Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yani Koerniawan
"Telkomsel sebagai operator seluler yang menguasai pasar dituntut untuk melakukan efisiensi biaya yang berdampak pada peningkatan profit cukup besar (significant) dalam menghadapi persaingan tarif saat ini. Efisiensi biaya biasa dilakukan melalui pengendalian komponen biaya operasional (operational cost) terbesar dengan harapan meningkatkan profit. Efisiensi biaya operasional (operational cost) relatif tidak berdampak besar (significant) karena hanya menekan 0.2% dari biaya operasional (operational cost).
Untuk itu melalui tesis ini dicari terobosan etisiensi biaya yang mampu menambah profit cukup besar (significant). Disamping biaya operasional (operational cost), ada biaya kesempatan (opportunity cost) yang ditimbulkan oleh hilangnya peluang pendapatan (revenue) akibat panggilan jatuh (drop call). Besarnya panggilan jatuh (drop call) di BTS Telkomsel Karawang melebihi target perilsahdim (05%), hal ini cukup menarfk dijadikan contoh kasus tesis, karena diperkirakan setiap panggilan jatuh (drop call) menimbulkan biaya kesempatan (opportunity cost), dan setiap biaya kesempatan (opportunity cost) memiliki potensi menambah profit apabila berhasil dikendalikan.
Tesis ini menggunakan metode penelitian deskriptif dimana prosesnya dimulai dari pengumpulan data, panggilan jatuh (drop call) dan biaya operasional (operational cost) sebagai bahan analisa kernudian dilanjutkan dengan penafsiran basil analisa data-data panggilan jatuh (drop call) dan biaya operasional (operational cost) tersebut untuk ditarik kesimpulan. Dari pola pengendalian biaya kesempatan (opportunity cost), didapat berbagai altematif penambahan profit yang besarnya tergantung, pada jumlah panggilan jatuh (drop call) yang mampu dikendalikan.
Dari beberapa alternatif penambahan profit yang ada, mampu didapat sebuah penambahan profit cukup besar (significant) yakni 0.48% dari pendapatan (revenue), dimana pendapatan (revenue) Tclkornsel sendin mencapai 1.14 trilliun rupiah per bulan. Pola pengendalian biaya kesempatan (opportunity cost) ini berguna bagi pihak rnanajemen dalam mengontrol kondisi BTS secara rutin, sehingga pihak manajemen dapat segera mengambil tindakan tepat untuk mengendalikan panggilan jatuh (drop call) dari BTS yang dikontrol, sebagai cara untuk mengendalikan biaya kesempatan (opportunity cost) agar mampu memberikan penambahan profit cukup besar (significant) bagi Telkomsel."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aimed to give illustration of profit achievement through determination of premium income based on technical assumptions that could be controlled by the company. This model could generally be used as a management tool to take the decision and to arrange the company work planning through allocation of company’s resources. The research was carried out at BRIngin Life Syariah (BLS) company. The results of this study showed that premium income achievement to reach the break even point depended on the kind of insurance products marketed, the operational cost, the investment yield and the risk level of clients. Based on the analyses of profit testing and sensitivity, the product of Tabarru’ produced a better break even point and profit indicator than the insurance products that had the savings element. The results showed that the product of Tabarru with the operational cost between IDR 247,500.0 – IDR302,500.00 per year would reach the break even point between 3.60–5.26 a year. The savings products that had the same operational costs could reach the break even point at 3.91–5.47 a year
"
Bisnis & Birokrasi: Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, 16 (2) Mei-Agustus 2009: 59-67, 2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fikry Eswara Adi
"ABSTRAK
Pertumbuhan populasi merupakan salah satu factor penunjang dari pertumbuhan volume limbah padat yang pengelolaannya harus difasilitasi oleh pemerintah dan pemerintah daerah secara baik. Meskipun demikian, masih banyak daerah yang belum dapat menyediakan fasilitas yang ideal untuk pengelolaan limbah padat yang baik. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan pencarian informasi di negara mana teknologi pengelolaan limbah padat yang berhasil dan layak untuk diimplementasikan di Indonesia. Dalam penelitian ini dilakukan benchmarking ke banyak negara untuk mengetahui dan menentukan model yang cocok untuk diterapkan di Indonesia berdasarkan validasi pakar. Setelah itu, dilakukan perhitungan kelayakan investasi model dengan menggunakan life cycle cost analysist berdasarkan validasi pakar dan dilanjutakan dengan perhitungan besaran tipping fee dan insentif yang dapat dikeluarkan oleh pemerintah sebagai jaminan keuntungan pihak swasta dalam proyek ini. Langkah-langkah tersebut menghasilkan waste to energy sebagai model yang cocok diterapkan di Indonesia dengan skema pembiayaan 40% pemerintah dan 60% swasta dengan besaran biaya tipping fee dan insentif yang dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp 424.830 per ton limbah padat.

