Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Octadila Laily Anggraeni
"Kemajuan teknologi yang begitu pesat membawa banyak perubahan termasuk di bidang keuangan yaitu salah satunya adalah munculnya teknologi finansial. Salah satu bentuk dari teknologi finansial ini adalah crowdfunding. Industri kreatif seperti musik, film, dan game merupakan sektor yang cukup tinggi memanfaatkan model pendanaan crowdfunding berbasis imbalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pemilihan sumber pendanaan yang diambil oleh pelaku industri musik di Indonesia dalam proyek pembuatan album dengan melakukan crowdfunding berbasis imbalan serta pengaruh dari crowdfunding berbasis imbalan pada biaya modal perusahaan. Penelitian ini didasari pada teori pecking order dan menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi multi cases studies. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan informasi melalui wawancara dengan pelaku di industri musik yang melakukan crowdfunding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kesempatan, kemudahan, transparansi, dan saluran promosi yang dapat dimanfaatkan merupakan pertimbangan utama pelaku industri musik memilih saluran crowdfunding berbasis imbalan sebagai alternatif sumber pendanaan. Asumsi adanya informasi asimetri yang memengaruhi pola pecking order tidak dapat menjelaskan fenomena pada crowdfunding berbasis imbalan karena kemudahan akses terhadap sumber pendanaan merupakan pertimbangan pemilik proyek melakukan crowdfunding berbasis imbalan. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya perubahan pada biaya modal pada pelaku industri musik setelah melakukan crowdfunding berbasis imbalan. Biaya modal mengalami peningkatan yang cukup tinggi setelah melakukan crowdfunding berbasis imbalan yang berasal dari biaya produksi reward untuk investor malaikat. Penelitian lebih lanjut tentang crowdfunding berbasis imbalan dengan memasukkan unsur sumber pendanaan berupa utang dan penerbitan ekuitas sangat berguna dalam membandingkan cost of capital dari masing-masing jenis pendanaan dan dalam mengetahui optimal capital structure suatu perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk membantu praktisi memahami bagaimana crowdfunding berbasis imbalan mengubah industri musik di Indonesia.

The rapid advancement in technology has brought many changes, one of which is in the financial sector, the emergence of financial technology. One form of financial technology is crowdfunding. Creative industries such as music, film, and games are quite high sectors which utilizing reward-based crowdfunding. This study aims to determine the factors that influence. This study aims to determine the factors that influence the decision on the selection of funding sources taken by music industry players in Indonesia in album-making projects by reward-based crowdfunding and the effect of reward-based crowdfunding on company capital costs. This research is based on the pecking order theory and uses a qualitative approach with the design of multi cases studies. The research was conducted by gathering information through interviews with music industry players who are crowdfunding. The results of the study show that the opportunity, convenience, transparency, and promotion channels are the primary considerations for the music industry to choose reward-based crowdfunding channels as an alternative source of funding. The assumption that information asymmetry influences pecking order patterns cannot explain the phenomenon of reward-based crowdfunding because of the ease of access to funding sources is the consideration for project owners to choose reward-based crowdfunding. The results of the study also showed a change in the cost of capital of the music industry after the reward-based crowdfunding. Cost of capital has increased after reward-based crowdfunding that comes from the cost of producing a reward for angel investors. Further research on reward-based crowdfunding by including funding sources in the form of debt and equity issuance is very useful in comparing the cost of capital of each type of funding and in knowing the optimal capital structure of a company. This research also aims to help practitioners understand how reward-based crowdfunding is changing the music industry in Indonesia."
2019
T53778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Argia Adhidhanendra
"Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian sebelumnya oleh Kenny Skagerlund et al (2018) dengan menggunakan model yang ditawarkan oleh penelitian tersebut dalam cakupan yang sempit dan tepat waktu (just in time), sesuai dengan saran Fernandes et al (2014) untuk penelitian literasi finansial agar dapat menjadi landasan intervensi yang tepat. Industri musik independen hari ini mewakili 39% dari total industri musik, namun industri musik sendiri hanya berkontribusi 0.48% terhadap GDP industri kreatif di Indonesia.
