Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 277 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Rahmawati
Abstrak :
Latar belakang: Gangguan tidur merupakan keluhan yang sering terjadi pada rinitis kronis, dengan penyebab tersering adalah hidung tersumbat. Hidung tersumbat juga merupakan faktor risiko terjadinya sleep disordered breathing (SDB). SDB memiliki spektrum penyakit yang luas, salah satunya adalah obstructive sleep apnea (OSA). Walaupun berbagai literatur telah membuktikan adanya gangguan tidur pada pasien rinitis alergi, penelitian mengenai gangguan tidur pada pasien rinitis nonalergi masih terbatas. Tujuan penelitian: Membandingkan derajat gangguan tidur antara kelompok rinitis alergi dan rinitis nonalergi di RSUPN Cipto Mangunkusumo. Metode: Penelitian ini menggunakan desain potong lintang pada 11 subjek rinitis alergi dan 11 subjek rinitis nonalergi yang berusia 18-60 tahun di Poliklinik THT RSUPN Ciptomangunkusumo. Derajat obstruksi nasal dinilai menggunakan kuesioner NOSE. Derajat gangguan tidur dinilai secara subjektif dengan kuesioner ESS, PSQI, dan ISI serta secara objektif dengan polisomnografi. Hasil: Tidak didapatkan perbedaan pada hasil skor NOSE, ESS, RSI, PSQI, ISI, maupun parameter polisomnografi antara kelompok rinitis alergi dengan kelompok rinitis nonalergi (p > 0,05). Didapatkan hubungan bermakna antara RDI NREM, RERA, saturasi minimum oksigen dan saturasi baseline oksigen dengan klasifikasi OSA pada kelompok rinitis kronis (p< 0,05). Kesimpulan: Tidak didapatkan perbedaan derajat gangguan tidur antara rinitis alergi dan rinitis nonalergi. ......Background: Sleep disturbance is common in chronic rhinitis, primarily caused by nasal congestion. Nasal congestion is also a risk factor for sleep disordered breathing (SDB). SDB refers to a spectrum of breathing abnormalities, one of which includes obstructive sleep apnea (OSA). Although many studies have linked sleep disturbance with allergic rhinitis, data regarding its association with nonallergic rhinitis seem to be limited. Aim : To compare the severity of sleep disturbance between allergic and nonallergic rhinitis. Methods: This cross-sectional study consisted of 11 subjects with allergic rhinitis and 11 subjects with nonallergic rhinitis at ORL-HNS outpatient clinic, Cipto Mangunkusumo Hospital. NOSE questionnaire was used to assess the degree of nasal obstruction. The severity of sleep disturbance was subjectively assessed using ESS, PSQI, and ISI questionnaires and objectively assessed using polysomnography. Results: No significant differences in NOSE, ESS, RSI, PSQI, and ISI scores were found between both groups (p > 0,05). There was a significant relationship between RDI NREM, RERA, minimum oxygen saturation and baseline oxygen saturation with OSA classification in the chronic rhinitis group (p <0.05). Conclusion: The type of rhinitis (allergic or nonallergic) did not influence the severity of sleep disturbance.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Haveleia
Abstrak :
Ulkus Diabetikum menyebabkan berbagai gangguan kenyamanan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas tidur dan faktor-faktor yang mempengaruhi pada pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian menggunakan cross-sectional dengan sampel 97 pasien ulkus diabetikum. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur subjektif dengan kualitas tidur yang diukur menggunakan PSQI p: 0,001. Faktor yang mempengaruhi tidur yaitu penghasilan p: 0,014, tingkat stress p: 0,001, medikasi p: 0,026, tingkat nyeri p: 0,048, dan diet p: 0,009. Penelitian menunjukkan pentingnya melakukan pengkajian kualitas tidur dengan melihat faktor-faktor yang mempengaruhi untuk mengatasi masalah tidur pasien ulkus diabetikum.
