill nitrite (NO2) usually comes from latrine and leachate from solid wasted dumping site.

Sanitation project is an innovation in Jakarta which could improve community attitude. In this project a system of community contribution has been introduces to over the expenses of removal of the domestic waste away from their homes the same way as their contribution for solid waste disposal and water supply.

From some experiences in several districts in Indonesia it turned out that the sanitation project as a government support, mostly are not well maintained. Form the operation, maintenance and utilization of the environmental health facilities, community participation is very much needed. The maintenace and utilization of the environmental health facilities including public latrines are menat to reduce the environmental pollution including the groundwater. This can be seen thorugh the decrease of the level of fecal contaminants for example bacteria, including coli and nitrite.

The objectives if the study: First to identify the attitude of the comunity in the case of accepting the JSSP including the supply and the utilization of drinking water facilities, latrine and domestic waste disposal. Second, to know the quality of the drinking water (clean water) in the neighbourhood of the sanitation project. Third, to formulate alternative interventions and evaluation of the health improvement in connection with the sanitation project. The location of this study was limited to the sanitation project area where public latrine have been built using ground water namely the districts of Menteng Dalam, Menteng Atas, Karet and Manggarai.

Respondents for interview consisted of housewives and adult members of the family. Besides that, interviews are also conducted for districts officials, RT and the officials in charge. The number pf families who were interviewed were 210. The first finding of the study was : about 65,8 % of the population make use of the public latrines built by the sanitation projects. Every latrine has been used together by ten families. It is known that 38.7% of the public latrines were not well maintained.

About 167 families (79,8%) have their own clean water facilities. Water cupply facilities which were well maintained 100 unites (47,8%) while others were not clean and in bad condition and 22,8% of the families have their own solid waste bins; among those only 79,1% met teh requirements. Other families burn their refuse ot throw them away into the rivers, in the streets or open places. About 62,6% or the waste water drainage in the community met the requirements. The second finding showed that there was no change in the quality of the drinking water (clean water) around their sanitation project. The content of chemical contamination such as nitrite (NO2) and coliform did not show a meaningful decrease. From the attitude of the community in connection with the maintenance of the sources of clean water, we observed that the healhty way of life were not implemented adequately.

Due to high mobility of the people we can assume that it is difficult to reach a good result of the health education. Based on the above mentioned findings, this studysubmit an alternative how to increase theparticipation of the community starting from the planning of the project, executing and the utilixation of the sanitation facilities which will be built.
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novie Indriasari
Abstrak :
ABSTRAK
Daerah Aliran DA Ci Salak dan Ci Sahang merupakan wilayah yang secara geologis memiliki potensi tambang pasir yang tersebar di kaki hingga lereng Gunung Tampomas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penambangan terhadap penutup lahan dan sumber daya air di DA Ci Salak dan Ci Sahang. Metode overlay dan wawancara dengan metode insidental sampling untuk analisa penutup lahan dan sumber daya air. Hasil penelitian menunjukkan sejak tahun 1988-2016 luas total area yang ditambang sebesar 526,3 Ha dengan arah perkembangan tambang dari barat ke timur. Pertambangan dilakukan pada ketinggian antara 500-1000 mdpl dengan kemiringan lereng 0-8 hingga 25-45 . Area tambang lebih dominan dilakukan pada penutup lahan ladang dan lahan terbuka, jenis tanah regosol, serta jenis batuan lava Qyl dan tuff berbatu apung Qyt . Pengaruh penambangan terhadap kualitas mata air adalah dengan meningkatnya konsentrasi kekeruhan dan phosphat, sedangkan peningkatan konsentrasi TSS dan Fe terjadi di saluran air di sekitar tambang. Penurunan kuantitas akibat penambangan berupa berkurangnya jangkauan air yang mengairi sawah dan ladang serta untuk kebutuhan rumah tangga di 10 sepuluh kampung di sekitar DA Ci Salak dan Ci Sahang dengan radius terdekat terdekat 500m dan radius terjauh 2000m dari mata air.
ABSTRACT
Ci Salak and Ci Sahang watershed are geologically potential areas of sand mining, which spread over the foothill of Mount Tampomas. This study aims to analyze the effect of mining on land cover and water resources in Ci Salak and Ci Sahang watershed. Overlay methods and interviews using incidental sampling methods were used in this study for analysis of land cover and water resources. The results show that since 1988 2016 the total area of mining reached to 526.3 Ha with the direction development of the mining from west to east. Mining is done at an altitude between 500 1000 mdpl with a slope of 0 8 to 25 45 . Mining areas are dominant to change the fields small holder land use and bare soil, regosol soil types and lava Qyl and Pumiceous Tuff Qyt rock types. The effect of mining on the quality of water springs can be seen by the increasing of the turbidity concentration and phosphat, while the increase of TSS and Fe concentration occurs in the water channel around the mining area. The decrease of water quantity due to mining result in the decrease of water coverage which irrigates the paddy fields and small holder, including for the household needs for 10 ten villages around Ci Salak and Ci Sahang watershed, with nearest radius at 500m and the farthest radius at 2000 m from springs
2018
T49543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>