Penelitian ini menganalisis mengapa kontribusi industri musik begitu kecil dengan mengamati literasi finansial industri musik independen beserta variabel dibaliknya (construct) sesuai dengan model yang ditawarakan Skagerlund et al (2018). Studi ini menemukan bahwa model yang ditawarkan tidak bisa diimplementasikan pada industri musik independen dan studi yang sifatnya spesifik pada suatu industri lebih jauhnya harus bersifat induktif, bukan deduktif. Studi ini juga menemukan adanya kegelisahan yang bersifat industrial.

This research is an adaptation of a prior research by Kenny Skagerlund et al (2018) to test the model proposed by said research within a narrow and just in time scope, as suggested by Fernandes et al (2014). The indepedent music industry has come a long way, now holding 39% of the whole music industry, but the industry at large only contributed 0.48% to the total GDP of Indonesia.
This study explored the cause of this by analyzing the independent music industrys financial literacy and its construct, as proposed by Skagerlund et al (2018). This study finds that the proposed model cannot be implemented in the independent music industry and any industry-specific model of financial literacy and its construct should be done in an inductive approach rather than deductive. This study also finds  that theres an industrial anxiety that should be explored in further research.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tita Miasari
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Analisis Situasi
Majalah Rolling Stone Indonesia merupakan salah satu majalah musik di Indonesia yang mampu bertahan selama 10 tahun (terhitung 2005-2015) Kurang efektifnya komunikasi dua arah bagi Rolling Stone Indonesia dengan publiknya terutama bagi pelanggan baik itu melalui offline ataupun online Banyak bermunculan kompetitor majalah yang juga membuat berbagai macam bentuk promosi menarik untuk majalahnya baik secara online dan offline, misalnya dengan membuat festival musik, konser ataupun kampanye. Serta pengadaan berbagai media baru yang atraktif, seperti website dan sosial media yang membuat popularitas dan citra mereka terus meningkat.
Tujuan
Menjadikan majalah Rolling Stone Indonesia sebagai media musik dengan citra yang unggul dan membangun awareness masyarakat Indonesia terhadap majalah Rolling Stone Indonesia sebagai sumber segala informasi terpercaya mengenai industri musik di Indonesia.
Strategi
Membangun awareness akan adanya perbaikan media komunikasi dua arah melalui program komunikasi bertema ?Music for Life?, yang menekankan pada musik sebagai sumber kehidupan dan harapan bagi Indonesia. Berfokus pada Rolling Stone Indonesia dengan pelanggan. Membuat aktivitas dan pesan kunci program yang konsisten membahas mengenai industri musik Indonesia dalam ?Music for Life?. Menigkatkan pemanfaatan berbagai media dengan berfokus kepada media digital sebagai saluran utama komunikasi, seperti website kampanye dan social media.
Khalayak Sasaran
Pelanggan
Mereka yang telah berlangganan ataupun membeli majalah Rolling Stone Indonesia secara berkala, serta membaca majalah Rolling Stone Indonesia. Laki-laki usia 20-30 tahun, SES B+ - A+, berdomisili di kota-kota besar di Indonesia.
Masyarakat umum
Merupakan masyarakat Indonesia yang sesuai target pasar majalah Rolling Stone Indonesia, yaitu mulai usia 18 hingga 40 tahun, SES B+ - A+, berdomisili di kota-kota besar di Indonesia, baik laki-laki maupun perempuan, terutama para penggemar musik.
Pesan Kunci
Rolling Stone Indonesia memberikan segala informasi terbaru dan eksklusif mengenai industri musik di Indonesia.
