Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tosa Narindra
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang mengapa model peratuan aliran modal yang berjalan di Indonesia lebih ke arah progresif dan bagaimanakah respon kebijakan pemerintah terhadap lalulintas modal internasional. Teori yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut adalah teori international capital movement. Teori International capital movement ini dapat mengimplementasikan hasil kebijakan- kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah Indonesia mengenai regulasi kehadiran bank asing meialui pergerakan modal internasional. Sebagai negara yang menitik beratkan pembangunannya di bidang perbankan, model peraturan Indonesia yang berjalan ke arah progresif merupakan langkah awal kebijakan yang membawa Indonesia menuju ke arah liberalisasi khususnya dibidang perbankan. Sehingga kebutuhan akan aliran modal internasional ini menjadi suatu kebutuhan pokok untuk memperbaiki perekonomian Indonesia seiring dengan perkembangan perekonomian.
Abstract
This thesis discusses why the model of regulation of capital flows that is running in Indonesia more progressive direction, and how government policy response to the traffic flows of international capital. The theory used to answer research questions is the theory of international capital movements. International capital movement theory can implement the policies that have been conducted by the Indonesian government on the regulation of foreign bank presence through international capital movements. As the country focuses its development in the banking sector, Indonesia's current regulatory model number is the first step toward progressive policies that brought Indonesia to the direction of liberalization, particularly in banking. Thus the need for international capital flows has become a necessity to improve the Indonesian economy in line with economic development.
2010
T 27543
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Armanita Kusumaningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Dugaan bahwa kebijakan liberalisasi perdagangan dapat menciptakan seleksi pasar telah menjadi sorotan peneliti di negara berkembang. Dugaan teoritis menunjukkan dengan meningkatnya kompetisi akibat liberalisasi perdagangan, perusahaan yang kurang produktif akan terdorong keluar dari pasar, dan sebagai akibatnya, sumber daya produksi akan berpindah ke perusahaan yang lebih produktif. Studi ini menguji hipotesis tersebut dengan cara menganalisis korelasi antara tingkat produktivitas dan market share perusahaan setelah perubahan tarif impor barang final. Dengan menggunakan data mikro tingkat perusahaan, studi ini menemukan peningkatan korelasi antara Total Factor Productivity perusahaan dan pangsa pasar setelah penurunan tarif impor barang final di sektor manufaktur Indonesia pada periode tahun 1998-2013. Hasil empiris ini mendukung gagasan bahwa liberalisasi perdagangan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya di proses produksi.
ABSTRACT The idea that trade liberalization can generate a market selection has been an interest for researchers in developing countries. Theoretically, trade liberalization-induced competition can benefit the high-productive firms but lead the low-productive ones out of market. The implication of the selection is the more efficient use of resources. This study examined the firm-level data of productivity and market share from Indonesian Manufacturing Firms Data from the 2000 -2013 period and found an increased positive correlation between the firms total factor productivity and its output share after import tariff decreases. The empirical findings supports the benefit from trade liberalization in terms of resource use.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T52478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astriyany
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kembali hubungan antara liberalisasi perdagangan, liberalisasi FDI dan ketimpangan upah di Indonesia antara pekerja bekemampuan tinggi dan rendah dengan mempertimbangkan teori HOS model dan teori Human Capital. Ketimpangan upah diukur menggunakan dua tahap metode estimasi. Hasil penelitian mengindikasikan liberalisasi perdagangan dan liberalisasi FDI memiliki pengaruh signifikan terhadap ketimpangan upah untuk pekeja berkemampuan rendah, sedangkan untuk ketimpangan upah pekerja berkemampuan tinggi terdapat hubungan yang positive. Secara keseluruhan, liberalisasi perdagangan menurunkan ketimpangan upah antara pekerja berkemampuan tinggi dan rendah linear dengan HOS model dan liberalisasi FDI menaikan upah untuk pekerja berkemampuan tinggi linear dengan teori Human Capital.


This study aims to re-examine the relationship between trade liberalization, FDI liberalization and wage inequality in Indonesia for unskilled and skilled workers by considering HOS model and Human Capital theory. Two-stage estimation strategy are used to examine wage inequality. The results suggest that trade liberalization and FDI liberalization have significant relationship on industry wage premium for unskilled workers, whereas a positive relationship is found for skilled workers. Overall, the results indicate trade liberalization reduces wage inequality between unskilled and skilled workers in line with HOS model and FDI liberalization increases wage for skilled workers in line with Human Capital theory.

