Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felix Pramudya W.
Abstrak :
Pekerjaan sebagai perawat secara umum merupakan pekerjaan yang dapat menimbulkan stres. Perawat merupakan profesi tenaga medis yang paling sering berinteraksi dengan pasien, dan mereka mempunyai potensi yang lebih besar untuk terpapar dengan produk biologik yang bersifat infeksius. Rumah Sakit Ketergantungan obat merupakan rumah sakit pemerintah yang berbeda dengan rumah sakit milik pemerintah umumnya, dimana rumah sakit ketergantungan obat dikhususkan untuk menangani pasien dengan ketergantungan zat. Banyak dari pasien ketergantungan zat tersebut merupakan pengguna zat dengan menggunakan jarum suntik (intra venous drug user) dimana penggunaan zat menggunakan jarum suntik berpotensi menularkan penyakit infeksius yang sangat berbahaya seperti hepatitis, dan infeksi HIV yang sampai sekarang belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya. Selain itu, kebanyakan pasien di RSKO merupakan pasien dengan dual diagnosis yaitu selain mempunyai masalah dengan penyalahgunaan zat, juga terdapat gangguan mental lainnya, misalnya: gangguan kepribadian. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran faktor-faktor pekerjaan yang berhubungan dengan stres pada perawat di RSKO. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional Non Experimental Descriptive Research. Pengukuran data menggunakan kuesioner berdasarkan life event scale. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Dari hasil penelitian didapatkan 15 responden (20,8%) mengalami stres, dan 57 responden (79,2%) tidak mengalami stres. Dari hasil uji statistik yang telah dilakukan, maka didapatkan bahwa faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan terjadinya stres adalah persepsi perawat terhadap faktor kondisi lingkungan, terutama persepsi terhadap bahaya biologi.
Job as a nurse basically is a stressful job. Nurse is a medical profession that spent most of the time interacting with the patient, and they have larger opportunity to have contact with infectious biological products. Rumah Sakit Ketergantungan Obat is a government owned hospital that different with the other hospitals, where the Rumah Sakit Ketergantungan Obat is specialized to caring patient with drug dependency. Most of the patients are intra venous drug user, whereas the using of needle stick has potency to transmitting infectious diseases like hepatitis, and HIV infection which there is no cure for. Besides, most of the patients in RSKO are patients with dual diagnosis, which instead of they have problem with drug abusing, they also have mentally disorder, i.e: personality disorder. This research aimed to obtain the description of factors related with work stress in nurse. This research is cross sectional non-experimental descriptive research with analytic survey. Primary data collected with questionnaires based on life event scale. The analysis of this research applies the univariate and bivariate approach. The result of the research is 15 respondents (20,8%) are stress, and 57 respondents (79,2%) are not stress. Bivariate analysis using correlation test shown that the nurses perception of their environment conditions has significant correlation with the stress, especially their perceptions of biological hazards in their workplace.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T30817
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Restika
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara workplace wellbeing dan work locus of control pada karyawan perusahaan manufaktur yang memproduksi oli. Workplace well-being merupakan rasa sejahtera yang diperoleh karyawan dari pekerjaan mereka, yang terkait dengan perasaan karyawan secara umum (core affect) dan nilai intrinsik maupun ekstrinsik dari pekerjaan (Page, 2005), yang diukur dengan Workplace Wellbeing Index (WWBI). Work locus of control merupakan kepercayaan individu tentang pekerjaan yang dikendalikan oleh tindakan atau perilaku individu (internal) ataupun sebab di luar pengaruh individu itu sendiri (eksternal) (Spector, 1988), diukur melalui alat ukur Work Locus of Control Scale (WLCS). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 133 karyawan di PT. X, diperoleh secara accidental. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara workplace well-being dengan work locus of control pada karyawan perusahaan manufaktur (r = 0,558, p < 0,01, two tailed). ......The research’s purpose is to analyse the correlation between workplace wellbeing and work locus of control on manufacture employees which produce oil. Workplace well-being is defined as a sense of well-being derived from the work of their employees, which is associated with feelings of general employees (core Affect) and the intrinsic and extrinsic value of work (Page, 2005), measured through the Workplace Well-being Index (WWBI). Work locus of control is an individual's belief about the job that is controlled by the actions or behavior of the individual (internal) or causes beyond the influence of the individual (external) (Spector, 1988), was measured by gauges Work Locus of Control Scale (WLCS). The sample in this study included 133 employees at PT. X, using accidental sampling. The results show that there is a significant relationship between workplace wellbeing with work locus of control on the manufacturing company's employees (r = 0.558, p <0.01, two-tailed).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47128
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eureka Arifiani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pemikiran berulang terkait pekerjaan memediasi hubungan antara stres kerja dan kualitas tidur pada sampel karyawan startup. Penelitian sebelumnya menemukan pemikiran berulang signifikan memediasi hubungan antara kelelahan bekerja dan kualitas tidur hanya pada dimensi affective rumination saja. Responden penelitian ini berjumlah 150 orang karyawan perusahaan startup dengan lokasi kantor yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Sebagai perusahaan baru, jumlah karyawan startup masih tergolong sedikit dengan beban kerja yang cukup tinggi karena harus selalu mengikuti perkembangan pasar dan teknologi. Kualitas tidur diukur dengan Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), stres kerja diukur melalui Job Stress Survey (JSS), dan pemikiran berulang diukur dengan Work-Related Rumination Questionnaire (WRRQ). Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa terdapat indirect effect (ab = 0,036, p < 0,05) dan direct effect (c’ = 0,114, p < 0,05) hanya pada dimensi affective rumination saja. ......This study aims to see whether work-related rumination mediate the relationship between work stress and sleep quality in a sample of startup employees. Previous research has found that work-related rumination significantly mediates the relationship between work fatigue and sleep quality only in the affective rumination dimension. The respondents of this study were 150 startup company employees with offices located in the Greater Jakarta area. As a new company, the number of startup employees is still relatively small with a fairly high workload because they because they have to follow the development of markets and technology. Sleep quality is measured by the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI), work stress is measured through the Job Stress Survey (JSS), and work-related rumination is measured by Work-Related Rumination Questionnaire (WRRQ). The results of the mediation analysis showed that there were indirect effects (ab = 0.036, p <0.05) and direct effects (c' = 0.114, p <0.05) only in the affective rumination dimension.
Depok: 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada kepuasan kerja pada polisi wanita yang berdinas di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Aspek yang ingin dilihat dari penelitian ini adalah hubungan stres dan kepuasan kerja. Stres dalam penelitian ini ada dua, yaitu stres kerja dan work-family conflict. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner dengan menitipkannya kepada rekan yang memiliki kenalan polisi wanita dan memberikan kuisioner di empat Polres, yaitu Polres Jakarta Timur, Polres Jakarta Pusat, Polres Jakarta Barat, dan Polres Depok. Dari 126 kuisioner yang disebar, hanya 88 partisipan yang datanya dapat diolah karena memenuhi kriteria partisipan dalam penelitian ini. Teknik statistik yang digunakan adalah korelasi Pearson, yang betujuan untuk melihat adanya hubungan yang berarti dari dua variabel (Guilford & Frutcher, 1978). Dari analisis terhadap hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa: 1) Terdapat hubungan yang negatif signifikan antara stres kerja dan kepuasan kerja. Hal ini berarti, semakin tinggi stres kerja yang dialami oleh polisi wanita maka semakin rendah kepuasan kerjanya dan sebaliknya; 2) Terdapat hubungan yang negatif signifikan antara work-family conflict dan kepuasan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi work-family conflict maka semakin rendah kepuasan kerjanya dan sebaliknya.
