Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mohammad Riza Widyarsa
"Disertasi ini membahas peran zuama dalam Perang Saudara di Lebanon pada tahun 1975-1990. Studi ini memperlihatkan struktur politik yang tidak stabil, keragaman budaya baik agama maupun tradisi, menjadi factor yang menyebabkan perang saudara di Lebanon. Fokus kajian ini adalah mengenai peran zuama untuk mengakhiri perang dalam dinamika pola konflik yang terjadi. Penelitian ini juga mengungkapkan nilai-nilai yang secara ideologis dapat menyatukan perbedaan kepentingan zuama, sehingga tercapai kesepakatan untuk mengakhiri perang saudara. Penelitian menggunakan metode sejarah dan konsep ilmu politik yaitu politik identitas dan patron-client, dan dilakukan secara kualitatif, dengan mengumpulkan data primer dan sekunder. Data Primer berupa koran sejaman dan dokumen yang terkait dengan penelitian. Data sekunder yang digunakan adalah penelitian sebelumnya berupa buku dan jurnal, yang terkait. Temuan dari penelitian ini adalah terjadi pola konflik selama Perang Saudara 1975-1990. Pola pertama terbentuk antara 1975-1982 karena warga Maronite bersatu melalui politik identitas. Sedangkan warga non-Kristen memperjuangkan Pan-Arabisme dan pembagian porsi yang lebih banyak dipemerintahan. Pola ini membentuk aliansi antara warga non-Kristen dengan gerilyawan Palestina atas dasar Pan-Arabisme, untuk melawan milisi Maronite. Pola kedua adalah pada 1983- 1989, yaitu terjadi pergeseran di antara warga non-Kristen akan pandangan mereka terhadap Suriah, saat invasi Israel ke Lebanon tahun 1982. Pada periode 1983-1989, fokus dari konflik tidak kepada isu Pan-Arabisme, namun kepermasalahan pembagian kekuasaan, seperti yang terjadi pada perundingan di Genewa di tahun 1983, Lausanne di tahun 1984, dan Taif pada tahun 1989. Pola ini membentuk Perjanjian Taif di tahun 1989. Pola ketiga terbentuk pada 1990, yang disebabkan karena masih adanya pasukan Suriah dan Israel di Lebanon, sehingga fokus kepada permasalahan nasionalisme, di saat warga Maronite ingin agar pasukan Suriah keluar dari Lebanon dan warga non-Kristen ingin agar pasukan Israel keluar dari Lebanon Selatan. Pola ini membentuk kesepakatan di antara warga Maronite dan non-Kristen, bahwa mereka bekerja sama untuk mengusir Suriah dan Israel dari Lebanon. Meskipun ada perbedaan di antara para zuama, namun mereka menemukan titik temu antara ideologi yang dicetuskan oleh Amin Gemayel dan keluarga Jumblatt, tentang nasionalisme dan Pan-Arabisme. Baik Amin Gemayel dan keluarga Jumblatt setuju agar Lebanon menjadi negara yang berdaulat yang mementingkan kepentingan nasional, namun tidak melepaskan identitas ke Araban mereka.

