Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wening Dharmastuti
Abstrak :
Diabetes melitus merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia. Prevalensi diabetes tipe 2 (T2D), merupakan ancaman kesehatan masyarakat global. Penanganan kadar gula darah post prandial dan pencegahan komplikasi dengan antioksidan merupakan salah satu upaya menjaga sistem metabolisme tubuh. Berdasarkan Ayurveda, tanaman Diospyros malabarica (Desr.) Kostel diketahui memiliki aktivitas antidiabetes dan antioksidan, sementara di Indonesia nilai pemanfaatan tanaman tersebut secara tradisional untuk tujuan kesehatan belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi, mengidentifikasi, serta mengevaluasi aktivitas antidiabetes dan antioksidan dari ekstrak metanol daun (ED) dan ekstrak metanol kulit batang (EK), melalui penghambatan enzim α-glukosidase, DPP-IV, serta radikal DPPH secara in vitro. Ekstraksi dilakukan menggunakan ultrasound assisted-extraction (UAE). Hasil menunjukkan bahwa EK memiliki aktivitas antidiabetes dan antioksidan yang lebih baik dibanding ED. Nilai IC50 terkait penghambatan α-glukosidase, DPP-4, dan DPPH dari EK secara berurutan yaitu 14,36 ± 0,21; 205,39 ± 2,94; dan 8,04 ± 0,05 μg/mL, lebih rendah dibandingkan dengan nilai IC50 dari ED, yaitu sebesar 429,89 ± 3,39; 2630,53 ± 55,87; dan 115,42 ± 0,39 μg/mL. Dilakukan pemisahan lebih lanjut pada EK dengan fraksinasi padat-cair. Isolasi senyawa menggunakan kromatografi kolom menggunakan fase diam silika gel dilakukan dari fraksi etil asetat (FEA) yang memiliki potensi aktivitas antidiabetes dan antioksidan dengan nilai IC50 > 50 μg/mL. Pemisahan FEA menghasilkan 11 subfraksi (F1 – F11). Pemurnian fraksi etil asetat menghasilkan senyawa lupeol, asam betulinat, dan kuersetin secara berurutan, dengan nilai IC50 terhadap α-glukosidase 43,76 ± 0,40; 17,75 ± 0,21; dan 23,01 ± 0,46 μg/mL; nilai IC50 terhadap DPP-IV menghasilkan 295,46 ± 5,36; 244,67 ± 1,00; dan 130,25 ± 8,84 μg/mL, dan penghambatan terhadap radikal DPPH menunjukkan nilai IC50 439,08 ± 5,22; 317,29 ± 4,22; dan 4,91 ± 0,02 μg/mL. Asam betulinat dan kuersetin yang memiliki nilai IC50 terendah terhadap enzim α-glukosidase, menunjukkan tipe penghambatan non kompetitif campuran. ......Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by hyperglycemia. The prevalence of type 2 diabetes (T2D) is a global public health threat. Managing post-prandial blood sugar levels and preventing complications with antioxidants is one of the efforts to maintain the body's metabolic system. Based on Ayurveda, Diospyros malabarica (Desr.) Kostel plant is known to have antidiabetic and antioxidant activities, while in Indonesia, the value of traditional use of these plants for health purposes has never been reported. This study aims to isolate, identify, and evaluate the antidiabetic and antioxidant activities of leaf methanol extract (ED) and stem bark methanol extract (EK) through inhibition of α-glucosidase enzyme, DPP-IV, and DPPH radical in vitro. The extraction was performed using ultrasound-assisted extraction (UAE). Results showed that EK had better antidiabetic and antioxidant activities than ED. The IC50 values related to α-glucosidase, DPP-4, and DPPH inhibition of EK were 14.36 ± 0.21; 205.39 ± 2.94; and 8.04 ± 0.05 μg/mL, respectively, lower than the IC50 values of ED, which were 429.89 ± 3.39; 2630.53 ± 55.87; and 115.42 ± 0.39 μg/mL. Further separation of EK was carried out by solid-liquid fractionation. Isolation of compounds by column chromatography using silica gel stationary phase was carried out from the ethyl acetate fraction (FEA) which has potential antidiabetic and antioxidant activity with IC50 value > 50 μg/mL. Separation of FEA resulted in 11 subfractions (F1 - F11). Purification of the ethyl acetate fraction produces the compounds lupeol, betulinic acid, and quercetin respectively, with IC50 values against α-glucosidase of 43.76 ± 0.40; 17.75 ± 0.21; and 23.01 ± 0.46 μg/mL; IC50 values against DPP-IV resulted in 295.46 ± 5.36; 244.67 ± 1.00; and 130.25 ± 8.84 μg/mL, inhibition of DPPH radicals demonstrated IC50 values of 439.08 ± 5.22; 317.29 ± 4.22; and 4.91 ± 0.02 μg/mL. Betulinic acid and quercetin which had the lowest IC50 values against α-glucosidase enzyme, showed mixed non-competitive inhibition type.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Irmawan
