Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 401 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1994
616.9 NAS
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Balai Penerbit , 2009
616.95 INF
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nisrina
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26438
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Widoretno
Abstrak :
Pencegahan infeksi merupakan tindakan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit infeksi dari pasien ke tenaga kesehatan dan sebaliknya, sehingga perpindahan mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi dapat dihilangkan. Bidan merupakan profesi tenaga kesehatan yang mempunyai peranan penting dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) . Dalam melaksanakan tindakan pertolongan persalinan, bidan selalu terpapar dengan darah dan cairan tubuh pasien yang meningkatkan risiko tertular penyakit, sehingga perlu melakukan prosedur pencegahan infeksi dengan benar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku dalam melaksanakan prosedur pencegahan infeksi oleh bidan di kabupaten Lampung Timur tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan besar sampel 152 orang. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa bidan yang melakukan pencegahan infeksi saat melakukan pertolongan persalinan hanya sebesar 32,2%. Ada hubungan antara sikap dan motivasi dengan perilaku pencegahan infeksi ( p < 0,005), serta tidak ada hubungan antara pengetahuan, pelatihan dan pengawasan dengan perilaku pencegahan infeksi (p > 0,005). Disarankan memberikan sosialisasi tentang keselamatan kerja dan pentingnya pelaksanaan pencegahan infeksi untuk mengubah sikap bidan yang negatif terhadap pencegahan infeksi. serta untuk menumbuhkan motivasi yang positif dari bidan perlu perhatian dari dinas kesehatan maupun dari organisasi dengan menimbulkan kepuasan kerja, memberikan penghargaan atas prestasi kerja dan kesempatan meningkatkan karir bagi yang berprestasi. ......Prevention of infection is an act to prevent the occurrence of infectious disease transmission from patient to health worker and otherwise, so that the transfer of microorganisms that can cause infection can be eliminated. Midwives are health professionals who have an important role in the decline in maternal mortality rate (MMR) and Infant Mortality Rate (IMR). In implementing the measures help labor, the midwife is always exposed to blood and body fluids of patients increases the risk of contracting the disease, so it needs to perform properly the infection prevention procedures. Objektive of this research is analysis behavior in executing prevention procedure of infection by midwife in Lampung Timur district the year 2012. Research design applied is cross sectional with sample amount 152. Result of this research showed that midwife doing prevention of infection when doing help of copy only equal to 32,2%. There is relation between attitude and motivation with behavior of prevention of infection ( p < 0,005), and there is no relation between knowledge, training and observation with behavior of prevention of infection ( p > 0,005). Suggested gives socialization about working safety and the importance of execution of prevention of infection to sing different tune negative midwife to prevention of infection and grow motivation which are positive from midwife needs attention from on duty health nor organizational by generating job satisfaction, gives appreciation to labour capacity and opportunity increases career for having achievement.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heru Suryonegoro
Abstrak :
Garre's osteomyelitis is a type of Osteomyelitis which occur frequently in clinic. This disease can occur at any age, but mosk happen in and young adult, and frequently in mandible. Usually patient complaint about pains/hurt and jaw getting bigger and hard on bone jaw surface. Osteomyelitis is more frequently happen at incisisive which expand medial and lateral. If the perios tissue inflamed, it tend to built a new bonetissue inside, which only can be seen by Rontgen photo if the cause is apikal infection. The infection tissue at the apical of teeth expand through bone surface and reach periosteum which can change periosteum from bone surface. If the expand of the new bone apically, so it will be seen with periapical projection. And if the expand goes laterally, it will be seen with oclusal projection. It will be discuss about the connection of Garre's Osteomyelitis Roentgen view in various type of projection and its diferential diagnosa in Roentgen will ostegenik sarkoma and about the other lesion which shown almost the same with it.
[Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2002
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayda Rahmad
Abstrak :
Latar Belakang

Toxoplasma gondii merupakan protozoa intraseluler yang dapat menimbulkan infeksi pada berbagai spesies mamalia. Pada manusia, parasit ini dapat menyebabkan cacat bawaan pada bayi dengan angka kejadian antara 2-7 per seribu kelahiran hidup (1,2,3).