ABSTRACT
Population growth is one of the supporting factors of the growth of the volume of solid waste whose management must be properly facilitated by the government and regional governments. Even so, there are still many areas that have not been able to provide ideal facilities for good solid waste management. One solution that can be done is to search for information in countries where successful and feasible solid waste management technology is implemented in Indonesia. In this study benchmarking was carried out to many countries to find out and determine suitable models to be applied in Indonesia based on expert validation. After that, the investment model feasibility is calculated using a life cycle cost analysis based on expert validation and continued with the calculation of the amount of tipping fees and incentives that can be issued by the government as a guarantee for private sector profits in this project. These steps produce waste to energy as a suitable model applied in Indonesia with a 40% government funding scheme and 60% private sector with a tipping fee and incentives issued by the government of Rp 424,830 per tonne of solid waste."
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sugeng Soedibjo
"This research aimed to give illustration of profit achievement through determination of premium income based on technical assumptions that could be controlled by the company. This model could generally be used as a management tool to take the decision and to arrange the company work planning through allocation of company?s resources. The research was carried out at BRIngin Life Syariah (BLS) company. The results of this study showed that premium income achievement to reach the break even point depended on the kind of insurance products marketed, the operational cost, the investment yield and the risk level of clients. Based on the analyses of profit testing and sensitivity, the product of Tabarru? produced a better break even point and profit indicator than the insurance products that had the savings element. The results showed that the product of Tabarru with the operational cost between IDR 247,500.0 - IDR302,500.00 per year would reach the break even point between 3.60?5.26 a year. The savings products that had the same operational costs could reach the break even point at 3.91?5.47 a year."
[Place of publication not identified]: Teknik Asuransi BRIngin Life, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Indrawati
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak integrasibus sedang reguler ke sistem Transjakartapada aspek operasional dan finansial. Objek yang diteliti adalah Metromini S.640 dengan rute Pasar Minggu- Tanah Abang. Data pada penelitian ini didapatkan berdasarkan survei naik turun penumpang dan survei wawancara terhadap operator yang dijadikan sasaran untuk diintegrasikan.
Metode analisis yang digunakan adalah perbandingan analisis deskriptif pada komponen operasional, biaya operasional dan pendapatan dari layanan eksisting dan layanan rencana. Komponen operasional yang ditinjau berupa waktu senjang (headway), waktu tempuh, kecepatan rencana, jumlah ritase, dan jumlah armada.
Hasil penelitian menunjukan terjadi perubahan karakteristik operasional layanan setelah metromini diintegrasikan dengan Bus Transjakarta antara lain kecepatan perjalanan yang meningkat sebesar 59%, waktu tempuh yang berkurang sampai dengan 30 menit dibandingkan dengan layanan eksisting, jumlah ritase layanan rencana juga mengalami penambahan sebanyak 3 rit yang meningkatkan jumlah pendapatan. Biaya operasional yang didapatkan berdasarkan hasil perhitungan yaitu Rp 4227,69 /Bus-km untuk layanan rencana dan Rp 4113,72 /Bus-km untuk layanan eksisting. Dengan menggunakan tarif dan jumlah penumpang eksisting pendapatan untuk layanan rencana meningkat hingga 45,07% jika dibandingkan dengan layanan eksisting.

This research is conducted to find out the impact of the integration of the medium regular Bus with Transjakarta system on the operational and financial aspects. The object of this research is the Metromini S.640 which is starts from Pasar Minggu's terminal to Tanah Abang?s terminal. The data on this research areobtained based on boarding and alightingand interview survey.
Descriptive analysis method is used to compare the operational components, operational cost and revenue between existing services and planning services.The operational component analysed consists of headway, travel time,speed design, number of trip, and number of vehicle.