Diabetic ulcer cause various comfort disorders. This research was to identify sleep quality and factors that influence in patients with diabetic ulcer. This research design used cross sectional study with a sampel of 97 diabetic ulcer patients. The results showed that there was a significant difference between subjective sleep quality and sleep quality measured using PSQI p 0,001. Factors that affect sleep are income p 0,014, stress levels p 0,001, medications p 0,026, pain levels p 0,048, and diet p 0,009. The results of this study indicate that the importance of conducting sleep quality assessment with factors that influence to overcome sleep problems in diabetic patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S68189
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ilhan Khazin
Abstrak :
Tidur merupakan hal yang penting bagi manusia untuk bertahan hidup, bahkan tidur menghabiskan sepertiga dari hidup manusia. Kejadian kurang tidur saat ini menjadimasalah yang umum terjadi di sekolah menengah. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di berbagai sekolah menengah atas di Indonesia menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kualitas tidur yang buruk lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang memiliki kualitas tidur yang baik. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah terdapat hubungan antara sikap, dukungan sosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene dengan kualitas tidur pada remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 288 responden yang terdiri dari kelas 10 dan kelas 11. Penelitian yang dilakukan menunjukkan sebagian remaja di SMA Negeri 21 Kota Bekasi memiliki sikap, dukungansosial, efikasi diri, niat, dan praktik sleep hygiene yang baik tetapi memiliki kualitas tidur yang buruk. Hal ini dikarenakan untuk memiliki kualitas tidur yang baik, diperlukan adanya kesadaran dan praktik untuk menerapkan hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas tidur. Sebanyak 191 responden (66,3%) memiliki kualitas tidur yang buruk. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara efikasi diri dan praktik sleephygiene dengan kualitas tidur, yang artinya siswa dengan efikasi diri dan praktik sleep hygiene yang baik maka kualitas tidurnya akan baik. Sementara pada sikap, dukungan sosial, dan niat tidak menunjukkan adanya hubungan dengan kualitas tidur. Oleh karena itu, diperlukan adanya edukasi maupun program kesehatan untuk meningkatkan kualitas tidur pada remaja. ......Sleep is essential for humans to survive, even it takes one-third of human life. Sleep deprivation is now a common problem in middle school students. Based on research conducted in various high schools in Indonesia, It shows that more students have poor sleep quality than students who have good sleep quality. This research was conducted to identify a possible relationship between attitudes, social support, self-efficacy, intentions and sleep hygiene practices with sleep quality in adolescents at SMA Negeri 21 Bekasi. This study used a cross-sectional method. The sample used in this study was 258 respondents consisting of grades 10 and grade 11. The research conducted showed that some adolescents at SMA Negeri 21 Kota Bekasi have good attitudes, social support, self-efficacy, intentions, and sleep hygiene practices but have poor sleep quality, this is because to have good sleep quality, awareness and practices both needed to implement things that can improve sleep quality. 191 respondents or 66,3% had poor sleep quality. The results showed that there was a positive association between self-efficacy and sleep hygiene practices and sleep quality, which means that students with good self-efficacy and sleep hygiene practices will have good sleep quality. Meanwhile, attitudes, social support and intentions did not show a relationship with sleep quality. Therefore, education and health programs are needed to improve the quality of sleep in adolescents.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Unversitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Egy Septiyadi
Jakarta: Restu Agung, 2005
616.849 82 EGY t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vishal Dasani
Abstrak :
Diet, olahraga, dan tidur merupakan 3 dasar hidup sehat. Ketiganya memiliki hubungan sangat erat dan saling mempengaruhi satu sama lain. Menjalankan ketiganya merupakan cara terbaik meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional.” Vishal Dasani, seorang Sleep Educator, mulai memprioritaskan tidur ketika dia mulai mengalami hal-hal negatif akibat tidurnya yang berantakan. Mulai dari insomnia, kenaikan berat badan yang drastis, mood swing yang cukup parah, hingga cedera karena menerapkan olahraga terlalu ketat. Ia mulai menyadari hubungan antara tidur dengan kesehatannya. Kondisi kurang tidur yang berkepanjangan ternyata bisa memicu banyak gangguan sistem kesehatan, dari penurunan sistem imun tubuh, kenaikan berat badan karena tidak terkontrolnya nafsu makan, penurunan tingkat konsentrasi, stres, dan penurunan mood. Buku Sleep Healing ini memberikan pemahaman dasar mengenai pola tidur alami (tanpa bantuan obat-obatan) beserta cara-cara mudah untuk memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pola tidur kita. Percayalah, tidur yang cukup akan mempermudah segala hal dan tidur berkualitas akan meningkatkan produktivitas.
Jakarta: Kawan Pustaka, 2022
618 VIS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rayleigh Ping-Ying Chiang
Abstrak :
This book, provides a comprehensive reference volume to the latest advancements in the area of sleep technology. It offers an excellent range of insights and opinions from leading researchers and experts in multiple disciplines spanning academia, clinical practice and industry. Up-to-date insights into the current research topics in this field are featured in addition to the latest technological advances with reference to appropriate working examples. The current book combines the five dimensions of knowledge, i.e., sleep medicine, clinical psychology engineering, industrial design and technology management to ensure the content is applicable to people's daily lives.
Dordrecht: [;Springer, Springer], 2012
e20410730
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Barling, Julian
Abstrak :
Research over the past decade has begun to show the many ways in which work affects sleep, and sleep affects work; this book brings all these research findings together in a state-of-the-art review. The book opens with a chapter on sleep disorders meant to ground organizational researchers in the science of sleep. Workplace issues that have benefitted from research for decades, such as shift work, occupational safety and road and transportation are covered in detail. In addition, emerging topics such as the intersection of sleep and work stress and non-work experiences, mood and emotions, energy management, unethical behaviors and work withdrawal (e.g., absenteeism) are considered in detail. Given the changing demographic composition of many workplaces, a separate chapter focuses on sleep and older workers. The book concludes with a consideration of how this information must now be integrated into the curricula of all business programs to enhance the practice of management, and individual and organizational functioning.
