Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Lactic acid fermantation has been studied as an alternative method os chitin recovery from the natural chitin compunds,such as shrimp waste....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Probiotic food is (Food/drink beverage) as content probiotic batteries that can give health effect...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yehezkiel Willy Susanto
"Pemanfaatan bakteri telah banyak dilakukan pada banyak aspek kehidupan manusia dan menghasilkan dampak yang positif. Salah satu pemanfaatannya adalah asam laktat dan bakteriosin yang diekskresikan dari bakteri Streptococcus macedonicus. Bakteri Streptococcus macedonicus MBF10-2 adalah salah satu galur dari bakteri asam laktat yang diketahui memiliki potensi aktivitas antimikroba terhadap beberapa bakteri Gram positif. Aktivitas antimikroba ini diharapkan dapat dikembangkan sebagai produk perawatan kulit. Dalam penelitian ini digunakan medium berbasis nabati yaitu de Man, Rogose, dan Sharpe(MRS) Vegitone untuk menjamin kehalalan dari proses dan produk akhir. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum perolehan massa sel terbanyak selama fermentasi pada medium de Man, Rogose, Sharpe(MRS) Vegitone pada skala yang diperbesar untuk meningkatkan produksi lisat. Optimasi kondisi optimum perolehan massa sel dilakukan dengan melakukan pengkulturan sel secara bertahap hingga skala besar pada fermentor. Optimasi pelisisan sel dilakukan dengan cara menggunakan metode ultrasonikasi dan gabungan dari ultrasonikasi dengan penambahan lisozim (enzimatik) dengan kondisi pada pH 7 dan 8 dengan pengulangan 20x dan 40x. Pengujian untuk mengkonfirmasi bahwa bakteri sudah terlisis dengan baik yaitu menggunakan pewarnaan Gram dan pengujian MTT Assay. Hasil percobaan menunjukkan bahwa perolehan massa sel yang didapat pada medium MRS Vegitone adalah 7.987 gram, dan perolehan massa sel pada medium MRS standar adalah 8.7013 gram. Hasil dari optimasi lisis menunjukkan bahwa metode gabungan ultrasonikasi dan enzimatik dengan kondisi pH 8 dan pengulangan 40x memberikan hasil yang lebih baik, dibuktikan dengan pengujian perwarnaan Gram yang menunjukkan bahwa sel yang terlisis paling banyak dan rendemen hasil freeze dry sebesar 5.7267%. Dari pengujian MTT Assay juga menunjukkan bahwa sel telah terlisis dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa waktu inkubasi optimum medium MRS Vegitone adalah 16 jam dengan efisiensi jumlah massa sel pada medium MRS Vegitone adalah 8,21% lebih sedikit jika dibandingkan denga medium MRS Standar dan kondisi lisis yang optimum adalah dengan metode gabungan ultrasonikasi dan enzimatik dengan kondisi pH 8 dan pengulangan 40x dengan perolehan rendemen hasil freeze drysebesar 5.7267%.