Results of this research show that there is a changes in services after the Metromini integrated with Transjakarta Bus. Travel speed is increased by 59%, travel time reduced up to 30 minutes, the number of trip are increased about 3 ritase. Operational costs are obtained based on the calculations is Rp 4227,69/Bus-km for the planning services and Rp 4113,72 /Bus-km for the existing services. Revenue for the planning services are increased up to 45,07% than the existing services by using the existing fares and number of passengers.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60186
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ega Religia Islamiah
"ABSTRAK
Sebagai negara kepulauan yang seharusnya dapat memanfaatkan potensi kemaritiman, sudah seharusnya Indonesia melakukan utilisasi pemanfaatan potensi dari aspek transportasi logistik, dalam konteks penelitian ini adalah Pelabuhan. Persebaran pelabuhan di indonesia belum merata jika dilihat dari Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB , dalam kasus ini adalah Kota Dumai yang memiliki pelabuhan yang terletak di alur laut kepulauan Indonesia ALKI 1, walaupun terletak dalam lokasi yang strategis, hal itu tidak tercermin dari PDRB kota Dumai yang bisa dikategorikan tertinggal dibanding kota-kota Pelabuhan lain di Indonesia. Untuk melakukan optimasi pemanfaatan pelabuhan yang ada dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Dumai, PT. Pelindo 1 perwilayahan Dumai berencana untuk melakukan pengembangan kapasitas pelabuhan dengan membangun segmen khusus kegiatan bongkar muat peti kemas yang didasari oleh semakin meningkatnya intensitas kapal bermuatan peti kemas yang berlabuh di Pelabuhan Dumai. Untuk menanggapi fenomena yang terjadi, maka penelitian ini bermaksud untuk melakukan analisis desain konseptual pengembangan pelabuhan berbasis Seatropolis dengan mempertimbangkan biaya operasional dan pemeliharaan serta proyeksi pendapatan menggunakan sistem dinamik. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini, telah didapatkan estimasi biaya operasional dan pemeliharaan desain konseptual kawasan Seatropolis yaitu sebesar Rp 898.799.348.398,27 dan untuk proyeksi pendapatan sebesar Rp 21.298.015.775.555 pada tahun yang sama yaitu tahun 2027.

ABSTRAK
For an archipelago country that can exploit the maritime potential, Indonesia should be utilizing the potential of logistics transportation aspect, in this research context is Port. The distribution of ports in Indonesia is not evenly distributed if seen from Gross Regional Domestic Product PDRB , in this case is Dumai City which has a port in the Indonesian archipelagic sea lane ALKI 1, although it is in strategic location, it is not reflected from Dumai city PDRB that can be categorized as lagging compared to other Port cities in Indonesia. To optimize the utilization of existing ports and increase economic growth in Dumai City, PT. Pelindo 1 of Dumai territory plans to develop port capacity by building a special segment of container loading and unloading activities based on the increasingly cheap vessels of containers docked at Dumai Port. To add to the phenomenon that occurs, the research is intended to design the conceptual design of port development. By using dynamic system. Based on the results of analysis conducted in this study, has obtained estimation of operational cost and arrangement of conceptual design of Chair area amounting to Rp 898.799.348.398,27 and for profit and loss projection Rp 21.298.015.775.555 in the same year that is year 2027."
2017
S68693
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amad Chumsoni
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data empiris dan fakta yang sah (valid), benar dan dapat dipercaya mengenai faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penetapan margin pembiayaan murabahah yang dikaitkan dengan fluktuasi bunga kredit konsumtif Bank Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah "X" , selama 43 bulan terhitung sejak bulan Januari 2002 sampai dengan bulan Desember 2005. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi langsung dengan pendekatan aplikatif dan korelasional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Variabel suku bunga kredit konsumtif bank konvensional berpengaruh secara signifikan terhadap prosentase margin pembiayaan murabahah. 2) Variabel bagi hasil DPK porsi murabahah berpenaruh signifikan terhadap penetapan margin pembiayaan murabahah 3) Biaya overhead bila terpisah denpn volume pembiayaan tidak terbukti dalam mempeugaruhi margin murabahah. 4) Volume pembiayaan tidak terbukti berpengaruh signifikan terhadap penetapan margin murabahah namun mempunyai pengaruh positif pada tingkat keyakinan 83.2% ketika berubah menjadi recovery cost. 5) Premi risiko mempunyai pengaruh signifikan terhadap margin murabahah. 6) Target profit mempunyai pengaruh signifikan terhadap margin murabahah.
Hasil pengujian tesis ini menunjukkan bahwa faktor-faktor murabahah mempunyai pengaruh terhadap penetapan margin murabahah sebesar 85 % sedangkan sebesar l5%dipengaruhi oleh variabel lain.

This research is made in order to get empiric data and facts that are valid, absolute and reliable regarding the factors which influence the determination of margin murabahah financing related to Bank Indonesia's consumptive credit interest rate fluctuation. This research is done at Syariah Bank "X" for 43 months starting from January 2002 until December 2005. The research method used is direct observation with applicative and correlative approach.
