Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helen Susanti
"Tests 1m membahas mengena1 makna upacara perkawman Shmto yang
dtselenggarakan dt Togo JmJa Urutan upacara perkawman Shmto adalah sebagat
benkut Sanden Shubatsu no Gz Norzto Sojo Sezhaz no Gz Yubzwa no Kokan
Sezshz Sojo Tamagushz Hoten Shznzokuhaz no Gz dan Tazshutsu Masalah pokok
yang dtbahas dalam penehtlan 1m adalah 1) apa makna upacara perkawman
Shmto dt Togo JmJa 2) apa makna dan pakatan yang dtkenakan pada upacara
perkawman Shmto d1 Togo JmJa dan 3) apakah ada perbedaan antara upacara
perkawman Shmto yang umum dan upacara perkawman Shmto d1 Togo Jmja
Hastl penehtian menunJukkan bahwa ntual yang pentmg dalam upacara
perkawman Shmto adalah Shubatsu no Gz Norzto Sojo dan Tamagushz Hoten
yang bermakna pemumtan permohonan dan persembahan Makna upacara
perkawman Shmto adalah pembentahuan kepada Kam1 kepada kerabat dan ternan
mengena1 terbentuknya keluarga yang barn Selam 1tu JUga memihkl tuJuan untuk
memohon kepada Kam1 untuk memberkah perkawman mereka supaya btsa
membentuk keluarga yang bahagta Ada sedikit perbedaan yang terdapat dalam
upacara perkawman di Togo Jmja tetap1 bukan perbedaan makna
......This thesis IS about the meanmg of Shmto weddmg ceremony held m Togo JmJa
Shmto weddmg sequence ts as follows Sanden, Shubatsu no Gz Norzto Sojo
Sezhaz no Gz Yubzwa no Kokan Sezshz Sojo Tamagushz Hoten Shznzokuhaz no Gz
and Tazshutsu The central Issues m th1s thesis are 1) what IS the meanmg of
Shmto weddmg ceremony m Togo JmJa 2) what 1s the meamng of clothmg worn
on Shmto weddmg ceremony, and 3) whether there ts a dtfference between a
pubhc Shmto weddmg ceremomes and marnage ceremomes m Togo JmJa Shmto
The results showed that the Important ntual m Shmto weddmg ceremony IS
Shubatsu no Gz Norzto Sojo dan Tamagushz Hoten whtch IS means punfymg,
supplicatiOn and offermgs The meamng of Shmto weddmg ceremony IS a notice
to us to relatives and fnends about the formation of a new family It also has the
purpose to plead wtth us to bless the1r marnage m order to form a happy family
There IS httle dtfference there ts m a marnage ceremony m Togo JmJa but not the
difference m meamng"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Nabila
"Pesta Pernikahan bukan sekadar selebrasi atas bersatunya dua insan, namun juga sebagai ajang eksibisi kekayaan dan posisi sosial seseorang. Sebagai akibatnya, tidak jarang calon pengantin perempuan rela mengambil tindakan konsumsi di luar kemampuan seperti berhutang demi mewujudkan ‘pesta pernikahan impian’. Melalui foto yang diunggah pada media sosial Instagram, pebisnis industri pesta pernikahan seperti Bridestory dinilai secara aktif mendorong konsumsi tanda dalam benak followers perempuan. Penelitian konstruktivis-kritis ini menggunakan metode wawancara yang dilakukan pada tiga orang informan perempuan follower akun instagram @TheBridestory dengan gaya hidup, perilaku finansial, lingkaran sosial, dan konsumsi media yang berbeda-beda. Menggunakan konsep consumer society dan internet spectatorship, hasil penelitian memperlihatkan bahwa internet engagement dan status pernikahan memiliki hubungan dengan motivasi konsumsi individu sebagai klasifikasi dan diferensiasi sosial. Prestise, popularitas, dan estetika adalah nilai tanda yang umum ditemukan dalam konsumsi followers perempuan dalam wedding photography di akun @TheBridestory. Penelitian juga berhasil menemukan hiperrealitas pada wedding photography yang terjadi melalui desire dan narrative yang dibangun oleh fotografer melalui negosiasi apparatus dan negosiasi khalayak.
......