Program
Memperbaiki media online yaitu akun jejaring sosial dan email sebagai media dua arah antara Rolling Stone Indonesia dengan publik, Memperbaharui konten pada website serta membuat newsletter khusus bagi pelanggan melalui direct mail Memanfaatkan jaringan relasi, antara majalah Rolling Stone Indonesia dengan para musisi Indonesia dari berbagai aliran musik untuk berpartisipasi juga berperan sebagai buzzer dari kampanye Music for Life Mengusahakan adanya kerjasama dengan media lain terkait publikasi seluruh kegiatan kampanye Music for Life, yaitu radio Menjadikan perayaan ulang tahun ke-10 Rolling Stone Indonesia sebagai pengenalan kampanye Music for Life kepada publik serta ajang pemberian penghargaan kepada para pekerja di industri musik dalam Editor?s Choice Award Mengefektifkan kembali Release Party dan Rock Market sebagai media promosi majalah Rolling Stone Indonesia Mengefektifkan kembali Rolling Stone goes to School & Campus sebagai pemberian edukasi serta media promosi majalah Rolling Stone Indonesia ke generasi muda (Calon target pasar dari Majalah Rolling Stone Indonesia) Mengaktifkan kembali channel Youtube Rolling Stone Indonesia dengan membuat kegiatan Jamming with Rolling Stone Indonesia, berupa video series dari penampilan singkat musisi Indonesia Menjadikan perayaan pesta akhir tahun Rolling Stone Indonesia sebagai penutupan dari kampanye Music for Life kepada publik.
Jadwal
Januari - Desember 2015
Anggaran
Total anggaran yang dibutuhkan untuk penyelenggaraan rangkaian kegiatan kampanye Music for Life adalah Rp 1.286.680.000,-
Evaluasi
Metode evaluasi yang digunakan adalah metode input, output dan outcome.
Input : evaluasi terhadap segala proses yang berlangsung dalam pra pelaksanaan kegiatan kampanye Music for Life
Output : evaluasi terhadap sesuatu yang nyata sebagai hasil dari berbagai kegiatan dalam rangkaian kampanye Music for Life.
Outcome : pengukuran dampak dan evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan kampanye Music for Life.
EXECUTIVE SUMMARY
Situation Analysis
Rolling Stone Magazine Indonesia is one of the magazine focuses in Indonesia's music industry that is capable to survive for 10 years (2005-2015). Rolling Stone Indonesia has a lack of communication effectiveness especially to its customer?through offline and online contacts. The emerging of competitors who offer various kinds of promotions for their magazines through online and offline, for example by making music festivals, concerts, or campaigns. Also the emerging of various attractive new media, like website and social media making their popularity and image constantly rising.
Goal
To make Rolling Stone Indonesia Magazine as a supreme media for music industry with excellent image and to develop Indonesian citizens? awareness that Rolling Stone Magazine Indonesia is a trusted source for music industry in Indonesia.
Strategy
Building awareness regarding the improvement of two ways communication through communication program themed ?Music for Life? in which emphasize music as the source of life and hope for Indonesia. Especially focusing on relationship between Rolling Stone Indonesia and customers; generally focusing on relationship between Rolling Stone Indonesia and Indonesia citizen. Conducting activities and creating key messages for programs that consistently discuss about Indonesia music industry in ?Music for Life? Executing media relations efforts focusing on digital media as the main communication channel, such as website campaign and social media.
Target Audience
General public
Indonesian citizen who fits Rolling Stone Indonesia prospective costumer target, which is people aged 18 ? 25 years , SES B+ - A+, living in big cities in Indonesia, male or female, especially music fans.
Customers
Those who subscribe or buy and read Rolling Stone Indonesia gradually. Male at the age of 20-30 years old, SES B+ - A, domiciled in Indonesia?s big cities.
Key Messages
Rolling Stone Indonesia Magazine is the top music magazine in Indonesia which provides exclusive and most updated information regarding Indonesia music industry.
Programs
Improving online media, namely social networking accounts and email as the two ways communication tools between Rolling Stone Indonesia and its public. Renewing website content as well as producing special newsletter for customers through direct mail. Utilizing network relations between Rolling Stone Magazine Indonesia and Indonesian Musicians from various music genres to also participate and take part as a buzzer for Music for Life campaign. Putting effort on cooperation with other media regarding campaign publicity of Music for Life, especially radio. Making Rolling Stone Indonesia's 10th year anniversary celebration as the introduction for Music for Life campaign to general public followed by conducting Editor?s Choice Awards for the employees in music industry. Reviving Release Party and Rock Market as promoting media for Rolling Stone Magazine Indonesia. Bringing back Rolling Stone goes to School & Campus as a channel to educate as well as to promote Rolling Stone Magazine Indonesia to young generation. (Future target market of Rolling Stone Magazine Indonesia). Reactivating Youtube channel Rolling Stone Indonesia by implementing Jamming session with Rolling Stone Indonesia, in the form of series of short performances from Indonesian Musicians. Making Rolling Stone Indonesia?s end of year celebration as the closing of the campaign Music for Life to the public.