Abstrak :
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue (DENV). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan bahwa penyakit ini telah menjadi salah satu masalah kesehatan di dunia, terutama di daerah sub-tropis dan tropis. Namun sampai saat ini obat yang spesifik untuk mengobati penderita DBD yang terinfeksi DENV belum ditemukan. Selain itu, diperkirakan wilayah penyebaran infeksi DENV semakin meluas akibat fenomena global, perubahan iklim dan urbanisasi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari kandidat obat dari senyawa peptida siklik yang dapat berperan sebagai ligan untuk menghambatenzim α-glucosidase I (Glu I) pada host yang diharapkan dapat mengatasi infeksi dari 5 serotipe DENV. Kandidat obat dari senyawa peptida siklik diperoleh melalui metode simulasi molekuler docking menggunakan software MOE 2014.09, diperoleh 10 senyawa peptida siklik memiliki interaksi yang lebih baik dibandingkan dengan senyawa standar, dengan nilai ΔGBinding diatas -13.0000 Kcal/mol. Senyawa siklo (Cys-Thr-Abu-Gly-Gly-Ala-Arg-Pro-Asp-Phe) merupakan senyawa yang memiliki interaksi paling baik dengan α-Glu I dibandingkan standar dan 9 senyawa peptida siklik lainnya. Selain itu, senyawa tersebut memiliki sifat ADME-Tox yang paling potensial sebagai kandidat obat, diantaranya tidak bersifat toksik, Human Intestila Absorbtion (HIA) positif dan tidak bersifat toksik pada ginjal saat proses eliminasi senyawa obat. Diharapakan hasil yang telah diperoleh dapat dilakukan validasi lebih lanjut dengan menggunakan metode In vitro dan In vivo. ......Dengue Fever (DF) is a disease caused by dengue virus infection (DENV). The World Health Organization (WHO) has stated that the disease has become one of the world's health problems, especially in the sub-tropical and tropical regions. However, until now the specific drug to treat DF patients infected with DENV has not been found. In addition, it is estimated that the spreading area of DENV infection is expanding due to global phenomena, climate change and urbanization. Therefore, this study aims to find drug candidates from cyclic peptide compounds that can act as ligands to inhibit the α-glucosidase I (Glu I) enzyme in the host and are expected to overcome the infection of 5 DENV serotypes. The drug candidates from cyclic peptide compounds were found through molecular docking simulation method using software MOE 2014.09, which obtained 10 cyclic peptide compounds have better interaction than the standard compound, with ΔGBinding value above -13.0000 Kcal/mol. Cyclo (Cys-Thr-Abu-Gly-Gly-Ala-Arg-Pro-Asp-Phe) compound has the best interaction with α-Glu I compared to standard and 9 cyclic peptide compounds. In addition, these compounds have the most potential ADME-Tox properties as drug candidates, including non-toxic, positive Human Intestile Absorption (HIA) and not toxic to the kidneys during the process of eliminating drug compounds. It is hop
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wening Lestari
Abstrak :
