Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indra Lestari
"Fokus penelitian ini adalah tentang manusia yang bekerja dengan komputer sebagai programer komputer di lingkungan kerja bank dan bertujuan untuk mengetahui dampak negatif dari pekerjaan programer komputer dalam bentuk stres kerja, penyebab stres dan manifestasinya. Unsur peralatan kerja (komputer) dimasukkan sebagai salah satu aspek yang dianalisa berkaitan dengan sumber stres kerja dan dampaknya terhadap kinerja manusianya dan organisasi secara keseluruhan.
Penelitian merupakan suatu kajian lapangan dengan noneksperimen. Sampel penelitian ditentukan secara purposif dan berjumlah 90 orang programer komputer yang bekerja di bank. Kriteria responden adalah telah bekerja minimal 1 (satu) tahun dan pendidikan formal minimal SLTA atau minimal mempunyai pendidikan informal di bidang komputer. Pengumpulan data dilakukan dalam dua tahap/cara, yakni dengan melakukan wawancara mendalam terhadap 3 orang Informan programer (data kualitatif dengan pedoman wawancara) dan melakukan survey terhadap 90 orang programer komputer dengan menggunakan kuesioner (data kuantitatif). Kuesioner terdiri dari 3 bagian yaitu tentang karakteristlk responden, tentang dimensi kerja dan tentang stres kerja sendiri.
Variabel bebas yang ingin dilihat sumbangannya terhadap variabel terikat yaitu Stres Kerja dan kedua dimensinya (job pressure dan lack of support) dibedakan antara faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan kerja (usia, jenis kelamin, pendidikan, lama kerja, status perkawinan dan kepribadian) dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kerja (persepsi terhadap pekerjaan dan persepsi terhadap kondisi kerja fisik). Untuk mengukur kepribadian, sebagai salah satu variabel bebas, digunakan skala Dimensi Kepribadian dari Eysenck (1976), sedangkan untuk mengukur Stres Kerja digunakan alat ukur sires dari Spielberger (1991) yang sedikit dimodifikasi. Uji valliditas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi dari Pearson (Pearson's Product Moment Correlation), sedangkan uji reliabititas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach.
Hasil penelitian memperlihatkan adanya dampak negatif dari penggunaan komputer, baik pada kondlsi fisik maupun sosial psikologis manusia sebagai pemakainya. Dampak negatif terhadap kondisi fisik meliputi gangguan pada penglihatan, gangguan pada otot-otot dan berbagai keluhan fisik lainnya.Temyata salah satu penyebab gangguan pada fisik ini bersumber dan adanya ketidaknyamanan pada interaksi manusia dan komputer yang disebabkan oleh aspek komputernya, pola kerjanya dan aspek ergonomikanya. Sedangkan dampak negatif terhadap kondisi psikis adalah terjadinya stres kerja yang manifestasinya berupa keluhan pada kondisi fisik (psikosomatis) dan gangguan pada relasi sosialnya, baik di lingkungan kerja, keluarga dan lingkungan sosial yang lebih luas. Artinya, dalam menggunakan komputer kita harus selalu waspada terhadap dampak negatif beserta manifestasinya, seperti "rasa lesu, lelah, bosan, jenuh", "malas bergaul, berkomunikasi", ?lebih senang menyendiri" dan sebagainya. Salah satu karakteristik responden yang menarik untuk ditelusuri lebih jauh adalah kepribadian mereka yang ternyata mayoritas tergolong tipe Ekstraversion yang pada mulanya dianggap kurang cocok dengan kerja sebagai programer komputer.
Dari pengukuran stres yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur JSS (Job Stress Survey) dari Spielberger (1991) terhadap 90 orang programer diketahui tingkat stres kerja mereka selama 6 bulan terakhir tergolong "tinggi". Sedangkan tingkat intensitas dan frekuensi stres dalam 6 bulan terakhir tergolong "sedang" dengan sumber stres kerja yang lebih banyak berasal dari dimensi Unjob pressure" (aspek pola kerja dan tahap-tahap pembuatan program) dibandingkan yang berasal dari dimensi "lack of support". Dari hasii uji hipotesa ternyata hanya varlabel "usia", "persepsi terhadap kondisi kerja fisik" dan "persepsi terhadap pekerjaan sebagai programer" yang terbukti memberikan sumbangan terbesar terhadap tinggi rendahnya tingkat stres kerja dan kedua dimensinya. Hasil wawancara mendaiam lebih jauh mengungkapkan adanya masalah-masalah yang berkaitan dengan masalah jam kerja yang panjang '(sering lembur) dan penghargaan atau insentif yang dianggap kurang memadai.
