Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 90 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kim, Sung Suk
"Abdul Haris Nasution (1918-2000) masuk Akademi Militer Bandung pada tahun 1940 sebagai CORO. Di sana ia belajar teori perang yang berorientasi kepada Carl von Clausewitz, walaupun belum begitu mendalam dari karya Carl von Clausewitz. Pada masa pendudukan Jepang, Nasution memperdalam studi militernya dengan rekan-rekan Akademi Militer Bandung dengan membaca berbagai buku militer. la aktif pula mengikuti program-program Jepang, maka terpengaruh dari mobilisasi dan kontrol terhadap rakyat dan pemikiran militer Jepang.
Sebelum agresi militer Belanda ke-1, sebagai Panglima Divisi Nasution melaksanakan reorganisasi dalam divisinya terhadap prajurit dan perwira dengan harapan membuat tentara yang berdisiplin tinggi. Pada waktu yang sama, beberapa perwira di Markas Besar TKR menemukan konsep wehrkreise atau perlawanan teritorial. Namun, ketika terjadi serangan militer Belanda ke-1, TNI yang masih mencoba bertahan dengan strategi linier mengalami semacam shock dan mundur dalam kekacauan.
Setelah lewat fase pertama ini, di Jawa Barat pasukan-pasukan yang terpecah belah itu berangsur-angsur kembali ke daerah asalnya dan ke pangkalannya masing-masing. Maka terbentuk kantong-kantong gerilya dengan inisiatif komandan daerah masing-masing. Pada waktu yang sama, Nasution menemukan konsep-konsep perang gerilya yang penting, seperti Wingate, pasukan mobil, pasukan teritorial, dan lain-lain. Dalam re-ra yang dilaksanakan oleh pemerintahan Hatta, Nasution berperan penting dalam pelaksanaan re-ra dan mempersiapkan taktik perang gerilya seperti Perintah Siasat No.1/1948, Pertahanan Desa, dan lain-lain.
Dengan berbagai taktik gerilya Nasution merencanakan perang gerilya yang teratur dan berdisiplin tinggi. Namun, hasil penelitian memperlihatkan bahwa perang yang terjadi pada agresi Belanda ke-2 pun menurut Sekiaar Perang Kemerdekaan Indonesia bukan true war melainkan real war. Perang yang terjadi di lapangan pada masa revolusi Indonesia adalah bukan perang yang dilaksanakan sesuai dengan taktik-taktik yang dibuat, karena kekurangan persiapan, kegagalan pembentukan pasukan-pasukan mobil dan pasukan-pasukan teritorial, laskar-laskar yang bermunculan dengan inisiatif sendiri, dan sebagainya."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T3607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romein, Jan
Jakarta : Grafiti, 1989
959.8 JAN bt
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
G. Moedjanto
Yogyakarta: Kanisius , 1988
959.8 MOE i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
G. Moedjanto
Yogyakarta: Kanisus, 1988
959.8 MOE i I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Ichtiar Baru van Hoeve dan Kemendikbud RI, 2012
R 959.8 IND I
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Alting, J.H. Carpenter
's-Gravenhage: Martinus Nijhoff, 1926
BLD 349.598 ALT g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sogong, Gyong
Indonesia: Jaeinni honinkoe Munhwa tambangban, 2005
KOR 959.8 SOG j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saini K. M., 1938-
Bandung: ITB Press, 1996
792.095 98 SAI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988
959.803 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hary Setyawan
"Skripsi ini membahas perkembangan olahraga bulutangkis dari awal masuknya ke Indonesia sampai olahraga ini membawa Indonesia dikenal di dunia Internasional khususnya bidang olahraga. Pemilihan dari judul tersebut diatas dengan alasan bahwa olahraga bulutangkis di Indonesia merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia selain sepak bola. Hal ini terlihat dengan sering dimainkannya olahraga ini di berbagai tempat. Baik di kampung-kampung (lingkunga sekitar tempat tinggal) sampai di kejuaraan-kejuaraan yang bertaraf internasional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana olahraga bulutangkis di Indonesia dapat berkembang dari olahraga rakyat menjadi olahraga yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia di dunia olahraga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah dimana terdapat empat tahap yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Hasil dari penelitian ini adalah bahwa olahraga bulutangkis di Indonesia berkembang dengan baik dari yang pada awal masuknya adalah olahraga rakyat menjadi olahraga yang dikenal masyarakat dunia pada umumnya, dan masyarakat Indonesia pada khususnya. Perkembangan bulutangkis di Indonesia mulai benarbenar terlihat ketika PBSI dibentuk. Hal ini berawal dari peranannya PBSI itu sendiri dimana dapat menjadi anggota IBF pada tahun 1953. Mulai masuknya PBSI menjadi anggota IBF perkembangan bulutangkis terus meningkat. Terlihat sebagai puncaknya PBSI dapat mengikuti kejuaran Piala Thomas pada tahun 1958 dan berhasil menjuarainya dengan didasari semangat nasionalisme yang tinggi. Karena saat itu olahraga di Indonesia perkembangannya masih sederhana.

This essay discusses the sport development which is badminton. from the early introduction about this sport in Indonesia, especially when the International field of sports notice indonesia from this sport. reason from selecting the title is that the sport which is badminton is a sport that Indonesia is very tune by the Indonesian community in addition to football. This sport is often played in many places. from the neighborhood to the national championship, and the international championship. The objective of this research is to illustrate how badminton in Indonesia can develop from common sport into the sport that can make indonesia's name pretige in the sports world. Methods which is used in this research are a method of history where there are four stages, namely heuristik, criticism, interpretation, and historiografi.
The results from this research is sport badminton in Indonesia grew well in the beginning of the introduction about this sport when only be played as a neighborhood sport into the sport that is known the world community in general, and the people of Indonesia in particular. The development of badminton in Indonesia began to common when the PBSI formed. This was the role of PBSI itself that can become a member of the IBF in 1953. when PBSI becomes a member of the IBF, the development of badminton increases. as a result which is top of achievement is PBSI participate in Thomas cup Championship in 1958 and successfully win the championship based on the spirit of high nationalism. Because at that time the sports growth in Indonesia are simple."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S12279
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>