Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nandira Siti Aisyah
Abstrak :
ABSTRAK
Senyawa turunan piridin merupakan senyawa yang cukup penting karena memiliki aplikasi dibidang bioaktivitas dan farmasi. Senyawa turunan piridin dapat disintesis dengan metode Hantzsch. Sintesis dilakukan dengan mereaksikan aldehid, etil asetoasetat, dan amonium asetat dengan bantuan nanopartikel CuI sebagai katalis. Pada penelitian ini dilakukan sintesis dua senyawa turunan piridin yang dilakukan dengan memvariasikan aldehid yang digunakan benzaldehid senyawa 1, sinamaldehid senyawa 2. Kondisi optimum yang didapatkan untuk sintesis senyawa ini yaitu dengan menggunakan pelarut etanol, menggunakan jumlah katalis 10 mol, dan dengan waktu reaksi 2 jam. Persen yield yang di hasilkan pada kondisi optimum tersebut yaitu produk dari benzaldehida sebesar 85,11, dan produk dari sinamaldehida sebesar 90,14. Karakterisasi produk hasil sintesis dikonfirmasi dengan KLT, FTIR, spektrofotometer UV-Vis, dan GC-MS. Dari uji antioksidan didapatkan nilai IC50 untuk produk dari benzaldehida sebesar 5.966,92 ppm dan produk dari sinamaldehida sebesar 7.905,45 ppm. Katalis CuI merupakan katalis heterogen dengan ukuran nano yang dapat digunakan kembali. Pada penelitian ini nanokatalis CuI berhasil disintesis dengan ukuran rata-rata 78,44 nm. Karakterisasi nanokatalis dilakukan dengan FTIR, SEM-EDX, dan XRD. Nanokatalis CuI dapat digunakan kembali untuk sintesis turunan piridin, namun dapat mengalami penurunan aktivitas katalitik
ABSTRACT
Pyridine derivative compounds is an important compound because it has applications in the field of bioactivity and pharmaceutical. The pyridine derivative compounds can be synthesized by Hantzsch method. Synthesis is carried out by reacting aldehyde, ethyl acetoacetate, and ammonium acetate with the help of CuI nanoparticles as catalysts. In this study, the synthesis of two pyridine derivative compounds was performed by varying the aldehyde benzaldehyde compound 1, cinnamaldehyde compound 2. The optimum condition obtained for the synthesis of this compound is by using ethanol solvent, using the amount of 10 mole catalyst, and with a reaction time of 2 h. Percent yield at the optimum condition from the product of benzaldehyde equal to 85.11, and from cinnamaldehyde equal to 90.14. Characterization of synthesis products with TLC, FTIR, UV Vis spectrophotometer, and GC MS. From the antioxidant test, IC50 value for the product from benzaldehyde was 5,966.92 ppm and product from cinnamaldehyde was 7,905.45 ppm. CuI catalysts are heterogeneous reusable catalysts with nano sizes. In this study, CuI nanocatalysts were successfully synthesized with an average size of 78.44 nm. Characterization of the nanocatalyst was performed with FTIR, SEM EDX, and XRD. The CuI nanocatalyst can be reused for synthesis of pyridine derivatives but may decrease catalytic activity.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmadia Pratiwi
Abstrak :
Imprinted polymer untuk ion Pb2+ (Pb-IIP) disintesis melalui proses self assembly antara monomer fungsional 4-vinil piridin dan asam metakrilat serta ion Pb2+ sebagai template. Kompleks template/monomer yang terbentuk dipolimerisasi menggunakan metode polimerisasi suspensi dengan pengikat silang etilen glikol dimetakrilat (EGDMA) dan inisiator 2,2?-azobis isobutironitril (AIBN). Proses leaching menggunakan HNO3 0,5 M dilakukan pada Pb-IIP hasil sintesis untuk mengelusi ion Pb2+, sehingga didapatkan rongga spesifik yang berfungsi sebagai situs pengenalan. Keberhasilan sintesis polimer dianalisis menggunakan FTIR. Puncak gugus C=C ulur vinil pada panjang gelombang 1630 cm-1 tidak muncul menandakan putusnya ikatan rangkap akibat adanya proses polimerisasi. Hasil karakterisasi EDX menunjukkan bahwa pengompleksan dan pengelusian ion Pb2+ berhasil dilakukan yang dikonfirmasi dengan munculnya intensitas Pb sebelum dilakukan elusi dan tidak munculnya intensitas Pb setelah dilakukan elusi. Hasil karakterisasi menggunakan PSA menunjukkan distribusi ukuran partikel Pb-IIP yaitu 34,5μm. Adsorben Pb-IIP diuji sifat adsorpsi serta desorpsinya dan diperoleh persen adsorpsi di atas 99% dan persen desorpsi sebesar 92,45%. Sebagai pembanding, pada non imprinted polymer (NIP) diperoleh persen adsorpsi sebesar 21,63% dan persen desorpsi sebesar 52,57%. Pb-IIP memiliki persen adsorpsi yang lebih besar terhadap Pb2+ dibandingkan dengan ion logam lainnya yaitu Ni2+, Co2+, Cu2+, dan Fe3+. Kemampuan adsorpsi maksimum pada Pb-IIP dapat dicapai saat pH 7 dan waktu kontak 60 menit. Pb-IIP dapat diaplikasikan pada sampel air di lingkungan dengan % recovery sebesar 110%.