This research focused on job satisfaction in policewomen works in Jakarta and surrounds. There are two aspects of stress this research seeks, the effect of work stress and work-family conflict on job satisfaction. The information acquired from questionnaire given to policewomen in two ways. First way is by giving them through some contact persons. Secondly, researcher came directly to four Police Resorts (Three Police Resorts in Jakarta and one Police Resort in Depok). From 126 questionnaires given, only 88 can be counted statistically because they met the requirements of this study. By using Pearson's Product Moment Correlation, researcher can find out the correlation between two variables (Guilford & Frutcher, 1978). The following are two research results: 1) there are negative and significant correlations between stress work and job satisfaction. This means higher stress work correlated with lower job satisfaction and reverse; 2) there are negative and significant correlations between work-family conflict and job satisfaction. It refers that higher work-family conflict correlated with lower job satisfaction and reverse.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
158.7 MAG h
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rumondang, Irvieny
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang dan tujuan: Stres kerja banyak terjadi di bidang pelayanan berkaitan erat dengan masyarakat. Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM) adalah bentuk pelayanan untuk pasien-pasien ketergantungan Napza, khususnya jenis opiat, yang ingin beralih ke substitusi oral metadon. Penelitian ini untuk mengetahui prevalensi kejadian terjadinya stres kerja pada petugas pelayanan PTRM dan faktor lain yang berhubungan. Metode penelitian: Penelitian dengan desain potong lintang dilakukan pada bulan Januari ? September 2015, dengan subjek petugas PTRM aktif bekerja minimal 3 bulan. Data dikumpulkan melalui kuisioner yang meliputi karakteristik sosiodemografi, pengukuran stres kerja menggunakan kuisioner Survey Diagnostik Stres, dan pengukuran adanya stressor dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan kuisioner Holmes Rahe. Hasil penelitian : Dari 87 responden didapatkan prevalensi stres kerja sebesar 69 %. Tidak terdapat faktor risiko yang paling berpengaruh yang berhubungan dengan terjadinya stres kerja (p>0,005). Dari analisa statistik tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara variabel umur, masa kerja, dan tugas rangkap, dengan risiko terjadinya stres kerja pada petugas PTRM. Disarankan memberikan penyuluhan rutin teknik relaksasi untuk mengurangi stres kerja, dan melakukan pemeriksaan lanjutan dan pengobatan bagi pekerja yang mengalami stres kerja.
ABSTRACT Background: Work stress can be found in many fields of services which conducting with community. The Program of Methadone Treatment, which called Program Terapi Rumatan Metadon (PTRM), is a form of patients drug dependence service, in particular the type of opiate, who want to switch to methadone oral substitution. This study aimed to know the prevalence of work stress in the PTRM workers and other risk factors. Methods: A cross-sectional design study was conducted in January - September 2015 at PTRM Puskesmas DKI Jakarta Province. Subjects consisted of active PTRM with minimum 3 months working tenure. The data collected were respondent?s characteristic of socio demography, measurement of work stress by using Survey Diagnostic Stress (SDS) Questionnaire, and measurement of home stressors by using Holmes Rahe (HR) Questionnaire. Result and Recomendation: The prevalence of work stress of 87 respondents was 69%. There is no dominant risk factors relation to work stress (p˂ 0.005). Work stress was not significant relation to age, job experience, and double jobs in the PTRM workers. Suggested give regular counseling to reduce stress relaxation techniques work, and examination and treatment for workers who are experiencing stress.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desti Ariani
Abstrak :
Dua tahun pandemi COVID-19, perusahaan mulai kembali memberlakukan WFO dan mulai mempertimbangkan sistem kerja baru yaitu remote working. Perubahan sistem kerja ini berdampak pada perubahan job context (hubungan interpersonal, home-work interface) dan job content (desain ruang kerja, beban kerja, durasi waktu kerja, sistem kerja) yang dapat menyebabkan bahaya psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor psikososial terhadap stres kerja pada pekerja perkantoran sebelum dan saat pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada pekerja perkantoran yang bekerja dengan sistem WFH dan hybrid (WFH+WFO) di DKI Jakarta pada bulan Juni sampai Juli 2022 dengan menyebarkan kuesioner secara online (google form) kepada 142 responden. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Chi-Square dan t-test. Dari hasil analisis Chi-Square terdapat hubungan yang signifikan untuk variabel desain ruang kerja sebelum pandemi (p 0,005), beban kerja sebelum pandemi (p 0,003) dan saat pandemi (p 0,000), serta durasi waktu kerja saat pandemi (p 0,050) terhadap stres kerja. Dari hasil uji t-test terdapat peningkatan yang signifikan antara stres kerja sebelum dan saat pandemi (1,19; Sig.2-tailed 0,005), beban kerja sebelum dan saat pandemi (0,56; Sig.2-tailed 0,001), serta durasi waktu kerja sebelum dan saat pandemi (0.42; Sig.2-tailed 0,000). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa variabel tersebut berpengaruh pada stres kerja yang dialami oleh pekerja perkantoran sebelum dan saat pandemi COVID-19 di DKI Jakarta. ......Two years the COVID-19 pandemic, companies have started to re-enforce WFO and are starting to consider a new work system, namely remote working. This work system has an impact on changes in job context (interpersonal relations, home-work interface) and job content (workspace design, workload, working time duration, work system) which can cause psychosocial hazards. This study aims to analyze psychosocial factors on work stress in office workers before and during the COVID-19 pandemic. This research is a quantitative study with a cross-sectional study design. The research was conducted on office workers working with the WFH and hybrid systems (WFH+WFO) in DKI Jakarta from June to July 2022 by distributing questionnaires online (google form) to 142 respondents. The analysis used in this study is the Chi-Square and t-test. From the results of the Chi-Square analysis there is a significant relationship for workspace design variables before the pandemic (p 0.005), workload before the pandemic (p 0.003) and during the pandemic (p 0.000), and working time duration during the pandemic (p 0.050) to work stress. From the results of the t-test there was a significant increase between work stress before and during the pandemic (1.19; Sig.2-tailed 0.005), workload before and during the pandemic (0.56; Sig.2-tailed 0.001), and duration of working time before and during the pandemic (0.42; Sig.2-tailed 0.000). The conclusion from this study is that these variables affect the work stress experienced by office workers before and during the COVID-19 pandemic in DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Handayani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fineman, Stephen
Abstrak :
Buku ini membahas mengenai cara mengendalikan emosi dalam berkerja. terdiri atas 12 bab yang disusun dalam 2 bagian, yaitu mengorganisasi dengan emosi dan masalah-masalah emosi yang muncul.
London: Sage, 2004
155.904 2 FIN u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ranggapati Siswara Dewantoro
Abstrak :
Skripsi ini meneliti tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sikap karyawan terhadap keanggotaan serikat pekerja. Faktor-faktor tersebut diwakili oleh faktor pekerjaan, yaitu ketidakpuasan kerja karyawan, stres kerja dan gaya kepemimpinan konsultatif pada atasan. Selain faktor terkait pekerjaan, faktor budaya individualisme dan kolektivisme yang lebih dikhususkan menjadi horizontal dan vertikal juga ikut diteliti dalam penelitian ini. Setelah melakukan uji regresi, hasilnya semua hampir seluruh variabel berpengaruh secara signifikan kecuali variabel kolektivisme horizontal.
This research examines determinant of employee's attitudes toward union membership. These factors are represented by job-related predictor, such as employee's job dissatisfaction, job stress and consultative managerial style. Apart from these job-related predictor variables, the cultural orientation has play a role in this research, such as individualism and collectivism horizontal and vertical. After performing regression testing, the results, almost all variables are influence significantly , except horizontal collectivism.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirinnisa El Karimah
Abstrak :
Skripsi ini membahas hubungan stres terhadap stres karyawan di tiga Direktorat Operasional PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan stres terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif. Data dikumpulkan melalui survei dengan teknik sampel probabilita cluster terhadap karyawan Direktorat Operasional Jawa-Bali, Direktorat Operasional Indonesia Barat, dan Direktorat Operasional Indonesia Timur berjumlah 59 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres memiliki hubungan negatif yang signifikan kinerja karyawan. Hubungan negatif yang terbentuk adalah rendahnya stres berakibat pada tingginya kepuasan kerja yang dirasakan karyawan di tiga Direktorat Operasional PT PLN (Persero). ......The focus of this study is the relationship between occupational stress and job satisfaction among employees in three Operational Directorates of PT PLN (Persero). The purpose of this study is to understand the relationship between occupational stress and job satisfaction among employees. This research is quantitative explanative. The data were collected by means of survey with a probability sampling technique that is cluster to 59 of the employees in the Operational Directorate of Java-Bali, the Operational Directorate of Western Indonesia, and the Operational Directorate of Eastern Indonesia. The results showed that there was a significant negative relationship between occupational stress and job satisfaction among employees. The relationship strength between the two variables is medium.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>