The use of bacteria has been done in many aspects of human life and has a positive impact. Several of the potential substance are lactic acid and bacteriocin. One of the example is Streptococcus macedonicus. Streptococcus macedonicus MBF10-2 is one ofthe strains of lactic acid bacteria that have antimicrobial activity against several Gram-positive bacteria. This antimicrobial activity is expected to be developed as a skin care product. In this study, vegetable-based medium was used, namely de Man, Rogose, and Sharpe (MRS) Vegitone to ensure halalness of the process and final product. Therefore, this study aims to obtain the optimumconditions for obtaining the most cell massgainduring fermentation in the de Man, Rogose, and Sharpe(MRS) Vegitone on a scale that is enlarged to increase lysate production. Optimization of the optimum conditions for cell mass gain was done by culturing cells gradually to a large scale in fermentor. Optimization of cell lysis is done by using ultrasonication method and a combination of ultrasonication with the addition of lysozyme (enzymatic) with conditions at pH 7 and 8with repetitions of 20 times and 40 times. Tests to confirm that the bacteria has been properly destroyed, that is, using Gram staining and MTT assay. The results showed that the cell mass gain obtained in the MRS Vegitone medium was 7.987 gramsand the cell mass gain obtained in Standard MRS medium was 8.7013 grams. The results of lysis optimization showed that the combined method of ultrasonication and enzymatic with conditionat pH 8 with repetitions of 40 times gave better results, proven by the Gram staining test which showed that the most cells are destroyed and the freeze dry yield was 5.7267 %. In MTT assay also shows that the cell has been properly destroyed. It can be concluded that the optimum incubation time of MRS Vegitone medium is 16 hours with the efficiency of cell mass in the MRS Vegitone medium was 8.21% less when compared to the standard MRS medium and the optimum lysiscondition is the combined of ultrasonication and enzymatic method with pH 8 and 40 times repetition with the yield of freeze dry is 5.7267%."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maridha Normawati
"Studi keragaman genetik dilakukan untuk mengetahui hubungan kekerabatan bakteri asam laktat indigenos Indonesia yang memiliki kemampuan resistansi terhadap chloramphenicol dan erythromycin. Hasil uji resistansi menunjukkan bahwa isolat DH1, DH7, dan S34 resistan terhadap chloramphenicol (5 μg/ml), sedangkan isolat T8 resistan terhadap erythromycin (15 μg/ml). Isolat D2, S23, dan T8 diketahui resistan terhadap kombinasi chloramphenicol dan erythromycin (1 μg/ml).
Analisis BLAST menunjukkan bahwa isolat bakteri asam laktat terdiri atas Lactobacillus plantarum, L. fermentum, Pediococcus acidilactici, dan P. pentosaceus. Analisis pohon filogenetik diketahui bahwa isolat D2, S12, S34, T3, dan T8 memiliki kekerabatan yang dekat dengan L. plantarum. Isolat R31 dan DH1 memiliki kekerabatan yang dekat dengan L. fermentum. Isolat LK14, S23, R24, DH7,DS13, GR3, HB3 memiliki kekerabatan yang dekat dengan genus Pediococcus.

Study on genetic diversity was useful to determine the kinship of Indigenous Indonesia lactic acid bacteria which have the capability of resistance to chloramphenicol and erythromycin. The resistance test showed isolates DH1, DH7, and S34 that were resistant to chloramphenicol (5 μg/ml), whereas T8 was resistant to erythromycin (15 μg/ml). Isolates D2, S23, and T8 were remain resistant to the combination of chloramphenicol and erythromycin (1 μg/ml).
The results of BLAST analysis showed that there were four different species of lactic acid bacteria, such as Lactobacillus plantarum, L. fermentum, Pediococcus acidilactici, and P. pentosaceus. The results of phylogenetic trees analysis showed that isolates D2, S12, S34, T3, and T8 have a close kinship with L. plantarum, whereas isolates R31 and DH1 have a close kinship with L. fermentum. Moreover, isolates LK14, S23, R24, DH7, DS13, GR3, HB3 have a close kinship to the genus Pediococcus.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1314
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Retnaningsih
"Bakteriosin dapat menghambat pertumbuhan bakteri terutama yang memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan bakteri penghasil. Bakteri Asam Laktat (BAL) telah diketahui dapat menghasilkan bakteriosin yang memiliki aktivitas antimikroba. Bakteriosin berpotensi digunakan sebagai komplemen antibiotika.
Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi serta mengkarakterisasi aktivitas bakteriosin dari BAL galur Leuconostoc dengan optimasi pH dan suhu inkubasi.