Untuk memaksimalkan manfaat penggunaan komputer dan menghindari dampak negatifnya, didiskusikan tentang keterbatasan psikofisiologis manusia dalam berinteraksi dengan komputer. Saran dan rekomendasi yang diberikan terutama berkaitan dengan kepentingan manusia pemakainya dalam konsep "people oriented computer system" (sistem komputer yanga berorientasi untuk kepentingan manusianya) untuk menciptakan ?a caring corporate culture?."
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Euis Stiawati
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh role stress terhadap kinerja pegawai menggunakan metode regresi linier dan multivariate GLM dengan melibatkan 192 responden yang bertugas sebagai Account Representative dan Fungsional Pemeriksa Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar dan Jakarta Khusus. Role stress diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo, House, dan Lirtzman pada tahun 1970, Beehr, Walsh, dan Taber pada tahun 1976, serta Price pada tahun 2001, sedangkan kinerja pegawai diukur menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Williams dan Anderson pada tahun 1991 serta Motowidlo dan Scotter pada tahun 1994.
Penelitian ini membuktikan bahwa role stress tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai, begitu pula dengan role conflict dan role overload. Namun demikian, salah satu dimensi dari role stress, yaitu role ambiguity, memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap kinerja pegawai. Pengaruh negatif dari role ambiguity ini disebabkan oleh adanya ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam peraturan, petunjuk, prosedur kerja, dan alokasi waktu dalam bekerja. Oleh karena itu, untuk mengurangi dampak negatif ini, peran organisasi sangat penting dalam penyempurnaan kebijakan dan peraturan yang ada untuk mendukung kinerja pegawai dan organisasi secara keseluruhan.

This study aims to analyze the effect of role stress on employee performance using linear regression and multivariate GLM with 192 respondents who served as Account Representatives and Functional Tax Auditors at the Large Tax Office and Specific Jakarta Tax Office. Role stress was measured with an instrument developed by Rizzo, House, and Lirtzman (1970), Beehr, Walsh, and Taber (1976), and Price (2001), while employee performance was measured using instruments developed by Williams and Anderson (1991) and Motowidlo and Scotter (1994).
This study found that role stress does not affect employee performance, nor does role conflict or role overload. However, role ambiguity has a significant negative impact on employee performance. This negative effect is due to the remaining confusion and uncertainty in regulations, instructions, procedures, and time allocation in the workplace. Therefore, to mitigate this negative impact, it is crucial for the organization to improve existing policies and regulations to support both employee performance and the organization as a whole.
"
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syibbli Zulkarnain
"Homoseksual merupakan individu yang memiliki ketertarikan seksual dan emosional kepada jenis kelamin yang sama. Di Indonesia, orientasi seksual yang diakui oleh mayoritas masyarakat hanyalah heteroseksual. Homoseksual sebagai minoritas dipandang sebagai sebuah gangguan dan kelainan bahkan dosa. Hal ini menyebabkan individu homoseksual merasakan stigma dari masyarakat sekitar, dan bahkan merekapun memberikan stigma pada diri mereka sendiri. Minority stress atau stres minoritas adalah perasaan tertekan yang dihadapi oleh individu minoritas dari sebuah kelompok karena stigma yang diletakkan pada kelompok tersebut. Stres minoritas dapat mendatangkan berbagai gangguan psikologis mulai dari masalah harga diri yang rendah hingga kecemasan dan depresi. Maka dari itu penelitian kali ini ingin melakukan intervensi untuk membantu menurunkan stres minoritas pada partisipan homoseksual dengan menggunakan acceptance commitment therapy. Acceptance commitment therapy (ACT) dinilai telah membantu banyak permasalahan psikologis terkait sehingga penerapannya dinilai bisa membantu masalah stres minoritas. Metode penelitian yang digunakan adalah within subject pre-postest design dimana peneliti mengukur skor minority stress scale (MSS) dan depression anxiety stress scale (DASS) sebelum dan sesudah pemberian 5 sesi intervensi secara individual pada dua orang partisipan homoseksual. Hasilnya didapatkan penurunan skor MSS dan DASS pada partisipan.

