Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudirman Saad
Jakarta: COREMAP II, 2009
303.33 SUD b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zacot, Francois-Robert
Jakarta: KPG (Kepustakaan populer gramedia) , 2002
306.598 4 ROB o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Indriati Permanasari
"Pariwisata merupakan industri yang berperan dalam perekonomian suatu negara. termasuk penciptaan lapangan kerja. Oleh karena itu, banyak negara bertujuan untuk meningkatkan industri pariwisata yang dimiliki. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi intensi wisatawan untuk mengunjungi kembali suatu destinasi. Hipotesis diuji secara empiris dengan mengambil sampel 250 wisatawan nusantara dan Labuan Bajo sebagai objek penelitian. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa beberapa destination attributes berpengaruh terhadap experience quality wisatawan, baik secara positif maupun negatif. Selain itu, beberapa dimensi dari experience quality memiliki pengaruh signifikan terhadap trip satisfaction, di mana hal ini berkorelasi positif dengan intention to revisit wisatawan. Model penelitian mengeksplorasi hubungan tersebut dengan menggunakan pendekatan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM). Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai proses pengambilan keputusan wisatawan untuk mengunjungi kembali sebuah destinasi, dalam konteks pariwisata di negara berkembang, yaitu Indonesia.
......Tourism has long been known for its potential contribution to a countrys economy, including job creation. Therefore, many countries are aiming to develop and grow their tourism industry. This study aims to analyse factors that influenced travellers intention to revisit a destination. The hypotheses were empirically tested with samples of 250 Indonesian tourists and Labuan Bajo as the object analysed. The findings revealed that various destination attributes influenced the travellers experience quality, either positively or negatively. Furthermore, some dimensions of the travellers experience quality have a significant effect on the travellers trip satisfaction and subsequently, it positively correlates with their intention to revisit the destination. The research model explored the relationship by using a Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM) approach. The research findings hopefully offer key insights into the process of traveller decision making upon whether to revisit a destination, in the context of tourism in an emerging market, namely Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinayung Syafira Aratuza
"Penelitian ini ingin mengungkap proses adaptasi arsitektur vernakular suku Bajo di desa Mola Kepulauan Wakatobi dalam mengahadapi modernitas. Suku Bajo adalah suku yang kehidupannya tidak pernah jauh dari laut, bergerak, bekerja dan tinggal di atas perahu, namun saat ini sebagian besar suku Bajo telah bermukim di pesisir pantai, hal ini terjadi karena pemerintah yang sejak dulu ingin membawa suku bajo ke daratan agar memiliki identitas dan teritori yang jelas. Perpindahan suku Bajo dari laut ke darat menyebabkan mereka terpaksa beradaptasi dengan lingkungan baru yang akhirnya menciptakan pemaknaan baru dalam kehidupan suku Bajo. Meskipun memiliki rumpun dan etnis yang sama, perkembangan tiap suku Bajo ditiap daerah pastilah memiliki cara tersendiri, yang membedakan adalah cara masyarakat beradaptasi dan memaknai rumah, sehingga rumah suku Bajo Mola merupakan salah satu objek yang mengalami proses adaptasi, perpindahan, dan perubahan. Tujuan penelitian ini adalah unuk mengetahui sejarah perkembangan arsitektur vernakular Suku Bajo di Desa Mola dan proses adaptasinya dalam menghadapi modernitas. serta melihat perubahan apa yang terjadi pada proses adaptasi tersebut terhadap kebudayaan dan identitas asli suku Bajo di Desa Mola. Penelitian dilakukan di Pemukiman Suku Bajo desa Mola Kepulauan Wakatobi. Metode penelitian yang digunakan adalah interpretasi historis dengan dua proses, pertama menganalisis bukti yang tertinggal untuk menghasilkan fakta dan kedua melakukan interpretasi sejarah, peneliti menggunakan 3 tahap dalam proses adaptasi yaitu inception, implementation, dan disposal, sebagai alat untuk menganalisa suku Bajo Mola. Penelitian ini membuktikan bahwa Suku Bajo Mola dalam menghadapi kehidupan modern tidak lantas menghilangkan atau mengganti aspek kehidupan terdahulu mereka dengan yang baru, namun mereka beradaptasi, menyesuaikan diri dengan tetap menjaga hal- hal yang penting untuk mereka yaitu kehidupan yang tetap berorientasi kepada lautan.