Infeksi janin secara transplasental dapat terjadi, apabila ibu hamil mengalami toksoplasmosis akut primer dan menurut laporan, besarnya peluang infeksi tersebut adalah±40% (4). Manifestasi klinis sangat bergantung kepada saat parasit tersebut masuk ke dalam tubuh janin. Dari kepustakaan diketahui, apabila toksoplasmosis pada janin terjadi pada kehamilan trimester I maka dampaknya lebih berat, antara lain terjadinya abortus atau lahir mati (5,6). Dampak infeksi yang terjadi pada trimester berikutnya adalah kelahiran dengan cacat bawaan, seperti hidrosefalus, mikrosefalus, hepatosplenomegali, retinokoroiditis, tuli, gangguan motorik dan gangguan tingkat kecerdasan. Sebagian bayi dilahirkan tanpa gejala, sebagian lainnya disertai gejala yang langsung terlihat setelah dilahirkan, sesudah bayi berusia beberapa hari, minggu, bulan atau tahun.

Di Indonesia, adanya toksoplasmosis bawaan dilaporkan sejak tahun 1976 (7,8,9). Laporan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gandahusada (10) pada tahun 1988 menunjukkan adanya toksoplasmosis kongenital sebesar 18,2% . Di antara wanita yang mengalami abortus spontan, ternyata 21,5% menunjukkan adanya IgG Toxoplasma. Sebesar 22,8% IgG Toxoplasma ditemukan di antara mereka dengan riwayat kelahiran mati (11).

Toksoplasmosis pada orang dewasa umumnya tidak disertai gejala tetapi kadang-kadang hanya dijumpai adanya limfadenopati. Riwayat limfa denopati, juga dijumpai pada wanita yang melahirkan bayi dengan toksoplasmosis bawaan, tetapi jumlahnya hanya 10 - 20%.

Mengingat toksoplasmosis pada orang dewasa tanpa gejala, sedangkan pada bayi bisa tanpa gejala atau dengan gejala yang beraneka ragam, maka untuk menegakkan diagnosis toksoplasmosis, pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan.

