Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyudi Susanto
Abstrak :

ABSTRACT
This study estimates the relationship between Forest and Land Rehabilitation policies and the quality and health of watersheds measured by the Coefficient of Flow Regime. The method used is the estimation of the Granger causality relationship. The results of this study indicate that in the short term or less than three years of forest and land rehabilitation does not have a significant relationship with the good value of the coefficient of flow regime. It is hoped that with these findings, the government can review the methodology, institutional system, location, quality of materials and tools for forest and land rehabilitation by taking into account the natural and geographical conditions around the watershed. furthermore, the government can implement other measures to support forest and land rehabilitation in accordance with existing regulations.
Jakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), 2019
330 JPP 3:3 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Dwifebri Christian Wibowo
Abstrak :
Sub DAS Cikapundung, sebagai bagian dari DAS Citarum, masih sangat potensial bagi penyediaan air baku untuk kebutuhan penduduk Kota Bandung dengan penggunaan lahan di DAS Cikapundung sangat beragam antara lain permukiman, perkebunan, dan pariwisata. Sungai Cikapundung yang juga berfungsi sebagai sumber air baku bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) adalah sungai terbesar di Kota Bandung. Perubahan tata guna lahan di DAS Cikapundung, yaitu perubahan lahan hutan menjadi lahan terbangun, memberikan dampak pada kuantitas air sungai. Studi ini bertujuan untuk membuat model guna lahan yang optimal di Sub DAS Cikapundung-Maribaya yang adalah hulu dari DAS Cikapundung untuk keberlanjutan debit Sungai Cikapundung. Metode yang digunakan adalah overlay peta guna lahan, observasi lapangan, analisis korelasi, analisis Poligon Thiessen, analisis Thomas- Fiering, analisis deskriptif, dan system dynamics. Berdasarkan hasil model system dynamics, kedua skenario intervensi yang dilakukan menghasilkan peningkatan rerata besaran debit pada tahun 2019-2028 dengan komposisi masing-masing luas lahan yang dihasilkan adalah 43,2 persen untuk lahan hutan tanaman, 22,9 persen untuk lahan permukiman, 19 persen untuk lahan pertanian lahan kering, 6,9 persen untuk lahan pertanian lahan kering bercampur, dan 5,4 persen untuk lahan hutan kering sekunder. Selain itu, masih pembangunan daya tarik wisata (DTW) dan akomodasi penginapan masih dapat dilakukan dengan syarat setiap DTW dan akomodasi penginapan baik yang sudah dibangun maupun yang akan dibangun memiliki sumur resapan dengan kapasitas 155,5 m3/detik, rorak dengan kemampuan infiltrasi 0,00002 m3/detik, dan penanaman tanaman karet dengan kemampuan infiltrasi 0,0017 m3/detik. ......The Cikapundung watershed, as part of the Citarum watershed, is still very potential for the provision of raw water for the needs of the residents of Bandung City with the use of land in the Cikapundung watershed, which is very diverse including settlements, plantations, and tourism. Cikapundung River which also functions as a source of raw water for the Regional Water Company (PDAM) is the largest river in the city of Bandung. Changes in land use in the Cikapundung watershed, namely changes in forest land to build land, have an impact on the quantity of river water. This study aims to create an optimal land use model in the Cikapundung-Maribaya watershed which is the upstream of the Cikapundung watershed for the sustainability of the Cikapundung River flows. The methods used are overlapping land use maps, field observations, correlation analysis, Thiessen Polygon analysis, Thomas-Fiering analysis, descriptive analysis, and system dynamics. Based on the results of the dynamics system model, the two intervention scenarios carried out resulted in an increase in the average flowrate in 2019-2028 with the composition of each area being produced is 43,2 percent for plantation forest land, 22,9 percent for residential land, 19 percent for dry land agriculture, 6,9 percent for mixed up agricultural land, and 5,4 percent for secondary dry forest land. In addition, the construction of tourist attractions (DTW) and accommodation accommodation can still be carried out on condition that each DTW and accommodation accommodation, both those that have been built and those that will be built, have infiltration wells with a capacity of 155,5 m3/second, rorak with the ability of infiltration 0,00002 m3/second, and planting of rubber plants with infiltration ability 0,0017 m3/second.