Diabetes melitus tipe 2 dapat dikontrol dengan menghambat kerja enzim α-glukosidase. Sulokrin merupakan salah satu senyawa yang mempunyai potensi sebagai penghambat α-glukosidase. Senyawa sulokrin-I dan sulokrin-125I telah disintesa serta dipelajari ikatannya dengan metode Radioligand Binding Assay (RBA) dan penambatan molekuler. Sulokrin-I disintesa dengan rumus molekul C17H15O7I dan berat molekul 457,9940. Senyawa sulokrin-125I disintesa dari sulokrin-I menggunakan metode pertukaran isotop. Sulokrin-125I diperoleh dengan kemurnian radiokimia sebesar 82,3%. Dari hasil pengujian dengan metode RBA diperoleh Kd dan Bmax secara berturut turut 83,33 pM dan 1,2 x 10-6 pmol/mg reseptor. Penambatan molekuler sulokrin-I dilakukan terhadap α-glukosidase Saccharomyces cerevisiae dan α-glukosidase manusia. Sulokrin-I yang digunakan dalam proses penambatan molekuler adalah metil 2-(2,6-dihidroksi-3-iodo-4-metilbenzoil)-5-hidroksi-3-metoksibenzoat [A] dan metil 2-(2,6-dihidroksi-5-iodo-4-metilbenzoil)-5-hidroksi-3-metoksibenzoat [B]. Model senyawa A dan B berinteraksi dengan α-glukosidase Saccharomyces cerevisiae melalui pembentukan ikatan hidrogen dengan residu Arg213, Asp215, Glu277, Asp352. Nilai ΔG dan Ki yang diperoleh adalah -6,71 kkal/mol dan 12,03 µM untuk senyawa A, -5,82 kkal/mol dan 54,39 µM untuk senyawa B. Interaksi senyawa A, senyawa B dengan α-glukosidase manusia menghasilkan ΔG dan Ki sebesar -6,81 kkal/mol dan 10,3 µM untuk senyawa A, senyawa B mempunyai ΔG dan Ki sebesar -6,27 kkal/mol dan 25,4 µM.;Treatment type 2 diabetes melitus can be done by inhibiting α-glucosidase. ...... Sulochrin is one of the potential α-glucosidase inhibitor compound. Sulochrin-I and sulochrin-125I were synthesized and their binding were studied using Radioligand Binding Assay and molecular docking method. Sulochrin-I has been synthesized with molecular formula C17H15O7I and molecular weight 457.9940. Sulochrin-125I was synthesized from sulochrin-I by isotope exchange method. sulochrin-125I radiochemical purity was 82.3%. From the RBA method, Kd and Bmax were obtained 83.33 pM and 1.2 x 10-6 pmol / mg receptor respectively. Molecular docking of sulochrin-I was done in two macromolecules, Saccharomyces cerevisiae α-glucosidase and human α-glucosidase. Two ligands were used in this research, they are methyl 2 - (2,6-dihydroxy-3-iodo-4-methylbenzoil)-5-hydroxy-3-methoxibenzoate [A] and methyl 2 - (2,6-dihydroxy-5-iodo-4-methylbenzoil)-5-hydroxy-3-methoxybenzoat [B]. Compound A and B showed interaction with Saccharomyces cerevisiae α-glucosidase and showed hydrogen bound with Arg213, Asp215, Glu277, Asp352. ΔG and Ki values for compound A are -6.71 kcal / mol and 12.03 µM, whereas for compound B are - 5.82 kcal/mol and 54.39 µM respectively. Interaction study with human α-glucosidase gave ΔG -6.81 kcal/mol and Ki 10.3 µM for compound A, whereas compound B gave ΔG and Ki -6.27 kcal/mol and 25.4 µM respectively.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
T35070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bina Lohita Sari
Abstrak :
Inhibitor α-glukosidase merupakan obat terapetik untuk penyakit diabetes yang bekerja menginhibisi metabolisme karbohidrat. Buah ketapang (Terminalia catappa L.) mempunyai efek menghambat α-glukosidase, sehingga dapat menjadi obat alami yang potensial untuk pengobatan tipe II diabetes melitus. Kandungan kimia buah ketapang adalah fenol, antosianin, dan fitosterol. Penelitian ini bertujuan untuk mencari senyawa aktif menggunakan metode penambatan molekuler dengan perangkat lunak AutoDock4.2. Sebagai protein target adalah enzim α-glukosidase dari Saccharomyces cereviciae. Senyawa aktif yang dihasilkan berdasarkan nilai energi bebas terbaik (ΔG) dan konstanta inhibisi (Ki). Pencarian senyawa aktif dilakukan melalui ekstraksi dan fraksinasi buah ketapang, kemudian penentuan senyawa kimia dengan GC-MS dan uji aktivitas penghambatan α-glukosidase dengan uji in vitro. Nilai energi bebas terbaik, ΔG = -10,61 kkal/mol dan konstanta inhibisi 0,02 µM untuk stigmast-5-en-3-β-ol(β- sitosterol). Maserasi bertingkat buah ketapang dengan pelarut heksan, etil asetat dan metanol dilanjutkan dengan kromatografi kolom, menghasilkan fraksi B etil asetat dengan aktivitas in vitro IC50 = 296,28 ppm yang kemudian diidentifikasi dengan GC-MS memberikan hasil adanya stigmast-5-en-3-ol asetat dan stigmast-4-en-3-on dan tidak ditemukan adanya β- sitosterol. Diduga dalam fraksi tersebut senyawa yang memberikan aktivitas inhibisi α-glukosidase adalah turunan β-sitosterol yaitu stigmast-5-en-3-ol asetat dan stigmast-4-en-3-on dengan energi bebas -11,14 dan -9,79 kkal/mol.