Deteksi toksoplasmosis akut, terutama pada wanita hamil dan bayi, hendaknya dilakukan sedini mungkin agar segera dapat diberikan pengobatan untuk mencegah terjadinya kelainan pada janin. Demikian pula pada bayi, agar komplikasi lebih lanjut dapat dihindari.
Jakarta: 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
618.32 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vera Fitra Molina
Abstrak :
Program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumkital Dr. Mintohardjo sudah berjalan selama empat tahun. Saat ini pelaksanaan beberapa kegiatan mengalami penurunan. Penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan program tersebut ditinjau dari manajemen dan organisasi dengan pendekatan sistem. Pengumpulan data melalui telaah dokumen, observasi, wawancara mendalam, Focus Group Discussion. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor manajemen yang terdiri dari komitmen, kepemimpinan, komunikasi dan kerjasama dalam pelaksanaan program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial di Rumkital Dr. Mintohardjo masih rendah disebabkan program tersebut belum menjadi prioritas utama dan seringnya terjadi pergantian pimpinan yang diikuti dengan perubahan kebijakan. Organisasi pelaksana program pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial secara struktural belum melibatkan orang-orang yang mempunyai pengaruh dan belum ada pembagian tugas antara penentu kebijakan dan pelaksana kebijakan. Pelaksanaan tugas komite pencegahan dan pengendalian infeksinosokomial masih rendah terbukti dengan tidak terlaksananya kegiatan rapat, sosialisasi, pengawasan dan umpan balik. Saran yang dapat dilakukan dengan restrukturisasi organisasi dan meningkattkan kembali kegiatan sosialisasi, pertemuan, rapat dan orientasi agar informasi tentang program dapat dipahami dan dilaksanakan.
Programs of prevention and control of nosocomial infections in Rumkital Dr. Mintohardjo been running for four years. Currently the implementation of some activities has decreased. Descriptive qualitative study conducted to know the description of the programs in terms of management and organizational systems approach. The collection of data through document review, observation, depth interviews, focus group discussions. Based on the results of the study concluded that the factor of management commitment, leadership, communication and cooperation in the implementation of prevention and control of nosocomial infections in Rumkital Dr. Mintohardjo still low because the program has not been a top priority and the frequent change of leadership, followed by policy changes. Organizations implementing prevention and control of nosocomial infections are structurally not involve people who have influence and there is no division of tasks between policy makers and policy implementers. Implementation of prevention and control committee assignment infeksinosokomial low as evidenced by not meeting the implementation of activities, socialization, supervision and feedback. Suggestions to do with organizational restructuring and re-socialization meetings and orientation to information about the program can be understood and implemented.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31746
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afrinda Mega Kencana
Abstrak :
ABSTRAK
Menurut Kemenkes No.129 tahun 2008 angka kejadian infeksi luka operasi adalah le;1,5 dimana di RSIA Selasih Medika terdapat 5,9 pada tahun 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran lingkungan sebagai pengendalian infeksi nosokomial di RSIA Selasih Medika. Jenis penelitian ini disusun dengan desa indeskriptif. Menilai gambaran lingkungan rumah sakit melalui hasil laboratorium,observasi dan wawanvara. Penelitian ini menunjukan sistem ventialasi dengan suhu rata rata ruang perawatan nifas Mawar 25.10C dengan kelembaban udara 62.5 dan ruang perawatan nifas Aster dengan rata-rata suhu 27.50C dengan kelembaban74.02 , ruang operasi memiliki ventilasi udara yang baik yaitu suhu udara 25.2 0C dengan kelembaban udara 46,75 . Angka kuman udara dalam ruang adalah 5000C FU/m pada ruang perawatan nifas Mawar dan 36000 CFU/m pada ruangan nifas Aster. Angka kuman dilantai ruang Mawar 0 CFU/cm dan Aster 7 CFU/cm juga ruang operasi memenuhi standar. Alat operasi pada set 1 terdapat 15 CFU/cm dan pada set 2 terdapat 13 CFU/cm dan alat pengganti verban yaitu terdapat 0 CFU/cm. Angka kuman dalam linen set 1 terdapat 0 CFU/cm dan linen set 2 terdapat 6CFU/cm. Perilaku cuci tangan petugas kesehatan RSIA Selasih Medika adalah sebesar 82.7 baik dan 17.3 tidak baik.
ABSTRACT
According to Ministry of Health No.129 year 2008 the incidence of wound infection is ≤ 1.5% where in RSIA Selasih Medika there is 5.9% in 2016. This research is very useful to identify environmental picture as control of nosocomial infection at RSIA Selasih Medika. Type of research is prepared with descriptive design. Assess the hospital environment overview of laboratory, observation and wawanvara results. This study shows the ventation system with the average temperature of 255 ° C maturity treatment with air humidity of 62.5% and the Aster nifas room with an average temperature of 27.50C with humidity 74.02%, the operating room has good air ventilation ie 25.2 0C air temperature with humidity Air 46.75%. The number of indoor airborne germs is 5000 CFU / m³ in the treatment room of the Mawar and 36000 CFU / m³ in the Aster room. The germ on the floor of the Rose room 0 CFU / cm² and Aster 7 CFU / cm² also the operating room meets the standards. The operational tool on set 1 is 15 CFU / cm² and in the 2nd set there is 13 CFU / cm² and the verban replacement tool is 0 CFU / cm². The number of germs in linen set 1 is 0 CFU / cm² and linen set 2 is 6 CFU / cm². Behavior of handwashing health officer RSIA Selasih Medika is equal to 82,7% good and 17,3% not good.
2017
S68857
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>