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iffah Rachmi
Abstrak :
Pemberdayaan yang melibatkan partisipasi masyarakat dan peranserta pemangku kepentingan dalam pengelolaan DAS di Kabupaten Bandung Barat telah berkontribusi terhadap upaya konservasi DAS berkelanjutan. Hal ini menunjukan pentingnya pendekatan pengelolaan lingkungan yang berbasis masyarakat dan pelibatan peranserta pemangku kepentingan untuk mengatasi kegagalan pengelolaan yang bersifat sentralistik dan menekankan command and control, terutama pada tataran kebijakan, operasional, maupun pelaksanaan. Studi ini bertujuan untuk mengkaji proses pemberdayaan masyarakat dan juga menganalisis peran pemangku kepentingan dalam pengelolaan limbah kotoran sapi sebagai upaya konservasi DAS di wilayah hulu DAS Cikapundung. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode campuran (mixed-methods). Teori Community Based Natural Resource Management (CBNRM), yang cukup populer sebagai pendekatan yang mampu melibatkan masyarakat dalam mengkonservasi lingkungan tanpa mengenyampingkan sosial ekonomi masyarakat, digunakan untuk menganalisis proses pemberdayaan dan peran pemangku kepentingan pada dua kelompok pengelolaan dalam rangka membandingkan, yaitu Kelompok Tani Ternak Batu Loceng dan Kelompok Mekar Asih yang berada di Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Studi ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dan peranserta pemangku kepentingan tidak dapat dipisahkan dalam mempengaruhi upaya konservasi DAS berkelanjutan. ......Empowerment which involve the participation of communities and stakeholders on the management of watershed in West Bandung Regency have contributed to sustainable watershed conservation efforts. It shows the importance of community-based environmental management approach and involvement of stakeholders to address the centralize management failure that emphasized command and control, especially at the level of policy, operational as well as implementation. Community Based Natural Resource Management (CBNRM) approach is quite popular to analyze the environment conservation without throw over socio-economic aspect of the community in the region. This study aims to analyze the process of community empowerment as an effort of watershed conservation through community-based cow manure management and also to analyze the roles of stakeholders in the community-based management in Cikapundung upstream watershed area. This study used a qualitative approach with mixed methods. The CBNRM theory is used to analyze the empowerment process and stakeholders roles in two groups to compare, they are Kelompok Tani Ternak Batu Lonceng and Kelompok Mekar Asih in Suntenjaya Village, Lembang District, West Bandung Regency. The relation between participation and contribution of each stakeholders in every phase of cow manure management activities implies to Cikapundung watershed conservation effort. This study shows that public participation and stakeholders involvement are inseparable in influencing the efforts for sustainable watershed conservation.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Setia Ningrum
Abstrak :
Daerah Aliran Sungai DAS Citarum merupakan DAS terbesar di Jawa Barat dan merupakan DAS yang menjadi sumber air minum bagi kawasan urban Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang dan DKI Jakarta. DAS Citarum bagian hulu berfungsi sebagai daerah konservasi, oleh karena itu indeks kekritisan air di daerah ini perlu diperhatikan agar kebutuhan masyarakat di sepanjang sungai Citarum dapat terpenuhi. Namun, nilai pengamatan seperti indeks kekritisan air dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, memuat informasi spasial, oleh karena itu seringkali terdapat keterkaitan spasial antar pengamatannya nilai dari suatu pengamatan di suatu lokasi memiliki keterkaitan dengan nilai dari pengamatan di lokasi sekitarnya sehingga jika dimodelkan dengan model regresi linier maka asumsi keacakan residual seringkali tidak terpenuhi. Salah satu solusinya yaitu dengan memodelkannya menggunakan model regresi spasial. Model regresi spasial merupakan model regresi yang memperhatikan unsur spasial lokasi koordinat data. Tujuan dari studi ini yaitu untuk memodelkan indeks kekritisan air di DAS Citarum hulu menggunakan Spatial Durbin Model SDM dan Spatial Durbin Error Model SDEM . Pengujian autokorelasi residual menggunakan uji Moran's I memberikan hasil bahwa terdapat autokorelasi spasial pada residual model regresi linier, variabel terikat indeks kekritisan air, dan juga pada variabel-variabel penjelas persentase luas hutan, luas kebun, luas perkebunan, dan kepadatan penduduk. Uji likelihood ratio menunjukkan bahwa model SDM dan SDEM lebih baik dari model regresi linier berganda dalam memprediksi indeks kekritisan air di DAS Citarum hulu. Berdasarkan nilai AIC dan R squared pada model SDM dan SDEM diperoleh kesimpulan bahwa model SDM lebih baik dibandingkan dengan model SDEM.