α-Glukosidase inhibitors are therapeutic drugs for diabetes that act through the inhibition of carbohydrate metabolism. Indian Almond fruits (Terminaliacatappa L.) have inhibitory effect on α-glucosidase, therefore can be a potential natural source for the treatment of type II diabetes mellitus. Chemical constituents of ketapang fruits are phenol, antocyanin, and phytosterol. This research aim to find the active compound withmolecular docking method use AutoDock4.2 software. The target protein is α-glucosidase enzyme from Saccharomyces cereviciae. Active compound produced by the best binding energy value (ΔG) and inhibition constants (Ki). Screening of active compound conducted by extraction and fractionation of ketapang fruits, then determination the chemical compound use GC ? MS, and evaluate the inhibitory activity of α - glucosidase with in vitro test. The best value of binding energy, ΔG = -10.61 kcal/mol and inhibition constant 0.02 µM is for stigmast-5-en-3-β-ol (β-sitosterol). Stepwise maceration of ketapang fruit with hexane, aethyl acetate and methanol followed by column chromatography, yield aethyl acetate B fraction with in vitro activity IC50 = 296.28 ppm then identified by GC-MS give result stigmast-5-en-3-ol acetate and stigmast-4-en-3-one and did not find any β - sitosterol. Suspectly in the fraction of compounds that provide α-glucosidase inhibitory activity is derived from β?sitosterol, that is stigmast-5-en-3-ol acetate and stigmast-4-en-3-one with binding energy -11.14 and -9.79 kcal / mol.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T39054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Muhammad Rheza Hilfaziyan
Abstrak :
Latar Belakang: Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan hiperglikemia sebagai karakteristik utamanya. Prevalensi DM meningkat setiap tahunnya. Apabila tidak diobati, DM dapat berkomplikasi menjadi retinopati, nefropati, mikroangiopati, stroke, hingga amputasi ekstremitas. Ekstrak n-heksana Mangifera indica diketahui memiliki aktivitas inhibisi terhadap α-amilase dan α-glukosidase. Oleh karena itu, ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida berpotensi memiliki aktivitas inhibisi serupa dan dapat menjadi alternatif terapi DM. Tujuan: Mengetahui kandungan senyawa fitokimia pada ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida dan aktivitas inhibisinya terhadap α-amilase dan α-glukosidase. Metode: Daging buah, kulit, dan biji Mangifera quadrifida kering diblender hingga menjadi bubuk dan dimaserasi dalam pelarut n-heksana. Ekstrak kemudian dianalisis menggunakan uji fitokimia dan kromatografi lapis tipis. Selanjutnya, uji inhibisi aktivitas ekstrak terhadap enzim α-amilase dan α-glukosidase dilakukan. Spektrofotometri digunakan untuk menilai absorbansi. Nilai absorbansi akan digunakan untuk menghitung persentase inhibisi. Hasil: Mangifera quadrifida berhasil diekstrak ke dalam pelarut n-heksana. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida mengandung tanin dan glikosida. Hasil kromatografi menunjukkan enam noda dengan nilai faktor retardasi (Rf) masing-masing 0,34; 0,48; 0,62; 0,72; 0,79 dan 0,90. Hasil uji aktivitas enzim menunjukkan nilai IC50 aktivitas inhibisi ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida terhadap α-amilase dan α-glukosidase berturut-turut adalah 40,72 ± 1,56 dan 12,23 ± 0,27 ppm. Diskusi: Metabolit sekunder yang terkandung dalam ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida, yaitu tanin dan glikosida, memiliki aktivitas inhibisi terhadap enzim