Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Jaka Haris Mustafa
Abstrak :
ABSTRAK
kompatibiliser jenis baru berbasis poliuretan telah disintesis dan dikarakterisasi. Poliuretan kompatibiliser ini dipersiapkan melalui reaksi dua tahap, yaitu dengan mereaksikan isosianat metilenabis (sikloheksil isosianat) dan poliol polietilena glikol (PEG) berat molekul 4000 g/mol menghasilkan prepolimer, dilanjutkan dengan pencangkokan lignin. Efek dari komposisi lignin dan perbandingan isosianat : poliol terhadap kemampuan kompatibilitas, analisis termal, dan morfologi diinvestigasi melalui pengujian FT-IR (Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy), 1H NMR (Nuclear Magnetic Resonance), STA (Simultaneous Thermal Analysis), serta SEM (Scanning Electron Microscopy). Diketahui poliuretan dengan perbandingan isosianat : poliol 1:2 dan 1:4 menghasilkan poliuretan-lignin cangkok, ditandai dari pengujian FT-IR dan NMR. Sifat kompatibilitas bervariasi, dengan nilai segmen hidrofilik : hidrofobik masing-masing 0,2 dan 0,635. Morfologi cenderung kompatibel, dengan sedikit segregasi fasa hidrofobik dan hidrofilik. Sementara Tg dari tiap produk berada di kisaran 60 oC dengan temperatur dekomposisi di kisaran 430 oC. Hasil yang didapat mengkonfirmasi potensi poliuretan tersebut sebagai agen kompatibiliser pada polyblend
ABSTRAK
A new family of compatibilizer agent based on polyurethane (PU) were synthesized and characterized. PU have been prepared by two stages reaction. The polymer was prepared by reacting methylenebis cyclohexyl-isocyanate (HMDI) and polyethylene glycol (PEG) with molar mass of 4000 g/mole, then grafting by lignin. The effects of lignin composition and isocyanate/polyol contents on compatible ability, thermal properties, and morphology were investigated by FT-IR (Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy), 1H NMR (Nuclear Magnetic Resonance), STA (Simultaneous Thermal Analysis), and SEM (Scanning Electron Microscopy). The results of FT-IR and NMR shown that polyurethane with isocyanate : polyol 1:2 and 1:4 yield polyurethane-grafted-lignin. Variation of compatibility value with ratio of hydrophilic/hydrophobic 0.2 and 0.635 were obtained. The morphology tend to have micro-segregated phase of hydrophilic-hydrophobic content. Meanwhile Tg of each product is on 60 oC with decomposition temperature of 430 oC. The results confirmed the potential of these polyurethanes as a new compatibilizer agent of polymer blends. ;
2016
S64255
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raghda Novitaningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Pemanfaatan produk liquid sebagai bahan pengawet dari hasil proses pirolisis memiliki nilai ekonomi yang tinggi bila dibanding sebagai bahan bakar kendaraan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik liquid smoked untuk pemanfaatan bahan pengawet. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan bahan baku serbuk kayu campuran berukuran < 0.707 mm dan moisture content 7.77 wt dry . Dari temperatur heater yang digunakan 350 0C, 400 0C, 450 0C, 500 0C, dan 5500C, produk liquid yang dihasilkan maksimal pada temperatur 5000C dengan temperatur cooling water 15.260C yaitu sebesar 32.17 wt . Komposisi pada produk liquid didominasi oleh cyclopropane sebesar 44.49 dan pada produk gas sebesar 78.29 . Properties dari produk liquid memiliki nilai pH 2, konduktivitas termal 0.03 W/m0C, densitas 0.99 gr/cm3 dan viskositas kinematik 1.81 cSt.Kata Kunci: serbuk kayu, pirolisis, liquid smoked, liquid collecting system.
ABSTRAK
Utilization of liquid product as a preservative of pyrolysis process has high economic value when compared as bio feul. This study aims to determine the characteristics of liquid smoke for the use of preservatives. This research is experimental by using mixed sawdust raw material
2017
S68060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yose Bernard Yehezkiel
Abstrak :
Penggunaan serbuk gergaji sebagai limbah industri yang dianggap sebagai bahan yang tidak bernilai untuk dijadikan sebagai bahan aditif katoda NMC 811. Serbuk gergaji dapat dibentuk menjadi grafit melalui proses karbonisasi yang dilakukan pada suhu 600oC. Grafit kemudian dibentuk menjadi grafit oksida dengan menggunakan metode Hummer yang termodifikasi. Tujuan mendapatkan grafit oksida adalah untuk menjadi bahan aditif untuk katoda NMC 811. Kemudian Grafit oksida yang sudah terbentuk dilakukan karakterisasi menggunakan SEM-EDS, XRD, dan FTIR. Hasil SEM-EDS menunjukkan grafit sudah terbentuk dengan didoominasi oleh karbon sebesar 62,32%. Hasil FTIR menunjukkan sudah terdapat gugus fungsi C=O dan C=C, namun tidak terbentuk gugus O=H yang menunjukkan grafit sudah terbentuk Grafit sudah terbentuk Grafit oksida kemudian dibentuk menjadi slurry dengan mencampurkan dengan beberapa material aktif. Setelah itu, dilakukan coating menggunakan doctor blade. Fabrikasi sel baterai dengan menggunakan coin cell CR2032. Setelah itu, dilakukan uji CV dan EIS. Pada pengujian CV dan EIS terlihat bahwa grafit oksida memiliki pengaruh terhadap efek dan kinerja baterai NMC 811. Hasil EIS menunjukkan proses difusi ion dan transfer elektron berjalan dengan baik. Hasil CV menunjukkan kristalinitas menjadi lebih baik yang membuat electron dapat berpindah denga baik pada saat proses charge dan discharge. ......The use of sawdust as an industrial waste is considered a material of no value to be used as a cathode additive