Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mira Susanti
"[Sistem pemekerjaan seumur hidup merupakan sistem relasi industrial yang menguntungkan, dimana partisipasi pekerja dalam perusahaan memiliki kontribusi yang besar dalam keberhasilan perusahaan Jepang. Selain menjamin keamanan kerja, perusahaan yang menganut sistem tersebut juga memberikan berbagai macam fasilitas dan manfaat untuk para pekerjanya. Seiring dengan perkembangan zaman, sistem tersebut perlu untuk disusun ulang untuk menghadapi tantang yang dihadapi oleh perusahaan. Perubahan yang dapat dilakukan diantaranya adalah dengan menggunakan tenaga kerja nonreguler atau transfer kerja sebagai alternatif pemberhentian kerja.
;Lifetime employment system is a favorable industrial ?employer-employee? relationship system, where workers? participation plays a pivotal role to the success of Japanese companies. Besides guaranteeing job security, companies that adopt this system also provide a wide range of facilities and benefits for its employees. Entering the new era, the system needs to be ?reengineered? to overcome challenges faced by the employer. The changes could be utilizing non-regular workforce or job-transfer as an alternative to job layoff.
;Lifetime employment system is a favorable industrial ?employer-employee? relationship system, where workers? participation plays a pivotal role to the success of Japanese companies. Besides guaranteeing job security, companies that adopt this system also provide a wide range of facilities and benefits for its employees. Entering the new era, the system needs to be ?reengineered? to overcome challenges faced by the employer. The changes could be utilizing non-regular workforce or job-transfer as an alternative to job layoff.
;Lifetime employment system is a favorable industrial ?employer-employee? relationship system, where workers? participation plays a pivotal role to the success of Japanese companies. Besides guaranteeing job security, companies that adopt this system also provide a wide range of facilities and benefits for its employees. Entering the new era, the system needs to be ?reengineered? to overcome challenges faced by the employer. The changes could be utilizing non-regular workforce or job-transfer as an alternative to job layoff.
;Lifetime employment system is a favorable industrial ?employer-employee? relationship system, where workers? participation plays a pivotal role to the success of Japanese companies. Besides guaranteeing job security, companies that adopt this system also provide a wide range of facilities and benefits for its employees. Entering the new era, the system needs to be ?reengineered? to overcome challenges faced by the employer. The changes could be utilizing non-regular workforce or job-transfer as an alternative to job layoff.
, Lifetime employment system is a favorable industrial “employer-employee” relationship system, where workers’ participation plays a pivotal role to the success of Japanese companies. Besides guaranteeing job security, companies that adopt this system also provide a wide range of facilities and benefits for its employees. Entering the new era, the system needs to be “reengineered” to overcome challenges faced by the employer. The changes could be utilizing non-regular workforce or job-transfer as an alternative to job layoff.
]"
2015
S60829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhadianti Ariestya Mochtan
"ABSTRAK
Keadaan domestik Jepang yang kian memprihatinkan terutama dalam bidang kependudukan dimana jumlah penduduk negara Jepang terus mengalami penurunan, jumlah lansia lebih banyak jika dibandingkan dengan usia anak muda dan berdampak pada sektor tenaga kerja dan juga perekonomian Jepang yang mengalami stagnansi. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Jepang berupaya untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Hal yang dilakukan oleh pemerintah Jepang adalah, berusaha untuk meningkatkan jumlah pekerja, demi meningkatkan perekonomian Jepang.Salah satu cara yang dilakukan oleh Pemerintah Jepang, saat ini di perintah oleh PM Shinzo Abe, adalah meningkatkan jumlah tenaga kerja asing. Hal ini yang dirasa oleh Jepang mampu menanggulangi permasalah domestik negaranya.Dalam pembuatan kebijakan luar negeri Jepang, salah satu faktor yang berpengaruh dalam hal tersebut adalah kepala pemerintahan. Abe sebagai kepala pemerintah negara Jepang, bertindak sebagai Perdana Mentri, memiliki kekuasaan tertinggi dalam memutuskan pembuatan kebijakan Jepang.Kebijakan yang membahas mengenai tenaga kerja asing di Jepang pada masa pemerintahan PM Shinzo Abe sedikit mengalami perubahan dari PM sebelumnya. Dimana pada masa pemerintahan PM Abe, jumlah tenaga kerja asing mengalami peningkatan yang drastis. Hal ini tidak terlepas dari keinginan PM Abe untuk meningkatkan kembali perekonomian Jepang dengan berusaha untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di beberapa sektor usaha agar perekonomian berjalan maksimal sehingga mampu mempengaruhi peningkatan ekonomi Jepang.