Citarum Watershed is the largest watershed in West Java and serves as the water supply for urban communities in Bandung, Cimahi, Cianjur, Purwakarta, Bekasi, Karawang and Jakarta. Upper Citarum watershed serves as a conservation area, therefore, water criticality index in this area should be noted so that the needs of the communities along the Citarum river can be met. However, the observed values such as the index criticality of water and the factors influencing it, contain spatial information, where an observation at a locations correlates to the observations around it so that the assumption of randomness of the linear regression rsquo s residuals are often not fulfilled. One of the alternative solution is using spatial regression models. Spatial regression model is a regression model that takes into account the element of spatial location coordinate of the data . The purpose of this study is to model the critical index of water in the upper Citarum watershed using Spatial Durbin Model SDM and Spatial Durbin Error Model SDEM . Residual autocorrelation testing using Moran 39 s I test showed there is significant spatial autocorrelation in the residual of linear regression model, the dependent variable water criticality index, and also the explanatory variables population density, the percentage of forest area, gardens, and plantations. Likelihood ratio test showed that the SDM and SDEM are better than multiple linear regression model in predicting the water criticality index in the upper Citarum watershed. Based on the value of AIC and R2 of the SDM and SDEM models, the SDM model is better than SDEM.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robert D. Megawe
Abstrak :
Bertitik tolak dari anggapan bahwa kemunduran kualitas lingkungan sebagai akibat tekanan penduduk diatas kondisi fisik dan lingkunganya, maka pembahasan dalam tulisan ini bermaksud untuk mengetshui faktor £aktor yang mempengaruhi kemunduran ku1itas lingkungan di DAS Ci Sanggarung, sedangkan yang menjadi permasalahanya adalah : Faktor faktor epakah yang mempengaruhi kemunduran kualitas lingkungan di DAS Ci Sanggrung dan sampai sejaub manakah ? Kemudian, bagaimanakah gambaran tingkat kualitas lingkungannya ? Sebagai batasan dalam tulisan ini dikemukakan bahwa; kemunduran kualitas lingkungan sebagai akibat tekanan penduduk dipengaruhi oleh faktor fektor : kepadatan penduduk, mata pencaharian, luas pemilikan lahan petani dan intensitas penggunaan tanah. Adapun respons dari tekanen penduduk adalah sehubungan dengan terjadinya areal lahan kritis dan berkurangnya luas areal hutan yang dalam tulisan ini didekati dengan menggunakan korelasi statistik data kualitatif ( Coefisien Contingency = Cc ). Sedangkan untuk mèlihat gambaran tingkat kualitaS lingkungan digunakan. skala nilai berdasarkan besaran data dari variabel veniabel penentu yang diuji dengan metode analisa variant. Dari hasil nembahasen dapat dsimpu1kan bahwa; kemunduran ku1itas lingkungan di DAS Ci Sanggarung adnlah sebagal akibat tekanan penduduk yang ditunjukan dengan terjadinya areal lahan kritis den berkurangnye areal hutan, dimana terjadinya lahan kritis dipengaruhi fektor faktor : kepadatan penduduk, penyebaran profesi petani, penyebaran petani gurem yang berperan cukup kuat. Sedangkan sehubungan dengan berkurangnya areal hutan dipengaruhi oleh intensitas penggunaen tanah yang berperan sangat kuat. Adapun kondisi lingkungan DAS Ci Senggarung yang sangat rusak terdapat di kecamatan Gerawngi don Kuningen, sedengknn lingkungnn DAS yang tidak rusak terdapet di kecamatan Cibingbin.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Siswantoro
Abstrak :
Tanah kritis adalah tanah yang mulanya subur menjadi tanah yang kehilangan kesuburannya. Dengan menyempitnya usahausaha kegiatan manusia mengakibatkan usaha pertanian berpindah ke arah tanah marjinal, di mana dalam pengolahan sumber alam di daerah ini sering kali menimbulkan berbagai masalah akibat dari pengelolaan yang tidak tepat berupa kerusakan fisik tanah.