The result of this research show that I) variable of conventional bank's consumptive credit interest rate influence significantly to the percentage of murahahaii financing margin, 2) variable of DPK rate or return for murabahah portion significantly influence to the determination of murabahah financing margin 3) overhead cost. if separated from financing volume unproved in influencing nitirabahah margin 4) financing volume unproved influence significantly in determinations murabahah margin, but have positive impact to belief rate at 83.2% when change to recovery cost 5) risk premium has significant influence to murabahah margin (6) Profit target significantly influence to murabahah margin.
The result of this thesis show that murabahah factors influence in determination murabahah margin 85%. and 15 % influenced by other variables.
"
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17729
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Zaenuri
"Skripsi ini membahas berbagai variabel yang memiliki pengaruh terhadap margin pembiayaan murabahah di Bank BRISyariah. Penelitian ini mengambil sampel penelitian tujuh cabang pada PT Bank BRISyariah dan rentang waktu penelitian mulai dari Januari 2009 sampai dengan November 2011. Penelitian ini diuji dengan menggunakan metode regresi data panel.
Hasil penelitian dengan menggunakan metode PLS (Pooled Least Square) menemukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara biaya operasional dan bagi hasil DPK dengan margin murabahah. Selain itu variabel lainnya yaitu volume pembiayaan murabahah dan BI rate juga memiliki signifikansi meskipun berhubungan negatif dengan margin murabahah. Adapun inflasi regional tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap margin murabahah.

The purpose of this study is to examine the effects of operational cost, volume of murabaha financing, profit sharing of customer fund, inflation and also BI rate on marginal rate of murabaha. This study took a sample from seven of the branch on PT Bank BRISyariah in a span of January 2009 until November 2011. This study using panel data regression methods to test the hyphothesis.
With the Pooled Least Squared (PLS) Method, this study has found the significant and positive relationship between operational cost and profit sharing of funding to marginal rate of murabahah. Meanwhile the volume of murabaha financing and BI rate has a significant effect but negative relationship to marginal rate of murabaha. And there is no significant effect between regional inflation to marginal rate of murabaha.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Chandra Pitaloka
"DKI Jakarta saat ini sedang mengembangkan bus listrik sebagai transportasi umum dengan target 10.000 unit bus listrik pada tahun 2030. Namun pengembangan ini memiliki beberapa tantangan, antara lain harga bus listrik dua kali lebih mahal dari bus non listrik, perbedaan total biaya operasional, dan perlu penyediaan fasilitas pengisian daya listrik. Oleh karena itu kemampuan finansial operator bus dan dukungan kebijakan dari Pemerintah sangat diperlukan. Penelitian ini menganalisis dan membuat model Dinamika Sistem untuk pengembangan bus listrik di Jakarta berdasarkan kebijakan Pemerintah terkait subsidi PSO, pendapatan pengelola bus, dan total biaya operasional. Berdasarkan hasil simulasi terlihat bahwa sampai tahun 2030 total pendapatan yang diperoleh operator ditambah subsidi PSO dapat memenuhi total biaya operasional bus. Akan tetapi untuk pembiayaan jangka panjang sampai tahun 2038 total pendapatan operator bus tidak dapat memenuhi total biaya operasional. Dua skenario kenaikan tarif secara bertahap dijalankan untuk menutupi kelebihan biaya operasional. Pada skenario kenaikan tarif yang kedua menunjukkan bahwa dengan diterapkannya kenaikan tarif secara bertahap, pada tahun 2035 Pemerintah dapat mempertimbangkan penurunan subsidi sebesar 50% dan pada tahun 2037 subsidi PSO dapat dihapuskan. Sedangkan apabila terdapat pendapatan non farebox sebesar 5% dari farebox, maka pada tahun 2036 subsidi PSO sudah dapat dihapuskan.

