Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Syahid Ali
"ABSTRAK
Praktek kerja profesi di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati Jakarta Selatan dilaksanakan selama dua bulan dimulai dari bulan Januari 2017 hingga Februari 2016. Tujuan dilaksanakannya praktek kerja profesi ini adalah agar calon Apoteker mampu memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktek pelayanan kefarmasian di rumah sakit meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta pelayanan farmasi klinis. Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati telah melakukan pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan ketentuan perundangan dan etika farmasi yang berlaku yaitu berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 72 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit, sedangkan pelayanan farmasi klinis yang belum dilakukan adalah pemantauan kadar obat dalam darah PKOD .

ABSTRACT
Internship at Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati was held two months started at January 2017 until February 2017. This internship was intended to make Apothecary student understand roles and responsilibities of Pharmacist in hospital understand managerial activities of pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools and also giving pharmaceutical care. Moreover, managerial activities pharmaceutical products, medical devices and single use medical tools in Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati are appropriate with Regulation of Minister of Health No. 72 Year 2016 about Standarization of Pharmaceutical Care in Hospital. Clinical pharmacy activities in Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati that are not done is monitoring of drug levels in blood."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Firiyaliza Aulianisa
"Penyakit hepatitis C menjadi salah satu penyebab utama kerusakan yang fatal pada organ hati (silent epidemic). World Health Organization (WHO) memperkirakan prevalensi pasien hepatitis C kronik sebesar 1,6% dari total populasi dunia atau sekitar 115 juta jiwa dan terdapat penambahan 3-4 juta kasus baru setiap tahunnya. Pengendalian penyakit hepatitis C merupakan strategi yang efektif dan berdampak pada peningkatan kualitas hidup penderita hepatitis C. Penggunaan obat yang rasional dikatakan apabila pasien menerima obat sesuai dengan kebutuhan kliniknya, dosis yang tepat, dan waktu pemakaian terukur. Oleh karena itu pentingnya dilakukan evaluasi penggunaan obat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik pasien hepatitis C agar memastikan terapi yang diberikan sesuai. Evaluasi penggunaan obat pada pasien hepatitis C di RSUP Fatmawati dilakukan pada periode Januari sampai dengan Agustus 2023 yang diklasifikasikan berdasarkan karakteristik usia yaitu paling banyak terjadi pada kelompok usia 51 – 60 tahun sebanyak 16 kasus (32,65%), jenis kelamin yaitu paling banyak terjadi pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 30 kasus (61,22%), serta terapi kombinasi obat dan lama pemberian obat yaitu paling banyak digunakan berupa terapi kombinasi Mydekla® (Daclastavir tab 60 mg) dan Myheb® (Sofosbufir tab 400 mg) dengan lama pemberian 24 minggu sebanyak 22 kasus (44.90%).
......
Hepatitis C disease is one of the main causes of fatal damage to the liver (silent epidemic). The World Health Organization (WHO) estimates the prevalence of chronic hepatitis C patients at 1.6% of the total world population or around 115 million people and there are an additional 3-4 million new cases each year. Controlling hepatitis C disease is an effective strategy and has an impact on improving the quality of life of hepatitis C patients. Rational drug use is said to be when patients receive drugs according to their clinical needs, the right dose, and the time of use is measured. Therefore, it is important to evaluate drug use at Fatmawati Central General Hospital (RSUP) to obtain an overview of the characteristics of hepatitis C patients in order to ensure that the therapy provided is appropriate. Evaluation of drug use in hepatitis C patients at Fatmawati General Hospital was carried out in the period January to August 2023 which was classified based on age characteristics, namely the most prevalent in the 51-60 years age group as many as 16 cases (32.65%), gender, namely the most prevalent in male gender as many as 30 cases (61.22%), as well as drug combination therapy and duration of drug administration, namely the most widely used combination therapy of Mydekla® (Daclastavir tab 60 mg) and Myheb® (Sofosbufir tab 400 mg) with a duration of 24 weeks as many as 22 cases (44.90%). 90%)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Adinda Janatry
"Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati merupakan Rumah Sakit Tipe A Pendidikan yang menjadi rujukan umum nasional. RSUP Fatmawati memiliki instalasi farmasi yang melaksanakan seluruh kegiatan kefarmasiannya dalam satu kebijakan atau disebut sebagai sistem satu pintu. Kegiatan pelayanan kefarmasian di rumah sakit sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit,mencakup dua kegiatan, yaitu kegiatan yang bersifat manajerial berupa pengelolaan perbekalan farmasi dan kegiatan pelayanan farmasi klinik. Kegiatan pengelolaan pengelolaan perbekalan farmasi meliputi pemilihan; perencanaan kebutuhan; pengadaan; penerimaan; penyimpanan; pendistribusian; pemusnahan dan penarikan. Sedangkan kegiatan farmasi klinik meliputi, Pengkajian dan Pelayanan Resep, Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat, Rekonsiliasi Obat, Pelayanan Informasi Obat (PIO), Konseling, Visite, Pemantauan Terapi Obat (PTO), Monitoring Efek Samping Obat (MESO), Evaluasi Penggunaan Obat (EPO), Dispensing Sediaan Steril, dan Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).
......
Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati is an education hospital Type A which is national general reference hospital. Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati has a pharmacy that carry out all activities within one policy or referred to as sistem satu pintu. Activities of hospital pharmacy services in accordance with the Regulation of the Minister of Health No. 58 of 2014 on Standards of Pharmaceutical Services at the Hospital, includes two activities such as managerial activities in the form of pharmaceutical supply management and clinical pharmacy services activities. The management activities include the selection of the management of pharmaceutical supplies; planning needs; procurement; reception; storage; distribution; extermination and withdrawal. While the activities of clinical pharmacy include, Assessment and Care Recipes, Drug Use History, Drugs Reconciliation, Drug Information Service (PIO), Counseling, Visite, Therapeutic Drug Monitoring (PTO), Drugs Side Effects Monitoring (MESO), Evaluation of Drug Use (EPO), Dispensing sterile preparations, and Monitoring Drug levels in Blood (PKOD)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Rahmawati Hidayat
"ABSTRAK
Peran Apoteker di Rumah sakit di Rumah Sakit saat ini, dituntut untuk merealisasikan perluasan paradigma pelayanan kefarmasian dari orientasi produk menjadi orientasi pasien. Sehingga, kompetensi Apoteker perlu ditingkatkan secara terus menerus agar perubahan paradigma tersebut dapat diimplementasikan. Praktek Kerja Apoteker di Rumah Sakit Umum Pusat RSUP Fatmawati bertujuan agar dapat memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab Apoteker di Rumah Sakit sesuai dengan standar pelayanan farmasi serta agar dapat memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis kefarmasian di rumah sakit. Peran Apoteker di RSUP Fatmawati sudah dijalankan sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian di RS. Tugas khusus yang diberikan berupa analisis Drug Related Problem DRP pada pasien intensive care unit ICU periode April 2017. Pengkajian dilakukan dengan metode deskriptif analitik. Hasil dari pengkajian DRP pada 15 pasien ditemukan 12 pasien yang mengalami DRP dengan jumlah kasus 35. Kasus DRP yang banyak terjadi adalah akibat Reaksi Obat yang tidak Diinginkan sebanyak 24 kasus 68,57 . Sedangkan kategori jenis insiden Keselamatan pasien yang paling banyak terjadi adalah kejadian tidak cedera KTC sebanyak 23 kasus.

ABSTRACT
Today, the role of pharmacists at hospitals in hospitals is required to realize the expansion the paradigm of pharmaceutical care from product orientation to patient orientation. So, the competence of Pharmacist needs to be improved continuously so that it can be implemented. Aims of Internship at Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati RSUP to understand the role, duties and responsibilities of Pharmacist in the Hospital which accordance with the standard of pharmacy services and to have the insight, knowledge, skills and the Pharmaceutical Practice experience in hospital. The role of pharmacist at RSUP Fatmawati has been running in accordance with the standard of pharmaceutical care in hospital. The special assignment which given is to analyze of Drug Related Problem DRP in patient of intensive care unit ICU period April 2017. The study used analytical descriptive method. Results from DRP study of 15 patients, found 12 patients had DRP with amount 35 cases. The most prevalent DRP cases were the Adverse Drug Reaction of 24 cases 68.57 . While, the most prevalent category of the incidence patient safety was the incidence not injury KTC as many as 23 cases."
2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nur Indah Puspadini
"Praktik kerja profesi di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati periode bulan September - Oktober tahun 2018 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker di Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan dan etika yang berlaku, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di rumah sakit, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan praktik kefarmasian. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama enam minggu dengan tugas khusus yaitu "Pemantauan Terapi Obat Pada Pasien Sepsis Intraabdominal di Ruang ICU RSUP Fatmawati Periode September – Oktober Tahun 2018". Tujuan dari tugas khusus ini adalah agar calon apoteker dapat mengevaluasi masalah terkait obat melalui pemantauan terapi obat dengan menggunakan klasifikasi Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE).
......Internship at Fatmawati General Hospital period September - October of 2018, aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists at the Hospital in accordance with applicable laws and ethics, have the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practices in hospital, can also have the insight of pharmaceutical practice issues and learn strategies and activities that can be undertaken in the course of pharmaceutical practice development. This internship was conducted for six weeks with a special assignment "Monitoring of Drug Therapy in Intraabdominal Sepsis Patients in the ICU Fatmawati General Hospital in the September-October Period of 2018". The purpose of this particular assignment is for prospective pharmacists to evaluate drug-related problems through monitoring drug therapy using the Pharmaceutical Care Network Europe (PCNE) classification."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Rizky Shadrina
"Standar pelayanan kefarmasian adalah tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kefarmasian dalam menyelenggarakan pelayanan kefarmasian. Salah satu standar pelayanan kefarmasian di rumah sakit yaitu pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Perencanaan kebutuhan merupakan salah satu unsur penting dalam pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai. Kekosongan persediaan alat kesehatan dapat dihindari dengan cara menyusun perencanaan kebutuhan dengan baik sehingga dapat menjamin terpenuhinya kriteria tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, dan efisien. Apabila persediaan tidak diatur atau dikelola dengan baik, maka persediaan dapat mengalami kekurangan atau kelebihan dan akan menyebabkan kerugian pada rumah sakit. Oleh karena itu, dilakukan evaluasi perencanaan kebutuhan dengan menggunakan metode analisis ABC (Always, Better, Control). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah-langkah dalam menggunakan metode analisis ABC dan Mengetahui pengelompokkan alat kesehatan yang termasuk ke dalam kategori A, kategori B, dan kategori C berdasarkan nilai investasinya terhadap pemakaian alat kesehatan pada periode bulan Juli hingga Desember 2022 di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Metode yang dilakukan yaitu mengumpulkan data alat kesehatan yang digunakan, menghitung jumlah dana yang dibutuhkan, melakukan pengurutan peringkat dana terbesar hingga terkecil, serta menghitung persentase biaya dan persentase kumulatif masing-masing alat kesehatan terhadap total dana yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil analisis, alat kesehatan yang tergolong kelompok A terdapat 185 jenis (10,61%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 27.862.949.367,00 (69,90%), kelompok B terdapat 311 jenis (17,83%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 8.006.543.938,00 (20,09%), kelompok C terdapat 1248 jenis (71,56%) dengan biaya pembelian sebesar Rp. 3.991.939.719,78 (10,01%).
......Pharmaceutical service standards provide crucial guidance to healthcare professionals in ensuring high-quality patient care. Within hospital settings, these standards cover diverse aspects, including the oversight of pharmaceutical preparations, medical devices, and consumable medical materials. Effective planning for these needs is a pivotal aspect of management, aiming to prevent shortages and promote efficient resource allocation. Strategic planning is essential to prevent both shortages and surpluses of medical supplies, ultimately mitigating potential losses for the hospital. To address this, an ABC (Always, Better, Control) analysis method is employed for evaluation. This approach categorizes medical devices based on their financial significance, optimizing their distribution. The study's focal point is the application of the ABC analysis method at Fatmawati General Hospital during July to December 2022. The employment of the ABC analysis method at Fatmawati General Hospital aids in categorizing and prioritizing medical devices based on their financial impact, ensuring efficient allocation of resourcees and elevating the overall healthcare provision within the hospital. The process involves gathering data on medical devices, determining required funding, prioritizing costs from highest to lowest, and calculating the relative percentage and cumulative sum of each device's expense. The analysis unveils three distinct categories, Group A encompasses 185 medical device types (10.61%), representing a substantial investment totaling Rp. 27,862,949,367.00 (69.90%). Group B involved 311 types (17.83%) with a purchase cost of Rp. 8,006,543,938.00 (20.09%), while Group C consists of 1248 types (71.56%) necessary Rp. 3,991,939,719.78 (10.01%) in funds."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Rastiti
"Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan Kefarmasian di rumah sakit meliputi Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai; dan Pelayanan farmasi klinik. Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai terdiri dari pemilihan, perencanaan kebutuhan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pemusnahan dan penarikan, pengendalian, administrasi. Pelayanan farmasi klinik terdiri dari pengkajian dan pelayanan resep, penelusuran riwayat penggunaan obat, rekonsiliasi obat, pelayanan informasi obat, konseling, visite, monitoring efek samping obat, evaluasi penggunaan obat, dispensing sediaan steril, pemantauan kadar obat dalam darah.
......
The hospital is a health care institution which organizes personal health services in the plenary that provides inpatient, outpatient and emergency department. Pharmaceutical Care is a service directly responsible to the patient associated with a pharmaceutical preparation with a view to achieve results that are sure to improve the quality of life of patients. Pharmaceutical Care at the hospital include the Management of Pharmaceutical Products, Medical Devices, Medical Materials and Consumables and clinical pharmacy services. Management of Pharmaceutical Products, Medical Devices, Medical Materials and Consumables consist of the election, demand planning, procurement, receipt, storage, distribution, destruction and withdrawal, control, administration. Clinical pharmacy services consist of assessment and prescription services, search history of drug use, medication reconciliation, drug information services, counseling, visit, monitoring of drug side effects, drug use evaluation, dispensing sterile preparations, monitoring of drug levels in the blood."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library