Schedule
January - December 2015
Budget
Total budget required for the implementation of overall ?Music for Life? campaign activities is Rp 1.266.680.000,-
Evaluation
The evaluation method that is used in this program is input, output, and outcome method.
Input : an evaluation towards all process that take place in the implementation of activities
Output : an evaluation towards tangible things as a result of activities
Outcome : impact measurement and evaluation of the activities implementation"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Stefan Andreas Natigor
"Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk sebesar 250 juta orang. Kemajuan teknologi memudahkan segala hal, termasuk penggunaan ciptaan musik. Baik Negara, lembaga-lembaga dengan fokus hak cipta, maupun pencipta musik itu sendiri ingin agar ciptaannya dihargai dengan adil. Maka dibentuklah suatu lembaga yang dikenal dengan sebutan LMK untuk menjawab permasalahan itu. Namun seiring berjalannya waktu, kehadiran LMK sering dipertanyakan oleh masyarakat. Pendekatan LMK untuk melakukan pemungutan royalti dari pengguna ciptaan musik sering dianggap tidak memiliki dasar. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta (UUHC 2014) telah mengakomodasi pengaturan LMK. Maka setiap LMK yang melakukan fungsi pemungutan dan pendistribusian royalti di Indonesia harus tunduk terhadap setiap ketentuan yang sudah tertulis dalam undang-undang tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis apakah WAMI sudah memenuhi seluruh ketentuan sebagai LMK yang menjalankan kegiatannya di Indonesia sebagaimana diatur dalam UUHC 2014, dan melakukan suatu studi perbandingan yang komprehensif dengan ASCAP dan CISAC untuk mendapatkan bilamana ada ketentuan yang tepat untuk diberlakukan baik bagi WAMI maupun bagi UUHC 2014. Skripsi ini merupakan penelitian hukum yang memiliki bentuk yuridis normatif. Penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa WAMI belum sepenuhnya memenuhi seluruh ketentuan sebagai LMK berdasarkan UUHC 2014.

Indonesia is a country with a population of 250 million people. Improvement in technology make it easier every way, including the use of music creation. Either the State, institutions with a focus on copyright, as well as the creator of the music itself wants their creation to be fairly rewarded. Therefore, formed an organization known as the CMO to address the problem. But over time, the presence of the CMO is often questioned by the public. CMO approach to collecting royalties from users of music creation is often considered to have no basis. Act Number 28 of 2014 About Copyrights (Copyright Law 2014) has accommodated arrangements on CMO. So every CMO that performs the function of collecting and distributing royalties in Indonesia should be subject to any conditions that are written in the law. The purpose of this study is to analyze whether WAMI had complied with all the provisions as CMO carrying out its activities in Indonesia as stipulated in Copyright Law 2014, and conduct a study of a comprehensive comparison with ASCAP and CISAC to get whenever there are appropriate provisions to be applied for both WAMI and for Copyright Law 2014. This thesis is a study of law having normative juridical form. This study concludes that WAMI has not fully complied with all the provisions as CMO based on Copyright Law 2014.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2016
S64950
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Limisgy Ramadhina Febirautami
"Industri musik di Indonesia merupakan salah satu prioritas utama oleh Badan Ekonomi Kreatif BEKRAF untuk ditingkatkan daya saingnya. Dalam meningkatkan daya saingnya, industri musik dihadapi dengan tantangan utama yaitu sumber daya manusia yang kurang memadai serta pemanfaatan pasar yang belum optimal. Oleh karena itu, industri musik di Indonesia perlu mengembangkan strategi terbaru untuk menghadapi tantangan tersebut. Seiring berkembangnya teknologi di industri musik, data terkait musik seperti tangga lagu, fitur audio, serta lirik lagu semakin mudah didapatkan. Data tersebut berpotensi memberikan informasi penting dan karakteristik terkait lagu yang sedang tren dan diminati oleh masyarakat Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lagu yang populer atau diminati oleh masyarakat Indonesia menggunakan music mining. Penentuan karakteristik dilakukan dengan mengklasifikasikan lagu keseluruhan, lagu lokal, dan lagu internasional yang populer di Indonesia. Berdasarkan hasil penelitian ini, algoritme pohon keputusan C5.0 mampu memberikan karakteristik yang detail dan optimal untuk lagu keseluruhan, lagu lokal, dan lagu internasional dengan akurasi yang baik. Terdapat beberapa kesamaan dan perbedaan karakteristik yang dimiliki antara lagu secara keseluruhan, lagu lokal, dan lagu internasional yang berkaitan satu sama lain. Keterkaitan tersebut dapat digunakan menjadi strategi dan rekomendasi pelaku industri musik dalam memproduksi lagu yang sesuai dengan preferensi masyarakat.