for NMC 811. Sawdust can be formed into graphite through a carbonization process carried out at a temperature of 600oC. The graphite is formed into graphite oxide using a modified Hummer method. The purpose of obtaining graphite oxide is to become an additive for the NMC 811 cathode. Then the graphite oxide that has been formed is characterized using SEM-EDS, XRD, and FTIR. The SEM-EDS results show that graphite has been formed dominated by 62.32% carbon. FTIR results show that there are functional groups C=O and C=C, but no O=H groups are formed which indicates graphite has been formed Graphite has been formed Graphite oxide is then formed into a slurry by mixing it with several active materials. After that, coating was carried out using a doctor's blade. Battery cell fabrication using a CR2032 coin cell. After that, CV and EIS tests were carried out. In the CV and EIS tests, it can be seen that graphite oxide has an influence on the effect and performance of the NMC 811 battery. The EIS results show that the ion diffusion and electron transfer processes are going well. CV results show better crystallinity which allows electrons to move properly during the charge and discharge processes.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Berkaitan dengan masalah pemanasan global, krisis energi dan polusi, produksi hidrogen oleh mikroorganisma melalui pendekatan bioteknologi, sudah selayaknya menjadi pertimbangan untuk memenuhi permintaan kriteria asosiasi masa kini yaitu produk yang aman, dapat didaur ulang dan ramah lingkungan. Hidrogen, salah satu energi hijau yang menjanjikan, dapat dikonversi menjadi listrik dengan mudah tanpa menimbulkan zat beracun. Ada tiga tipe mikroorganisma yang dapat memproduksi hidrogen, sianobakteria melalui sistem fotosintesis, mikroba an-aerob yang dapat mengubah substrat organik, sebagai donor elektron, menjadi hidrogen dan bakteri fotosintetik yang mempunyai sistem diantara fotosintesis dan an-aerob dengan tingkat yang cukup. Kami mengajukan limbah biomasa yang melimpah di Indonesia untuk digunakan dalam produksi hidrogen dengan memanfaatkan agen mikroba. Fokus penelitian kami adalah produksi hidrogen menggunakan limbah biomasa kekayuan melalui dua step fermentasi, yaitu dengan mengkombinasikan konversi monomer hasil hidrolisa limbah biomasa kekayuan menjadi asam laktat melalui bakteri laktat (Lactobacillus sp) dan konversi laktat menjadi hidrogen dengan menggunakan bakteri fotosintetik. Ada dua metode preparasi substrat limbah biomasa kekayuan digunakan dalam penelitian ini, yaitu hidrolisa secara kimia dan hidrolisa secara biologi dengan berbagai faktor. Hasil analisa menunjukkan preparasi substrat secara kimia dengan menggunakan asam kuat menghasilkan 70-90% gula tereduksi dibandingkan kadar gula awal. Sedangkan hasil dari hidrolisa menggunakan asam encer memperoleh gula tereduksi sebesar 4-30% dari gula awal. Selanjutnya hidrolisa secara biologi menunjukkan hasil hidrolisa mempunyai kandungan gula sebesar 0-10% dari gula awal dalam treatment kultur tunggal dan 10-50% jumlah gula dibanding kadar awal diperoleh pada treatment konsorsium mikroba. Hasil hidrolisa ini akan digunakan sebagai substrat dalam proses fermentasi asam laktat dan konversi asam laktat menjadi gas hidrogen secara bertingkat.
Abstract
Addressing to the global warming problem, energy crisis and pollution, hydrogen production by micro-organisms using biotechnological approach should be considered, since it fulfils the recent society requirement to safely produce, renewable and environmental friendly energy. Hydrogen is one of the most promising green energy sources, because it is easily converted to electricity and cleanly combustible. There are three types of micro-organisms for hydrogen production, the first is cyanobacteria through the photosynthesis process, the second is anaerobic bacteria, which use organic substances as electron donor and energy and convert them to hydrogen, the third is photosynthetic bacteria, somewhat between photosynthetic and anaerobic bacteria, which are capable of converting the organic substances to hydrogen at a fairly high rate. We propose to use the abundant waste biomasses in Indonesia for hydrogen production by the microbial system. Our focus research is the production of hydrogen from waste biomasses by two-stage fermentation systems, which combine the conversion process of monomer biomasses to lactic acid by Lactobacillus sp. and the conversion process of lactic acid to hydrogen by photosynthetic bacteria. In this research, two kind substrates preparation were apply for woody waste biomass such as chemical hydrolysis and biological methods with several treatments. The results of the substrate preparation state showed that hydrolyses process of biomasses using strong acid are yielded total sugar about 70-90% of previous original content. Moreover, hydrolyses process using weak/diluted acid are yielded total sugar about 4-30% of original sugar. Furthermore, the biological treatments of degradation of woody waste biomasses are yielded total sugar about 0-10% (by single culture) and 10-50% (by consortium). Those hydrolysates substrates will use for fermentation two stages of lactate fermentation and conversion by photosynthetic bacteria in order to produce hydrogen gas.
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Pusat Penelitian Bioteknologi], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library