Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I. Sumirat
Abstrak :
The National Nuclear Energy Agency of Indonesia (BATAN) has one dedicated spectrometer for inelastic neutron scattering experiments. The instrument is a thermal neutron triple-axis spectrometer known as SN1. SN1 was installed in 1992 in the experimental hall of G. A. Siwabessy Research Reactor, Serpong, Banten. Malfunctions of the hardware and software have prevented the instrument from performing inelastic scattering measurements since 1996. The 2011-2015 five years project has been initiated to revitalize and optimize the SN1. The project serves as a preparation for the utilization of SN1 for the investigation of lattice dynamics, spin wave and magnetic excitations in condensed matters that will be started in 2016. In 2013, SN1 has successfully been repaired and was able to measure phonon dispersion relation of available single crystals, i.e., Cu, pyrolytic graphite (PG), Ge, and Al. In 2015, the first experiment on magnetic excitation to investigate magnon dispersion relation of a known Fe single crystal has been carried out. Standard methods of inelastic scattering measurements, i.e., a constant-energy transfer hω with either fixed final neutron energy Ef = 14.7 meV or fixed incoming neutron energy Ei = 30.59 meV, and a constant momentum transfer Q with fixed incoming neutron energy Ei = 30.59 meV, were applied to measure the low-energy magnetic excitations. For fixed Ef measurement, a 5-cm thick PG filter was set between the sample and the analyzer to eliminate λ/n harmonics. To limit the energy and momentum spreads of the beam, collimations of 40 minutes were applied before and after the sample. The spin waves were measured along the three principal symmetry directions of [00ζ], [ζζ0], and [ζζζ]. The measured magnons were compared to values in reference and were found to be in a good agreement with them. With such accomplishments, we are convinced that SN1 is now ready for its inelastic scattering application and will become one of BATAN’s neutron instrument which is routinely utilized for materials characterization on lattice dynamics and magnetic excitations by local and foreign scientists. Besides reporting the SN1 first measured magnon, the current status of SN1 instrument development will also be presented briefly.
Center for Informatics and Nuclear Strategic Zone Utilization, 2016
607 AIJ 42:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Khoeri
Abstrak :
Konsepsi bahwa pemasangan dinding bata (DB) pada portal belum akan meningkatkan kapasitas penahan beban lateral, sehingga menguntungkan struktur dalam merespon gempa dan jika dalam tahap disain kontribusi kekakuan DB diabaikan akan menambah faktor keamanan tidaklah sepenuhnya benar. Kenyataannya, pada beberapa peristiwa gempa, banyak kerusakan terjadi karena modifikasi struktur dengan pemasangan DB pada portal. Walau relatif lemah, DB dapat merubah respon struktur secara drastis. Karena, dengan adanya DB kekakuan struktur bertambah sehingga periode getar struktur menjadi lebih kecil, akibatnya respon struktur berubah, yang bisa jadi menguntungkan atau malah merugikan struktur. Tesis ini mengkaji bagaimana pengaruh adanya pemasangan DB pada portal beton untuk struktur simetris dan asimetris pada rasio periode getar struktur terhadap periode gempa, Tn/Tg<1 (merepresentasikan bangunan rendah), Tn/Tg=1 (resonansi) dan Tn/Tg> 1 (merepresentasikan bangunan tinggi). Analisis dilakukan dengan memvariasikan kekakuan dan kekuatan DB, eksentrisitas pusat massa terhadap pusat geometri dan periode getar gempa. Berdasarkan hasil simulasi dan analisis, adanya pemasangan DB pada portal untuk bangunan rendah akan memberikan efek yang menguntungkan pada sistem struktur. Pengabaian kontribuSi kekakuan DB pada tahap disain akan menambah faktor keamanan struktur. Hal sebaliknya terjadi pada bangunan tinggi dan kondisi resonansi. Ketika terkena gempa kuat, DB cenderung berinteraksi dengan portal yang mengelilinya dalam merespon gempa, namun ketika bata retak atau hancur, respon struktur akan berubah secara drastis, yang mengakibatkan gaya dalam yang ditahan portal beton akan meningkat. Jika tidak diperhitungkan sebelumnya kondisi ini akan membahayakan struktur. Terlebih utuk struktur asimetris akibat adanya eksentrisitas pusat massa terhadap pusat geometri, kekakuan ataupun kekuatan DB yang berbeda.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T3854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library