This dissertation discusses the role of zuama in the Civil War in Lebanon in 1975-1990. This study shows that the political structure is unstable, the diversity of cultures, both religions and traditions, are the factors that cause the civil war in Lebanon. The focus of this study is on the role of zuama in ending war in the dynamics of conflict patterns that occur. This research also reveals values that can ideologically unite the different interests of the zuama, so that an agreement is reached to end the civil war. The research was conducted using using historical methodology and concepts from political science, which are identity politic and patron-client, and using qualitative method, by collecting primary and secondary data. Primary data is in the form of newspapers and documents related to research. Secondary data used is previous research in the form of books and journals, which are related. The findings of this study are that there is a pattern of conflict during the 1975-1990 Civil War. The first pattern was formed between 1975-1982 because Maronite citizens united through identity politics. Meanwhile, non-Christians struggled for Pan-Arabism and a greater share of the government. This pattern formed an alliance between non-Christians and Palestinian guerrillas on the basis of Pan-Arabism, to fight against the Maronite militias. The second pattern is in 1983-1989, namely there was a shift among non-Christians in their views on Syria, during the Israeli invasion of Lebanon in 1982. In the 1983-1989 period, the focus of the conflict was not on the issue of Pan-Arabism, but on the issue of division. power, as happened in the negotiations in Geneva in 1983, Lausanne in 1984, and Taif in 1989. This pattern formed the Taif Agreement in 1989. The third pattern was formed in 1990, due to the presence of Syrian and Israeli troops in Lebanon, so the focus is on the issue of nationalism, at a time when Maronites want Syrian troops to leave Lebanon and non-Christians want Israeli troops out of South Lebanon. This pattern established an agreement between Maronites and non-Christians that they would work together to expel Syria and Israel from Lebanon. Although there are differences between the zuama, they find common ground between the ideology coined by Amin Gemayel and the Jumblatt family, of nationalism and Pan-Arabism. Both Amin Gemayel and the Jumblatt family agree that Lebanon becomes a sovereign state that prioritizes national interests, but does not give up their Arab identity"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ragil Bagus Swasono
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai peristiwa konflik sipil 1975-1990 yang terjadi pada masyarakat Kristen dan Muslim di Lebanon. Konflik tersebut membawa dampak pada sistim politik Konfesionalisme yang menjadi dasar pemerintahan Lebanon. Maka yang menjadi pertanyaan penulis adalah kenapa terjadi konflik internal Lebanon 1975-1990, lalu bagaimana konflik tersebut terjadi dari tahun 1975-1990, kemudian yang terakhir adalah dampak dari konflik. Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian kulitatif deskriptif, yang berusaha untuk memaparkan, menjelaskan serta menganalisa data yang telah diperoleh melalui teknik pengumpulan data studi kepustakaan (Library Research). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kronologis dari peristiwa konflik internal Lebanon pada tahun 1975 sampai 1990, serta bagaimana konflik tersebut dapat merubah sistim Konfesionalisme yang ada di Lebanon pasca diberlakukannya gencatan senjata melalui Taif Agreement. Temuan dari penelitian ini adalah pertama, konflik terjadi akibat masalah pembagian kekuasaan, kesenjangan sosial-ekonomi antar kaum Kristen dengan Muslim yang dimulai sejak era kekhalifahan Ottoman, kedatangan para pengungsi Palestina yang menambah struktur demografis, dan terakhir keterlibatan pihak-pihak asing dalam perang terbuka maupun pemerintahan. Kedua, konflik yang terjadi selama 15 tahun terjadi karena bentrokan kaum Muslim dengan Kristen melalui organisasi militernya yang memiliki perbedaan kepentingan. Ketiga, Taif Agreement terbukti berhasil mengakhiri konflik sipil dengan mengubah dan mengesahkan konstitusi sebelumnya melalui Pakta Nasional, serta memulihkan keadaan sosial ekonomi Lebanon.

Abstract
The research discussed about the Civil Conflict 1975-1990 incidents that occurred by Christian and Moslem society in Lebanon. This conflict brings impact to the Confessionalism political system which is the base of Lebanon_s Government. So what becomes the author question is why the internal conflict happened in Lebanon by 1975-1990, then how this conflict occurred on 1975-1990, last but not least the impact of this conflict. Research method used by the author is qualitative descriptive method, which explains, clarifies and analyses the data that author gathered through the Library Research technique. The objective of this study is to understand the chronologies from the Lebanon internal conflicts occurred from 1975 to 1990, and how was the conflict changed the Confessionalism system that existed in Lebanon after the reconcilement through Taif Agreement. The conclusions from this research are first, conflicts happened because power sharing problem, social-economy discrepancy between Christian and Muslim since Ottoman era, arrivals of Palestinian refugees that increase the demographic structure in Lebanon, and last was outsider country involvement not only in open war but also inside government. Second, the 15 years conflicts was happened because importance disparity from Christian and Muslim military organizations. Third, Taif Agreement successfully proven to ended the civil conflict by altering and legitimizes previous Lebanon constitution from National Pact, and recovering Lebanon_s social economy condition"
2010
S13352
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library