Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wright, Ruth
New Jersey: Wiley - Blackwell, 2009
615.851 5 WRI o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Betariani Prawitasari Ediboedi
"Masa remaja awal (early adolescence) menandai permulaan masa remaja, mencakup berbagai transisi dari ketidak matangan atau immaturity menuju kematangan atau maturity (Amett & Taber, Graber & Brooks-Gunn, Hoffman dalam Steinberg, 2002). Usia ini dipandang saat yang tepat untuk memberikan intervensi atau pengarahan (Carnegie Council on Adolescent Development, Hamburg dalam Crockett & Crouter, 1995).
Prestasi menjadi pokok permasalahan di usia remaja awal (Steinberg, 2002). Namun transisi ke usia remaja membawa permasalahan. Ditemukan bahwa motivasi intrinsik untuk tugas-tugas akademik umumnya mengalami penurunan, demikian pula keseluruhan prestasi (urdan & Klein, 1998).
Ada perbedaan nyata antara remaja yang tidak dapat mempergunakan potensinya dengan remaja yang berprestasi tinggi. Hasil penelitian mengindikasi faktor yang sangat berperan di usia remaja dan berdampak positif pada kehidupan di usia dewasa (Clausen, Clausen &. Jones, dalam Shanahan, 2000; Clausen dalam Reynolds, Boyd, Burge, Harris, Robbins, 2004). Faktor tersebut adalah planful competence, yaitu kemampuan seseorang (remaja) untuk dapat memegang kendali atas perjalanan hidupnya, dengan memiliki tujuan yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau bidang pekerjaan, serta melakukan langkah-langkah untuk mewujudkannya.
Penelitian ini ingin mendapatkan gambaran planful competence pada remaja awal berprestasi di sekolah yang diduga memiliki planful comperence, serta peranan lingkungan sosialnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Wawancara digunakan sebagai alat memperoleh data, dilengkapi instrumen Rotter?s locus of control yang dianalisa secara kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan remaja yang memiliki planful competence dapat menjalani hidupnya secara lebih terarah karena memiliki tujuan dan minat yang lebih jelas. Mereka mempergunakan waktu lebih efisien dan efektif, untuk meiakukan usaha meningkatkan kemampuannya sejalan dengan arah minat dan cita-citanya. Karena umumnya remaja tersebut memiliki cita-cita yang berkaitan dengan bidang akademik, maka dengan sendirinya planfulness mereka mendukung usaha yang dilakukan di sekolah serta prestasi akademik yang dicapainya.
Peranan mikrosistem dan significant others sangat besar mendukung perkembangan planful competence. Orang tua dan guru dapat menjadi motivator sekaligus model untuk berprestasi dan bersikap planfull. Berbeda dengan peranan teman sebaya, yang justru menurunkan motivasi dan semangat berprestasi di sekolah.
Untuk penelitian mendatang perlu memperhatikan tipe sekolah dan jalinan rapport dengan subjek. Penelitian longitudinal bisa dilakukan. Penelitian dengan subjek orang-orang sukses juga dapat memberi masukan berharga mengenai keadaan nyata di Indonesia. Penelitian selanjutnya dapat menghubungkan planful competence dengan hal lain seperti strategi belajar, dan sebagainya.
Masukan untuk orang tua dan pendidik mengenai pentingnya menjadi model bagi remaja dan pentingnya mengembangkan sense of efficacy. Penting untuk memberi masukan mengenai berbagai bidang ilmu dan karir kepada remaja guna membentuk planfulness-nya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17940
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatma Sari
"Stres kehidupan merupakan peristiwa hidup yang pasti dialami individu terutama lansia dimana pada masa ini banyak terjadi transisi hidup. Stres kehidupan dapat berdampak negaif maupun positif. Dampak dari stres kehidupan tersebut bergantung dari mekanisme koping yang diadopsi oleh individu. Semakin adaptif koping yang diadopsi maka semakin positif pula dampak yang akan diterima individu dari stres kehidupan yang dialaminya. Mekanisme koping dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh faktor predisposisi dengan mekanisme koping yang dimiliki lansia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan potong lintang (crosssectional). Sampel adalah 106 lansia yang dipilih dengan teknik purposive sampling.

Stressful life events is event that must be experienced by individual, especially the elderly that a lot of transition occur on this periode. Stressful life events can have negative or positive impact. The impact is depentds on the coping mechanism that adopted by individual. The more adaptive coping mechanisms adopted, the more positive the impact that individual will received. Coping mechanism is influenced by severals factors. The research objective was to discover the influence of predisposing factors and coping mechanism in elderly. The research design is descriptive correlative with method was cross sectional study. The sample is 106 respondents of elderly who was choosen according purposive sampling method.The result find that 69,6% respondends have adaptive coping mechanism. The result show significant relation between personality type, social support, social interactions, and coping mechanism. This study became evidence base in developing psychosocial well-being in elderly."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antoni Ludfi Arifin
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2014
158.1 ANT u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1989
616.001 9 STR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Calwell, Sue
Yogyakarta: Baca, 2006
158.1 CAL t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Carolina Maria Juniati Murtiasari
"Penelitian ini mengenai kesejahteraan psikologis dari tahap dewasa muda ke tahap
dewasa madya pada individu tengah baya Penelitian ini menggunakan landasan teoritis
kesejahteraan psikologis Ryff (1989) dan menggunakan teknik critical incidents yang
didasarkan metode refleksi kritis.
