Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arin Hasanudin
"Penyapihan ventilasi mekanik dapat didefinisikan sebagai proses pelepasan ventilator baik secara langsung maupun bertahap. Indikasi penyapihan ventilasi mekanik dapat dilihat dari beberapa parameter antara lain proses penyakit, PaO2, PEEP, FiO2, pH, Hb, kesadaran, suhu tubuh, fungsi jantung, fungsi paru, jalan nafas, obat ndash; obatan agen sedativ atau agen paralisis, serta psikologi pasien. Faktor ndash; faktor yang menyebabkan kegagalan penyapihan dipengaruhi oleh pusat pengendali pernafasan, kekuatan otot pernafasan, dan beban pada otot pernafasan. Mengingat begitu kompleksnya proses penyapihan dan keberhasilan penyapihan seorang pasien dari ketergantungan ventilasi mekanik, maka pengetahuan semua klinisi khususnya para perawat ICU menjadi sangatlah penting dalam hal ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat, khususnya perawat ICU dewasa RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dalam upaya proses penyapihan pasien dari bantuan ventilasi mekanik. Sample penelitian adalah para perawat ICU dewasa, ICU PJT, ICU Kencana, ICU IGD, dan ICU ULB yang merawat pasien dewasa. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectonal terhadap 107 responden yang diambil dengan teknik propotional random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa perawat ICU RS. Cipto Mangunkusumo memiliki tingkat pengetahuan baik 84 dan sedang 15,9. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengetahuan perawat tentang proses penyapihan pasien dari bantuan ventilasi mekanik yang bermanfaat dalam pelayanan kesehatan.

The weaning of mechanical ventilation could be defined as the process to let the ventilator off directly or in stage. The indication from weaning process weaning could be decide by several parameter such as disease processes, PaO2, PEEP, FiO2, pH, Hb, awareness, body temperature, cardiac function, lung function, drugs sedative agent or paralysis agent, and psychologic status of patient. Weaning process could be failure which affected by respiratory control center, respiratory muscle strength, and respiratory muscles load. The complexity and successful of weaning process in patient could depend on the knowledge of clinicians, especially the ICU nurses. The focus of this descriptive study is to describe the description of the Nurses rsquo s knowledge about weaning process in mechanic ventilation, especially ICU nurses in RS. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. The sample of this study was nurses who works in adult ICU such as ICU PJT, ICU Kencana, ICU IGD, and ICU ULB. This study design is using cross sectional which involved 107 respondents with propotional random sampling technique. The results showed that 84 nurses in ICU RS. Cipto Mangunkusumo had a good knowledge level and 15,9 in moderate level. This study is expected to give the nurses scientific update about weaning process of mechanic ventilator in patient and useful information for health services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Eko Nurati
"Praktik pemberian makanan pada bayi dan anak masih belum memenuhi standar WHO, meskipun telah banyak dilakukan edukasi. Beragam faktor seperti suku, budaya serta informasi digital mempengaruhi pilihan ibu dalam pemberian MPASI di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan pilihan ibu dalam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi usia 6-23 bulan di sepuluh suku di Indonesia. Desain penelitian ini adalah survei potong lintang dengan teknik pengambilan sampel consecutive. Sebanyak 443 ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan dari 13 kota yang mewakili 10 suku terbesar di Indonesia berpartisipasi dalam penelitian ini. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner elektronik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu, suku ibu, penghasilan keluarga, perilaku ibu, dan kepercayaan/ tradisi ibu dengan pilihan ibu dalam pemberian MPASI pada bayi usia 6-23 bulan di Indonesia. Berbagai sumber informasi pengetahuan gizi seperti keluarga, buku, teman, internet, pelatihan dan sumber lainnya juga berhubungan signifikan dengan pilihan ibu dalam pemberian MP ASI. Hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pilihan ibu dalam pemberian MP ASI di sepuluh suku di Indonesia yaitu perilaku ibu, kepercayaan/ tradisi ibu dan sumber informasi dari internet. Simpulan yang didapat adalah faktor personal, interpersonal dan faktor sosial mempengaruhi pilihan ibu dalam pemberian MPASI. Oleh karena itu, kampanye mengenai pentingnya pemberian MPASI harus fokus pada kepercayaan lokal serta pemanfaatan teknologi internet dan media sosial untuk meningkatkan pemahaman dan praktik pemberian MPASI oleh ibu.