Oxford: Oxford University Press, 2016
e20470538
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Chichester, NY: John Wiley & Sons, 1991
612.022 SLE
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Fijri Auliyanti
Abstrak :
Latar belakang. Gangguan tidur pada remaja memiliki prevalens yang tinggi dan dapat memengaruhi prestasi akademik di sekolah. Namun, sejauh ini di Indonesia, belum terdapat studi yang meneliti prestasi akademik pada remaja dengan gangguan tidur serta faktor yang berhubungan. Tujuan. Penelitian ini untuk mengetahui: (1) prevalens dan pola gangguan tidur berdasarkan SDSC, (2) proporsi murid SMP dengan gangguan tidur yang memiliki prestasi akademik di bawah rerata, (3) hubungan antara: jenis kelamin, motivasi dan strategi belajar, nilai IQ, tingkat pendidikan ibu, tingkat sosial ekonomi keluarga, struktur keluarga, pendidikan di luar sekolah, adanya TV/komputer di kamar tidur, durasi tidur di hari sekolah, perbedaan waktu tidur dan bangun, dan prestasi akademik murid SMP dengan gangguan tidur. Metode. Penelitian potong lintang analitik di lima SMP di Jakarta pada bulan Januari hingga Maret 2013. Skrining gangguan tidur dengan kuesioner Sleep Disturbance Scale for Children dilakukan terhadap 491 orang murid SMP di Jakarta. Murid yang memenuhi kriteria gangguan tidur diminta mengisi kuesioner motivasi dan strategi pembelajaran. Peneliti meminta nilai IQ subjek penelitian. Hasil. Terdapat 129 subjek yang memenuhi kriteria gangguan tidur. Empat orang subjek di drop-out karena tidak memiliki nilai IQ. Prevalens gangguan tidur sebesar 39,7% dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur (70,2%). Sebanyak 47,6% subjek memiliki prestasi akademik di bawah rerata. Sebagian besar subjek perempuan (71%), termasuk sosial ekonomi menengah ke bawah (58,9%), memiliki motivasi dan strategi belajar yang cukup (72,6%), dan mengikuti pendidikan di luar sekolah (87,9%). Tiga belas subjek yang memiliki nilai IQ di bawah rata-rata tidak diikutsertakan dalam analisis bivariat dan multivariat. Berdasarkan uji regresi logistik, faktor yang paling berhubungan dengan prestasi akademik di bawah rerata secara berurutan, yaitu pendidikan di luar sekolah (> 2 jenis, non-akademik), nilai IQ rata-rata, dan jenis kelamin lelaki. Simpulan. Prevalens gangguan tidur pada murid SMP di Jakarta adalah 39,7% dengan jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Sebanyak 47,6% subjek memiliki prestasi akademik di bawah rerata. Faktor yang terbukti berhubungan dengan prestasi akademik di bawah rerata adalah pendidikan di luar sekolah (> 2 jenis, non-akademik), nilai IQ rata-rata, dan jenis kelamin lelaki. ...... Background. Sleep disorders are prevalent in adolescents and may influence their academic achievement at school. However, in Indonesia, no research has ever been done to study academic achievement in students with sleep disorders and related factors. Objectives. This study aimed to define: (1) the prevalence of sleep disorders and their patterns based on the SDSC questionnaire, (2) the proportion of junior high school students having low average academic achievement, (3) the relationship between factors; i.e gender, motivation and learning strategies, IQ level, mothers' educational level, socioeconomic level, family structure, non-formal education, TV/computer set inside the bedroom, sleep duration during schooldays, bedtimewakeup time difference; and the academic achievement in junior high school students with sleep disorders. Method. This was an analytical cross-sectional study, performed at five junior high schools in Jakarta between January to March 2013. Screening for sleep disorders, based on the Sleep Disturbance Scale for Children questionnaires, was done in 491 junior high school students. Students who fulfilled the criteria of sleep disorders, were asked to fill in the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). The IQ level of each subjects was also measured. Results. There were 129 subjects who fulfilled the sleep disorders criteria. Four subjects were dropped out due to they didn?t have IQ level. The prevalence of sleep disorder in this study was 39.7%, mostly difficulty in initiating and maintaining sleep (70.2%). There were 47.6% subjects had low average academic achievement. As many as 13 subjects had low average IQ level and were not included in bivariate and multivariate analysis. Subjects mostly female (71%), with middle-low income (58.9%), had moderate motivation and learning strategies (72.6%), and attended non-formal education (87.9%). Based on the logistic regression analysis, the most influencing factors to the low average academic achievement are consecutively: the non-formal education ( > 2 types, non-academic), the average IQ level, and male sex. Conclusion. The prevalence of sleep disorders in junior high school students in Jakarta are 39.7%, mostly difficulty in initiating and maintaining sleep. There were 47.6% subjects had low average grade. Factors related to the low average academic achievement are non-formal education ( > 2 types, non-academic), the average IQ level, and male sex.
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>