Kesejahteraan psikologis merupakan kondisi dimana individu dapat mengambil peran dan tanggungjawabnya secara optimal dengan rnemiliki krlteria pokok yang dikemukakan oleh Ryff (1989a), yaitu memiliki penerimaan terhadap diri sendiri, relasi yang positif dengan orang lain, mampu bersikap otonom, mampu menghadapi lingkungannya., mempunyai tujuan hidup dan mempunyai pertumbuhan pribadi yang baik. Kesejahteraan psikologis dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, status sosial, pengalaman hidup yang khusus dan budaya. Hasil penelitian Ryff (198921) dan Ryff & Singer (1996) menemukan bahwa terdapat perbedaan profil kesejahteraan psikologis pada individu dengan tahap perkembangan yang berbeda. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis tertarik untuk melihat gambaran kesejahteraan psikologis dari tahap dewasa muda ke dwasa madya pada individu yang sama dalam konteks Indonesia. Rentang waktu dari Inasa clewasa muda ke dewasa madya tentunya mempunyai peristiwa-peristiwa yang sifatnya khusus dalam
mempengaruhi hidup individu, khususnya dalam kesjahteraan psikologis.
Critical incidents merupakan telcnik dimana individu diminta untuk mengungkapkan pengalaman yang signiikan, sifatnya positif (antara lain, menyenangkan, membanggakan) dan negatif (antara lain, menyedihkan, mengecewakan, menimbulkan kemarahan). Teknik critical incidents didasarkan pada metode refleksi kritis yang biasa digunakan dalam dunia pendidikan, bertujuan untuk mengumpulkan data berdasarkan pemaknaan terhadap peristiwa yang telah dialami individu. Penggunaan critical incidents didasarkan pada pendekatan fenomenologi yang secara khusus bertujuan memahami kerangka berpikir individu berdasarkan penghayatan atas peristiwa signifikan tadi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif agar rnendapatkan gambaran yang utuh mengenai penghayatan individu terhadap pengalaman yang signifikan. Jumlah subjek empat orang, dua laki-laki, dna perempuan dalam rentang usia tengah baya, berkeluarga, status ekonomi menengah, tingkat pendidikan minimal SLTA. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara rnendalam untuk mendapatkan pengalaman critical incidents subjek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesejahteraan psikologis merupakan suatu proses yang terjadi separgiang hidup. Kualitas kesejahteraan psikologis individu merupakan hasil sinergi dari masing-masing dimensi. Kualitas kesejahteraan psikologis secara khusus dapat diinterpretasikan dengan melihat pertumbuhan pribadi seseorang yang dapat dianggap sebagai hasil dari proses terbentuknya kesejahteraan psikologis. Selain itu penguasaan lingkungan dan otonomi merupakan strategi penting bagi individu untuk mengatasi persoalan dalam mencapai tujuan hidup yang ingin dicapai. Sedangkan penerimaan diri dan relasi individu dengan orang lain merupakan aspek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan pribadi individu.
Secara umum kesejahteraan psikologis individu dari masa dewasa muda ke dewasa madya relatif mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi sifatnya bervariasi pada setiap dimensi (aspek) kesejahteraan psikologis. Dimensi yang cenderung meningkat dari masa dewasa muda ke dewasa madya adalah penerimaan diri dan relasi positif dengan orang lain. Dimensi yang cenderung tetap adalah penguasaan lingkungan dan otonomi.
Perubahan yang terjadi dalam dimensi dapat dipengarubi oleh tuntutan peran dan tanggung jawab dalam urusan rumah tangga, pekemjaan maupun sosial masyarakat. Selain itu juga dipengaruhi oleh pengalaman keberhasilan atau kegagalan individu dalam mencapai harapan-harapan tertentu yang terkait dengan hal tersebut. Apabila harapan mereka dapat tercapai maka akan muncul pertumbuhan pribadi yang baik, namun apabila yang terjadi sebaliknya akan menimbulkan kekecewaan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T38784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woodroof, Martha
"Summary:
"Tom Putnam, an English professor at a Virginia women's college, has resigned himself to a quiet and half-fulfilled life. For more than ten years, his wife Marjory has been a shut-in, a fragile and frigid woman whose neuroses have left her fully dependent on Tom and his formidable mother-in-law, Agnes Tattle. Tom considers his unhappy condition self-inflicted, since Marjory's condition was exacerbated by her discovery of Tom's brief and misguided affair with a visiting poetess. But when Tom and Marjory meet Rose Callahan, the campus bookstore's charming new hire, and Marjory invites Rose to dinner, her first social interaction in a decade, Tom wonders if it's a sign that change is on the horizon. And when Tom returns home that evening to a letter from the poetess telling him that he'd fathered her son, Henry, and that Henry, now ten, will arrive by train in a few days, it's clear change is coming whether Tom's ready or not. For readers of Helen Simonson and Anna Quindlen, Small Blessings is funny, heart-warming and poignant, with a charmingly imperfect cast of cinema-ready characters. Readers will fall in love with the novel's wonderfully optimistic heart that reminds us that sometimes, when it feels like life is veering irrevocably off track, the track changes in ways we never could have imagined""
New York: St. Martin's Press, 2014
813.54 WOO s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Adams, Gerald R.
Monterey, Calif: Books Cole Publishing Company, 1983
305.23 ADA a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Green, Jane
New York: Viking, 2008
823.914 GRE b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>