Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sagan, Carl
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia , 1997
523.1 SAG k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gribbin, John
London: Penguin Book, 1998
523.12 GRI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ferris, Timothy
New York: Simon & Schuster, 1997
523.1 FER w
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Chong, Song-hui
Seoul Korea: Chaekse sang, 2005
KOR 523.105 19 CHO u
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Michell, John
London: Thames and Hudson, 1991
523.12 MIC t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
Karlina Leksono Supelli
Abstrak :
Revolusi Copernicus pada pertengahan abad ke-16 menyingkapkan kenyataan bahwa Bumi bukan merupakan pusat alam semesta sebagaimana diyakini selama berabad-abad. Bumi adalah sebuah planet di antara planet-planet lain yang beredar megelilingi sebuah bintang normal, yaitu Matahari. Penemuan hukum--hukum gerak planet di dalam tata surya oleh Johannes Kepler {1571--1630) serta pengungkapan hukum universal gravitasi oleh Isaac Newton (1643-1727) memperkuat keyakinan baru bahwa tidak ada kekhususan pada Bumi, begitu pula pada planet-planet yang mengembara di langit. Baik Bumi maupun planet-planet merupakan bendabenda material yang dapat dipahami berdasarkan hukumhukum alam. Langit bukan lagi wilayah benda-benda spiritual yang tidak terjangkau akal budi manusia sebagaimana diyakini sejak Aristoteles, dan kosmos menjelma menjadi sebuah model matematika yang memperoleh keabsahannya melalui pengukuran dan pengamatan. Betapapun revolusionernya pemikiran Copernicus, ia belum sepenuhnya meninggalkan alam pemikiran skolastik. Hal ini dapat dilihat dari komentarnya terhadap posisi Matahari. Ia juga berpendapat bahwa Matahari bukan hanya pusat tata surya, tetapi pusat kosmos yang berhingga. Namun pandangan yang menyingkirkan Bumi sebagai pusat kegiatan Semesta berkembang dan mendasari hampir semua penyelidikan alam. Galileo Galilei (1564-1642) menolak sepenuhnya rancangan kosmos antroposentrik dengan alasan bahwa manusia terlalu arogan bila beranggapan bahwa semesta tidak diciptakan untuk sesuatu yang lain di luar manusia. Ditinjau dari sudut pandang yang sempit, revolusi Copernicus dapat dipahami sebagai semata-mata sebuah pergeseran paradigma di dalam perkembangan astronomi dan kosmologi. Namun dari sudut pandang yang lebih luas revolusi ini membawa serta dasar yang paling penting untuk pemikiran modern, yaitu pengenalan kritis bahwa kondisi semu dunia obyektif secara tidak sadar ditentukan oleh kondisi subyek.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalilul Falihin
Abstrak :
Tulisan ini, akan menggunakan pandangan-pandangan Ibn `Arabi tentang alam semesta yang penjelasannya penuh dengan visi mistik dan visi rasionil. Ibn' Arabi dengan konsepsi paham wahdat al wujud sebagai dasar pijakan dalam tema kosmologinya. Mengungkapkan betapa keseluruhan sifat kosmos itu merupakan gema dari berbagai nama dan sifat Tuhan dan sesungguhnya hanya ada satu wujud, satu realitas, dan segala entitas yang ada (termasuk makhluk alam) hanyalah refleksi nama-nama dan sifat-sifat Tuhan di atas cermin noneksistensi. Secara filosofis lbn `Arabi menjelaskan bahwa inti substansi alam semesta merupakan nafas Tuhan (nafs al-rahman) yang diembuskan kepada entitas-entitas permanen (al-a'yc n al-tadbitah ), Nafas Yang Maha Pengasih adalah substansi yang mendasari segala sesuatu. Ibn `Arabi mengatakan: yang ingin mengetahui nafas Tuhan hendaklah mengetahui alam semesta, karena barang siapa yang mengetahui dirinya akan mengetahui Tuhannya. Nafas Rahman adalah substansi dimana berkembang wujud materil dan rohaniah. Kasus Adam (yang dianugerahi nafas ini) merupakan simbol penciptaan alam (kosmos). Penciptaan alam dalam teori Ibn `Arabi adalah konsep tajalli (teofani, penampakan diri) diri Tuhan pada alam emperis yang serba ganda. Konsep tajalli ini merupakan tiang filsafat Ibn `Arabi tentang wahdat al-wujud karena tajalli ditafsirkan dengan penciptaan, yaitu cara munculnya yang banyak dari Yang satu tanpa akibat, Yang satu itu menjadi banyak. Tuhan menciptakan alam semesta agar dapat melihat diri-Nya dan memperlihatkan diri-Nya. Dia mengenal diri-Nya dan memperkenalkan diri-Nya melalui eksistensi alam. Ibn `Arabi banyak menggunakan istilah metaforis dalam mengungkapkan hubungan Tuhan dan alam, salah satunya adalah tentang cermin. Alam ini adalah cermin tempat Tuhan melihat diri-Nya. Cinta untuk melihat diri-Nya merupakan tujuan dan sebab penciptaan alam. Adapun metodologi penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah kajian kepustakaan (Library Research), yaitu