Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
cover
cover
cover
[Place of publication not identified]: [publisher not identified], [date of publication not identified]
R 342.02 HIM
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyana
Abstrak :
ABSTRAK Menak merupakan satu kelompok elite dalam masyarakat di Jawa Barat sebagaimana halnya priyayi di Jawa pada umumnya. Sistem budaya menak berbeda dengan priyayi Jawa Sebagai mana katagori dari teori Clifford Geertz. Da1am sistem budaya menak terdapat unsure pola prilaku santri. Seperti halnya Wiranatakoesomah menunaikan ibadah haji. Achmad Djajadiningrat, semasa kecilnya mengikuti pendidikan pesantren. Runtuhnya kerajaan sunda kuno (pajajaran), sulit untuk menelusuri mana yang menjadi pusat budaya menak sunda. Kerajaan (keraton) dapat berfungsi sebagai intitusi yang menjadi pusat budaya, bahkan dapat pula menjadi "kiblat" politik dari menak itu sendiri, seperti halnya kerajaan mataram di jawan. pusat kekuasaan meak di jawa barat. terpecah-pecah dalam bentuk kabupaten-kabupaten, yang biasanyan tiap kabupaten dikuasi oleh satu keluarga bupati tertentu. pada awal abad ke-20terjadi transfomasi sosial yang dilakukan oelh pemerintah kolonial belanda terhadap kelompok menak melalui institusi pendidikan. transformasi ini melahirkan differensiasi pada kelompok menak, yang melahirkan dua kelompok menak yaitu menak pangreh dan menak nasionalis. Menak pangreh praja adalah mereka yang dididik oleh pemerintah kolonial belanja, yang kemudian ditarik menjadi pegawai birokrasi pemerintah, sedangkan menak nasionalis. menah pangreh praja adalah mereka yang dididik oleh penerintah kolonial belanda, yang kemudian ditarik menjadi pegawai birokrasi pemerintah. sedangkan menak nasionalis, setelah mengikuti pendidikan mereka tidak menjadi pegawai birokrasi pemerintah. manak nasionalis lebih banyak terlibat pada organisasi pergerakan nasional. Transformasi terjadi pula dalam struktur pemerintah kaum pribumi, yaitu dari model pemerintah yang tradisional menjadi moderen. Pada mulanya bupati merupakan penguasa tunggal. kemudian pemerintah kolonial belanda menerapkan undang-undang desentralisasi. undang-undang ini melahirkan dewan-dewan lokal. menak nasional banyak yangmasuk menjadi anggota dewan lokal. Dengan demikian bupati tidak lagi menjadi penguasa tunggal sebagaimana lazimnya pemerintah tradisional. Keterlibatan dewan lokal dalam merumuskan kebijakan pemerintah mencerminkan adanya keterlibatan rakyat dalam pemerintah, yang merupakan ciri dari suatu pemerintah modern. Pada awal kemerdekaan, pemimpin nasionalis tampil menjadi pemimpin negera republik indonesia yaitu dengan terpilihnya soekarno dan hatta sebagai presiden dan wakil presiden republik indonesia. sementara itu di awal kemerdekaan ini timbul gejolak-gejolak sosial yang menghendaki tumbangnya kekuasaan lama yang dinilai sebagai representasi kekuatan kolinial. Di jawa barat timbul gejolak yang melawan arus utama revolusi sosial seperti di kerawang, tangerang, banten dan cirebon. Dalam revolusi sosial ini yang menjadi sasaran kemarahan rakyat adalah para pangreh oraja yang masih berkuasa dan dinilai sebagai sisa-sisa kekuasaan kolonial. kondisi seperti ini merupakan arus utama revolusi indonesia. Di jawa barat timbul gejolak yang malawan arus utama revolusi atau timbul gerakan kontra-revolusi. Gerakan ini dapat dijelaskan dengan teori dari charles tilly yang mengatakan bahwa gejolak akan timbul apabila "hal-hal tradisonil" yang mapan tergusur. Gerakan kontra-revolusi ini dipimpin oleh seorang menak pangreh praja, mantan bupati garut yaitu soeria kartalegawa dengan memproklamirkan berdirinya negera pasundan pada tanggal 4 mei 1947. Soeris kartalegawa sebagai orang sunda dan pengreh praja. "hak tradisonalnya" tergusur dengan pengakatan gubernur jawa barat yang bukan sunda yaitu soetardjo dan datuk jamin. Proklamasi negara pasundan merupakan reaksi atas pengangkatan kedua gubernur tersebut yang bukan orang sunda. Gagalnya gerakan kertalegawa ini menyadarkan belanda bahwa kartalegwa bukanlah figur yang berpengaruh. Untuk melaksanakan politik federalnya, belanda memotori diadakannya konferensi Jawa Barat yang bertujuan ingin mendirikan satu negara bagian dijawa barat. Dalam konferensi ini melibatkan berbagai lapisan masyarakat konfernsi ini melibatkan berbagai lapisan masyarakat jawa barat, menak-menak nasionalis ikut terlibat pula dalam konferensi jawa barat. pada tanggal 26 febuari 1948 berdirilah negara pasundan, yang merupakan hasil konferensi jawa barat. Didalam negera pasunda hasil konferensi hawa barat, baik kelompok menak pangreh praja maupun menak nasional ikut terlibat. bahkan menak nasionalis yang sikap politiknya repuliken banyak menendalian roda pemerintahan negara pasunda. Jalannya roda pemerintahan negera pesunda yang kedua ini, banyak mendapat tekanan-tekanan dari belanda. agresi militer II dinilai oleh para menak sebagai pelanggaran terhadap konsepsi dari negara federal yang menghendaki kebebasan. Adil Purediredja mengundurkan diri sebafai oerdana menteri negara pasundan,s ebagai sikap protes atas agresi militer belanda tersebut. nahkan belanda mengancam akan melakukan penangkapan terhadap menak-menak di negara pasundan yang garis politiknya bertentangan dengan belanda. sikap belanda ini semakin memperkuat menak-menak untuk emlakukan integrasi dengan republik indonesia. pada tanggal 30 januari 1950, wiranatakoesoemah dihadapan sidang parlemen negara pasundan menytakan niatnya untuk menyerahkan mandatnya kepada parlemen pasundan. pada tanggal 8 maret 1950 secara resmi negera pasundan dibubarkan dan berintegrasi dengan RI. Dengan demikian negara pasundan kedua ini merupakan instrumen bagi menak untuk melakukan integrasi nasional.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M.S. Rosyidi Hamna
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai Sejarah Kepolisian di Indonesia ini penulis telah mempergunakan kerangka teori dari disiplin Ilmu Sejarah, yaitu dengan menggambarkan Sejarah Kepolisian di Indonesia sebagai salah satu angkatan dari ke IV ANgkatan Bersenjata yang kita miliki sampai saat ini dan kemudian memberikannya sedikit interpretasi terhadap data-data yang diperoleh. Adapun data-data yang diperoleh dari beberapa Perpustakaan kemudian diseleksi sedemikian rupa. Dengan berdasarkan data-data tersebut maka dilakukan deskripsi, yang kemudian dapat disimpulkan bahwa:

(1) Sejarah Kepolisian di Indonesia memiliki peranan sangat penting di dalam menjaga tetap tegaknya Indonesia merdeka dari serangan-serangan Tentara NICA.

(2) Mengenai pengangkatan dan penunjukan R. Said Soekanto Tjokrodiatmodjo selaku Kepala Kepolisian Indonesia pada waktu itu, pertama-tama hanyalah untuk menyatakan kesatuan-kesatuan polisi lokal agar dapat terorganisir dengan baik dan rapi.
1990
S12415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henry Kusmaryanto
Abstrak :
Tibet adalah suatu daerah yang terletak di dataran tinggi pegunungan Himalaya dan merupakan salah satu daerah yang memperoleh otonomi secara penuh dari pemerintah RRC. Secara geografis wilayah Tibet berbatasan dengan Yunnan di sebelah Tenggara, dengan Sichuan di sebelah Timur dan Qinghai di Timur Laut, dengan Xinjiang di Barat serta dengan Nepal, Bhutan, Sikkim dan Myanmar di sebelah Selatan.

Berbeda dengan daerah-daerah lainnya di Cina, provinsi yang beribukotakan Lhasa ini sampai tahun 1949 saat pemerintahan komunis Cina berdiri, masih belum sepenuhnya berada di dalam kekuasaan Cina. Baru pada tahun 1950 setelah pasukan komunis Cina menduduki Tibet, Tibet menjadi bagian wilayah kedaulatan Cina.

Pendudukan Tibet oleh Cina ini ternyata ditentang oleh Dalai Lama yang merupakan pemimpin spiritual bangsa Tibet. Dalai Lama bersama pengikutnya lalu mengadakan pemberontakan. Namun pemberontakan tersebut gagal dan Sebagai akibat dari kegagalannya itu Dalai Lama kemudian melarikan diri ke India dan meneruskan perjuangannya di sana. Sampai saat ini Tibet masih merupakan masalah bagi pemerintah RRC. Karena Dalai Lama masih terus mencari dukungan di luar negeri untuk kemerdekaan bangsanya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1990
S12877
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
s-Gravenhage: BZZToH, 1983
BLD 839.360 9 JAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>