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erli Wijayanti Prastiwi
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap produktivitas industri manufaktur berdasarkan tingkat intensitas impor intermediate input perusahaan dengan menggunakan intuisi yang dibangun oleh Amiti & Konings (2007) dan mengembangkannya dengan menggunakan model utama pada penelitian (Luong, 2011) menggunakan Olley Pakes Methodology. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi mekanisme terjadinya pengaruh liberalisasi pasar output dan pasar input serta kemungkinan terjadinya reduksi competition effect. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat penurunan produktivitas di tengah paradigma kebijakan proteksionisme. Dengan kategorisasi industri Medium High & High Technology Industries dan Medium Technology Industries, Low Technology Industries, dan Resource-based Industries, kebijakan paling efektif terdapat pada Low Technology Industries. ......This study aims to analyze the role of intermediate input import intensity in the mechanism of how trade liberalization affects plant productivity using conceptual framework in Amiti & Konings (2007) then develop it using the model of Luong (2011) using Olley Pakes Methodology. The results confirm the mechanism explained by literatures regarding the reduction of competition effect raised by liberalization in output market. This study found that there was a decline in the productivity of manufacturing industry during the trade policy paradigm towards protectionism. By using categorization of Medium High & High Technology Industries combined with Medium Technology Industries, Low Technology Industries, and Resource-based Industries, the most effective trade liberalization policy for Low Technology Industries
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Kun Rizki Putranto
Abstrak :
Indonesia sebagai produsen CPO terbesar sejak 2007 tidak memiliki posisi tawar yang kuat dalam perdagangan internasional. Indonesia tidak mampu menjadi patokan harga dalam perdagangan CPO. Posisi pembeli yang kuat membuat pembeli berkuasa untuk menggunakan bursa Rotterdam sebagai patokan harga CPO. Skripsi ini berusaha menjelaskan mengenai penyebab lemahnya posisi tawar Indonesia dengan menelaah masalah-masalah baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri serta membandingkannya dengan kondisi industri sawit di Malaysia. Penulis menggunakan konsep liberalisasi perdagangan untuk menganalisa kebijakan pemerintah yang kurang mendukung penguatan industri CPO. Konsep liberalisasi perdagangan juga digunakan sebagai dasar analisis apakah masalah luar negeri yang dihadapi industri sawit Indonesia melanggar konsep liberalisasi perdagangan yang telah disepakati di WTO. Skripsi mengambil tahun 2007 sebagai awal karena pada tahun tersebut Indonesia mulai menjadi produsen terbesar yang seharusnya mampu menjadi penguasa pasar.
Abstract
Indonesia became largest palm oil producer since 2007 yet did not have a strong bargaining position in international trade. Indonesia can not afford to be the price reference in CPO trade. Strong position of buyers made the buyer had the power to use as Rotterdam?s CPO prices as reference. This thesis attempts to explain the causes of the weak of Indonesian bargaining position Indonesia by examining issues both from domestic and from abroad and compare between palm oil industry on Indonesia and Malaysia. The author uses the concept of trade liberalization to analyze government policies that do not support the strengthening of CPO industry. The concept of trade liberalization is also used to analyze whether the problems faced from overseas to palm oil industries Indonesia violate the concept of trade liberalization as agreed in the WTO. This thesis take 2007 as the beginning year as Indonesia began to become largest producer of CPO which with the position should be able to be ruling the market.
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Musadin Prasetia La Angka
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang terjadinya liberalisasi migas dan melemahnya peran negara dalam penguasaan energi strategis dengan mengambil studi kasus penguasaan operatorship di blok cepu pada tahun 2006. Undang-Undang No 22 tahun 2001 menjadi simbol terjadinya liberalisasi di sektor migas, hal ini merupakan kelanjutan proses liberalisasi yang masuk melalui kesepakatankesepakatan letter of intent. IMF. Regulasi baru ini merubah penempatan kuasa pertambangan yang semula dipegang oleh BUMN strategis di sektor migas yaitu Pertamina yang kemudian diserahkan langsung kepada Pemerintah. Posisi Pertamina yang dulunya merangkap sebagai pemain dan regulator dipisahkan serta operasinya di unbundling. Regulasi yang baru juga memproduksi institusi baru yaitu BP Migas di sektor hulu dan BPH Migas di sektor hilir yang bertugas sebagai pengawas dan manajer di masing-masing sektor. Liberalnya iklim migas membawa pelemahan terhadap peran negara khususnya pada penguasan energi, padahal disaat yang bersamaan kebutuhan energi migas semakin besar dan negara menempatkan dirinya pada posisi yang rentan dalam pemenuhan energi di dalam negeri

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian memperlihatkan energi strategis dalam hal ini minyak dan gas tidak lagi dipandang sebagai sebuah modal pembangunan namun sekedar komoditas semata. Sehingga ketika perspektif komoditas yang dijadikan ukuran maka pendekatan market yang digunakan oleh Pemerintah. Penguasaan operatorship Blok Cepu yang dimenangkan oleh ExxonMobil dan bukan oleh Pertamina menjadi fakta nyata bahwa sektor migas mengalami liberalisasi. Pertamina sebagai BUMN strategis tidak mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari Pemerintah dalam pengelolaan Blok Cepu, negara telah melemahkan perannya dalam penguasaan energi strategis.