menelaah buku-buku dan tulisan yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas. Sedangkan pemecahan masalah tesis ini akan menggunakan metoda deskrifirf analisis, yaitu menganalisa data-data yang berkaitan dengan pemikiran Ibn `Arabi tentang kosmologi. ......This article, will elaborate about views of Ibn ' Arabi about universe which its clarification full of mystique vision and rationale vision. Ibn' Arabi with conception understand united existence as stepping base in its cosmology theme. Laying open what a the overall of the nature of that cosmos represent echo from various name and nature of God and in fact there's only one form, one reality, and all existing entities (including natural creature) only the name reflections and nature of God above mirror of nonexistence. Philosophically Ibn 'Arabi explain that the core of universe substance represent God breath (breath of Rahman) blown to permanent realities (al-a'yan of al-tsabitah), Breath Which Enamored The most is a substance constitution anything. lbn 'Arabi tell: who wish to know the breath of God shall know universe, because who know his/her self will know his/her God. Breath of Rabman is substansi-expanding form of material and of rohaniah. The Case of Adam (awarded this breath) representing creation of nature symbol (kosmos). Creation of nature in theory of Ibn 'Arabi is a concept of tajalli (theophany, vision/appearance of self) God self in emperies nature all duplicate. This concept of Tajallis represent philosophy pillar of Ibn 'Arabi about united existence because tajalli interpreted with creation, that is way of appearance which many from Which is one without effect, The one that become much. God create universe in order to see His God self and show God self. God recognize God self and introduce God self through natural existence. Ibn 'Arabi using many term of metaphoric in laying open relation God and nature, one of them is about mirror. This Natural is the mirror that God see God self. Love to see God self represent cause and target of nature creation. As for research methodologies, which used in this article is Library Research, that is analyzing existing article and books which have relation with problem studied. While trouble-shooting of this thesis will use descriptive analysis method, that is data analyzing that related to lbn'Arabi idea about cosmology.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11935
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amar Makruf
Abstrak :
"Pendekatan lslami" yang muncul dari pemikir Islam, sebagai pendekatan alternatif dari pendekatan barat yang materialis dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mendorong kebangkitan kembali umat Islam. Tokoh dunia Islam kontemporer yang mempelopori pendekatan ini, Ismail Raji al-Faruqi, memandang selama ini landasan untuk mencari, mengembangkan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi hanya didasari oleh akal semata dan mengabaikan wahyu. Pendekatan ini telah menimbulkan ketidakadilan sehingga timbul upaya untuk memperkenalkan kembali cara Islami yang pernah menghantarkan umat Islam berjaya di abad pertengahan. Pandangan dan langkah ini ditemukan pula di Indonesia. Habibie dengan organisasi keislamannya, ICMI, berupaya mensinergikan nilai agama dan ilmu pengetahuan modern untuk menghindari terlucutinya nilai-nilai insani akibat pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak seimbang. Pemikiran kedua tokoh ini mempunyai banyak persamaan yang dapat melengkapi khususnya untuk program mengembangkan Sumber Daya Manusia melalui metode yang tidak menyanipingkan aspek moral/agama dengan ilmu terapan.
Islamic approach as the alternate approach toward the western approach that considered materialism has supported the Renaissance of Islamic people. Ismail Raji al-Faruqi, the iniator of the alternate approach, views that the western epistemology is only based on ratio neglecting wahyu that caused injustice. So there must be an effort to change the situation by reintroducing Islamic approach. The same view and measure are also found in Indonesia. BJ Habibie and Islamic intellectual association (ICMI) are trying to synergize religious and modern applied sciences and technology in the way of searching and utilizing science and technology to avoid dehumanization of human itself. Habibie and al-Faruqi's thinking being considered to be complementary to each others, especially in their effort to develop human resources by doing the education program that not neglecting religious and applied science and technology.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13224
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>