......This study aims to reveal the process of adapting the vernacular architecture of the Bajo tribe in Mola village, Wakatobi Islands in the face of modernity. The Bajo tribe is a tribe whose life is never far from the sea, moves, works and lives on boats, but now most of the Bajo tribe have settled on the coast, this is because the government has always wanted to bring the Bajo tribe to the mainland in order to have a clear identity and territory. The movement of the Bajo tribe from sea to land forced them to adapt to a new environment which eventually created a new meaning in the life of the Bajo tribe. Even though they have the same family and ethnicity, the development of each Bajo tribe in each area must have its own way, the difference is the way the community adapts and interprets the house, so that the Bajo Mola house is one of the objects that undergo a process of adaptation, displacement, and change. The purpose of this study was to determine the history of the development of Bajo vernacular architecture in Mola Village and its adaptation process in the face of modernity. and see what changes have occurred in the adaptation process to the culture and original identity of the Bajo tribe in Mola Village. The research was conducted in the Bajo Tribe Settlement, Mola Village, Wakatobi Islands. The research method used is historical interpretation with two processes, firstly analyzing the remaining evidence to produce facts and secondly performing historical interpretation, the researcher uses 3 stages in the adaptation process, namely inception, implementation, and disposal, as a tool to analyze the Bajo Mola tribe. This research proves that the Bajo Mola Tribe in dealing with modern life does not necessarily eliminate or replace aspects of their previous life with new ones, but they adapt, adjust while maintaining the things that are important to them, namely life that remains oriented to the ocean."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Being Fadarudin
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S48986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elrika Dwimarsya Christina
"Skripsi ini membahas dan menganalisis tentang pengaruh electronic word-of-mouth terhadap intensi wisatawan untuk melakukan perjalanan wisata ke Labuan Bajo, dengan menerapkan Theory of Planned Behavior yaitu dengan mempertimbangkan attitude, subjective norms serta perceived behavioral control. Sampel penelitian ini adalah wisatawan yang sudah pernah membaca online review seputar Labuan Bajo namun belum pernah berkunjung ke daerah tersebut sebelumnya. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa electronic word-of-mouth tidak berpengaruh secara signifikan terhadap intention untuk berkunjung ke Labuan Bajo, namun berpengaruh signifikan terhadap attitude, subjective norms serta perceived behavioral control yang berperan sebagai variabel mediasi.
......This study discusses and analyzes the effect of electronic word of mouth on tourist intention to travel to Labuan Bajo and applying the Theory of Planned Behavior by considering attitude, subjective norms and perceived behavioral control. The sample of this research is tourists who have read online review about Labuan Bajo but have never visited the place before. The data were processed using Structural Equation Modeling method.
The result of the research shows that electronic word of mouth does not significantly influence tourist intention to visit Labuan Bajo, but it has significant effect on attitude, subjective norms and perceived behavioral control that acts as mediation variable."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud , 1997
499.221 5 STR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tasman
"Integrasi sosial masyarakat terasing ke dalam sistem nasional Indonesia melalui program PKSMT merupakan usaha pemerintah untuk menghilangkan keberadaan kelompok-kelompok masyarakat yang terasing baik secara geografis maupun sosial budayanya, sehingga kesenjangan dalam aspek kehidupan dan penghidupan diantara suku-suku bangsa yang berada dalam wilayah Kesatuan Republik Indonesia di bawah naungan asas Bhineka Tunggal Ika, dapat dihilangkan. Munculnya masalah masyarakat terasing karena adanya perbedaan perkembangan kebudayaan dan peradaban dari keanekaragaman sukubangsa yang ada. Sehingga dengan pengintegrasian kelompok-kelompok masyarakat yang masuk dalam kategori terasing ke dalam sistem nasional, dimaksudkan untuk meningkatkan taraf hidup dan kehidupan kelompok-kelompok masyarakat tersebut agar dapat hidup lebih baik dari sebelumnya dan secara dengan sukubangsa lainnya di Indonesia.