Wedding is not merely a celebration of the union of two people, but also as an exhibition of one's wealth and social position. As a result, it is not uncommon for brides-to-be to take consumption measures beyond their means such as going into debt for the sake of realizing a "dream wedding". Through photos uploaded on Instagram social media, wedding party vendors like Bridestory are considered to be actively encouraging consumption of signs in the minds of its female followers. This constructivist-critical research interviewed three female @TheBridestory instagram followers of different lifestyles, financial behavior, social circles, and media consumption. Using the concept of consumer society and internet spectatorship, the results show that internet engagement and marital status links to individual consumption as an instrument for social classification and social differentiation. Prestige, popularity, and aesthetics are common sign values consumed by female followers in wedding photos at @TheBridestory instagram account. The research also succeeded in finding hyperreality in wedding photography that occurs through desire and narrative built by the photographer through apparatus negotiations and audience negotiations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Wijasa Bratawidjaja
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan , 1988
306 THO u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Muljono
Jakarta: Pusat Bahasa, 2002
392.5 DJO m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Saadah Soepono
Jakarta;: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1989
307.76 SRI d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
joseph, Cathy
Western Road: A Roto Vision Book, 1999
R 778.9 JOS p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Salikin Sidek
Selangor: Grup Buku Karangkraf Sdn. Bhd., 2011
R 392.54 SAL v
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Pencatatan perkawinan pasangan penganut aliran kepercayaan, selama ini selal mengundang masalah. Aparat Catatan Sipil, aparat kehakiman maupun pakar hukum mensikapinya secara berbeda-beda. Di sisi lain pasal pada UU No. 1 Tahun 1974 yang mengatur masalah pencatatan perkawinan menimbulkan penafsiran berganda. Tidak jelas apakah perkawinan golongan penghayat dapat dicatatkan atau tidak. Tulisan berikut ini mencoba menguraikan dan menganalisa situasi ketidakpastian hukum pencatatan perkawinan bagi para penghayat di Indonesia sekaligus memberikan alternatif pemecahan masalahnya."
Hukum dan Pembangunan No. 1-3 Januari-Juni 1998 : 149-168, 1998
HUPE-(1-3)-(Jan-Jun)1998-149
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yulinda Rosa
"[Siklus hidup perumahan dimulai dari seseorang ke luar dari rumah orang tuanya dan hidup mandiri, dapat disebabkan karena adanya pernikahan, atau sudah bekerja dan sudah mencapai usia dewasa. Akhir dari siklus hidup perumahan adalah ketika kepala keluarga (ayah atau ibu) sudah tidak membutuhkan lagi tempat tinggal dalam hidupnya atau meninggal dunia. Perbedaan karakteristik kebutuhan untuk beberapa titik dalam beberapa tahapan siklus hidup, mengakibatkan perbedaan permasalahan, dan penanganan dalam menangani permasalahan pada titik-titik tersebut, sehingga informasi konsep siklus perumahan sangat diperlukan agar penanganan permasalahan kebutuhan rumah dapat diatasi secara efektif dan efisien. Pembahasan penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka. Tiga titik kritis memperlihatkan karakteristik kebutuhan perumahan yang berbeda secara signifikan yaitu: 1) Generasi muda; 2) Masyarakat dengan pendapatan sangat rendah; dan 3) Generasi usia lanjut. Karakteristik kebutuhan perumahan untuk masyarakat dengan pendapatan rendah berbeda secara signifikan untuk generasi muda dan generasi usia lanjut. Melalui penerapan konsep siklus hidup perumahan, mendapatkan informasi lebih spesifik berkaitan dengan permasalahan, solusi permasalahan dan program kebutuhan rumah, sehingga program akan berjalan lebih efektif dan efisien., Siklus hidup perumahan dimulai dari seseorang ke luar dari rumah orang tuanya dan hidup mandiri, dapat disebabkan karena adanya pernikahan, atau sudah bekerja dan sudah mencapai usia dewasa. Akhir dari siklus hidup perumahan adalah ketika kepala keluarga (ayah atau ibu) sudah tidak membutuhkan lagi tempat tinggal dalam hidupnya atau meninggal dunia. Perbedaan karakteristik kebutuhan untuk beberapa titik dalam beberapa tahapan siklus hidup, mengakibatkan perbedaan permasalahan, dan penanganan dalam menangani permasalahan pada titik-titik tersebut, sehingga informasi konsep siklus perumahan sangat diperlukan agar penanganan permasalahan kebutuhan rumah dapat diatasi secara efektif dan efisien. Pembahasan penelitian ini menggunakan metode kajian pustaka. Tiga titik kritis memperlihatkan karakteristik kebutuhan perumahan yang berbeda secara signifikan yaitu: 1) Generasi muda; 2) Masyarakat dengan pendapatan sangat rendah; dan 3) Generasi usia lanjut. Karakteristik kebutuhan perumahan untuk masyarakat dengan pendapatan rendah berbeda secara signifikan untuk generasi muda dan generasi usia lanjut. Melalui penerapan konsep siklus hidup perumahan, mendapatkan informasi lebih spesifik berkaitan dengan permasalahan, solusi permasalahan dan program kebutuhan rumah, sehingga program akan berjalan lebih efektif dan efisien.]"
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2022
690 MBA 57:1 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>