Music industry is one of main priority to improve its competitiveness by BEKRAF. Music industry is faced by main challenges such as insufficient human resources and unoptimized market utilization. Thus, music industry in Indonesia needs to develop new strategy to handle the challenges. Nowadays, the developing of technology in music industry data related to music, e.g. top charts, audio features, and song lyric are easily obtained. Those data are potential to give important information and characteristics related to trending songs and songs preferred in Indonesia.
This study aims to know the characteristics of popular or preferred songs in Indonesia using music mining. Determining the characteristic was done by classifying overall songs, local songs, and international songs that are popular. Based on this study, C5.0 decision tree is able to give detail and optimal characteristics of overall songs, local songs, and international songs. There are some similarities and differences among them that are related to each other. Those relations among characteristics can be used to be the strategy and recommendation for music industry in producing songs that are preferred in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Samosir, Christian Andre
"Penelitian ini membahas disintermediasi, praktik bisnis musik yang memotong perantara alur komunikasi produser dengan konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus yang akan mengeksplorasi peranan jejaring sosial Instagram pada industri musik. Fokusnya lebih kepada perubahan alur produksi hingga distribusi karya musik, serta ragam manfaat yang diperoleh musisi. Adapun subjek penelitiannya adalah komunitas Indomusikgram yang merupakan pionir video berisikan permainan musik/lagu berdurasi 15 detik di Instagram Indonesia.
Pada akhirnya, penelitian ini menemukan realita bahwa penggunaan Instagram memberikan kemudahan bagi musisi dalam hal produksi dan distribusi (khususnya promosi) sehingga mampu mencapai tujuan-tujuan komersil dan eksis di industri musik Indonesia. Model bisnis crowdsourcing juga perlu diterapkan dalam perkembangan industri musik selanjutnya. Indomusikgram dan para musisinya menunjukkan keberhasilan model ini bahkan dapat menduniakan musik Indonesia melalui Instagram.

This research mainly talks about disintermediation, business practice which may effect to cut off the intermediation ?flow of communication? between producer and consumer. This research uses a study case approach that explore the role of social network Instagram on music industry. This research focuses in change the flow of music production and distribution, as well as the variety of benefits that musicians can get. The research's subject is Indomusikgram community who become the pioneer of fifteen second music video in Instagram?s Indonesia.
