Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Said Moammar Khadafi
Abstrak :
ABSTRAK
Polusi udara memberikan resiko yang sangat besar terhadap kesehatan seperti penyakit pernafasan, penyakit jantung dan kanker paru-paru (EEA, 2013), dimana pollutan yang memberikan dampak terbesar adalah Particulate matter dan Ozon. Keberadaan alat pemantau udara sangatlah penting di dalam mengontrol kualitas ambang udara di daerah perkotaan. Terdapat dua jenis alat pemantau udara : Pemantau Udara yang tetap dan Pemantau Udara yang bergerak. Inovasi terkini dari Alat Pemantau Udara bergerak menggunakan Wireless Sensor Network (WSN) untuk mengetahui kualitas udara. Beberapa kota di Eropa sudah menggunakan system ini, salah satunya di kota Zurich dimana Alat pemantau udara diatas Tram. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat phenomena dari Polutan NO2 dan Ozone serta efektifitas Alat Pemantau udara bergerak dibandingkan dengan Alat Pemantau Udara yang tetap dengan menggunakan Interpolasi IDW dengan bantuan ArcGIS. Penggunaan WSN pada Alat Pemantau Udara bergerak memberikan beberapa keuntungan seperti ringan, konsumsi listrik yang rendah, tetapi memiliki kekurangan pembacaan yang tidak stabil dan data input yang sangat besar.
ABSTRAK
Air pollution is contributing major environmental health risk such as respiratory disease, cardiovascular disease and lung cancer (EEA, 2013), while the most problematic pollutant in European countries is coming from Particulate matter and Ozone. The existence of air pollution monitoring becomes an important thing in order to control ambient air quality in urban area. There are two type of air pollution monitoring: fix air pollution monitoring and mobile air pollution monitoring. The latest innovation of mobile air pollution monitoring is using Wireless Sensor Network (WSN) system to capture air quality. There are few cities in Europe that has used this system, one of the cities is Zurich where place mobile air pollution monitoring on the tram. The aim of this research is to see the phenomenon of air pollutant of NO2 and Ozone, and to study the effectiveness of urban mobile air pollution monitoring comparing fixed stations using the IDW interpolation with ArcGIS. Wireless Sensor Network in mobile air pollution monitoring gives several advantages like light, low electrical consumption, but also there are disadvantages like unstable measurement and deal with big data.
Prancis: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41903
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajib Setyo Arifin
Abstrak :
Salah satu bagian dari proses pengambilan keputusan pada Jaringan Sensor Nirkabel (JSN) adalah pengiriman hipotesis dari sensor ke Pusat Informasi Gabungan (PIG). Konsumsi daya yang besar pada proses transmisi akan mengurangi waktu hidup sensor. Untuk mengatasi tantangan ini, penulis mengusulkan sebuah skenario transmisi on-off pada tiap sensor. Transmisi on ketika hipotesis sebelumnya tidak sama dengan hipotesis sekarang. Sebaliknya, transmisi off (tidak melakukan pengiriman) ketika hipotesis sebelumnya sama dengan hipotesis sekarang. Pengambilan keputusan di PIG menggunakan aturan Max-Log. Keunggulan aturan Max-Log adalah mempunyai probabilitas deteksi yang baik diseluruh nilai SNR dengan Pd0 0.84 pada Eb/E0 25 dB. Penelitian ini menghasilkan rumusan matematis aturan Max-Log yang menggabungkan dengan skenarion On-Off dalam rangka menghemat konsumsi daya. Pada hasil simulasi diperoleh selisih konsumsi daya sebesar 1,5 watt setelah observasi ke-10.
One of the process decision making in wireless sensor network (WSN) is transmit hypothesis to fusion center. Having consumes high power on transmitting, it can reduce sensors life time. To solve this problem, author propose new scenario its called on-off transmission. Transmission on when sensor has different hypothesis than before. Contrary, transmission off when sensor has same hypothesis than before. To make decision in fusion center, author use Max-Log fusion rules. The advantages of Max-Log fusion rule, it has good performace in all SNR value with Pd0 0.84 at Eb/E0 25 dB. The output of this research is mathematical approaches for Max-Log fusion rule combine with on-off scenario transmission. By simulation, Max-Log On-Off save energy consuming better than pure Max-Log with margin value 1,5 watt for 10 period observations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T31389
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ganang Rizky Nugraha
Abstrak :
Wireless Sensor Network merupakan sebuah sistem yang mampu me-monitoring keadaan di berbagai titik (area) menjadi sebuah data yang mampu diproses melalui suatu server. Xbee Series 2 Pro merupakan modul radio yang berfungsi sebagai komunikasi antarnode agar jangkauan monitoring dapat lebih luas. Pada skripsi ini didesain sebuah sistem penerangan jalan menggunakan software Proteus dimana memanfaatkan Xbee series pro 2 sebagai transmisi antar node. Komunikasi serial wireless yang didesain pada sistem penerangan jalan ini menggunakan mode API, dimana setiap data yang dikirim antar node untuk berkomunikasi berupa sebuah frame data. Dalam skripsi ini, dibuat sebuah model pengendalian penerangan jalan umum dengan menggunakan tiga node dimana terdiri dari satu buah server dan dua buah client. Dari sistem jaringan yang dibuat tersebut, ada beberapa parameter performansi yang diujikan, yaitu protokol komunikasi antar zigbee, kualitas daya sinyal yang diterima, konsumsi daya, dan jangkauan jaringan.
