Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hidayat Gunawan
Abstrak :
ABSTRAK Komite Medik adalah wadah baru dalam struktur organisasi perumah sakitan di Indonesia, terlahir dengan diberlakukannya SK Menkes no 983/1992. Komite ini bertugas membantu direktur rumah sakit untuk menjaga kualitas pelayanan medik dengan menghimpun, mengatur, mengawasi dan mengembangkan tenaga medis rumah sakit. Akreditasi rumah sakit adalah salah satu upaya Departemen Kesehatan untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit di Indonesia, dimana pelayanan medis merupakan salah satu aspek didalamnya. Para pelaksana pelayanan medis ini adalah tenaga medis yang pengaturan pengelolaannya dilaksanakan oleh Komite Medik, sehingga Akreditasi rumah sakit secara tidak langsung menilai Komite Medik. Untuk melihat sejauh mana intervensi persiapan akreditasi rumah sakit mempunyai pengaruh pada pengembangan Komite Medik di RSU R Syamsudin, SH, diadakan penelitian yang dilakukan antara bulan Juni 1997 sampai dengan Maret 1998 di RSU R Syamsudin, SH Sukabumi. Rancangan penelitian ini adalah Studi Kasus dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif pada organisasi Komite Medik di RSU R Syamsudin, SH Sukabumi, dengan melakukan Pengamatan Berperan Serta terhadap pelaksanaan proses persiapan akreditasi, melaksanakan Wawancara Mendalam kepada direktur dan pengurus inti Komite Medik yang berkaitan dengan hambatan yang terjadi pada fase pra akreditasi dan kondisi minimal yang harus ada agar Komite Medik dapat tetap aktif pada fase pasca akreditasi serta pengisian kuesioner yang ditujukan kepada seluruh pengurus dan anggota Komite Medik yang isinya berkaitan dengan pengembangan yang terjadi setelah proses persiapan akreditasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hambatan yang terjadi pada fase pra akreditasi adalah kurangnya informasi, kemandirian dokter yang berlebihan, "sense of belonging" yang kurang dan belum adanya "medical staff by laws". Pengembangan yang terjadi setelah proses persiapan akreditasi adalah terjadi peningkatan pengetahuan, aktivitas dan struktur Komite Medik. Dirasakan juga terjadi peningkatan motivasi dalam mengembangkan Komite Medik oleh para tenaga medik. Adapun kondisi minimal yang harus ada agar Komite Medik tetap konsisten pada fase pasca akreditasi adalah adanya komitmen bersama dari seluruh anggota Komite Medik, minimalisasi hambatan, disiplin yang tinggi pada jadwal program dan adanya dukungan direktur yang berkesinambungan.
ABSTRACT The "Komite Medik" or Medical Committee is a new setting within organizational structure of a hospital, established through the Decree of Minister of Health number 983/1992. Its mission is to assist the hospital director in the conduct of recruitment, developing regulation, supervision and developing of the medical staff, in order to maintain the quality of medical service. Accreditation of hospital is an attempt launched by Department of Health to upgrade the level of health service performance in all hospitals through out Indonesia. The accreditation of hospital service is very closely related to the performance of the medical staff which is administered professionally by the "Komite Medik". This study attempts to identify and analyze to what extent the process of accreditation does influence the performance of the "Komite Medik" in R. Syamsudin Hospital, where the study was undertaken from June 1997 up to March 1998. The design was a case study, using quantitative and qualitative approaches. Observation by active participation to all of the accreditation process, indepth interviews with director and main staff of "Komite Medik" in connection with resistances and obstacles and to find out minimal condition to maintain the performance of "Komite Medik" after intervention and interview using questionnaire addressed to all staffs and members of "Komite Medik" in connection with the development occurred after the process of accreditation were methods to collect data. The result of the study showed that in pre accreditation period were lack or shortage of information, too great independency of individual staff, lack of sense of belonging, and the absence of medical staff by laws. However, improvement of knowledge, developing of subcommittees as well as the increase of activities of "Komite Medik" were significantly seen after the accreditation process. The minimal condition to maintain the existancee "Komite Medik" are common commitment by all members of "Komite Medik", minimalizing resistances and obstacles, maximaling discipline to obey scheduled program and above all by continuous support given by the hospital director.
Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Etti Rohetti Gunawan
Abstrak :
Rumah Sakit Umum R Syamsudin SH adalah rumah sakit Swadana Kelas B Non Pendidikan yang merupakan Pusat Rujukan untuk Jawa Barat bagian Selatan. Sejalan dengan perubahan paradigma perumah sakitan dalam menghadapi pasar global, yaitu rumah sakit tidak lagi bersifat sosial muri, melainkan berkembang kearah sosio-ekonomi, maka rumah sakit R Syamsudin SH telah mengembangkan unit pelayanan rawat inap Utama ( VIP ), dengan tujuan meningkatkan pendapatan serta memenuhi keinginan masyarakat akan pelayanan yang lebih baik. Dan hasil pengamatan selama ini ternyata pemanfaatan tempat tidur di ruang Utama ( Bed Occupancy Rate ) masih rendah. Salah satu faktor penyebabnya ialah belum adanya suatu sistem perencanaan yang dibuat secara strategis. Untuk menyusun suatu perencanaan strategis, dilakukan analisa terhadap lingkungan internal dan ekstemal rumah sakit, khususnya yang berpengaruh terhadap pelayanan ruang rawat inap Utama. Hasil analisa lingkungan internal dan ekstemal adalah faktor-faktor kunci sukses yang merupakan kekuatan ( strengths) , kelemahan ( weaknesses ), peluang ( opportunities ), maupun ancaman (threats). Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan posisi strategis ruang perawatan Utama rumah sakit R Syamsudin SH pada saat sekarang, serta mengusulkan suatu prioritas strategi pemasaran untuk pengembangan jangka panjang rumah sakit. Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus dengan pendekatan pemecahan masalah secara deskriptif-analitik. Penelitian menggunakan alat formulasi strategi berupa matrik Intemal-Ekstemal, matrik Portofolio Produk, serta matrik TOWS. Berdasar hasil penilaian dengan QSPM, yang merupakan suatu alat untuk pengambilan keputusan strategis, didapat urutan strategi sesuai dengan prioritasnya. Prioritas pertama ialah strategi Pengembangan Produk (Product Development ), yaitu mengembangkan atau meningkatkan mutu produk untuk pangsa pasar yang ada saat ini, dan strategi Penetrasi Pasar ( Market Penetration ), yaitu meningkatkan pangsa pasar bagi produk saat ini, antara lain dengan melakukan kegiatan pemasaran yang agresif. Usulan strategi ini diharap dapat menjadi masukan berguna bagi penyetenggaraan pelayanan ruang Utama rumah sakit R Syamsudin SH.
Syamsudin S.H. General Hospital is a Non Educational 8 - Type ,Self - Supporting hospital which is established as a top reference hospital in the Southern part of West Java. In line with the change of hospital paradigm towards global market, a hospital is no longer pure socially functioned, but should become a socio-economic one. In cope with that, R Syamsudin SH General Hospital has developed a VIP care service unit to raise revenues and providing high quality of services. Based on recent observation, it is found that the Bed Occupancy Rate (BOR) in the VIP unit is still below expectancies. One of the reason is, there has been no strategic planning arranged for the development of the unit. In order to arrange the strategic planning, it is required to analyze the internal and external environmental factors , which are developed into key factors : strengths weaknesses, opportunities, and threats. The objective of the research is to determine the strategic position of the VIP care unit at present, and to propose prior marketing strategies for long term objectives of the R Syamsudin SH general hospital. The research conducted is a case study, using an analytical descriptive method. The research uses the strategic formulation tools consist of TOWS matrix, Internal-External matrix and Product Portfolio matrices. By using the QSPM matrix, it is suggested that the prior strategies that should be applied for the VIP care unit are the "Product Development Strategy", a strategy that seeks increased sales by improving or modifying present products or services, and "Market Penetration Strategy", a strategy seeks to increase market share for present products or services. It is expected that the strategies proposed will give valuable inputs to reach the long term objectives of the hospital, and for the development of the VIP care unit itself.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library