Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novrita Mulya Rosa
"Berkembangnya Industri Tekstil mengakibatkan peningkatan pencemaran zat warna organik di lingkungan perairan. Zeolit yang dimodifikasi dengan surfaktan Hexadecyltrimethyl Ammonium Bromide (HDTMA - Br) atau dikenal dengan Surfactant Modified Zeolite, dapat mengadsolubilisasi monomer non polar yang kemudian dipolimerisasi membentuk admisel - Polimer (admisel ? P). Admisel - P dapat digunakan sebagai adsorben zat warna tekstil, pigment red. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum adsolubilisasi monomer Metil metakrilat (MMA) dan pembentukan polimernya (PMMA) serta aplikasinya sebagai adsorben zat warna pigment red. Adsolubilisasi MMA mencapai kondisi optimum pada konsentrasi 146,4567 mmol/L dengan kapasitas adsolubilisasi sebesar 748,0358 mmol/Kg. Pembentukan PMMA optimum pada pemakaian inisiator 0,1 M, suhu 60?C, dan waktu 1 jam. Data sudut kontak menunjukkan bahwa zeolit yang telah terlapisi PMMA (admisel ? PMMA) menjadi lebih hidrofobik dibandingkan dengan zeolit dan admisel dengan sudut kontak sebesar 72. Kapasitas adsorpsi pigment red pada zeolit sebesar 17.1292 mg/g, Admisel sebesar 62,79 mg/g, dan Admisel ? PMMA sebesar 88,5808 mg/g. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadia Pratiwi
"Imprinted polymer untuk ion Pb2+ (Pb-IIP) disintesis melalui proses self assembly antara monomer fungsional 4-vinil piridin dan asam metakrilat serta ion Pb2+ sebagai template. Kompleks template/monomer yang terbentuk dipolimerisasi menggunakan metode polimerisasi suspensi dengan pengikat silang etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) dan inisiator 2,2?-azobis isobutironitril (AIBN). Proses leaching menggunakan HNO3 0,5 M dilakukan pada Pb-IIP hasil sintesis untuk mengelusi ion Pb2+, sehingga didapatkan rongga spesifik yang berfungsi sebagai situs pengenalan. Keberhasilan sintesis polimer dianalisis menggunakan FTIR. Puncak gugus C=C ulur vinil pada panjang gelombang 1630 cm-1 tidak muncul menandakan putusnya ikatan rangkap akibat adanya proses polimerisasi.
Hasil karakterisasi EDX menunjukkan bahwa pengompleksan dan pengelusian ion Pb2+ berhasil dilakukan yang dikonfirmasi dengan munculnya intensitas Pb sebelum dilakukan elusi dan tidak munculnya intensitas Pb setelah dilakukan elusi. Hasil karakterisasi menggunakan PSA menunjukkan distribusi ukuran partikel Pb-IIP yaitu 34,5μm. Adsorben Pb-IIP diuji sifat adsorpsi serta desorpsinya dan diperoleh persen adsorpsi di atas 99% dan persen desorpsi sebesar 92,45%. Sebagai pembanding, pada non imprinted polymer (NIP) diperoleh persen adsorpsi sebesar 21,63% dan persen desorpsi sebesar 52,57%. Pb-IIP memiliki persen adsorpsi yang lebih besar terhadap Pb2+ dibandingkan dengan ion logam lainnya yaitu Ni2+, Co2+, Cu2+, dan Fe3+. Kemampuan adsorpsi maksimum pada Pb-IIP dapat dicapai saat pH 7 dan waktu kontak 60 menit. Pb-IIP dapat diaplikasikan pada sampel air di lingkungan dengan % recovery sebesar 110%.

An imprinted polymer for Pb2+ ion (Pb-IIP) was synthesized by self-assembly method using 4-vinyl pyridine, methacrylic acid as functional monomer and Pb2+ ion as template. Template/monomer complex was polymerized using a suspension polymerization method with crosslinker ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA) and initiator 2,2'-azobis isobutyronitrile (AIBN). Pb-IIP was leached using 0.5 M HNO3 to remove Pb2+ ion that would produce the specific cavity as a recognition site. The success of synthesis was analyzed using FTIR resulting the absence of peak for C=C stretching at 1630 cm-1 indicated the bond rupture due to the polymerization process.
EDX characterization indicated that complexing and leaching of Pb2+ ion were successfully confirmed by the appearance of Pb elements prior to elution and disappearance of Pb elements after elution. PSA characterization showed the particle size distribution of Pb-IIP was 34.5 μm. Adsorption and desorption process were performed on Pb-IIP adsorbent obtained > 99% for adsorption and 92.45% for desorption. NIP adsorbent used for comparison with Pb-IIP resulting 21.63% for adsorption and 52.57% for desorption. Pb-IIP had a better adsorption towards Pb2+ compared with other metal ions such as Ni2+, Co2+, Cu2+, and Fe3+. The maximum adsorption capacity of Pb-IIP could be achieved when the pH was 7 and contact times was 60 minutes. Pb-IIP could be applied to environmental water samples resulting % recovery 110%.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library