Pengintegrasian masyarakat suku terasing ke dalam sistem nasional, dilaksanakan dengan memperkenalkan kebudayaan atau nilai-nilai nasional ke dalam kehidupan masyarakat suku terasing melalui proses difusi dan proses sosialisasi sesuai dengan apa yang tertuang dalam kebijaksanaan pemerintah mengenai PKSMT. Sehingga kebudayaan nasional atau nilai-nilai nasional dapat terintegrasi ke dalam sistem kehidupan masyarakat suku terasing yang akhirnya struktur sosial dan pola--pola kehidupan masyarakat suku terasing dapat bercorak nasional.
Berdasarkan konsep integrasi itu sendiri yang merupakan kohesi sosial yang berasal dari konsensus, dimana integrasi dapat terjadi apabila ada nilai-nilai umum yang berfungsi sebagai alat kontrol atau pengendali terhadap suatu aktivitas dan kegiatan. Alat kontrol sosial sangat penting dalam suatu proses integrasi karena terjadinya integrasi disebabkan adanya perpecahan-perpecahan atau perbedaan-perbedaan dari dua atau lebih kelompok, dimana masing-masing kelompok mempunyai kepentingan-kepentingan yang berbeda-beda sesuai dengan tuntutan dari pemenuhan kebutuhan masing-masing kelompok, sehingga dapat dikatakan bahwa dengan mempersekutukan kepentingan-kepentingan dari kelompok-kelompok merupakan suatu proses yang mengarah pada suatu Integrasi. Dan dalam rangka integrasi sosial masyarakat terasing, maka nilai-nilai nasionallah yang merupakan nilai-nilai umum yang bertindak sebagai alat kontrol terhadap setiap aktivitas dan kegiatan yang dilaksanakan baik kegiatan individu maupun kelompok.
Studi ini dilaksanakan pada salah satu kelompok masyarakat terasing yaitu masyarakat suku Bajo yang hidup mengembara di kawasan laut, yang ada dalam wilayah Kecamatan Lasolo Daerah Tingkat II Kendari. Kelompok masyarakat tersebut telah dimukimkan pada tahun 1985 di lokasi pemukiman yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah, namun kelompok masyarakat yang dimukimkan dan dibina sesuai dengan program PKSMT hanya tinggal selama 3 bulan yang pada akhirnya 73 KK dari 100 KK yang dimukimkan, meninggalkan lokasi pemukiman dan selanjutnya mereka kembali hidup dilaut secara mengembara di pulau-pulau kecil dan terpencil. Muncul pertanyaan sederhana, mengapa orang-orang Bajo tersebut meninggalkan lokasi pemukiman? Dan mengapa masih ada Orang-oranng Bajo yang tidak meninggalkan lokasi pemukiman sampai sekarang ?
Dengan melibatkan Orang-orang Bajo secara keseluruhan dalam studi ini, baik Orang-orang Bajo yang ada di lokasi pemukiman maupun yang berada di luar lokasi pemukiman, maka pertanyaan sederhana tersebut di atas dapat terjawab. Sejalan dengan itu pula maka tujuan dari studi ini adalah untuk mempelajari; kebudayaan masyarakat suku Bajo secara keseluruhan. kebudayaan nasional yang berupa ide-ide dan gagasan-gagasan baru yang diperkenalkan ke dalam sistem kehidupan masyarakat Bajo melalui program PKSMT dalam rangka integrasi masyarakat tersebut ke dalam sistem nasional Indonesia, hubungan timbal balik antara kedua unsur tersebut dengan kata lain bagaimana respons masyarakat Bajo terhadap masuknya nilai-nilai nasional dalam sistem kehidupan mereka. Proses tersebut dianalisa melalui teori-teori yang digunakan sebagai kerangka acuan dalam kajian lni, seperti teori akulturasi, teori integrasi kebudayaan melalui teori pendekatan "struktural fungsional".