Homosexual describes as a sexual and emotional attraction to the same sex. In Indonesia, heterosexual is the only recognized sexual orientation among the society. Homosexuality as a minority is seen as a disturbance and neglect even sin. This causes homosexuals to feel the stigma of the surrounding community, and even they also give a stigma to themselves. Minority stress is stress experienced by a person from a minority group as a result from certain social stigma associated to the group. It can cause a variety of psychological distress such as problems with self-esteem, anxiety, and depression. Therefore, this study wants to intervene to help reduce minority stress in homosexual participants using acceptance commitment therapy. Acceptance commitment therapy (ACT) is considered to has helped many psychological problems so that its application is considered to be able to help reducing the score of minority stress. The research method used was within subject pre-posttest design in which the researcher measured the scores of the minority stress scale (MSS) and depression anxiety stress scale (DASS) before and after 5 sessions individual intervention among two homosexual participants. The results obtained decreased MSS and DASS scores in participants."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T55292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivolinggo Pamudji
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharsi Anindyajati
"ABSTRAK
Konflik peran merupakan suatu kondisi yang dapat menyebabkan stres pada atlet
mahasiswa. Stres yang dialami oleh atlet mahasiswa berpengaruh pada unjuk
kerjanya dalam kegiatan akademik dan olahraga. Stres dapat menurunkan unjuk
kerja dan menimbulkan berbagai gangguan emosi, fisik, dan tingkah laku. Di sisi
lain, stres dapat meningkatkan unjuk kerja. Upaya untuk membatasi efek negatif
stres menurut Greenberg adalah melalui manajemen stres.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan wawancara sebagai
metode pengumpulan data yang utama. Metode penunjang yang digunakan
adalah observasi. Dalam penelitian ini juga digunakan berbagai alat bantu,
seperti, pedoman wawancara, lembar observasi, dan alat perekam. Subyek dalam
penelitian ini adalah empat orang atlet mahasiswa Universitas Indonesia yang
berasal dari fakultas dan program studi yang berbeda.
Hasil penelitian terhadap keempat atlet mahasiswa menunjukkan bahwa mereka
mengalami konflik peran dengan intensitas dan kualitas yang berbeda. Keempat
subyek juga memiliki persepsi yang berbeda terhadap konflik peran. Konflik
peran pada atlet mahasiswa timbul karena adanya tuntutan dari dalam diri dan
lingkungan subyek untuk dapat menjalankan dua perannya dengan baik.
Kesulitan yang dialami subyek dalam memenuhi tuntutan tersebut akan
menimbulkan stres pada dirinya. Walaupun seluruh subyek mengahadapi sumber
stres yang sama, namun respons yang diberikan berbeda pada tiap subyek. Dari
hasil penelitian juga ditemukan bahwa stres yang disebabkan oleh konflik peran
tidak selalu membawa efek negatif, tetapi juga positif. Untuk mengatasi efek
negatif stres, setiap subyek melakukan manajemen stres yang berbeda.
Intensitas dan kualitas konflik peran mempengaruhi persepsi subyek terhadap
konflik peran. Intensitas dan kualitas konflik peran yang tinggi menyebabkan
persepsi negatif terhadap konflik peran. Konflik peran ini terjadi terutama karena
adanya tuntutan dari dalam diri keempat subyek untuk dapat menjalankan
kegiatan akademik dan olahraganya dengan baik. Untuk mengatasi efek negatif
stres, intervensi terhadap situasi yang merupakan sumber stres adalah teknik
manajemen stres yang paling sering dilakukan oleh keempat subyek. Peranan
berbagai pihak yang terkait sangat diperlukan dalam memberikan pelatihan
khusus dan sosialisasi berbagai teknik manajemen stres bagi para atlet mahasiswa."
