Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Balai Pustaka, 1987
632.5 WEE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Asian-Pasific Weed Science Society, 1982
632.5 WEE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suyud
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam upaya meningkatkan produksi pertanian, khususnya padi sawah, berbagai faktor perlu diperhatikan. Gulma merupakan tanaman penggangu tanaman padi sawah yang dapat menurunkan hasil padi Oleh sebab itu, pengendalian gulma merupakan salah satu faktor penting untuk meningkatkan hasil padi. Berbagai macam cara telah banyak dilakukan dalam upaya menekan dan mengendalikan pertumbuhan gulma. Akhir-akhir ini telah banyak jenis herbisida yang digunakan oleh petani dalam mengendalikan dan menekan pertumbuhan gulma. Penggunaan bahan ini. akan menimbulkan berbagai resiko, diantaranya adalah terjadinya pencemaran lingkungan dan gulma menjadi resisten terhadap jenis herbisida tertentu. Berdasarkan pada uraian tersebut maka telah diteliti penggunaan herbisida thiobencarb dan butachlor dengan formulasi lepas terkendali untuk mengendalikan gulma pada sistem pertanian minapadi. Penelitian telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efisiensi dan efektifitas, dan pengaruh penggunaan herbisida formulasi lepas terkendali jenis thiobencarb dan butachlor pada sistem minapadi, serta untuk mengendalikan gulma dengan mencegah seminimal mungkin kerusakannya terhadap lingkungan. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan Hi_lik PT Ciba Geigy di Cikampek, Subang, Jawa Barat dan analisis terhadap reside herbisida dilakukan di Laboratorium Kimia dan Biologi BATAN PAIR, pasar Jum'at, Jakarta Selatan. Lama penelitian adalah 7 bulan, dari bulan Maret 1991 sampan dengan Agustus 1991. Percobaan dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap, dengan ulangan sebanyak 4 kali yang menggunakan plot percobaan seluas 5 m x 5 m/plot. Dua belas perlakuan yang telah dicobakan adalah herbisida yang diformulasikan secara lepas terkendali jenis thiobencarb dengan dosis (1) 0,6 kg/ha (perlakuan I), (2) 1,2 kg/ha (perlakuan II), (3) 2,4 kg/ha (perlakuan III); dan Butachlor dosis (1) 0,6 kg/ha (perlakuan IV), (2) 1,2 kg/ha (perlakuan V), dan 2,4 kg/ha (perlakuan VI). Sebagai perlakuan VII, VIII, IX, X, XI, dan XII berturut-turut adalah sebagai berikut thiobencarb komersial, butachlor komersial, pretilachlor komersial, Hand Weeding, Kontrol+ikan, dan kontrol. Benih padi varietas Way Seputi ditanam dengan jarak 25 x 25 cm dengan jumlah 3 tanaman/lubang. Herbisida formulasi lepas terkendali diaplikasikan pada saat tanam, sedangkan herbisida komersial diaplikasikan 4 hari setelah tanam. Hand weeding dilakukan hari ke 7 dan 21 setelah tanam. Ikan ditanam 4 hari setelah tanam. Dari pengamatan diperoleh hasil bahwa dengan meningkatkan dosis thiobencarb dan butachlor yang diformulasikan secara lepas terkendali tidak meningkatkan hasil padi. Penggunaan thiobencarb dan butachlor formulasi lepas terkendali dapat diperoleh hasil padi yang sama dengan formulasi yang direkomendasikan (formulasi komersial). Pengendalian gulma dengan cara hand weeding diperoleh hasil padi yang lebih tinggi dart pada dengan menggunakan herbisida, baik formulasi komersial maupun formulasi lepas terkendali. Penggunaan thiobencarb dan butachlor yang diformulasikan secara lepas terkendali dapat menurunkan keracunan pada ikan dan menurunkan residu herbisida dalam air.