Penelitian dilakukan melalui penentuan zona hambatan menggunakan metode difusi agar cara sumuran dan penentuan potensinya berdasarkan metode Konsentrasi Hambat Minimal (KHM). Bakteri indikator yang digunakan adalah Leu. mesenteroides TISTR 120 dan JCM 6124, Staphylococcus aureus FNCC 0047, Listeria monocytogenes FNCC 0156, Escherichia coli FNCC 0183, Pseudomonas aeruginosa FNCC 0063, Salmonella typhi FNCC 0165 dan Bacillus subtilis FNCC 0061. Katalase, Tripsin dan Protease K digunakan sebagai uji konfirmasi berdasarkan hasil skrining pengujian aktivitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Leu. mesenteroides MBF7-17 dan MBF2-5 menghasilkan bakteriosin yang hanya dapat menghambat Leu. mesenteroides TISTR 120 dan JCM 6124. Hasil penentuan potensi bakteriosin berdasarkan KHM dari BAL penghasil bakteriosin pada pH dan suhu inkubasi optimum yaitu pH 6 dan 32°C adalah 90% untuk Leu. mesenteroides MBF2- 5 dan 80% untuk Leu. mesenteroides MBF7-17.

Bacteriocin can inhibit bacteria mostly those which have close relationship to the producer bacteria. Lactid Acid Bacteria (BAL) are known to produce bacteriocins which have function as antimicrobial activity. Bacteriocin has potentially been used as antibiotic complement.
This research aimed to isolate and characterize bacteriocins activity from Leuconostoc strains. Optimization of pH and incubation temperature have also been carried out.
This research used well diffusion agar method and bacteriocin potency assay by performing MIC. Bacterial indicators that used in this research are Leu. mesenteroides TISTR 120, and JCM 6124, Staphylococcus aureus FNCC 0047, Listeria monocytogenes FNCC 0156, Escherichia coli FNCC 0183, Pseudomonas aeruginosa FNCC 0063, Salmonella typhi FNCC 0165 and Bacillus subtilis FNCC 0061. Catalase, Trypsin and Protease K were also used following the screening assay for confirmation test.
Results showed that both Leu. mesenteroides MBF2-5 and MBF7-17 possessed bacteriocin activity although against both Leu. mesenteroides only, the TISTR 120 and JCM 6124 indicators strains. Result for bacteriocin potency assay of bacteriocin producer LAB i.e. Leu. mesenteroides MBF2-5 and MBF7-17 by performing MIC done at optimation pH incubation temperature, i.e. pH 6 and 32°C, showed value of 90% and 80%, respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
T29719
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Eksopolisakarida (EPS) mempunyai banyak manfaat dalam industri farmasi, kosmetik, dan makanan. EPS yang dihasilkan Bakteri Asam Laktat (BAL) yang memiliki status GRAS (generally recognized as safe), berkontribusi pada kesehatan manusia berdasarkan aktivitasnya sebagai antitumor, imunomodulator, dan penurun kadar kolesterol. EPS dibedakan menjadi dua macam berdasarkan komposisi dan mekanisme biosintesis, yaitu heteropolisakarida (HePS) dan homopolisakarida (HoPS). Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh isolat-isolat BAL penghasil EPS dari berbagai makanan dan minuman tradisional Indonesia. Skrining BAL penghasil EPS dilakukan pada medium agar MRS dengan penambahan 10% sukrosa. Beberapa isolat yang memproduksi lendir dipilih untuk diisolasi DNA genomiknya. DNA genomik tersebut digunakan sebagai cetakan pada proses PCR menggunakan primer oligonukleotida DNA ribosomal 16S. Sebanyak 10 isolat disekuensing dan teridentifikasi sebagai BAL. Dari sampel Es Cincau ditemukan galur BAL yang masih jarang diketahui sebagai penghasil EPS yaitu Weissella salipiscis dan Weissella cibaria."
Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Nurul Hidayah
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan menilai dampak asam laktat sebagai terapi ajuvan yang mengatasi gangguan kenyamanan dengan cepat. Merupakan studi eksperimental tersamar tunggal yang dilakukan di Poliklinik Obstetri Ginekologi RSCM dan beberapa klinik swasta Mei 2012 - Juni 2013. Subjek dengan skor gangguan kenyamanan awal ≥5 mendapatkan terapi antimikroba kombinasi dan dikelompokkan dalam empat kelompok. Pada kelompok A vagina dibersihkan dengan larutan asam laktat 1%, dan cebok vagina dengan larutan asam laktat 1%; kelompok B vagina dibersihkan dengan larutan asam laktat 1%, dan cebok vagina dengan air bersih; kelompok C vagina dibersihkan dengan NaCl 0,9%, dan cebok vagina dengan larutan asam laktat 1%; kelompok D vagina dibersihkan dengan NaCl 0,9%, dan cebok vagina dengan air bersih. Dihitung perubahan skor gangguan kenyamanan setelah 24 jam. Sejumlah 81 subjek dianalisa (25 subjek kelompok A, 26 kelompok B, 15 kelompok C, dan 15 kelompok D). Karakteristik subjek keempat kelompok tidak berbeda signifikan. Rerata skor gangguan kenyamanan awal keempat kelompok tidak berbeda signifikan (p = 0.26). Perbaikan skor gangguan kenyamanan pada kelompok uji A lebih baik dibandingkan C ( p= 0.009), dan B lebih baik dibandingkan C (p = 0,04). Disimpulkan bahwa perbaikan skor gangguan kenyamanan signifikan pada kelompok dengan pembersihan vagina menggunakan asam laktat.

ABSTRAK
This study evaluated the effect of lactic acid as adjuvant therapy. Single blinded experimental study using validated questionnaire done in obstetrics and gynecology clinic Cipto Mangunkusumo Hospital and several private clinic from May 2012 to June 2013. Subject having initial discomfort score ≥5 was being treated with combined antimicrobial treatment and being classified into four groups (group A: 1% lactic acid vaginal toilette and 1% lactic acid self vaginal wiping; group B: 1% lactic acid vaginal toilette and clean water self vaginal wiping; group C: NaCl 0.9% vaginal toilette and 1% lactic acid self vaginal wiping; group D: NaCl 0.9% vaginal toilette and clean water self vaginal wiping). We measure the change of discomfort score within 24 hours. We analyzed 81 subjects (25 in group A, 26 in group B, 15 in group C, and 15 in group D). The subject’s character was not significanty different. The mean initial discomfort score was not significantly different (p= 0.26). We found that the reduction score of discomfort was significant in group A compared to group C (p= 0.009), and in group B compared to group C (p= 0,04). There is significant relieve of discomfort in those having vaginal toilette using lactic acid.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Subhana Haiti
"Resistensi antibiotik terjadi akibat penggunaan antibiotik yang tidak tepat, dan sementara itu kemajuan dalam pengembangan antibiotik baru dan potensial dalam beberapa tahun terakhir sangat terbatas. Bakteriosin merupakan peptida bioaktif dengan aktivitas antimikroba melawan bakteri lain dengan spesies yang sekerabat. Lysostaphin yaitu suatu bakteriosin asal Staphylococcus dalam bentuk kombinasi dengan antibiotik polimiksin B dan suatu peptida kationik yaitu ranalexin menghasilkan suatu kombinasi sinergis terhadap bakteri multiresisten. Bacteriocin Like Inhibitory Substance (BLIS) asal Streptococcus macedonicus MBF10-2 diketahui memiliki aktifitas terhadap beberapa bakteri indikator.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bakteriosin asal Streptococcus macedonicus MBF10-2 yang dikombinasi dengan beberapa antibiotik terhadap aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri indikator. Bakteri indikator yang digunakan antara lain Micrococcus luteus T18, Lactococcus lactis T-21, Leuconostoc mesenteroides TISTR 120, Escherichia coli, Bacillus subtilis, Salmonella typhi, dan Staphylococcus aureus. Uji aktivitas antimikroba dari BLIS ini dikombinasikan dengan beberapa antimikroba seperti ampisilin, tetrasiklin, dan kanamisin dengan metode difusi sumur agar.
Hasil yang didapatkan mununjukkan zona inhibisi dari kombinasi BLIS dan antibiotik mengindikasikan terjadi peningkatan ukuran zona hambat. Nilai tertinggi ditunjukkan dari kombinasi BLIS dengan ampisilin dengan aktifikas sinergis paling aktif terhadap pertumbuhan Lactococcus lactis T-21.