Feeding practices for infants and young children still do not meet WHO standards, despite extensive education efforts. Various factors such as ethnicity, culture, and digital information influence mothers' choices in providing complementary feedin g. This study aims to identify the factors related to mothers' choices in providing complementary feeding for infants aged 6-23 months across ten ethnic groups in Indonesia. This cross-sectional survey employed a consecutive sampling technique. A total of 443 mothers with children aged 6-23 months from 13 cities representing the ten largest ethnic groups in Indonesia participated in this study. Data were collected using electronic questionnaires. The results showed significant associations between mothers’ education, ethnicity, family income, mothers’ behavior, and mothers' beliefs/traditions with mothers' choices in providing complementary feeding. Various sources of nutritional knowledge, such as family, books, friends, the internet, training, and other sources, also significantly influence mothers' choices in providing MPASI. Multivariate analysis identified that the most dominant factors associated with mothers' choices in providing complementary feeding across the ten ethnic groups in Indonesia are mothers' behavior, beliefs/traditions, and information sources from the internet. The conclusion is that personal, interpersonal, and social factors influence mothers' choices in providing complementary feeding. Therefore, campaigns on the importance of complementary feeding need to focus on local beliefs and the use of internet technology and social media to enhance mothers' understanding and practices of complementary feeding."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marcia Kumala
"Latar Belakang: Ventilasi mekanik merupakan salah satu prosedur yang sering digunakan dalam penatalaksanaan pasien sakit kritis yang mengalami gagal napas. Penggunaan ventilator jangka panjang (Prolonged Mechanical Ventilation, PMV) meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Salah satu faktor risiko yang berperan dalam terjadinya PMV adalah malnutrisi dan sarkopenia, yang ditandai dengan hilangnya massa dan fungsi otot. Di satu sisi, sakit kritis sendiri ditandai dengan hipermetabolisme dan peningkatan katabolisme protein otot itu sendiri. Pemantauan massa otot di perawatan intensif menjadi penting, namun belum ada metode pengukuran yang cukup praktis dalam menggambarkan massa otot tubuh. Creatinine Height Index dapat menjadi salah satu penanda massa otot tubuh sehingga diperkirakan terdapat perbedaan perubahan Creatinine Height Index terhadap keberhasilan penyapihan pada pasien dengan penggunaan ventilator jangka panjang. Metode: Penelitian ini merupakan studi prospektif observasional pada pasien sakit dengan PMV di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo dan RS Universitas Indonesia. Dilakukan pengukuran Creatinine Height Index (CHI) pada 72 jam pertama pemakaian intubasi dan diulang pada saat pasien ekstubasi atau maksimal hari ke-14 penggunaan ventilator. Hasil Creatinine Height Index akan dilihat berdasarkan keberhasilan penyapihan. Karakteristik subjek lainnya meliputi usia, jenis kelamin, riwayat asupan bahan makanan sumber kreatin, aktivitas fisik pra admisi, imbang cairan kumulatif, asupan energi dan protein selama perawatan di ICU. Hasil: Terdapat 27 subjek dengan rerata usia 46 tahun dan mayoritas laki-laki (67%). Nilai CHI awal dan akhir tidak berbeda pada kelompok yang berhasil maupun yang gagal menyapih (p = 0,466 dan p = 0,494), namun nilai perubahan CHI berbeda bermakna secara statistik pada mereka yang mengalami berhasil menyapih dan gagal menyapih (p= 0,009). Kelompok yang gagal menyapih mengalami penurunan nilai CHI sebesar 3,9 (-18,3;23,7)%. Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna pada nilai CHI awal maupun akhir pada kelompok yang berhasil dan gagal menyapih. Terdapat perbedaan bermakna secara statistik pada perubahan nilai CHI pada kelompok yang berhasil dan gagal menyapih. Kelompok yang gagal menyapih mengalami penurunan nilai CHI, sementara kelompok yang berhasil menyapih tidak mengalami hal tersebut

Background: Mechanical ventilation is one of the procedures that frequently used in the management of critically ill patients experiencing respiratory failure. Prolonged mechanical ventilation increases morbidity and mortality. One of the risk factors contributing to prolonged mechanical ventilation (PMV) is malnutrition and sarcopenia, characterized by loss of muscle mass and its function. On one hand, critical illness itself is marked by hypermetabolism and increased muscle protein catabolism. Monitoring muscle mass in intensive care is essential, but there is currently no practical method for describing whole-body muscle mass. Creatinine Height Index could serve as an indicator of body muscle mass, suggesting potential differences between Creatinine Height Index level changes and successful weaning in patients with prolonged mechanical ventilation. Methods: This