An imprinted polymer for Pb2+ ion (Pb-IIP) was synthesized by self-assembly method using 4-vinyl pyridine, methacrylic acid as functional monomer and Pb2+ ion as template. Template/monomer complex was polymerized using a suspension polymerization method with crosslinker ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA) and initiator 2,2'-azobis isobutyronitrile (AIBN). Pb-IIP was leached using 0.5 M HNO3 to remove Pb2+ ion that would produce the specific cavity as a recognition site. The success of synthesis was analyzed using FTIR resulting the absence of peak for C=C stretching at 1630 cm-1 indicated the bond rupture due to the polymerization process. EDX characterization indicated that complexing and leaching of Pb2+ ion were successfully confirmed by the appearance of Pb elements prior to elution and disappearance of Pb elements after elution. PSA characterization showed the particle size distribution of Pb-IIP was 34.5 μm. Adsorption and desorption process were performed on Pb-IIP adsorbent obtained > 99% for adsorption and 92.45% for desorption. NIP adsorbent used for comparison with Pb-IIP resulting 21.63% for adsorption and 52.57% for desorption. Pb-IIP had a better adsorption towards Pb2+ compared with other metal ions such as Ni2+, Co2+, Cu2+, and Fe3+. The maximum adsorption capacity of Pb-IIP could be achieved when the pH was 7 and contact times was 60 minutes. Pb-IIP could be applied to environmental water samples resulting % recovery 110%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55940
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustikawati
Abstrak :
Ligan 2- 1,5-difenil-4,5-dihidro-1H-pirazol-3-yl piridin telah berhasil disintesis melalui reaksi kondensasi Claisen Schmidth dan reaksi Wolf Kischner. Hasil yang diperoleh berupa endapan berwarna kuning kemerahan dengan yield 45,75 . Ligan dikarakterisasi menggunakan 1HNMR, FT-IR dan spektrofotometer UV-Visible. Ligan berhasil dikomplekskan dengan logam transisi Fe3 dan Cu2 dengan rasio mol terbaik ligan dengan logam 3:1. Analisis kompleks ligan dengan spektrofotometer UV-Visible menunjukkan terjadinya pergeseran panjang gelombang kearah yang lebih besar pada kompleks Fe3 red shift yakni dari 375 nm menjadi 412 nm. Sedangkan pada kompleks ligan dengan logam Cu menunjukkan pergeseran panjang gelombang kearah yang lebih kecil blue shift yakni dari 229 nm menjadi 212 nm. Aplikasi kompleks ligan dengan logam transisi sebagai fluorosensor untuk ion sianida dilakukan dengan menggunakan spektroflurometer. Hasil studi menunjukkan bahwa kompleks ligan Fe dapat dijadikan fluorosensor tipe turn off untuk ion sianida karena penambahan ion ini menyebabkan penurunan intensitas fluoresens dan pergeseran puncak serapan maksimum ligan. Ligan dapat mendeteksi ion CN- pada konsentrasi 10-6 M. Komplek ligan dengan logam Cu juga dapat dijadikan sebagai fluorosensor tipe turn on untuk ion sianida karena penambahan ion ini menyebabkan peningkatan intensitas fluoresensi seiring meningkatnya konsentrasi ion sianida. Kompleks Fe-Ligan dan Cu-Ligan mampu mendeteksi ion sianida dengan konsentrasi sekitar 10-6 M. ......Ligand 2 1,5 diphenyl 4,5 dihydro 1H pyrazole 3 yl pyridine has been synthesized used Claisen Schmidth method and Wolf Kischner reaction. the result was white yellowish precipitate with yield 45.75 . The ligand was characterized by HNMR, FT IR, and UV Visible. Ligand was complexation with metal transitions Fe and Cu by chelating method, with the best mole ratio chelating is 0.15 1 mole mole. Ligand complexes with Fe analysis by UV Visible spectrophotometer shows the wavelength shift towards greater red shift, ie from 375 nm to 412 nm. While the ligand complexes with Cu shows a wavelength shift toward smaller blue shift , ie from 229 nm to 212 nm. Applications ligand complexes with transition metals as fluorosensor for cyanide ions by using spektroflurometer. The study results show that Fe ligand complexes can be used as a type fluorosensor turn off for cyanide ions because of the addition of these ions cause a decrease in fluorescence intensity and the shift of the maximum absorption peak ligand. Ligands can detect CN ions at a concentration of 5x10 6 M. Cu ligand complexes can also be used as a type fluorosensor turn on for cyanide ions because of the addition of these ions causes an increase in fluorescence intensity with increasing concentrations of cyanide ion ligands are able to detect the concentration of cyanide ion with 5x10 6 M
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifah
Abstrak :
ABSTRAK
Senyawa piridin merupakan molekul senyawa dengan struktur cincin benzen dengan satu gugus CH yang diganti oleh atom nitrogen. Piridin merupakan senyawa kimia yang penting karena memiliki banyak kegunaan dalam aplikasi kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan melalui sintesis senyawa derivat dihidropiridin menggunakan reaksi Hantzsch menggunakan pelarut gliserol yang bersumber dari limbah minyak jelantah. Pada hasil sintesis didapatkan persen yield sebesar 55 dengan menggunakan reagen benzaldehid dan 67 dengan menggunakan reagen sinamaldehid. Hasil sintesis yang didapatkan diuji sebagai senyawa antioksidan dan termasuk dalam kategori senyawa antioksidan yang lemah.