Antibiotic-resistance occurs as a result of improper use of antibiotics, while progressive development of new antibiotic and its potential is very limited in recent years. Bacteriocins are bioactive peptides which have certain antimicrobial activity against other bacterial related-species. Lysostaphin, an origin of Staphylococcus bacteriocins which is a combination of the antibiotic polymyxin B and a cationic peptide named ranalexin, produces a synergistic effect against multi-resistant bacteria. Bacteriocin Like Inhibitory Substance (BLIS) from Streptococcus macedonicus MBF10-2 is known to have activity against several bacterial indicators.
This study aimed to determine the effect of bacteriocins of Streptococcus macedonicus MBF10-2 origin combined with several antibiotics against the growth inhibitory activity of bacterial indicators. Bacterial indicators used include Micrococcus luteus T18, Lactococcus lactis T-21, Leuconostoc mesenteroides TISTR 120, Escherichia coli, Bacillus subtilis, Salmonella typhi, and Staphylococcus aureus. Tests of antimicrobial activity of BLIS combines antimicrobials such as ampicilin, tetracycline, and kanamycin by applying the agar well diffusion method.
Results showed that the zone of inhibition of combining BLIS and antibiotic indicates an increase in the size of the inhibition zone. The highest value was shown by combination of BLIS with ampicilin with the most active synergistic activity was against the growth of Lactococcus lactis T-21.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S58210
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti NKM Sartono
"Bakteriosin adalah suatu peptida antimikroba diproduksi oleh bakteri, termasuk bakteri asam laktat (BAL) telah diketahui memiliki aktivitas spermisida dan antibakteri. Bakteriosin memiliki potensi untuk digunakan sebagai senyawa spermisida yang juga berperan dalam pencegahan penyakit menular seksual, seperti Nisin yang diproduksi dari Lactococcus lactis dan Subtilosin yang diproduksi dari Bacillus amyloliquefaciens. Penelitian Weissella confusa MBF8-1 sebelumnya diketahui menghasilkan Bacteriocin Like Inhibitory Substance (BLIS) yang memiliki aktivitas antibakteri, namun belum pernah ada pengujian spermisida.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas spermisida dari BLIS yang diperoleh dari W.confusa MBF8-1, serta peptida rekombinan dan sintetik Bac1, Bac2, Bac3 yang merupakan bakteriosin dari W.confusa MBF8-1. Skrining spermisida menggunakan metode Sander-Cramer untuk mengetahui pergerakan sperma setelah diberikan perlakuan, dan dihitung berdasarkan kategori progresif, non progresif, dan imotil.
Hasil pengujian diolah dan dilakukan analisis statistik menggunakan SPSS untuk mengetahui perbedaan bermakna dari kontrol normal dan sperma dengan perlakuan. Hasil menunjukkan peptida sintetik kombinasi Bac1-2-3 dengan konsentrasi 300 ppm memiliki aktivitas spermisida yang paling tinggi dengan peningkatan skor imotilitas 38.25 pada waktu kontak 30 detik dan 39 pada waktu kontak 5 menit dibandingkan dengan BLIS, peptida rekombinan, dan peptida sintetik yang lain. BLIS, peptida rekombinan, dan peptida sintetik tidak menunjukkan aktivitas spermisida sebagaimana pembandingnya nisin tunjukkan.

Bacteriocin, is an antimicrobial peptide produced by the bacteria itself, including the lactic acid bacteria (LAB), known for its antibacterial and spermicidal activities. Bacteriocin has a potential to be developed as a spermicidal agent which can also prevent the sexual transmitted disease, such as Nisin produced by Lactococcus lactis and Subtilosin produced by Bacillus subtilis. Previous study of Weissella confusa MBF8-1 stated that it produced a bacteriocin like inhibitory substance (BLIS) and showed an antibacterial activity, but screening for its spermicidal activity has not been conducted yet.
This study aimed to know the spermicidal activity of its BLIS, recombinant and synthetic form of Bac1, Bac2, Bac3 peptides which are the bacteriocins from W.confusa MBF8-1. The screening for spermicidal activity was conducted by using the modified Sander-Cramer assay and the statistic analysis had been done by using SPSS software.