Jakarta is currently developing electric buses as public transportation with a target of 10,000 electric buses by 2030. However, this development has several challenges, including the price of electric buses being twice more expensive than non-electric buses, differences in total operational costs, and the need to provide charging facility. Therefore, the financial capacity of bus operators and policy support from the Government is needed. This study analyzes and makes a System Dynamics model for the development of electric buses based on Government policies related to PSO subsidies, bus operator income, and total operating costs. Based on the results, it can be seen that until 2030 the total revenue earned plus the PSO can meet the total operating costs. However, for long-term financing until 2038 the total revenue cannot meet the total operating costs. Two scenarios of gradually increasing tariffs are implemented to cover excess operational costs. In the second tariff increase scenario, it shows that by implementing a gradual increase in tariffs, in 2035 the Government can consider reducing subsidies by 50% and in 2037 PSO can be abolished. Meanwhile, if there is a non-farebox income of 5% of the farebox, then in 2036 the subsidy can be abolished."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soegeng Hidayat
"Rumah Sakit Kepolisian Pusat Raden Said Sukanto yang disebut Rumah Sakit Sukanto adalah badan pelaksana pada Dinas Kedokteran dan Kesehatan Polri. Salah satu kegiatannya adalah menyelenggarakan perawatan pasien inap, dalam tahun 1998 telah dirawat sejumlah 11436 pasien, terdiri dari pasien Dinas sebanyak 6984 orang, pasien Askes 1074 orang, pasien Jamsostek 829 orang dan pasien Umum 2549 orang.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui biaya total opersional Rumah Sakit, biaya satuan masing-masing Ruang Perawatan, gambaran kecukupan anggaran serta menghitung Cost Recovery Rate masing-masing golongan pasien dan pola subsidi silang baik antara Ruang Perawatan maupun antara golongan pasien. Desain penelitian adalah operasional dengan sifat Cross Sectional untuk mendapatkan gambaran pembiayaan dalam operasional rawat inap. Tehnik pengumpulan data dengan menghitung kebutuhan material pada penyelenggaraan rawat inap kurun waktu 1(satu) tahun dan meng-konversi-kan dalam bentuk biaya total dan biaya satuan.
Dari hasil penelitian didapat biaya total operasional rawat inap sebesar Rp 2,059,979,644.80 dan biaya satuan pada Ruang VIP Rp 70,532 Ruang Kelas I Rp 26,875, Ruang Kelas 2 Rp 32,134 dan Ruang Kelas 3 rata-rata Rp 38,777. sedang biaya penggunaan obat selama kurun satu tahun sebanyak Rp 4,508,350,527. Dukungan anggaran Dinas untuk pembiayaan operasional rawat inap hanya 41% dan dukungan obat Dinas untuk kebutuhan obat pasien Dinas hanya 25.30%. Golongan pasien Askes memberikan defisit pada semua Ruang Perawatan dengan CRR 45%, golongan pasien Jamsostek memberikan hasil surplus dengan CRR 164%, golongan pasien Umum memberikan hasil surplus dengan CRR 101%. Bila dikaitkan dengan pasien Dinas, maka dengan tarif yang berlaku saat ini secara keseluruhan terjadi defisit pada pelaksanaan operasional rawat inap di tahun 1998 dengan CRR 82%.
Dari keseluruhan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa rencana kedepan perlu dilakukan penyempurnaan pengelolaan obat Dinas, penambahan anggaran operaslonal Rumah Sakit dan tinjauan tehadap tarif yang berlaku saat ini.

Cost Analysis and Adequacy of the Operational Cost to Support the Inpatients Departement in Police Central Hospital R. Said Sukanto, Jakarta 1998, in Anticipating in Independent and Self Supporting the Indonesian Police DepartementThe Police Central Hospital Raden Said Sukanto, or Sukanto Hospital is an operating unit under the Police Medical and Health Department. In 1998 the hospital had accepted 11,436 inpatients, consisting of 6,984 patients of military, 1,074 patient of ASKES, 829 patients of JAMSOSTEK and 2,549 public patients.
The aim of this research are to analyze the total operational cost of the hospital, the unit cost of each ward, the overview of the adequacy of the budgets and to calculate the Cost Recovery Rate (CRR) of each category of patients as well as pattern of cross-subsidy The study is conducted based on a cross sectional approach. To calculate all of the input materials the data was collected in one calendar year and converted into the total operating cost and the unit cost.
The total operational cost was Rp. 2,059,979,644.80 ) Der year and the unit cost of VIP room was Rp 70,532, First class room Rp 26,875, Second class room Rp 32,134 and Third class room Rp 38,777 in average. The total cost of drug during the calendar year was Rp 4,508,350,527. The police budget had contributed to the total operational cost of inpatient care only about 41 % and 25.3% of the costs of the drug. The ASKES patients caused deficits to most of ward with CRR 45%, JAMSOSTEK patients achieved the surplus with CRR 164%, whereas public patients achieved the surplus with CRR 101%. For overall cost and source of fund, the inpatient department had achieved CRR 82%
The study concludes that for future improvement a better plan should be made the drug management, hospital budgeting and the pricing strategy."
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library