2001
S3060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mita Aswanti Tjakrawiralaksana
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3078
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3172
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Widyasari Soeyitno
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
S3173
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmat Dartono
"Penugasan di daerah konflik mempunyai banyak konsekuensi yang harus dihadapi oleh anggota Brimob yang sedang mendapat tugas. Konsekuensi negatif yang dihadapi berpotensi menimbulkan stres pada anggota Brimob tersebut. Agar mereka bisa tetap survive selama bertugas maka mereka harus mengembangkan strategi coping untuk mengatasi stres yang dihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber stres anggota Brimob selama bertugas di konflik Aceh dan strategi coping apa yang paling banyak digunakan. Penelitian ini dilakukan di Mako Korps Brimob Kelapa Dua dengan sampel anggota Brimob yang baru pulang dari penugasan di Aceh.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sumber stres anggota Brimob selama bertugas di Aceh terdiri dari sumber stres fisiologis, psikologis, dari dalam diri, dari keluarga dan dari lingkungan. Keluarga dan lingkungan ternyata lebih potensial menjadi sumber stres. Diikuti kemudian sumber stres fisiologis, psikologis, dan dari dalam diri. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa sumber stres dari keluarga pada anggota Brimob yang sudah menikah lebih besar dibandingkan yang belum menikah. Hal ini disebabkan beban keluarga yang ditanggung oleh mereka yang sudah menikah lebih besar. Mengenai strategi coping, ternyata anggota Brimob menggunakan ketiga strategi coping yang ada yaitu Problem-Focnsed Coping, Emotion- Focused Coping, dan Maladaptive Coping.
Namun demikian Problem- Focnsed Coping lebih banyak digunakan oleh anggota Brimob selama bertugas di Aceh, kemudian diikuti Emotion-Focused Coping dan Maladaptive Coping. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa anggota Brimob yang berpangkat Perwira lebih banyak menggunakan Problem-Focnsed Coping dibandingkan yang berpangkat Bintara maupun Tamtama. Fenomena ini disebabkan karena fungsi, peran, dan tanggung jawab seorang Perwira yang dituntut untuk menyelesaikan setiap masalah secara efektif. Anggota Brimob yang pernah bertugas di daerah konflik juga lebih banyak menggunakan Problem-Focnsed Coping karena mereka sudah terbiasa dengan lingkungan penugasan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisudarini Maritapiska
"ABSTRAK
Individu yang memiliki dua tugas yang berbeda yaitu sebagai pekerja dan
mahasiswa berarti mempunyai sumber stres ganda yaitu stres di tempat kerja dan
stres dalam penyusunan skripsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
sumber-sumber stres apa saja yang dialami dan dirasakan oleh mahasiswa bekerja
yang sedang menyusun skripsi, dan untuk mengetahui gambaran peringkat dari
sumber-sumber stres tersebut.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis stresor menurut Sarafino (1994)
yaitu sumber stres dari dalam diri, sumber stres dari keluarga, dan sumber stres
dari komunitas dan masyarakat. Jenis stresor dari Sarafino tersebut digunakan
sebagai alat ukur dalam penelitian ini. Alat ukur penelitian ini menggunakan
kuesioner dalam bentuk skala sumber stres, dan data yang didapat dari kuesioner
tersebut diolah dengan menggunakan SPSS (Stalistical Product and Service
Solufion) versi 10.0.
Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh kondisi-kondisi yang
menimbulkan stres yang berasal dari dalam diri seperti kesulitan untuk
mendapatkan referensi yang dibutuhkan, sumber stres dari keluarga seperti
kematian anggota keluarga, dan sumber stres dari komunitas dan masyarakat
seperti pembimbing skripsi sibuk sehingga sulit ditemui. Urutan/rangking
berdasarkan pandangan Sarafino (1994) yang dianggap paling potensial sebagai
sumber stres adalah sumber stres yang berasal dari dalam diri sendiri, urutan
kedua sumber stres yang berasal dari komunitas dan masyarakat, dan yang
terakhir sumber stres berasal dari keluarga. Sedangkan urutan/peringkal dari
keseluruhan kondisi-kondisi yang menimbulkan stres diurut mulai dari mean (nilai
rata-rata) tertinggi sampai terendah. Kondisi yang menimbulkan stres dari mean
tertinggi adalah apa yang menjadi harapan kita, tidak sesuai dengan harapan
pembimbing skripsi, sedangkan mean terendahnya adalah ketidakmampuan
menyusun kata-kata. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kondisi-kondisi yang
berasal dari komunitas dan masyarakat semuanya berhubungan dengan
pembimbing skripsi."
2003
S3205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>