ABSTRACT
The pyridine compound is a molecule of a compound with a benzene ring structure with one CH group replaced by a nitrogen atom. Pyridine is an important chemical compound because many uses in the application of everyday life. This research has done by synthesis of dihydropyridine derivative compounds through Hantzsch reaction using glycerol solvent sourced from waste cooking oil. The synthesis result obtained percent yield of 55 by using benzaldehyde reagent and 67 by using cinnamaldehyde reagent. The resulting of synthesis were tested as an antioxidant compound and included in the category of weak antioxidant compounds.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lailatul Musyarrofah
Abstrak :
ABSTRACT
Infeksi bakteri merupakan penyebab utama penyakit di Indonesia. Salah satu cara untuk mengatasi infeksi ini adalah dengan menggunakan antibiotik. Namun, karena adanya efek samping dan resistensi bakteri, diperlukan pengembangan antibakteri yang lebih efektif dan aman. Kunyit (Curcuma longa) telah dikenal memiliki aktivitas antibakteri karena mengandung kurkumin aktif. Aktivitas antibakteri dapat ditingkatkan dengan menurunkan polaritasnya, salah satunya adalah dengan cara memodifikasi -OH pada gugus fenolik kurkumin menjadi gugus asetoksi dengan asetilasi. Senyawa kurkuminoid diekstraksi dan kurkumin dipisahkan dengan kromatografi kolom. Kurkumin dimodifikasi oleh asetilasi dengan Ni/SiO2 dan katalis piridin. Produk kemudian dipisahkan dengan kromatografi kolom dan semua senyawa dikarakterisasi menggunakan kromatografi lapis tipis (KLT), FTIR, dan UV-Vis. Semua senyawa diuji terhadap bakteri Eschericia coli dan Bacillus subtilus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asetilasi kurkumin dengan piridin lebih efektif dengan konversi 94% di-O-asetilkurkumin dibandingkan dengan katalis Ni/SiO2 dengan konversi 90% campuran di-O-asetilkurkumin, mono-O-asetilkumin dan sisa kurkumin tak bereaksi. Di-O-acetylcurcumin menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap Eschericia coli dengan diameter zona hambat 2 mm sedangkan mono-O-acethylcurcumin menunjukkan aktivitas antibakteri tertinggi terhadap Bacillus subtilis dengan diameter zona hambat 3 mm.
ABSTRACT
Bacterial infection is a major cause of diseases in Indonesia. One way to overcome this infection is by using antibiotics. However, due to side effects and bacterial resistance, more effective and safer antibacterial development is needed. Turmeric (Curcuma longa) has been known for its antibacterial activity because it contains active curcumin. Antibacterial activity can be amplified by reducing its polarity, one way is by modifying -OH on phenolic group of curcumin to an acetoxy group by acetylation. The curcuminoid compound was extracted and curcumin was separated by coloumn chromatography. Curcumin was modified by acetylation with Ni/SiO2 and pyridine catalyst. The products were then separated by coloumn chromatography and all compounds were characterized using thin layer chromatography (TLC), FTIR, and UV-Vis. All compounds were tested on Eschericia coli and Bacillus subtilus bacteria. The results showed that acetylation curcumin with pyridine was more effective at 94% conversion of di-O-acetylcurcumin compared to Ni/SiO2 catalyst which has 90% conversion but still in a mixture of di-O-acetylcurcumin, mono-O-acetylcumin and curcumin residual. Di-O-acetylcurcumin showed the highest antibacterial activity against Eschericia coli with inhibitory zone diameters at 2 mm while the mono-O-acethylcurcumin showed the highest antibacterial activity against Bacillus subtilis with inhibitory zone diameters at 3 mm.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library