study is a prospective observational study conducted on critically ill patients with prolonged mechanical ventilation (PMV) at RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo and RS Universitas Indonesia. Creatinine Height Index (CHI) was measured within the first 72 hours of intubation and repeated upon extubation or by day 14 of ventilation. CHI results were then categorized based on weaning success. Other subject characteristics included age, gender, history of dietary creatine intake, pre-admission physical activity, cumulative fluid balance, energy intake, and protein intake during ICU hospitalization. Results: There were 27 subjects with a mean age of 46 years, predominantly male (67%). Initial and final CHI values did not differ between the successful and failed weaning groups (p = 0.466 and p = 0.494, respectively), but there was a statistically significant difference in the change in CHI values between those who successfully weaned and those failed (p = 0.009). The failed weaning group experienced a decrease in CHI values by 3.9 (-18.3; 23.7)%. Conclusion: There was no significant difference in initial or final CHI values between the groups that successfully weaned and those who failed. However, there was a statistically significant difference in the CHI values alteration between those groups. The failed weaning group experienced a decrease in CHI values, while the successful weaning group did not."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Agus Waluyo Jati
"Latar Belakang: Anemia atau kadar hemoglobin yang menurun dari nilai normalnya merupakan permasalahan yang biasa terjadi pada pasien kritis di Intensive Care Unit (ICU) dan 61% pasien anemia membutuhkan ventilasi mekanik. Anemia dapat mengganggu kemampuan ventilasi selama proses penyapihan dan ekstubasi. Namun pengaruh dari kadar hemoglobin yang menurun ini masih belum jelas dan diperdebatkan oleh karena itu telaah sistematis ini dibuat untuk mengambil kesimpulan apakah kadar hemoglobin berpengaruh terhadap proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien kritis dengan ventilasi mekanik berdasarkan penelitian-penelitian yang tersedia.
Tujuan: Mengetahui efek kadar hemoglobin terhadap proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien kritis dengan ventilasi mekanik.
Metode: Dengan menggunakan kata kunci spesifik, dilakukan pencarian artikel potensial secara komprehensif pada PubMed, EMBASE, Scopus dan Cochrane database dengan pembatasan waktu 2013 sampai dengan 2022. Protokol studi ini telah di registrasi di PROSPERO (CRD42022336646) pada tanggal 7 Agustus 2022.
Hasil: Total 7 penelitian dengan 2.054 pasien dengan ventilasi mekanik memenuhi kriteria untuk penelitian ini dan dimasukkan dalam tinjauan sistematis. Setelah pemeriksaan database menyeluruh, dilaposkan satu studi tidak menemukan korelasi antara hemoglobin dan keberhasilan proses penyapihan dan ekstubasi. Enam penelitian menyatakan bahwa kadar hemoglobin berhubungan dengan keberhasilan proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien sakit kritis dengan ventilasi mekanik. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kadar hemoglobin mempengaruhi proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien sakit kritis dengan ventilasi mekanik. Namun, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi hasil tinjauan sistematis ini.
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan kadar hemoglobin mempengaruhi proses penyapihan dan ekstubasi pada pasien kritis dengan ventilasi mekanik. Namun dibutuhkan penelitian yang lebih banyak untuk mengkonfirmasi hasil telaah sistematis ini.

Background: Anemia or hemoglobin levels that decrease from average values ​​is a common problem in critical Intensive Care Unit (ICU) patients, and 61% of anemic patients require mechanical ventilation. Anemia can impair ventilation ability during weaning and extubation. However, the effect of decreased hemoglobin levels is still unclear and debated; therefore, this systematic review was made to conclude whether hemoglobin levels affect weaning and extubation processes in critically ill patients with mechanical ventilation based on available studies.
Objective: To determine the effect of hemoglobin levels on the process of weaning and extubation in critically ill patients with mechanical ventilation.
Methods: Using specific keywords, a comprehensive search of potential articles was carried out on PubMed, EMBASE, Scopus, and Cochrane databases with a time limit of 2013 to 2022. This study protocol was registered at PROSPERO (CRD42022336646) ) on August 7th, 2022.
Result: A total of 7 studies with 2,054 patients with mechanical ventilation met the criteria for this study and were included in a systematic review after a thorough database check. One study found no correlation between hemoglobin and the successful weaning and extubation process. Six studies stated that hemoglobin levels were associated with the success of the weaning and extubation process in critically ill patients with mechanical ventilation.