ABSTRACT
Japan 39 s domestic circumstances are a growing concern, especially in the field of population where the population of the country of Japan continues to decline. The Aging population is growing while the number of young generation getting low. the Japanese government struggles to cope with these problems. Japanese government already trying to increase the number of workers., especialy immigrant workers.Abe as the prime minister of Japan has the highest authority in the decision of foreign policy making. Under Abe administration, the number of immigrant workers had increase. It is because Abe focus on reconstruction of Japan Economi problem, which is Japan need more workers to make their production sector grown faster and the stagnantion in Japan will end. Eventho, in Japan diet these topic, about immigrant workers, is one of sensitive problem, but Japan can rsquo t denied that they need them to help them solve their domestic problem."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"perempuan, yaitu yang disebut Roudou Kijung Hou Akan tetapi, para pekerja perempuan mulai merasakan bahwa mereka tidak mendapatkan perlakuan dan kesempatan yang sama dengan teman sekerja laki-laki di tempat mereka bekerja. Dikarenakan hal tersebut pemerintah membuat Kinrou Fujin Fukushi Hou atau Hukum Kesejahteraan Pekerja Perempuan yang dibuat pada tahun 1972. Dalam hukum ini mengatur adanya fasilitas pengasuhan anak dan cuti merawat anak. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan jaman, para pekerja perempuan ingin mendapatkan persamaan kesempatan kerja dengan laki-laki. Kemudian dibuatlah Kintouhou. Danjo Koyou Kikai Kintouhou lebih dikenal dengan Kintouhou adalah Hukum Persamaan Kesempatan Kerja Laki-laki dan Perempuan. Hukum ini mulai aktif diterapkan pada tanggal 1 April 1986. Kintouhou dengan jelas melarang praktek diskriminasi terhadap pekerja perempuan dalam lingkungan pekerjaan khususnya perekrutan, kesejahteraan pekerja, pelatihan, penempatan pekerjaan, promosi dan masa pensiun. Pada Kintouhou ternyata masih terdapat kekurangan di dalamnya, yaitu tidak adanya larangan tegas diskriminasi dalam hal perekrutan, pegawaian, promosi, tugas kerja, pendidikan dan pelatihan, program kesejahteraan, usia pensiun, dan pemecatan. Atas dasar latar belakang tersebut dibuatlah Revisi Kintoho pada tahun 1999."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S13863
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu E. A.
"Skripsi ini membahas tentang eksklusi sosial terhadap pekerja migran perempuan Filipina di Jepang dan hubungannya dengan pembangunan wilayah yang tidak seimbang. Dalam menganalisa eksklusi sosial terhadap pekerja migran perempuan Filipina di Jepang dan hubungannya dengan pembangunan wilayah yang tidak seimbang menggunakan metode deskriptif analisis berdasarkan teori proses makro globalisasi yang salah satu aspeknya adalah pembangunan wilayah yang tidak seimbang. Pada akhir analisa, diketahui bahwa pembangunan wilayah yang tidak seimbang berdampak pada terjadinya eksklusi sosial terhadap pekerja migran perempuan Filipina di Jepang.

The focus of this study is the social exclusion experienced by the Philippine female migrant workers in Japan and its relation with the unequal development of regions. This study is written based on analyzed-descriptive. In order to analyze the social exclusion experienced by the Philippine female migrant workers in Japan and its relation with the unequal development of regions, this study use the macro process of globalization theory, which is caused the existence of the unequal development of regions. An the end of the analysis shows that the unequal development of regions caused the social exclusion experienced by the Philippine female migrant workers in Japan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13685
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
J. Ravianto
Jakarta: UI-Press, 1986
311.118 RAV o (1);311.118 RAV o (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library