ABSTRACT
An experiment had been conducted at PT Ciba Geigy Experimental Garden, Cikampek West Java, from August 1990 to April 1991. At first, the experiment was con-ducted to study the effect of slow-released formulation of herbicide for aquatic weed control in rice-fish culture yields, as well as fish and rice yields. Secondly, the experiment was conducted to investigate the residue of slow-released formulation of herbicide in water. Three levels of thiobencarb and butachlor slow-released formulation with rubber carrier namely 0.6; 1.2; 2.4 kilograms per hectare were applied at day of planting rice. So, recommended formulation of pretilachlor, thiobencarb, and butachior were applied four days after planting. Hand weeding was conducted at 7 and 21 days after planting. Control with or without fish were used, with fish sown four days after planting. These twelve treatments replicated four times were applied in completely randomized design on plots of 5 x 5 m2. The samples of water for analysis of herbicide residue were taken at harvest. The result indicated non significant different on rice quality, significant different (P<0_05) on tiller and plant bight, rice yield, weed dry matter, and total_ Increasing the level of slow-release formulation of thiobencarb and butachior did not increase rice tiller, plant height, total weed, and rice yield. The slow-release formulation of thiobencarb and buta--chlor with a rubber carrier decreased fish toxicity, and residue on water.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyah El Fath Imany
Abstrak :
Pemulsaan merupakan teknik yang sering digunakan petani di Indonesia untuk mengendalikan gulma pada area penanaman. Daun ketapang gugur yang merupakan sampah masih memiliki banyak manfaat salah satunya dapat dijadikan sebagai mulsa organik untuk mengendalikan gulma. Penelitian bertujuan untuk menganalisis efektivitas penggunaan mulsa daun ketapang gugur dalam menghambat pertumbuhan gulma dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan serta produktivitas tanaman tomat. Penelitian terdiri atas tiga perlakuan yaitu tanpa mulsa, mulsa daun ketapang, dan mulsa plastik dengan masing-masing terdiri atas empat ulangan. Tanaman tomat ditanam di bedengan selama delapan pekan pengamatan. Efektivitas penggunaan mulsa ditinjau dari parameter tanah, pertumbuhan vegetatif tanaman, produktivitas tanaman tomat, dan pertumbuhan gulma. Hasil pengamatan parameter tanah seperti suhu, pH, dan kelembapan menunjukkan rerata yang cenderung seragam pada semua perlakuan. Berdasarkan uji Anova, tinggi tanaman, berat basah tanaman, dan kadar klorofil tidak berbeda nyata antar perlakuan. Data generatif tanaman yang diamati berupa waktu berbunga. Penggunaan mulsa daun ketapang gugur dinilai sangat efektif dalam menghambat pertumbuhan gulma. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan terhadap pemanfaatan daun ketapang gugur dalam mempengaruhi produktivitas tanaman dan pengendalian gulma. ......Mulching is a technique often used by farmers in Indonesia to control weeds in planting areas. Ketapang fallen leaves which are considered as a waste still have benefit, they can be used as organic mulch to control weeds. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of using mulch of ketapang fallen leaves on weed control and tomato plant productivity. This study consisted of three treatments, without mulching, leaf mulch of Ketapang, and plastic mulch each consisting of four replications. Tomato plants were planted in raised beds for eight weeks. The effectiveness of using mulch was determined from soil parameters, vegetative growth, plant productivity, and weed growth. The observations on soil parameters such as temperature, pH, and humidity, showed average values tend to be uniform in all treatments. Based on the Anova test, vegetative growth such as plant height, fresh weight, and chlorophyll content were not significantly different. The plant productivity is measured at the time flowers appears. The use of ketapang fallen leaves as mulch is considered very effective in inhibiting weed growth. This study is expected to provide additional information on the use of ketapang fallen leaves in influencing plant productivity and weed control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zimdahl, Robert L.
San Diego: Academic Press , 1993
632.58 ZIM f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zimdahl, Robert L.
Abstrak :
Weed scientists are confident of increasing production through agricultural technology, including herbicides, but do not must ask if the moral obligation to feed people is sufficient justification for the benefits and harms achieved. A continuing, rigorous examination of the science?s goals that leads to appropriate change is advocated. Weed scientists have a research consensus, a paradigm, weeds must be controlled. Herbicides are the best control technology. Agriculture's practitoners should discuss the necessity and risks of their technology. Discussion must include scientific evidence and value-laden arguments.
