Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Ansari
Abstrak :
Tesis ini membahas sekuritisasi isu terorisme di Australia pasca kejadian terorisme pada 11 September 2001 atau lebih dikenal dengan peristiwa 9/11. Penelitian ini akan memberikan gambaran proses dari fenomena sekuritisasi isu terorisme Australia yang kemudian digunakan untuk menganalisis tujuan dari sekuritisasi tersebut dilakukan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif secara deduktif dengan data-data sekunder. Kerangka analisis yang digunakan dalam tesis ini adalah kerangka sekuritisasi isu. Kerangka sekuritisasi menjelaskan proses konstruksi ancaman dan justifikasi ancaman melalui mekanisme speech act yang dilakukan oleh aktor sekuritisasi (securitizing actor) kepada audiens (audience) yang dibantu oleh kondisi pendukung (facilitationg condition). Dalam kajian sekuritisasi, ada empat komponen sekuritisasi yang terlibat dalam proses speech act antara lain; ancaman nyata (existential threat), objek referensi (referent object), situasi darurat (emergency situations) dan tindakan khusus (extraordinary measures). Kajian sekuritisasi kemudian akan dianalisis untuk memberikan penjelasan tentang tujuan sekuritisasi dengan konsep strands of securitization. Hasil penelitian secara umum menunjukkan keberhasilan sekuritisasi yang dilakukan oleh Perdana Menteri John Howard dan jajaran pemerintahannya sebagai aktor utama dalam sekuritisasi melalui mekanisme speech act. Sekuritsasi isu terorisme terjadi dipengaruhi oleh adanya berbagai isu sebagai kondisi pendorong seperti kejadian 9/11, Bom Bali, pemilu di Australia, invasi Afghanistan dan Irak, hingga kemunculan terorisme domestik berbasis jihadis yang dikenal dengan istilah Home-Grown Terrorist (HGT). Selanjutnya keberhasilan proses tersebut menjawab tujuan utama dari proses yaitu untuk mengkonstruksikan ancaman terorisme sebagai agenda keamanan, inisiatif kontra-terorisme untuk memitigasi ancaman di masa depan, fungsi deterrence untuk menghalau tindakan terorisme berkembang di Australia, dan menciptakan mekanisme kontrol terhadap isu terorisme di Australia. ...... This thesis discusses about securitizations of terrorism in Australia post September 11, 2001 terrorist attack or broadly known as 9/11. The purposes of this study are to describe securitization on the matter of terrorism in Australia and analyze the purposes of securitization occured in the first place. This study utilizes a deductive analysis of qualitative methods supported by secondary data. The analytical framework of this study uses the securitization theory. The securitization study initially focused on designation of threat and justification of an action with speech act mechanism by the securitizing actors towards the audience under the facilitating condition applied. In the securitization theory, there are four components of securitization involved in the speech act mechanism such as; existential threat, referent object, emergency situations and extraordinary measures. The discussions about securitization will help the study to conclude the objectives securitization on terrorism happened within the strands of securitization model. This study argues that the successful securitization conducted by Prime Minister John Howard and his cabinet as the main actor of securitization affected by certain phenomena such as; 9/11, Bali Bombing, Australian Elections, Afghanistan and Irak Invasion, and jihadis domestic terrorisme known as Home Grown Terrorist (HGT). It also answers the purpose of the securitization for constructing the threat for security agenda, preemptively building the counter-terrorisme initiative to mitigate terrorism threat in the future, creating the detterence effect, and lastly to gain control over terrorism issue in Australia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T55362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inggita Sahya Puspita
Abstrak :
ABSTRAK
Artikel ini membahas kerumitan seorang anak dengan sindrom Asperger dalam film Extremely Loud Incredibly Close 2011 . Film ini menceritakan kisah seorang anak Asperger berumur 9 tahun, Oskar Schell, yang kehilangan ayahnya dalam serangan 9/11. Fokus utama jurnal ini adalah bagaimana seorang anak dengan sindrom Asperger merasakan duka yang mendadak dalam hidupnya dan bagaimana ia menerimanya. Banyak akademisi telah membahas dan menganalisis novel dengan nama yang sama ini dari berbagai perspektif, seperti keramahan di lingkungan sekitar Oskar, melankolis yang dihadapi karakter, dan persamaan karakter Oskar dari novel lain. Namun, tidak ada yang fokus pada Oskar itu sendiri. Artikel ini akan fokus pada pengembangan Oskar menggunakan teori Kubler-Ross pada lima tahap kehilangan. Dengan fokus meningkatkan kemampuan Oskar, jurnal ini akan menggunakan perburuan pemulung sebagai media untuk menghubungkan antara teori Kubler-Ross dan proses yang dilakukan Oskar. Dengan demikian, penulis mencoba untuk menunjukkan perspektif baru bahwa sindrom Asperger dapat ditahan dan Oskar dapat meningkatkan kualitas sosialnya melalui duka yang dialaminya.
ABSTRACT
This article discusses the complexity of an Asperger Syndrome child in the movie Extremely Loud Incredibly Close 2011 . It tells the story of a 9-year-old Asperger, Oskar Schell, who lost his father in 9/11 attack. Its main focus would be how an Asperger Syndrome child perceives sudden grief in his life and how he processes it. Many scholars have discussed and analyzed the adapted novel with the same name from varied perspectives, such as the hospitality in the neighborhoods, the melancholy the characters are facing, and the similarities of Oskar from another novel. Nevertheless, none have focused on Oskar himself. This article will focus on the development of Oskar using Kubler-Ross rsquo; theory on five stages of grief. With the focus on improving Oskar rsquo;s ability, this journal will use scavenger hunt as a medium to link between Kubler-Ross rsquo; theory and the process Oskar goes through. Thus, the author tries to show a new perspective that Asperger Syndrome can be suppressed and socially improved through the grief that Oskar experiences.
2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library