α-amilase dan α-glukosidase pada uji in vitro. Aktivitas inhibisi ekstrak n-heksana Mangifera quadrifida terhadap α-glukosidase lebih baik dibandingkan terhadap α-amilase. Kesimpulan: Esktrak n-heksana Mangifera quadrifida memiliki potensi sebagai agen antidiabetes melalui mekanisme inhibisi aktivitas enzim α-amilase dan α-glukosidase. ......Background: Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disorder with hyperglycemia as its main characteristic. The prevalence of DM increases every year. If left untreated, DM can lead to several complications, such as retinopathy, nephropathy, microangiopathy, stroke, and amputation of limbs. N-hexane extract of Mangifera indica known to have an inhibitory effect on α-amylase and α-glucosidase. Therefore, n-hexane extract of Mangifera quadrifida has the potential to exhibit same activity, thus making it as a alternative therapy for DM. Objective: This research was done to determine the phytochemical compound of n-hexane extract of Mangifera quadrifida and its inhibitory activity toward α-amylase and α-glucosidase. Methods: Dried flesh, peel, and seeds of Mangifera quadrifida were grinded into fine powder and macerated in n-hexane as a solvent. The extract was tested using phytochemical analysis and thin-layer chromatography. After that, inhibitory activity toward α-amylase and α-glucosidase was done and the absorbance value was observed. The absorbance value from spectrophotometry was then used to calculate inhibition percentage. Result: Mangifera quadrifida was successfully extracted to n-hexane solvent. Phytochemical analysis showed that the extract contains tannin and glycoside. Chromatography showed six stains with retention factor (Rf) of 0.34, 0.48, 0.62, 0.72, 0.79, and 0.90, respectively. Enzymatic activity test showed IC50 value of n-hexane extract of Mangifera quadrifida toward α-amylase and α-glucosidase were 40.72 ± 1.56 and 12,23 ± 0.27 ppm, respectively. Discussion: Tannin and glycoside, secondary metabolites contained in n-hexane extract of Mangifera quadrifida, have inhibitory activity toward α-amylase and α-glucosidase in an in vitro test. This action is greater in α-glucosidase compared to α-amylase. Conclusion: N-hexane extract of Mangifera quadrifida has a great potential as an antidiabetic agent through inhibition activity of α-amylase and α-glucosidase.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaharani Martiza Hakim
Abstrak :
Latar belakang: Pasien percaya bahwa herbal memiliki efek samping yang minimal, berbeda dengan obat acarbose yang memiliki efek samping pada sistem pencernaan. Sebagai negara yang kaya akan tanaman herbal, tanaman Mimba dapat menjadi salah satu alternatif pengendalian glikemik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji kandungan fitokimia, aktivitas antioksidan dan aktivitas penghambatan α-glukosidase ekstrak Azadirachta indica A. Juss menggunakan 3 pelarut sebagai pembanding yaitu etanol, etil asetat, dan n-heksana. Metode: Penelitian menggunakan 4 kelompok sampel yaitu ekstrak etanol daun mimba, ekstrak etil asetat daun mimba, ekstrak heksana daun mimba, dan akarbosa sebagai kontrol positif. Hasil: Ekstrak etanol, etil asetat dan n-heksana Azadirachta indica A. Juss mengandung fitokimia flavonoid, alkaloid dan steroid. Nilai IC50 aktivitas antioksidan Azadirachta indica A. Juss untuk ekstrak etanol sebesar 78,818 ppm, ekstrak etil asetat 121,069 ppm, dan n-heksana 354,475 ppm. Nilai IC50 penghambatan enzim α-glukosidase untuk ekstrak etanol sebesar 14,429 ppm, ekstrak etil asetat 89,778 ppm, ekstrak n-heksan 152, 263 ppm. Kesimpulan: Ekstrak etanol mempunyai daya hambat paling tinggi dibandingkan ekstrak etil asetat dan n-heksana. Kandungan flavonoid, alkaloid, dan steroid pada ekstrak Azadirachta indica A. Juss berpotensi menjadi alternatif pengendalian glikemik dengan mekanisme inhibitor α-glukosidase. ...... Introduction: Patients believe that herbs have minimal side effects, unlike the drug acarbose which has side effects on the digestive system. As a country rich in herbal plants, neem plant can be an alternative for glycemic control. Therefore, this study aims to test the phytochemical content, antioxidant activity and α-glucosidase inhibitory activity of Azadirachta indica A. Juss extract using 3 solvents as a comparison, ethanol, ethyl acetate, and n-hexane. Methods: The research used 4 groups of samples, namely neem leaves ethanol extract, neem leaves ethyl acetate extract, neem leaves hexane extract, and acarbose as a positive control. Results:The ethanol, ethyl acetate and n-hexane extracts of Azadirachta indica A. Juss contained flavonoid, alkaloid and steroid phytochemicals. The IC50 values of antioxidant activity from Azadirachta indica A. Juss for ethanol extract was 78,818 ppm, ethyl acetate extract 121,069 ppm, and n-hexane 354,475 ppm. The IC50 value of α-glucosidase enzyme inhibition for ethanol extract was 14,429 ppm, ethyl acetate extract 89,778 ppm, n-hexane extract 152, 263 ppm. Conclusion: Ethanol extract had the highest inhibitory ability compared to ethyl acetate and n-hexane extracts. The flavonoid, alkaloid, and steroid content in Azadirachta indica A. Juss extract makes it potential for alternative glycemic control with α-glucosidase inhibitor mechanism.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhah Utami Salim
Abstrak :
Radikal bebas yang tinggi bersamaan dengan rendahnya antioksidan dalam tubuh akan menghasilkan stres oksidatif. Stres oksidatif pada jaringan adiposa menyebabkan disregulasi produksi adipositokin, berupa peningkatan sekresi TNF-α, PAI-1, MCP-1, dan penurunan sekresi adiponektin. Kondisi tersebut menyebabkan sindrom metabolik seperti resistensi insulin dan diabetes melitus. Oleh karena itu, penting bagi manusia untuk menjaga keseimbangan antioksidan dalam tubuh, salah satunya dengan asupan antioksidan alami. Ekstrak metanol daun Sungkai (Peronema canescens Jack) diketahui memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat terhadap radikal DPPH pada penelitian sebelumnya dengan IC50 9,389 μg/mL. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rendemen ekstrak daun Sungkai berdasarkan perbedaan kepolaran pelarut, menguji aktivitas antioksidan dan aktivitas penghambatan enzim alfa-glukosidase, serta melakukan penapisan fitokimia ekstrak teraktif. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan metode Ultrasound Assisted Extraction (UAE) menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol secara berturut-turut. Hasil uji menunjukkan ekstrak metanol merupakan ekstrak dengan rendemen tertinggi yaitu 4,03% serta teraktif yang dapat menghambat radikal DPPH maupun menghambat enzim alfa-glukosidase dengan nilai IC50 51,65 μg/mL untuk aktivitas antioksidan (IC50 kuersetin 3,46 μg/mL) dan nilai IC50 81,76 μg/mL untuk aktivitas penghambatan alfa-glukosidase (IC50 akarbosa 62,13 μg/mL). Pada penapisan fitokimia ekstrak metanol daun Sungkai diketahui mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, fenol, dan terpenoid-steroid yang kemungkinan berperan sebagai senyawa yang aktif dalam menghambat radikal DPPH maupun enzim alfa- glukosidase. ......High levels of free radicals together with low levels of antioxidants in the body will result in oxidative stress. Oxidative stress in adipose tissue causes dysregulation of adipocytokines production, such as oversecretion of TNF-α, PAI-1, MCP-1, and hyposecretion of adiponectin. Those conditions induce metabolic syndromes such as insulin resistance and diabetes mellitus. Therefore, it’s important for humans to maintain a balance of antioxidants in the body, one of the choice is the intake of natural antioxidants. Methanol extract of Sungkai leaves (Peronema canescens Jack) is known to have very strong antioxidant activity against