Wireless Sensor Network is a system which capable of monitoring environment condition on few points into a data which able to be processed through a server. XBee Series 2 Pro is a radio module that serves as the communication each node that may be broader monitoring coverage. In this paper, it will be designed a street lighting system using Proteus software which utilizes pro XBee series 2 as a transmission between nodes. Wireless serial communication designed the street lighting system using API mode, where each data sent each node to communicate in the form of a data frame. In this thesis, a model of street lighting system has been made consist of three nodes which is two of them are clients and the other is server. From this system, there is few parameters which is tested. Those parameters are communication protocol between server and clients, RSSI, power consumption, and network coverage.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ilyasa Rafif
Abstrak :
Dalam pengawasan lingkungan perbatasan wilayah laut, wireless sensor network merupakan teknologi yang kini sedang dikembangkan sebagai pendeteksi kapal asing dalam jangkauan wilayah pengawasannya. Sistem ini terdiri dari nodal-nodal sensor yang tersebar pada permukaan laut dengan tujuan untuk mengetahui efek gelombang kapal yang terjadi pada permukaan laut yang berkomunikasi dengan cluster head pada wilayah geografisnya yang tehubung juga pada sink (pusat penerima informasi sistem) secara wireless. Efek gelombang kapal yang direspon oleh sensor akan teridentifikasi sebagai kapal asing yang memasuki wilayah pengawasan. Pada sistem sebelumnya terdapat fitur estimasi kecepatan kapal yang membuat sistem menghitung kecepatan kapal secara otomatis jika kapal telah terdeteksi oleh 4 sensor. Kemudian, dalam penelitian ini penulis mengembangkan fitur estimasi kecepatan dalam sistem untuk dapat mengestimasi kecepatan kapal dengan lebih efisien dan lebih akurat. Pengembangan fitur yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan metode estimasi kecepatan kapal ketika kapal dengan menggunakan 3 sensor yang telah mendeteksi kapal sebagai pengestimasi kecepatannya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skala tertentu terhadap ukuran kapal dan jarak sensor yang seharusnya diimplemantasikan dalam sistem pengawasan yang sesungguhnya. Hasilnya, setelah dibandingkan metode estimasi kecepatan menggunakan 3 nodal dan metode estimasi 4 nodal terhadap kecepatan actual kapal yang seharusnya, diperoleh nilai presentase error pada estimasi menggunakan 3 nodal yang lebih kecil dibandingkan dengan 4 nodal. Nilai tersebut tercapai dengan presentase error estimasi 3 nodal sebesar 53.33% dan estimasi menggunakan 4 nodal sebesar 183.33%.
In maritime boundary surveillance, wireless network is the most common tools developed nowadays for detecting foreign ship across the area. This system consists of sensor nodes which are spread on several sea surface points in order to communicate with each of its particular area cluster head that also wirelessly connected to the sink (centre of informations receiver). Ship wave effect responded by the sensor will be identified as foreign ship which enters surveillance area. By far, the current development of this technology is creating a feature that can estimate a ship velocity automatically with four sensors. In this research the writer developed a feature to estimate a velocity in certain system which can predict the ship velocity in an efficient way accurately. Feature development proposed by the writer is using ship velocity estimation method by utilizing three sensors as the velocity estimator which already detected the ship. This research uses certain scale of ship size and sensor distance, which are feasible to be implemented in real surveillance system. The result of this research shows that compared to the actual ship velocity, the error presentation of velocity estimation system using three nodes is smaller than the error presentation of velocity estimation system using four nodes. The error presentation of three nodes presentation is 53.33% while estimation with four nodes gave an error presentation up to 183.33%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64897
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adika Bintang Sulaeman
Abstrak :
Salah satu tantangan dalam mengintegrasikan jaringan sensor nirkabel dengan internet adalah dibutuhkannya mekanisme perantara dua protokol yang berbeda, yaitu HTTP dan CoAP, agar sensor dapat diakses menggunakan URL standar. Mekanisme tersebut dapat diimplementasikan menggunakan cross-protocol reverse proxy yang ditanam di dalam border router. Penelitian skripsi ini fokus pada perancangan dan penerapan border router dengan membangun prototipe dengan fitur pemetaan HTTP-CoAP dan mekanisme caching. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa proxy yang didesain dapat menangani 23 permintaan per detik, memiliki karakter meningkatnya nilai latency dengan konstanta kemiringan 23.667 terhadap peningkatan jumlah client, memiliki cache yang dapat mengurangi latency, dan mulai memberi error jika diakses lebih dari 1000 clients secara bersamaan. ......One of the main challenges in integrating wireless sensor networks with the internet is the need of intermediary mechanism interconnecting two different protocols, i.e. HTTP and CoAP, so that users can access the sensors with the standard URL. Such mechanism can be implemented using cross-protocol reverse proxy which lies on the border router. This research focused on the design and implementation of the border router by building the prototype for wireless sensor networks with HTTP-CoAP mapping and caching mechanism. The result of this research showed that the designed proxy was able to handle 23 requests per second. The proxy had the linear increment of latency in respect to the number of clients with the gradient value of 23.667. The caching mehanism effectively reduced the latency and the proxy started to fail if accessed by more than 1000 clients.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library