Conclusion: This study concludes that hemoglobin levels influence the weaning and extubation processes in critically ill patients with mechanical ventilation. However, more research is needed to confirm the results of this systematic review.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Julianti Norva Nemba
"Kadar kalium merupakan salah satu biomarker prognostik yang banyak digunakan untuk memprediksi luaran klinis berbagai penyakit. Kadar kalium yang rendah atau hipokalemia berhubungan dengan perlunya pemasangan ventilasi mekanik pada pasien sakit kritis. Berbagai kondisi seperti status nutrisi dan komorbid dapat menyebabkan hipokalemia. Hipokalemia dapat memengaruhi fungsi otot respirasi dan memengaruhi durasi penggunaan ventilasi mekanik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara status kalium terhadap kejadian sulit weaning ventilasi mekanik pada pasien sakit kritis di ICU RSCM dan RSUI. Penelitian ini menggunakan desain kohort retrospektif pada subjek berusia ≥18 tahun yang dirawat di ICU RSCM dan RSUI. Diperoleh 52 subjek dengan kelompok yang hipokalemia sebanyak 26 subjek dan kelompok yang normokalemia sebanyak 26 subjek. Rerata usia subjek 49,3±15,1 tahun, jenis kelamin laki-laki 65,4%, status nutrisi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) berat badan normal 34,6%, dan komorbid penyakit keganasan 36,5%. Tidak terdapat hubungan bermakna antara status kalium dengan kejadian sulit weaning ventilasi mekanik selama perawatan di ICU. Sebagian besar subjek yang mengalami hipokalemia tidak mengalami sulit weaning ventilasi mekanik. Penelitian lanjutan diperlukan dengan menggunakan subjek yang lebih banyak dan menganalisis faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi kejadian sulit weaning ventilasi mekanik dan status kalium pada pasien sakit kritis yang dirawat di ICU.

Potassium levels are one of the prognostic biomarkers that are widely used to predict clinical outcomes of various diseases. Low potassium levels or hypokalemia are associated with the need for mechanical ventilation in critically ill patients. Various conditions such as nutritional status and comorbidities can cause hypokalemia. Hypokalemia can affect respiratory muscle function and influence the duration of mechanical ventilation. This study aims to examine the relationship between potassium status and the incidence of mechanical ventilation weaning difficulty in critically ill patients in the ICU at RSCM and RSUI. This study used a retrospective cohort design on subjects aged ≥18 years who were treated in the ICU at RSCM and RSUI. Total 52 subjects obtained, with 26 subjects in the hypokalemia group and 26 subjects in the normokalemia group. The mean age of the subjects was 49.3±15.1 years old, male gender 65.4%, nutritional status based on body mass index (BMI) of normal weight 34.6%, and comorbid of malignant disease 36.5%. There was no significant relationship between potassium status and the incidence of mechanical ventilation weaning difficulty during treatment in the ICU. Most subjects who experienced hypokalemia did not experience mechanical ventilation weaning difficulty. Further research is needed using more subjects and analyzing other factors that may influence the incidence of mechanical ventilation weaning difficulty and potassium status in critically ill patients treated in the ICU."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Raven Press, 1987
613.26 WEA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Istiyani
"ABSTRAK
Pasien yang terpasang ventilator mengalami kesulitan berbicara sehingga mengalami gangguan dalam berkomunikasi dan menggunakan suatu metode dalam berkomunikasi. Penelitian ini menggunakan desain crossectional dengan sampel 45 responden dan tekhnik pengumpulan data purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan metode komunikasi yang digunakan pasien yaitu menunjuk atau membuat isyarat dengan tangan yang digunakan 100% responden, menulis atau menggambar yang digunakan 40% responden, menggerakkan bibir atau mencoba untuk berbisik yang digunakan 91% responden, ekspresi wajah yang digunakan 84% responden, dan menggerakkan kepala, ya atau tidak yang digunakan 93% responden. Metode komunikasi lain yang digunakan adalah mengetuk tempat tidur. Perawat diharapkan mengetahui metode komunikasi yang digunakan pasien yang terpasang ventilator sehingga dapat memberikan penjelasan tentang pilihan metode komunikasi sesuai keadaan pasien serta menyediakan media sesuai metode komunikasi yang dipilih.

ABSTRAK
Patients who have difficulty speaking with mechanical ventilation so that impaired communication and uses a method of communicating. This study used crosssectional design with a sample of 45 respondents and data collection purposive sampling technique. The results showed that method of communication used by patients to refer or make a gesture with the hand were used 100% by the respondents, writing or drawing were used 40% by respondents, moving his lips or trying to whisper were used 91% by respondents, the facial expression were used 84% by respondents, and move his head, yes or not were used 93% by respondents. Another communication method which was used by the patient is knocking on the bed. Nurses are expected to know the method of communication used by patients with mechanical ventilation in order to provide an explanation of the preferred method of communication according to the situation of patients and provide appropriate media communication method selected."
2016
S64205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library