Dordrecht: Springer-Verlag, 2012
e20417905
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zahrotul Karimah
Abstrak :
Sistem intercropping merupakan sistem budidaya tanaman yang dilakukan dengan menanam lebih dari satu jenis tanaman secara bersamaan pada areal lahan yang sama. Sistem intercropping dinilai mampu meningkatkan hasil pendapatan dan mengurangi resiko kerugian akibat gagal panen pada salah satu tanaman produksi. Penanaman bersama tanaman bunga matahari dan tomat merupakan salah satu contoh sistem budidaya tanaman menggunakan sistem intercropping. Namun, penelitian yang mengkaji tentang sistem intercropping tanaman bunga matahari dan tomat dalam upaya meningkatkan hasil panen masih sangat terbatas. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengevaluasi efektivitas sistem intercropping bunga matahari dan tomat terhadap pengendalian gulma, produktivitas dan pertumbuhan tanaman produksi. Tanaman bunga matahari dan tanaman tomat ditanam dalam waktu yang bersamaan dengan pola yang berselang seling selama 13 pekan dengan rasio 1:1 sebanyak dua kali pengulangan. Berdasarkan evaluasi hasil panen, sistem intercropping bunga matahari dan tomat menyebabkan hasil panen buah tomat dan yield bunga matahari menurun (LER= 0,652<1). Hal tersebut disebabkan oleh persaingan interspesifik yang didominasi oleh tanaman tomat (A= +0,165, CR=1,677). Berdasarkan uji Mann Whitney, berat yield bunga matahari/individu tanaman pada sistem intercroppping lebih rendah dibandingkan dengan sistem monocropping sehingga memiliki perbedaan yang signifikan (P<0,05). Oleh karena itu, penggunaan tanaman bunga matahari sebagai tanaman pendamping pada sistem intercropping tomat dinilai kurang tepat apabila transplantasi dilakukan secara bersamaan. Meskipun demikian, sistem intercropping bunga matahari dan tomat memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan sistem monocropping dalam menghambat pertumbuhan gulma dan infeksi hama serta menurunkan peristiwa retak buah tomat. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi terkait waktu dan rasio yang tepat dalam pengaplikasian tanaman bunga matahari sebagai tanaman pendamping pada sistem intercropping tomat. ......The intercropping system was a plant cultivation system that was carried out by planting more than one type of plant simultaneously on the same land area. The intercropping system had been considered to be able to increase income yield and reduce the risk of loss due to crop failure in one of the production plants. The co-planting of sunflower and tomato plants was an example of a crop cultivation system using an intercropping system. However, research that examines the intercropping system of sunflower and tomato plants in an effort to increase yields was still very limited. Therefore, the aim of this study was to evaluate the effectiveness of sunflower and tomato intercropping systems on plant productivity and weed control. Sunflower and tomato plants were transplanted at the same time and planted in a pattern that was alternated for 13 weeks at a 1:1 ratio of two times. Based on the evaluation results, the sunflower and tomato intercropping system caused the tomato fruit yield and sunflower yield to decrease (LER = 0.652 <1). This was caused by interspecific competition which was dominated by tomato plants (A = +0.165, CR = 1.677). Based on the Mann Whitney test, the yield weight of sunflower / individual plants in the intercroppping system had a lower weight than the monocropping system so that it had a significant difference (P <0.05). Therefore, the use of sunflower plants as companion plants in the tomato intercropping system was considered inappropriate if the transplants were carried out simultaneously. However, the sunflower and tomato intercropping system had better effectiveness than the monocropping system in inhibiting weed growth and pest infection and reducing the incidence of tomato fruit cracking. This research was expected to provide appropriate considerations regarding the use of sunflowers as a companion plant in the tomato intercropping system in an effort to increase plant productivity and weed control.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isely, Duane
Iowa: Iowa State University Press, 1960
632.58 ISE w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library