Sehubungan dengan latar belakang tesebut di atas, maka yang menjadi masalah dalam tulisan ini adalah : Di mana saja terdapat adanya tanah kritis pada wilayah daerah aliran kali Serayu ? Mengapa didapati di sana ? Dan Kemana saja kemungkinan arah perluasannya ?

Untuk bisa menjawab permasalahan tersebut diperlukan adanya beberapa faktor yaitu : Ketinggian, lereng, jenis tanah, curah hujan, kepadatan petani serta status tanahnya.

Dari hasil pembahasan tersebut dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : Tanah kritis pada daerah aliran kali Serayu penyebarannya dijumpai pada lereng 15 - 40 %, ketinggian 500 - 1000 meter dari permukaan laut, dengan jenis tanah Latosol dan pada curah hujan di atas 3.000 mm per tahun. Timbulnya tanah kritis pada daerah aliran kali Serayu disebabkan oleh adanya kepadatan petani yang tinggi. Tanah pertanian dan sistim pertaniannya adalah berupa usaha pertanian tanah kering atau tegalan. Kemungkinan arah perluasan tanah kritis di daerah aliran kali Serayu terdapat di : Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara dan Purbalingga.
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zenitha Syafira
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai pengelolaan daerah aliran sungai DAS Bekasi dalam pencegahan banjir di Kabupaten Bekasi bagian utara. Permasalahan yang dikaji adalah tentang pentingnya pengelolaan DAS terpadu dalam mencegah banjir terutama di Kabupaten Bekasi bagian utara yang menjadi bagian dari dua DAS besar. Penelitian ini merupakan penelitian hukum yuridis normatif yang bersifat deskriptif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan historis, perundang-undangan dan konseptual yang berkaitan dengan daerah aliran sungai, pendekatan ekoregion dan pembangunan berkelanjutan, lintas batas administratif managing transboundary resourches , serta penyelenggaraan prinsip tata kelola yang baik good governance . Pokok permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah mengenai fungsi DAS dalam upaya perlindungan lingkungan; fungsi DAS Bekasi sebagai bagian dari ekoregion DAS Citarum; dan pengelolaan DAS Bekasi dalam fungsinya mencegah banjir di Bekasi Utara.
ABSTRACT
This research discussed the management of Bekasi watershed DAS for flood prevention in North of Bekasi Regency. The problem studied is about the importance of integrated watershed management in preventing floods especially in the northern Bekasi Regency that is part of two large watershed region. This research is a normative juridical legal research with descriptive approach. The approaches used are historical, legislative and conceptual approaches related to watersheds, ecoregion approaches and sustainable development, managing transboundary resourches, and the implementation of good governance principles. The main issues to be answered in this research are the watershed functions in environmental protection efforts function of Bekasi watershed as part of Citarum watershed ecoregion and management of Bekasi watershed in its function to prevent flooding in Northern Bekasi Regency.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Abi Rafdi
Abstrak :
Penelitian dilakukan di Sub-DAS Ciminyak, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, bagian dari Daerah Aliran Sungai Citarum. Sub-DAS Ciminyak memiliki luas 332 kilometer persegi dan terletak pada 7°3’36.7”LS, 107°3’25.6”BT dan 6°53’27.4”LS, 107°33’10.9”BT. Secara regional, litologi daerah penelitian terdiri dari batuan vulkanik, batuan sedimen klastik dan karbonat, batuan piroklastik, dan aluvial. Sub-DAS Ciminyak merupakan kawasan lahan kritis yang saat ini sedang dilakukan pemulihan. Fenomena lahan kritis pada Sub-DAS Ciminyak dapat mengakibatkan pemanfaatan airtanah tidak maksimal, karena akan mempengaruhi nilai air limpasan dalam suatu sistem neraca air. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya untuk mengidentifikasi potensi airtanah di Sub-DAS Ciminyak agar airtanah dapat dimanfaatkan secara maksimal. Upaya ini dapat dilakukan dengan cara melakukan penelitian dengan menggunakan metode perhitungan neraca air, yang didukung dengan analisis geologi, geomorfologi, hidrogeologi, analisis pergerakan airtanah, dan analisis kerapatan vegetasi (NDVI). Berdasarkan hasil perhitungan neraca air, diperoleh debit potensi airtanah pada tahun 2014 sebesar 288,823,126.68 m3/tahun dan pada tahun 2019 sebesar 249,490,154.42 m3/tahun. Debit potensi dan cadangan airtanah terbesar terjadi pada tahun 2016, dengan debit potensi sebesar 491,448,694.62 m3/tahun dan debit cadangan sebesar 465,636,522.42 m3/tahun. Berdasarkan penelitian ini, fenomena lahan kritis yang terjadi tidak mempengaruhi nilai potensi airtanah secara signifikan, karena dalam jangka tahun 2014 – 2016 debit presipitasi lebih tinggi daripada debit air limpasan dan debit evapotranspirasi. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan indeks kekritisan air, yang menunjukkan bahwa dalam jangka tahun 2014 – 2019 Sub-DAS Ciminyak merupakan daerah yang masih cukup air dengan nilai indeks kekritisan umumnya masih dibawah 50%. ......The research was conducted in Ciminyak Sub-Watershed, West Bandung Regency, West Java Province, part of the Citarum Watershed. The Ciminyak Sub-Watershed area is 332 square kilometers and located at 7°3’36.7”S, 107°3’25.6”E dan 6°53’27.4”S, 107°33’10.9”E. Regionally, the lithology of the study area consists of volcanic rocks, clastic and carbonate sedimentary rocks, pyroclastic rocks, and alluvial. The Ciminyak sub-watershed is a critical land area which currently in undergoing recovery. The phenomenon of critical land in the Ciminyak Sub-watershed can result in underutilization of ground water, because it will affect the runoff water discharge in a water budget system. Therefore, an effort is needed to identify the potential of groundwater in the Ciminyak Sub-Watershed so that the groundwater can be utilized optimally. This effort can be done by conducting research using the water budget calculation method, which is supported by geological analysis, geomorphology, hydrogeology, groundwater movement analysis, and vegetation density analysis (NDVI). Based on the water budget calculation, the groundwater potential discharge was 288,823,126.68 m3/year in 2014 and 249,490,154.42 m3/year in 2019. The largest potential discharge and groundwater reserves occurred in 2016, with the potential discharge of 491,448,694.62 m3/year and the reserve discharge of 465,636,522.42 m3/year. Based on this study, the phenomenon of critical land that occurs does not significantly affect the potential value of groundwater, because in the period of 2014 – 2016 the precipitation discharges are higher than the runoff and evapotranspiration discharges. This is supported by the results of the calculation of the water criticality index, which shows that in the period of 2014 – 2019 the Ciminyak Sub-watershed is an area that still has enough water with the criticality index value generally still below 50%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Danau Sentarum memilik banyak hutan rawa, berada di daerah aliran sungai (DAS) Kapuas bagian hulu dan merupakan wilayah konservasi.
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwita Sutjiningsih
Abstrak :
The sediment yield is defined as the amount of sediment discharged by an area for a given period of time. Schaffernak proposed to estimate sediment yield in a watershed based on a sediment duration curve. The research objective is to test the applicability of a modified Schaffernak approach in estimating annual sediment yield in Sugutamu, a small urban watershed subsystem of the Ciliwung River where hardly any necessary data is available. The discharge-duration curve is developed based on daily runoff simulation using a hydrological model WinTR-55, while the sediment rating curve is derived based on field surveys and is developed only for a total suspended solid. The results of field surveys conducted in January 2015 were used for calibrating the physiographical parameters of the watershed as input data for WinTR-55, and the simulation was for the year 2014. Both calibration and simulation processes utilized the rainfall data from a nearby automatic rainfall recorder. The quantification of sediment yield resulted in 108.5 tons/km2/year, which is acceptable when compared to the results of similar studies. The results showed that sediment yield from ungauged watershed are possible to be quantified using modified Schaffernak approach in combination with WinTR-55 application. Further study is needed in order to validate the applicability of the approach in similar conditions.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2015
UI-IJTECH 6:5 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>