Akhirnya, semua data dan informasi yang ditampilkan dalam tesis ini merupakan hasil penelitian di lapangan yang berdasarkan kerangka acuan tersebut di atas dan dengan penggunaan metodologi kualitatif sebagai pendekatan ilmiah dan beberapa metode/teknik pengumpulan data yang dipakai, seperti; metode pengamatan dan pengamatan terlibat serta wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang disusun berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, sehingga semua data yang diperoleh baik secara tertulis, lisan, maupun berdasarkan penggunaan simbol-simbol perilaku dapat dideskripsikan seperti yang dipaparkan dalam keseluruhan tulisan ini, sesuai dengan sifat penelitian ini yang yaitu bersifat deskriptif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfred Rodriques Januar Nabal
"Dinamika kepariwisataan Labuan Bajo telah menghasilkan perkembangan perkotaan Labuan Bajo menjadi kota wisata. Fenomena ini disebut dengan urbanisasi pariwisata, yaitu perkembangan kota Labuan Bajo untuk tujuan produksi, penjualan, serta konsumsi barang dan jasa yang memberikan kesenangan bagi wisatawan atau pengunjung. Secara spasial, fenomena ini terlihat pada perkembangan kawasan pesisirnya sebagai pusat aktivitas komersial yang menunjang kebutuhan konsumsi wisatawan atau pengunjung. Dalam perspektif urbanisasi pariwisata, muncul bentuk ruang konsumsi pada kawasan tersebut. Namun, jauh sebelum menjadi pusat kegiatan komersial pariwisata, kawasan pesisir telah manjadi tempat tinggal bagi masyarakat setempat. Karena itu, perkembangan kawasan pesisir ini turut mengancam posisi masyarakat setempat. Dengan menggunakan model studi kasus instrumental dalam pendekatan kualitatif, penelitian ini hendak membangun penjelasan tentang pembentukan ruang konsumsi di kawasan pesisir kota Labuan Bajo yang mengancam eksistensi masyarakat setempat. Penelitian ini menunjukkan, pembentukan ruang konsumsi pada kawasan pesisir kota Labuan Bajo menjadi bagian dari produksi ruang kapitalistik. Melalui sentralisasi kapital dan konfigurasi spasial oleh negara dan swasta/privat, terjadi serangkaian abstraksi yang membentuk ruang konsumsi sebagai ruang sosial baru di kawasan pesisir kota Labuan Bajo. Signifikannya penggunaan kawasan pesisir sebagai pusat aktivitas komersial pariwisata turut menghasilkan dominasi ruang konsumsi yang diisi oleh pemilik modal, tenaga kerja, dan wisatawan atau pengunjung sebagai kelompok sosial baru di kawasan tersebut. Dominasi tersebut mengancam eksistensi masyarakat setempat melalui reduksi ruang sosial masyarakat setempat sebagai kelompok sosial lama. Munculnya fenomena perpindahan langsung maupun tekanan perpindahan mengindikasikan ancaman eksistensi masyarakat setempat karena pembentukan ruang konsumsi di kawasan pesisir kota Labuan Bajo.
......Labuan Bajo tourism has resulted in the urban development of Labuan Bajo into a tourist city. This phenomenon is called tourism urbanization, namely the development of the city of Labuan Bajo for the purpose of producing, selling, and consuming goods and services that provide pleasure for tourists or visitors. Spatially, this phenomenon can be seen in the development of the coastal area as a center of commercial activity that supports the consumption needs of tourists or visitors. In the perspective of tourism urbanization, a form of consumption space appears in the area. However, long before becoming the center of commercial tourism activities, the coastal area has become a place of residence for the local community. Therefore, the development of this coastal area also threatens the position of the local community. By using an instrumental case study model in a qualitative approach, this study aims to develop an explanation of the formation of consumption space in the coastal area of Labuan Bajo city which threatens the existence of the local community. This study shows that the formation of consumption space in the coastal area of the city of Labuan Bajo is part of the production of capitalistic space. Through the centralization of capital and spatial configuration by the state and the private sector, a series of abstractions occur that form the consumption space as a new social space in the coastal area of Labuan Bajo city. The significance of the use of coastal areas as centers of tourism commercial activity also results in the dominance of consumption space filled by owners of capital, labor, and tourists or visitors as new social groups in the area. This domination threatens the existence of the local community through the reduction of the local community's social space as an old social group. The emergence of the phenomenon of direct displacement and displacement pressure indicates a threat to the existence of the local community due to the formation of consumption space in the coastal area of Labuan Bajo city."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover