Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 746 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thompson, Bruce
Washington: APA, 2004
519.535 4 THO e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Winner Yousman
Abstrak :
Profit digunakan sebagai sumber daya perusahaan dalam melaksanakan proyek ? proyek dalam pasar domestik maupun pasar internasional. Namun,seiring perjalanan tidak semudah yang diperkirakan. Adanya kompetisi yang sangat ketat, bahkan adanya istilah saling ?banting harga?, ketidaksiapan sumber daya, kebiasaan yang sudah tidak relevan, menjadi hal yang sangat penting dalam turunnya profit. Hal ? hal yang membuat profit menurun akan dikelompokkan menjadi dua sumber yaitu bersumber dari faktor internal dan bersumber dari faktor eksternal. Tujuan penelitian ini adalah menentukan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi penurunan kemampulabaan PT NKP. Metode penelitian yang digunakan ialah pendekatan resiko dan simulasi monte carlo. Hasil penelitian ini adalah faktor ? faktor yang mempengaruhi penurunan kemampulabaan perusahaan kontraktor PT NKP, yaitu Kesalahan dalam pendelegasian tugas dan wewenang, perusahaan tidak memiliki data based marketing dan sistem registrasi , kualisfikasi dan klasifikas yang belum mantap.
A company uses profit as a resource to carry out projects in the domestic and international markets. Competition today is higher than few years ago. The Red Ocean System, resources are never always available and careless behaviour that can decrease the profit. There are two factors that increase and reduce profit which are internal and external origin. The objective of this research is determine the internal and external factor variables reduce profitability in PT.NKP. The Methodology utilizes risk approach and Monte Carlo Simulation. The result of this research are something wrong to delegate task and authority, the company don?t have marketing data based, and classification and qualification system that can?t establish. The result of research are factors reduce the profitability of PT NKP.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25076
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emytri
Abstrak :
Penilaian budaya keselamatan pasien adalah satu elemen dasar dalam meningkatkan upaya keselamatan pasien. Sangat penting untuk menilai bagaimana sikap, persepsi, kompetensi individu  dan perilaku orang / kelompok sehingga menentukan komitmen dalam meminimalkan insiden. Penelitian itu bertujuan  untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan budaya keselamatan pasien. Jenis penelitian ini menggunakan metode crossectional pada populasi seluruh pegawai Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RSPON) berjumlah 649 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan besar sampel 250 orang responden. Analisis data yang dilakukan adalah analisa regresi logistik .  Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya keselamatan pasien di RSPON memiliki respon positif 46,8%. dalam kategori budaya kurang kuat.  Faktor dominan yang  berhubugan dengan budaya keselamatanan pasien adalah faktor pekerjaan yaitu serah terima dan pergantian shift (p=0,03) dengan dikontrol  kerjasama antara unit kerja (p = 0,035), serta faktor organisasi yaitu : manajemen SDM/staffing (p = 0,04). Disarankan agar  RSPON memperbaiki budaya keselamatan pasien  (a) mengembangkan instrumen serah terima pasien atau pekerjaan untuk keselamatan pasien, (b) mengembangkan dan mengevaluasi prosedur informasi pada serah terima terutama  perintah lisan dan telepon, (c) mengoptimalkan pergantian kerja/shift ......Patient safety culture assessment are the basic component in the patient safety improvement program. It is important to assess how attitudes, perceptions, competencies and behaviors of individuals / groups that determine the commitment to minimize the incident. The study aims to determine patient safety culture and the factors that influence it. This research used cross sectional method on the entire population RSPON numbered 649 employees to response. Sampling with simple random sampling technique and the number of sample in this research is 250 respondents. Data analysis by logistic regression. The results showed that patient safety culture in the category of culture to response less well with the positive response of 46.8%. The dominant factor affecting patient safety culture are job factor that handoff or transition and shift (p = 0.03) and control by cooperation between working units (p = 0.035), as well as organizational factors, namely:  staffing (p = 004). It is recommended to response improve patient safety culture (a) develop instruments handover of patients or work for the safety of the patient, (b) development and evaluation procedure the information on the handover mainly verbal orders and telephones, (c) optimizing the turn of the job / shift through changes in work shifts a maximum of 3 days and establish effective communication as well as their supervision in patient safety,
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Junior Alberto
Abstrak :
Angkutan umum sering dijadikan penyebab masalah kemacetan di kota -kota besar di Indonesia tidak terkecuali Depok. Salah satu penyebabnya adalah terlalu banyaknya armada angkutan umum (supply) yang beroperasi yang tidak sesuai dengan jumlah penumpang (demand) yang ada. Jumlah penumpang angkutan umum sangat bervariasi pada waktu-waktu tertentu menyebabkan jumlah armada yang dibutuhkan juga bervariasi. Kebijakan penentuan jumlah armada yang digunakan saat ini mengasumsikan bahwa kebutuhan armada per periode waktu adalah tetap sehingga sering ditemui pada jam sibuk banyak angkutan umum mempunyai load factor tinggi sedangkan pada jam tidak sibuk load factor menjadi rendah karena terlalu banyak armada yang beroperasi. Trayek angkutan umum yang baik harus dapat memenuhi kepentingan beberapa pihak terkait seperti penumpang (user), pengelola (operator) dan pemerintah (regulator). Makalah ini akan menjelaskan suatu metoda yang dapat mengoptimasi kebutuhan jumlah armada angkutan umum sesuai dengan permintaan yang bervariasi dan sekaligus memenuhi kepentingan penumpang, pengelola, dan pemerintah. Metoda optimasi yang akan digunakan adalah dengan merasionalisasi atau mengatur jumlah angkutan kota Depok D-02 yang beroperasi pada jam ? jam sibuk maupun tidak sibuk dengan optimasi load factor. Pengaturan jumlah angkutan kota tersebut dilakukan dengan 3 skenario optimasi, yaitu load factor desain 0,7 , load factor desain 0,8 dan load factor desain 0,9. Diharapkan dari ketiga skenario optimasi ini, load factor angkutan kota Depok D-02 menjadi optimal dengan tetap memperhatikan kepentingan pengguna. ......Public transport is often to be blamed of the cause in traffic problem in a big city in Indonesia include Depok. One of the cause is the number of public transport (supply) that operated in road is exceeded and does not match with a number of passenger (demand) that using public transport. The number of public transport passenger is so varied in a certain time caused the number of public transport that needed is also varied. Recently, the policy to decide the number of public transport which needed is assumed that the need of armada per period time is constant so that in peak hour the load factor is high while in off peak the load factor is low because the number of fleet size in operation is exceeded. A good public transport?s route must be able to consider interest of several related roles, those are such as passengers as users, drivers as operators and government (DLLAJ) as a regulator. This thesis will explain a method to optimize the number of fleet size which will be matched with the various number of passengers (demand) and at the same time it copes with the interest of passengers, drivers and government. Optimization method that will be used is rasionalization the number of fleet size that operated in peak hour and off peak by load factor optimization. The arrangement of number of public transport is done by three optimization scenario. Those are load factor design 0,7 , load factor design 0,8 and load factor design 0,9. By this optimization scenario, load factor of D-02 Depok fleet size becomes optimal and in the otherside it also pay attention to the user?s interest.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
R. 01.08.50 Alb r
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ari Luthfiana Ulya
Abstrak :
DBD masih menjadi masalah di Indonesia, salah satu kebijakan dan langkah dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kasus DBD adalah dengan memberdayakan masyarakat dalam bentuk program Juru Pemantau jentik (Jumantik). Namun, pada kenyataannya Jumantik masih menemui berbagai masalah, diantaranya jumlah imbalan yang tidak sesuai dan penolakan-penolakan dari masyarakat setempat. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi kinerja Jumantik yang nantinya juga akan mempengaruhi sukses pencapaian program pecegahan dan penanggulangan DBD. Selain itu, salah satu daerah yang masih memiliki ABJ rendah adalah Kelurahan Cilandak Timur yang berada di wilayah Kecamatan Pasar Minggu, yang selama tahun 2008 memiliki angka kasus DBD terbanyak se-DKI Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kinerja Jumantik di Kelurahan Cilandak Timur Tahun 2008 dan hubungannya dengan faktor individu, psikologi, dan organisasi. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti selama kurang lebih dua minggu yaitu minggu ke-2 dan ke-3 bulan Mei tahun 2009 dengan cara menyebarkan kuesioner kepada seluruh Jumantik di Kelurahan Cilandak Timur dan telaah dokumen Kecamatan Pasar Minggu sebagai data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Jumantik memiliki kinerja tinggi, yaitu sebanyak 97 % Jumantik memiliki kinerja tinggi dan 3 % Jumantik memiliki kinerja yang rendah. Selain itu, ditemukan lebih banyak Jumantik yang tidak memenuhi standar persyaratan usia, yaitu sebanyak 82,1 % Jumantik berusia > 35 tahun. Begitu pula yang ditemukan pada faktor pendidikan, masih ada 25,4 % Jumantik yang tidak memenuhi syarat pendidikan. Sebagian besar Jumantik memiliki masa kerja ≤ 3 tahun (64,2 %), pengetahuan yang tinggi (83,6 %), pernah mengikuti pelatihan Jumantik (61,2 %), motivasi tinggi (95,5 %), sarana yang dibutuhkan telah dipenuhi (82,1 %), pernah mendapat supervisi (88,1 %), dan menerima imbalan (97 %). Dari hasil analisis bivariat diperoleh bahwa usia dan supervisi berhubungan dengan kinerja Jumantik. Sedangkan variabel selain usia dan supervisi tidak berhubungan dengan kinerja Jumantik. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan penyegaran agar Jumantik tidak merasa jenuh. Selain itu perlu adanya sistem imbalan yang sesuai dengan Kinerja yang dapat menambah motivasi Jumantik dalam melaksanakan tugas dan dipenuhinya sarana yang dibutuhkan Jumantik untuk meringankan beban Jumantik dalam melaksanakan tugas.
DBD is still a problem in Indonesia, one of the policies and steps in the efforts to prevent and handle DBD cases by empowering community in the form of Jumantik program. However, in reality Jumantik is still has many problems, including the amount of compensation which is not appropriate and rejections from the local community. This will impact to the performance of Jumantik in the future and then it will impact to the successful achievement of prevent and handle DBD program. In addition, one of the areas which still have low ABJ is East Cilandak that is located in the area of Pasar Minggu, where during the period of 2008 have the most number of DBD cases in province of DKI Jakarta. This study purpose to find describing the performance of Jumantik at East Cilandak in 2008 and related to the factors of individual, psychology, and organization. This study was conducted by researchers for two weeks where it was done at the second and the third week on Mei 2009 by way of distributing the questionnaire to all Jumantik at East Cilandak and document study at Pasar Minggu as secondary data. Study result indicated that most of Jumantik had a high performance where 97% of Jumantik had a high performance and 3% of them have low performance. In addition, it was found more Jumantik which did not have the standard requirements of age, 82,1% of Jumantik were more than 35 years old. The same factors which were found in education, there was still 25,4% of Jumantik did not have the requirements of education. Most of Jumantik had work period less than 3 years (64.2%), high knowledge (83.6%), receiving Jumantik training (61.2%), high motivation (95.5%), facilities which were required have been fulfilled (82.1%), getting supervision (88.1%), and receiving the rewards (97%). From the result of bivariate analysis indicated that age and supervision related to Jumantik performance. While other variables without age and supervision did not relate to Jumantik performance. Therefore, it was suggested to do new activities so Jumantik did not feel bored. Besides it was important the existance of compensation system which was available with performance so it can increase Jumantik motivation to implement the tasks and the necessary facilities which were needed by Jumantik to alleviate Jumantik burden on implementing the tasks.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Junior Alberto
Abstrak :
Angkutan umum sering dijadikan penyebab masalah kemacetan di kota -kota besar di Indonesia tidak terkecuali Depok. Salah satu penyebabnya adalah terlalu banyaknya armada angkutan umum (supply) yang beroperasi yang tidak sesuai dengan jumlah penumpang (demand) yang ada. Jumlah penumpang angkutan umum sangat bervariasi pada waktu-waktu tertentu menyebabkan jumlah armada yang dibutuhkan juga bervariasi. Kebijakan penentuan jumlah armada yang digunakan saat ini mengasumsikan bahwa kebutuhan armada per periode waktu adalah tetap sehingga sering ditemui pada jam sibuk banyak angkutan umum mempunyai load factor tinggi sedangkan pada jam tidak sibuk load factor menjadi rendah karena terlalu banyak armada yang beroperasi. Trayek angkutan umum yang baik harus dapat memenuhi kepentingan beberapa pihak terkait seperti penumpang (user), pengelola (operator) dan pemerintah (regulator). Makalah ini akan menjelaskan suatu metoda yang dapat mengoptimasi kebutuhan jumlah armada angkutan umum sesuai dengan permintaan yang bervariasi dan sekaligus memenuhi kepentingan penumpang, pengelola, dan pemerintah. Metoda optimasi yang akan digunakan adalah dengan merasionalisasi atau mengatur jumlah angkutan kota Depok D-02 yang beroperasi pada jam - jam sibuk maupun tidak sibuk dengan optimasi load factor. Pengaturan jumlah angkutan kota tersebut dilakukan dengan 3 skenario optimasi, yaitu load factor desain 0,7 , load factor desain 0,8 dan load factor desain 0,9. Diharapkan dari ketiga skenario optimasi ini, load factor angkutan kota Depok D-02 menjadi optimal dengan tetap memperhatikan kepentingan pengguna. ......Public transport is often to be blamed of the cause in traffic problem in a big city in Indonesia include Depok. One of the cause is the number of public transport (supply) that operated in road is exceeded and does not match with a number of passenger (demand) that using public transport. The number of public transport passenger is so varied in a certain time caused the number of public transport that needed is also varied. Recently, the policy to decide the number of public transport which needed is assumed that the need of armada per period time is constant so that in peak hour the load factor is high while in off peak the load factor is low because the number of fleet size in operation is exceeded. A good public transport's route must be able to consider interest of several related roles, those are such as passengers as users, drivers as operators and government (DLLAJ) as a regulator. This thesis will explain a method to optimize the number of fleet size which will be matched with the various number of passengers (demand) and at the same time it copes with the interest of passengers, drivers and government. Optimization method that will be used is rasionalization the number of fleet size that operated in peak hour and off peak by load factor optimization. The arrangement of number of public transport is done by three optimization scenario. Those are load factor design 0,7 , load factor design 0,8 and load factor design 0,9. By this optimization scenario, load factor of D-02 Depok fleet size becomes optimal and in the otherside it also pay attention to the user's interest.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35108
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Wijayanti
Abstrak :
Informasi memegang peranan penting dalam perusahaan. Software ERP sebagai metoda yang mengintegrasikan dan mengotomatisasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi perusahaan. Penerapan ERP sangat berpengaruh terhadap integrasi dan otomatisasi informasi sehingga perlu dilakukan identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal melalui kuesioner untuk kemudian dianalisis sehingga ERP dapat diterapkan dengan baik pada perusahaan. Penelitian dilaksanakan melalui survei terhadap sejumlah responden. Dari analisis data yang dilakukan diperoleh bahwa sebesar 58% kecepatan perolehan data dipengaruhi oleh faktor eksternal kemampuan teknis konsultan, faktor eksternal sistem informasi yang ?user friendly? dan faktor internal kualitas sosialisasi. ......Information has significant role in an enterprise. ERP software is a method to integrate and automate business process related with operation, production and distribution aspect of an enterprise. ERP application has significant influence to information integration and automatisation. It is important to identify and analyze internal and external factors for best implementation of ERP in an enterprise. Research is done by survey method. From analysis data, 58% of data integration is affected by external factor consultants technical ability, external factor user friendly information system and internal factor communication quality.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24938
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Andayani
Abstrak :
ABSTRAK
Potongan tangkai daun brotowali Tinospora crispa (L. ) Miers dikultur pada media Murashige & Skoog (1962) modifikasl. Pada setiap mediun tersebut digunakan 9 konsentrasi sukrosa yang berbeda yaitu 0,0; 0,5; 1,0; 1,5; 2,0; 2,5; 3,0; 3,5; dan 4,0%. Kultur dipelihara dalau ruang bersuhu ±25°C dan diberi cahaya dengan fotoperiodisitas 16 jam/hari dan intensitas 800 luks.

Kalus pada semua media perlakuan mulai terbentuc pada hari ke-15 setelah penananan, kecuali pada mediun tanpa sukrosa. Semua kalus yang terbentuk berwarna krem dan berjenis kompak pada minggu ke-4 dan ke-8; namun terjadi perubahan jenis kalus pada minggu ke-12 yaitu jenis kompak untuk kalus pada media dengan sukrosa 0,5 dan l,0%, dan kalus remah-konpak untuk sebagian kalus pada media dengan. sukrosa 1,5--4,0%.

Produktivitas kalus tertinggi pada minggu ke-4 diperoleh dari mediun dengan sukrosa 4,0%; pada minggu ke-8 diperoleh dari mediun dengan sukrosa 3,5%; sedangkan pada minggu ke-12, produktivitas kalus tertinggi diperoleh dari mediun dengan sukrosa 3,0%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1996
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Muhamad Ramdan
Abstrak :
ABSTRAK
Occupational accidents and diseases remain the global health problem, two main factors for this are unsafe behavior and conditions. Previous study proved that the main cause is unsafe behavior factor. This study aimed to analyze factors associated with occupational unsafe behavior in workers at PT IAW and analyze the most influential factor. A cross-sectional study was conducted from July to August 2016 with 104 samples. Independent variables consisted of perception, communication, supervision, the availability of personal protective equipment (PPE), training and workplace temperature. While the dependent variable was unsafe behavior. Data analysis used Pearson product moment and multiple linear regression. In conclusion, perception (p value=0.00, R=0.817), communication (p value=0.000, R=0.810), supervision (p value=0.00, R=0.529), availability of PPE (p=0.000, R=0.902) and workplace temperature are related significantly, very strong, positive and directly proportional to unsafe behavior, while training (p value=0.092, R=0.166) are not related. Perception is the most dominant variable influencing unsafe behavior.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 13:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muda Saputra
Abstrak :
Posisi perempuan dalam keluarga dan masyarakat terhubung erat dengan aspek sejarah, budaya, sosial, ekonomi dan demografi yang juga mencerminkan tingkat pembangunan masyarakat itu sendiri. Pentingnya studi otonomi perempuan dalam pembuatan keputusan dalam rumah tangga sejalan dengan hasil International Conference of Population and Development (ICPD) Cairo 1994 bagian pemberdayaan dan peningkatan status perempuan. Studi ini ingin mengidentifikasi variabel apa saja yang mempengaruhi adanya serta tinggi rendahnya otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga. Keputusan rumah tangga yang dianalisa meliputi keputusan: pengeluaran sehari-hari, keputusan untuk anak, pengeluaran untuk barang tahan lama, tabungan, sumbangan, serta keputusan apakah suami/istri yang memakai kontrasepsi. Analisa deskripsi tabulasi silang dan inferensia Model Log Linier dilakukan berdasarkan data Survai Aspek Kehidupan Rumah Tangga (Sakerti) 1997. Hasil analisa menunjukkan keputusan rumah tangga mengenai `siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi merupakan keputusan kedua setelah `keputusan mengenai pengeluaran sehari-hari'. Kedua keputusan tersebut mendahului `keputusan rumah tangga secara berturut keputusan tentang: anak, pengeluaran untuk barang tahan lama, pengeluaran untuk tabungan, dan pengeluaran untuk sumbangan'. Dalam tesis ini, definisi perempuan yang mempunyai otonomi dalam keputusan rumah tangga adalah perempuan yang membuat keputusan rumah tangga sendirian tanpa ada satupun pihak lain yang terlibat dalam membuat keputusan rumah tangga. Dengan definisi otonomi tersebut, 91 persen rumah tangga (sebagai persentase tertinggi) menyatakan bahwa pengeluaran sehari-hari diputuskan oleh istri, disusul dengan keputusan tentang anak, pengeluaran tabungan, tentang siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi, dan 66 persen rumah tangga (sebagai persentase terendah) menyatakan bahwa pengeluaran untuk barang tahan lama diputuskan oleh istri. Kesemua hal tersebut berarti bahwa perempuan mempunyai otonomi dalam pembuatan keputusan rumah tangga. Keberadaan ibu mertua (dari istri) sebagai anggota rumah tangga umumnya merugikan otonomi istri dalam keputusan rumah tangga. Dalam beberapa segi otonomi yang ditelaah, istri bekerja membuat otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga lebih tinggi; kecuali untuk pengeluaran sehari-hari dan keputusan tentang siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi yang keduanya tidak terpengaruh; serta otonomi perempuan dalam hal mengurusi anak yang malah lebih rendah. Jika istri bekerja, otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga yang lebih tinggi berkaitan dengan adanya tambahan uang yang masuk ke rumah tangga dari upah istri. Umur kawin istri dan otonomi istri dalam keputusan rumah tangga mempunyai korelasi negatif. Hal ini berkaitan dengan perempuan yang berumur tinggi yang menjadi faktor penting (selain pendidikan) dalam pengambilan keputusan yang matang dan bijak dalam bentuk memberi kesempatan pada pasangannnya atau orang lain untuk membuat keputusan bersama. Keputusan yang dibuat bersama antara istri dan pihak lain menurut definisi tesis ini diklasifikasikan sebagai istri yang tidak punya otonomi. Kecuali untuk otonomi perempuan pengeluaran barang tahan lama dan sumbangan, umumnya otonomi perempuan lebih tinggi jika pendidikan istri lebih tinggi. Putusan rumah tangga untuk pengeluaran barang tahan lama dan sumbangan diduga banyak dilakukan secara bersama antara istri yang lebih berpendidikan bersama suami yang dikategorikan sebagai tidak ada otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga tersebut diduga mempengaruhi hubungan yang negatif antara otonomi perempuan dengan pendidikan yang lebih tinggi. Di sisi lain, umumnya pendidikan istri yang pendidikan dan sedang belum mampu membuat lebih tinggi otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga. Pendidikan istri yang lebih tinggi dari pendidikan sedang yaitu pendidikan tinggi, lama sekolah lebih dari 12 tahun baru mampu membuat lebih tinggi otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga. Umumnya, kecuali untuk otonomi perempuan dalam menentukan siapa diantara suami/istri yang memakai kontrasepsi, otonomi istri lebih tinggi jika penghasilan istri lebih tinggi daripada penghasilan suami. Namun data sampel tidak mendukung kebenaran kesimpulan ini. Beberapa rekomendasi yang mempertinggi otonomi perempuan dalam keputusan rumah tangga antara lain: kebijakan perawatan orang tua lanjut usia dengan konsep quasi resident jika konsep panti tidak dapat dijalankan, wajib belajar perlu ditingkatkan sampai umur 12 tahun yang juga secara tak langsung mendewasakan umur perkawinan perempuan. Jika wajib belajar umur 12 tahun belum bisa dilaksanakan, memasukkan materi kesetaraan gender dalam rumah tangga dalam pendidikan dapat menjadi bagian advokasi otonomi perempuan dalam pengambilan keputusan lewat jalur sekolah.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11110
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>