Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
Irwan Abdullah
Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan UGM , 2003
331.4 SAN
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Nuria Astagini
"Perempuan PRT adalah perempuan pekerja yang menerima upah dengan melakukan pekerjaan domestik. Di Indonesia, perempuan PRT masih dikategorikan sebagai anggota keluarga sekaligus pekerja. Oleh karena itu muncul pemahaman yang mempersepsikan bahwa perempuan PRT bukanlah pekerja profesional. Hal ini mengakibatkan relasi yang tidak setara antara perempuan PRT dan pihak lain, dan memunculkan perbedaan kewenangan bagi mereka. Salah satu upaya perempuan PRT untuk mensetarakan posisi adalah melalui ekspresi narasi terkait profesi profesi mereka. Studi ini mengkaji narasi identitas profesi yang diekspresikan oleh perempuan PRT dengan menggunakan teori interaksionisme simbolik. Serta dengan memasukkan konsep kewenangan serta aspek emosi yang muncul dari proses interaksi. Pengumpulan data dilakukan dari enam perempuan partisipan penelitian yang berprofesi sebagai PRT di daerah Jabodetabek, ditambah tujuh orang partisipan penelitian yang merupakan pengguna jasa dan anggota keluarga perempuan PRT. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh beberapa temuan, antara lain bahwa proses pembentukan identitas profesi pada perempuan PRT terjadi melalui interaksi antara mind, self dan society dalam interaksi soaial dengan pihak lain. Partisipan menggunakan istilah pembantu dan asisten untuk mengidentifikasi profesi mereka. Namun partisipan melekatkan makna baru pada kata pembantu, yaitu sebagai pekerja keras yang berpengalaman dan terampil, jauh berbeda dari konsep pembantu yang dikenal masyarakat selama ini. Pembentukan makna profesi yang dipahami oleh para partisipan tidak lepas dari peranan significant others yaitu keluarga yang berinteraksi dengan partisipan.Dalam interaksinya dengan keluarga, partisipan mempertukarkan simbol posisi. Sedangkan dalam interaksi dengan pengguna jasa mereka mempertukarkan simbol profesi. Dalam interaksi ini, para partisipan tidak hanya menerapkan aspek Me yang bersifat sosial tetapi juga mengedepankan aspek I yang aktif untuk menunjukkan bahwa perempuan PRT memiliki posisi tawar. Proses interaksi juga merupakan sarana pembelajaran bagi perempuan PRT untuk mendapatkan sumber daya yang dapat digunakan untuk melakukan berbagai strategi penolakan untuk mensetarakan posisi mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Domestic workers are women who receive wages by doing domestic work. In Indonesia, domestic workers still categorized as a family member as well as a worker. Therefore, they are not perceived as professional workers which make them unequal with other parties and lead to differentiation of power. To equalize their position, women domestic workers expressing narratives regarding their profession. This study is observing the narrative expression of work identity by women domestic workers with the use of Symbolic Interactionism theory. Also, by incorporating the concept of power and emotional aspects that emerge through the interaction process. Data collection was conducted on six women research participants who work as domestic workers in the Greater Jakarta area (Jabodetabek), with the addition of seven research participants consist of the employer and domestic worker’s member of the family. Based on the results of data analysis, several findings were obtained, among others work or profession identification in women domestic workers occurs through the interactions of mind, self and society in their social interactions with other parties. The participants were using term helper and assistant to identify their profession. Yet, research participants embed new meaning in the term of helper, which is identified as hardworking women, experienced and skillful. This definition differs from the existing definition of helper in society. The meaning making of the profession by the participants cannot be separated from the significant others, namely the family who interacts with the participants. In their interaction with the family, the participants are exchanging the symbols of position. While interacting with the employers, they are exchanging the symbols of profession. In these interactions, the participants apply not only the social aspect of me but also put forward the I aspect which is active to show that women domestic workers do have bargaining position. Interaction process also become a learning field for women domestic workers to gain capital and formulating resistance strategy which they use to equalize their position in their daily lives."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Universitas Indonesia, 1992
S25330
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Vony Setiani Pratiwi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh kesetaraan gender pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Selain menggunakan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) yang umum digunakan pada penelitian-penelitian sejenis sebelumnya, penelitian ini menambahkan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) sebagai variabel utama yang menggambarkan kesejahteraan dan pemberdayaan berdasarkan gender agar analisis dapat dilakukan lebih komprehensif. Dengan menggunakan unit analisis di level provinsi di Indonesia selama periode 2018-2023 dan model estimasi fixed effect, hasil estimasi menunjukkan bahwa IKG dan IDG berkorelasi positif tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan IPG berkorelasi positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, penelitian ini mendukung program-program kesetaraan yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup menurut gender yang pada akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
This study aims to examine the impact of gender equality on economic growth in Indonesia. In addition to using the Gender Inequality Index (GII), which is commonly used in similar studies, this research incorporates the Gender Development Index (GDI) and the Gender Empowerment Index (GEI) as main variables that reflect gender-based well-being and empowerment, enabling a more comprehensive analysis. Using a provincial-level analysis unit in Indonesia over the period from 2018 to 2023 and a fixed-effect estimation model, the results indicate that GII and GEI have a positive but statistically insignificant correlation with economic growth. Meanwhile, GDI shows a positive and significant correlation with economic growth. Therefore, this study supports gender equality programs aimed at improving gender-based quality of life, which can ultimately boost economic growth."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Wolf, Diane Lauren
London: University of California Press, 1992
331.4 WOL f
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library