DPPH radicals in a previous study with IC50 9,389 μg/mL. This study aimed to obtain the yield of Sungkai leaves extract based on differences in solvent polarity, to conduct antioxidant activity and the inhibition of alpha-glucosidase enzymes assay, and to perform phytochemical screening of the most active extracts. Extraction was carried out through exhaustive Ultrasound Assisted Extraction (UAE) method using n-hexane, ethyl acetate, and methanol, respectively. The test results showed that the methanol extract was the extract with the highest yield of 4.03% and the most active which could inhibit DPPH radicals and inhibit alpha- glucosidase enzymes with an IC50 value of 51.65 μg/mL for antioxidant activity (IC50 quercetin 3.46 μg/mL) and IC50 value of 81.76 μg/mL for alpha-glucosidase inhibition activity (IC50 acarbose 62.13 μg/mL). The result of phytochemical screening is methanol extract of Sungkai leaves contain alkaloids, flavonoids, phenols, and terpenoids-steroids which may act as active compounds in inhibiting DPPH radicals and alpha-glucosidase enzymes.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kun Fitriana Mahmudah
Abstrak :
Diabetes melitus adalah suatu gangguan metabolisme yang ditandai oleh hiperglikemia maupun abnormalitas dalam metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Salah satu pengobatan hiperglikemia ialah mengurangi penyerapan glukosa dengan menekan pencernaan karbohidrat oleh inhibitor α-glukosidase. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas penghambatan α-glukosidase dan golongan senyawa kimia beberapa tanaman obat Indonesia yang digunakan untuk pengobatan diabetes melitus. Metode yang digunakan untuk menguji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase adalah spektrofotometri. Serbuk simplisia direfluks dengan etanol 80%. Dalam uji aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase diperoleh ekstrak yang berpotensi tinggi memiliki aktivitas penghambatan yaitu ekstrak buah ketapang (Terminalia catappa L.), biji kesumba (Bixa orellana L.) dan daun srikaya (Annona squamosa L.) dengan nilai IC50 -1-1 -1 berturut-turut 3,02 µg mL ; 28,61 µg mL ; dan 90,47 µg mL . Uji kinetika enzim menunjukkan bahwa ekstrak buah ketapang mempunyai aktivitas penghambatan kompetitif. Dari hasil identifikasi kimia yang dilakukan ternyata ekstrak buah ketapang, biji kesumba dan daun srikaya memiliki kandungan kimia alkaloid, terpen dan glikosida. ......Diabetes Mellitus is a group of metabolic disorders characterized by hyperglycemic and abnormalities in carbohydrate, fat, and protein metabolism. One of the hyperglycemic remedies is glucose absorption reduction by suppressing carbohydrate digestion due to utilization of α-Glucosidase inhibitors (AGIs). The purpose of this research was to determine α-glucosidase inhibitory activity and to screen phytochemicals of some Indonesian medicinal plants which used to treat diabetes mellitus. The inhibitory activity of α-glucosidase enzyme was assayed by spectrophotometric method. Simplisia powder was refluxed with 80% ethanol. In α-Glucosidase inhibitory activity assay, extracts that have high-potential inhibitory activity are Terminalia catappa fruits, Bixa orellana seeds, and Annona squamosa leaves extracts with IC50 values respectively 3.02 µg -1-1 -1 mL ; 28.61 µg mL ; and 90.47 µg mL . The result of enzyme kinetics showed that Terminalia catappa fruits extract has a competitive inhibitory activity. Phytochemical identification indicated that Terminalia catappa fruits, Bixa orellana seeds, and Annona squamosa leaves extracts contained alkaloid, terpen, and glycoside.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S786
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Masitha Nisa Noorrahma
Abstrak :
Diabetes melitus ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi normal (hiperglikemia) sebagai akibat dari tubuh yang kekurangan insulin relatif maupun absolut. Enzim α-glukosidase menghidrolisis karbohidrat menjadi glukosa. Pada pasien diabetes, penghambatan terhadap enzim α-glukosidase menyebabkan peghambatan terhadap absorbsi glukosa dan menurunkan hiperglikemia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dari beberapa tanaman obat yang digunakan di Indonesia. Serbuk simplisia diekstrak dengan cara refluks menggunakan pelarut etanol 80%. Aktivitas penghambatan enzim α-glukosidase dilakukan dengan mengukur serapannya secara spektrofotometri. Akarbose digunakan sebagai standar. Penghambatan enzim α-glukosidase paling besar ditunjukkan pada ekstrak biji Swietenia mahagoni dengan nilai IC50 7,03 ppm diikuti oleh ekstrak daun Anacardium occidentale, biji Luffa cylindrical, umbi Dioscorea hispida, daun Blumea balsamifera, daun Catharanthus roseus, Allium cepa, daun Physalis angulata, herba Ocinum americanum dan daun Tectona grandis dengan nilai IC50 9,11 ppm; 17,46 ppm; 26,05 ppm; 28,01 ppm; 36,08 ppm; 50,58 ppm; 55,89 ppm; 80,78 ppm; dan 87,38 ppm. Ekstrak biji Swietenia mahagoni menunjukkan aktivitas penghambatan kompetitif. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan semua ekstrak mengandung saponin dan glikosida.
Diabetes mellitus is characterized by exceed blood sugar level to normal (hyperglycemia) caused by a relative or absolute deficiency in insulin. α-Glucosidase hydrolyzes carbohydrates into glucose. In diabetic patients, inhibition of this enzymes causes the restraint of glucose absorption and decreases the postprandial hyperglycemia. The purpose of this research was to evaluate the inhibitory activity of α-glucosidase in some medicinal plants used as antidiabetic in Indonesia. Crude drug powder was extracted by reflux using 80% ethanol. Inhibitory activity of α-glucosidase was evaluated by measuring the absorbance with spectrophotometry. Acarbose used as a standard. The biggest inhibitory activity of α-glucosidase demonstrated in Swietenia mahagoni seed extract with IC50 value of 7.03 ppm followed by Anacardium occidentale leaf, Luffa cylindrical seed, Dioscorea hispida root, Blumea balsamifera leaf, Catharanthus roseus leaf, Allium cepa, Physalis angulata leaf, Ocinum americanum leaf, and Tectona grandis leaf extracts with IC50 value of 9.11 ppm, 17.46 ppm, 26.05 ppm, 28.01 ppm, 36.08 ppm, 50.58 ppm, 55.89 ppm, 80.78 ppm, and 87.38 ppm. Swietenia mahagoni seed extract shown to be a competitive inhibitor. The result of phytochemical screening showed that all of the extracts contain saponin and glycoside.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2011
S867
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Indah Permatasari
Abstrak :
Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar glukosa darah. Salah satu terapi diabetes melitus yaitu menurunkan kadar glukosa post-prandial melalui penghambatan enzim yang menghidrolisis karbohidrat yaitu α-amilase dan α-glukosidase. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi golongan senyawa kimia dan mengetahui penghambatan aktivitas enzim pada 10 ekstrak tanaman yang digunakan secara tradisional sebagai antidiabetes. Ekstraksi dilakukan menggunakan metode refluks dengan etanol 70%. Uji penghambatan α-amilase dilakukan menggunakan spektrofotometer UV-Vis (λ=540 nm). Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun bungur (Lagerstroemia speciosa (L.) Pers.) memiliki persen penghambatan terbesar yaitu 80,06%. Sedangkan, uji penghambatan α-glukosidase dilakukan menggunakan microplate reader (λ=405 nm). Hasil menunjukkan ekstrak etanol daun bungur memiliki aktivitas penghambatan terbaik dengan nilai IC50 33,86 μg/mL. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan bahwa pada 10 ekstrak yang diuji umumnya mengandung golongan senyawa alkaloid, flavonoid, glikosida, saponin, tanin, dan terpenoid.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>