The research finds that Instagram gives an easiness in music production and distribution especially for promoting musician to reach the commercials aim and survive on music industry. Crowdsourcing model should also be applied in the further development of the music industry. Indomusikgram and their musicians have demonstrated the success of this model can even globalize music Indonesia through Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S63447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Umar Ghifari
"Penelitian ini membahas bagaimana perkembangan Musica Studio rsquo;s dalam mempertahankan eksistensinya dalam industri musik Indonesia selama 1971-2005. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan Musica Studio rsquo;s dalam mempertahankan eksistensinya. Metode penelitian sejarah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi digunakan dalam penelitian ini. Data-data penelitian bersumber dari sumber primer dan sekunder yang didapat dari Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Perpustakaan Batu Api Jatinangor, Perpustakaan Daerah DKI Jakarta dan lain-lain. Upaya Musica dalam mempertahankan eksistensinya mulai dari beradaptasin dengan perubahan teknologi, tren masyarakat Indonesia dan melawan pembajakan membuatnya tetap eksis selama 44 tahun. Musica Studio rsquo;s menunjukkan kualitas perusahaan dengan mengorbitkan banyak musisi ternama seperti Chrisye, Iwan Fals, Titiek Puspa, Rafika Duri, Grace Simon, New Rollies dan masih banyak lagi. Keberhasilan Musica dalam mendirikan perusahaan tidak lepas dari kontribusi Amin Widjaja, pendiri dari Musica itu sendiri. Amin memimpin Musica pada tahun 1971 hingga akhirnya ia meninggal pada tahun 1979. Kepemimpinannya digantikan oleh anaknya yang kedua, Sendjaja Widjaja. Benang merah kepemimpinan Amin dengan anaknya adalah nilai kekeluargaan yang diterapkan dalam perusahaan.

This study discusses how the development of Musica Studios in maintaining its presence in the Indonesian music industry during 1971 2005. This study aims to determine the efforts made Musica Studios in maintaining its presence. Heuristic methods of historical research, criticism, interpretation and historiography used in this study. Data were derived from primary and secondary sources were obtained from the Central Library of the University of Indonesia, Jatinangor Flint Library, the Library of Jakarta and others. Musica efforts in maintaining its presence from beradaptasin with changes in technology, the trend of Indonesian society and the fight against piracy makes it remained for 44 years. Musica Studio's orbit show quality company with many renowned musicians like Christophe, Iwan Fals, Titik Puspa, Rafika Duri, Grace Simon, New Rollies and much more. Musica success in establishing the corporation can not be separated from the contribution Amin Widjaja, founder of Musica itself. Amin led Musica in 1971 until he died in 1979. His leadership was replaced by a second son, Sendjaja Widjaja. The common thread is the leadership of Amin with his family values that are applied within the company.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S67846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vitorio Mantalean
"ABSTRAK
Kemapanan major label yang notabene pihak paling berpengaruh dalam industri musik populer mengalami guncangan akibat demokratisasi akses yang disebabkan oleh revolusi digital, tak terkecuali di Indonesia. Hal tersebut membuat major label perlu mencari berbagai sumber pemasukan baru sejak bisnis music sales tak lagi dapat diandalkan sebagai tumpuan pendapatan. Grup band Nidji yang masuk pada saat industri musik populer Indonesia tengah limbung rupanya tetap mampu bertahan di saat banyak grup band seusianya lenyap tertelan ganasnya ombak industri. Melalui pendekatan kualitatif, penelitian studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Nidji sanggup mempertahankan diri sebagai grup band yang tetap populer dan produktif pada era keterpurukan industri musik populer Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesediaan Nidji menjadi ujung tombak pemasukan Musica Studio dalam bisnis manajemen artis membuat Nidji tetap dapat produktif dan populer selagi menguntungkan Musica Studio sebagai major label yang menaunginya. Selain itu, Musica Studio sebagai major label juga menerapkan sejumlah strategi guna menciptakan efisiensi produksi karya musik seraya melakukan ekspansi bisnis ke bidang-bidang lain.

ABSTRACT
The democratization of access caused by digital revolution shook the status quo of major label as the most influencing and decisive player in the pop music industry, including in Indonesia. It urged major labels to search for new sources of revenue since music sales business was no longer reliable. Music group Nidji, that stepped in at the time of Indonesia 39 s pop music industry was unsteady, apparently are still able to survive until now while other groups their age are drowning. Using qualitative approach, this case study research aims to find out how Nidji could maintain themselves as productive and popular music group in the adversity era of Indonesia pop music industry. The result shows that Nidji rsquo s willingness to be the spearhead of Musica Studio rsquo s revenue in artist management business kept themselves productive and popular while at the same time helped Musica Studio securing their revenue stream. In the other hand, Musica Studio as the major label also applied some strategies to create production efficiency while expanding their business to another sectors. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library