ABSTRACT
This thesis discusses the liberalization of oil and gas and weakening the state's role in the strategic energy control by taking control of the case studies operatorship in Cepu block in 2006. Act No. 22 of 2001 became a symbol of the liberalization in the oil and gas sector, it is a continuing process of liberalization that goes through agreements IMF letter of intent. This new regulation change the placement of mining rights previously held by strategic state-owned oil and gas sector Pertamina which is then submitted directly to the Government. Pertamina position formerly doubled as a player and regulator are separated as well as operations in unbundling. The new regulation also produce new institutions that BP Migas in the upstream and downstream sectors of BPH Migas, who served as supervisors and managers in each sector. Liberal climate of the oil and gas to bring the weakening role of the state in particular on energy brushes, but at the same time the larger oil and gas energy needs and the state put himself in a vulnerable position in the domestic energy needs

This research is a qualitative case study method. The results showed in this strategic energy oil and gas are no longer viewed as a mere commodity but as capital development. So when perspective is used as measure of the commodity, market approach used by the Government. Operatorship of the Cepu Block Mastery won by ExxonMobil and not by Pertamina became obvious fact that the oil and gas sector experienced liberalization. Pertamina as a strategic state-owned enterprises do not have the support and confidence from the Government in the management of the Cepu Block, the state has weakened its role in the strategic energy control.
2013
T32950
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nazula Harfiyati
Abstrak :
Saat ini pemerintah Indonesia berupaya melakukan diversifikasi ekspor ke negara-negara non tradisional, salah satunya Chile. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh penurunan tarif (liberalisasi perdagangan) terhadap ekspor Indonesia ke Chile. Variabel-variabel lain yang akan diteliti adalah GDP, RER, trade cost, dan negara-negara yang telah melakukan FTA dengan Indonesia dan Chile, menggunakan model regresi data panel dan model SMART sebagai pendukung hasil interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan dengan Chile akan meningkatkan ekspor Indonesia ke Chile. Selain itu, ditemukan bahwa kompetitor utama ekspor Indonesia ke Chile adalah China, sedangkan produk Jepang dan New Zealand bersifat komplementer dengan produk ekspor Indonesia.
Currently, Indonesian government is trying to diversify its exports to nontraditional countries, including Chile. This study aims to analyze the tariff reduction effect (trade liberalization) on Indonesian exports to Chile. Other variables examined are GDP, RER, trade cost, and countries that have FTA with Indonesia and Chile. The method used in this thesis is panel data regression and SMART model to support the interpretation. The result shows that trade liberalization between Indonesia-Chile will increase Indonesia`s export to Chile. It is also found that Indonesia`s main competitor is China, while Japan and New Zealand`s products are complementary to Indonesia`s export products.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T41703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haka Avesina Asykur. author
Abstrak :
Tesis ini menganalisa strategi kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia dalam menghadapi pemberlakuan kesepakatan AFTA agar memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi Indonesia dan Implementasi kesepakatan tersebut. Dalam tesis ini diuraikan ketentuan pokok kesepakatan AFTA, kebijakan yang diambil Indonesia selama periode 1992-2003. Kondisi perdagangan luar negeri Indonesia dengan Kawasan ASEAN dan upaya pengembangan kegiatan perdagangan dengan kawasan ASEAN yang meliputi fasilitasi perdagangan, pengembangan ekspor nasional dan hambatan bagi upaya peningkatan daya saing.
This thesis analyze the policy of foreign trade Strategy of Indonesia in facing the implementation of AFTA agreement. In order to gain huge benefit dealing with implementation of the agreement : as free trade is a must for most states in the world including Indonesia as a consequence of globalization. The basic norm of the AFTA agreement, the free trade policy of Indonesia during 1992-2003, the condition of foreign trade of Indonesian with ASEAN region and efforts to develop cooperation among region mentioned in in this thesis, included trade facilities, developing national export and barriers of the competitive advantage.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T28005
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>