Result showed that the combination of Bac1-2-3 in synthetic peptide form has the highest spermicidal activity compares to BLIS, recombinant, and other synthetic pepide, with the increase of imotility score by 38.25 points in 30 seconds contact, and 39 points in 5 minutes contact. However, BLIS, recombinant and synthetic peptide Bac1, Bac2, Bac3 did not show a spermicidal activity as nisin did.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65156
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Farah Fadhilah
"Dalam beberapa tahun terakhir, bakteri asam laktat (BAL) telah dipelajari di seluruh dunia aplikasi dalam menghilangkan alergi dan reaksi inflamatory khususnya di kulit (Guéniche, Bastien, Ovigne, Kermici, Courchay, & Chevalier, 2009). Streptococcus macedonicus adalah salah satunya spesies bakteri asam laktat yang telah terbukti menghasilkan senyawa seperti laktat asam, antimikroba dan bakteriosin (Gobbetti & Calasso, 2014). Dalam penelitian ini, Streptococcus macedonicus MBF10-2 adalah mikroorganisme asli dari Indonesia yang diproduksi aktif senyawa seperti asam laktat dan bakteriosin dari sel lisat yang berpotensi dikembangkan menjadi produk perawatan kulit. Dalam penelitian ini, proses fermentasi dioptimalkan oleh menggunakan MRS-Soy pepton untuk menyediakan produk yang berbasis sayuran, halal, dan bebas dari prion. Optimalisasi dilakukan dalam fermentor skala besar. Setelah fermentasi, sel-sel dilisiskan dalam dua cara berbeda seperti metode mekanis (sonication) dan kombinasi metode mekanik dan enzimatik (sonikasi dan lisozim). Hasil menunjukkan optimal waktu inkubasi untuk fermentasi Streptococcus macedonicus MBF10-2 untuk mendapatkan sel biomassa 10 jam. Efisiensi biomassa sel menggunakan medium peps MRS-Soy adalah 6,507% lebih tinggi daripada menggunakan media MRS standar. Berdasarkan optimasi untuk produksi lisat, Proses lisis menggunakan metode kombinasi mekanik dan enzimatik (sonikator dan lisozim) dengan bufer pH 8 dan 40x menghasilkan kualitas lisat tertinggi. Hasil dikonfirmasi oleh pewarnaan Gram dan uji MTT. Nilai hasil kering beku dari lisat yang diperoleh adalah 6,1%. Untuk menyimpulkan, pepton MRS-Kedelai adalah media yang baik untuk fermentasi Streptococcus macedonicus MBF10-2.

In recent years, lactic acid bacteria (BAL) have been studied throughout the world application in relieving allergies and inflamatory reactions especially in the skin (Guéniche, Bastien, Ovigne, Kermici, Courchay, & Chevalier, 2009). Streptococcus macedonicus is one of them a species of lactic acid bacteria that has been shown to produce compounds such as lactate acids, antimicrobials and bacteriocin (Gobbetti & Calasso, 2014). In this study, Streptococcus macedonicus MBF10-2 is a native microorganism from Indonesia that is actively produced potential compounds such as lactic acid and bacteriocin from lysic cells developed into skin care products. In this study, the fermentation process was optimized by use MRS-Soy Pepton to provide products that are vegetable-based, halal, and free of prions. Optimization is carried out in a large scale fermenter. After fermentation, cells are lyzed in two different ways such as mechanical methods (sonication) and combinations mechanical and enzymatic methods (sonication and lysozyme). The results show optimal incubation time for fermentation of Streptococcus macedonicus MBF10-2 to obtain biomass cells 10 hours. The efficiency of cell biomass using MRS-SOY peps medium is 6.507% higher than using standard MRS media. Based on optimizations for lysate production. The lysis process uses a combination of mechanical and enzymatic methods (sonicator and lysozyme) with buffer pH 8 and 40x produces the highest quality lysate. Results confirmed by Gram staining and MTT test. Value of freeze dried yield of lysate gained 6.1%. To conclude, MRS-Soybean pepton is a good medium for fermentation Streptococcus macedonicus MBF10-2."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>