Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Hanafi Setiawan
"PMMA is one of the main raw materials for the injection molding process in the lens industries. Since this process requires extremely careful techniques to obtain lens with the best quality, it leads to a high rate of product rejection. These rejected products do not only pose an issue for the industrial environment and require storage space,
their price also falls significantly. Among the solutions to this problem is to reuse the rejected products as substitute materials for the manufacture of another product?s part such as lamp holders. This process reuses rejected PMMAcontaining products in the ABS base polymer industries so as to generate PMMA-containing products with better physical properties. In this experiment, 10 to 40 % (w/w) of rejected PMMA was blended with ABS resins. The
monomer content in the ABS resins was analyzed by NMR. Moreover, the mechanical, thermal, and morphological properties of the blended products were also examined. The NMR analysis showed that the resin contained 21.6 % butadiene monomer, in which its value was higher than the value required for materials with high-impact class
application. The blend of resins and rejected PMMA (10-30% w/w) could increase the tensile strength value and decrease Izod impact strength and elongation percentage. The morphological analysis showed that this increased PMMA content may also result in widespread brittle areas. Since the blend was designed without compatibilizers,
the DSC analysis indicated that the resulting blend in any ratios was not completely miscible. It was revealed that ABS resins containing 10% PMMA was the best blend for the polymer engineering application and this blend still had adequate properties and elastomer content required."
Polymer Chemistry Group ; Politeknik AKA Bogor, 2016
530 KKP 32:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idam Faisal
"Dewasa ini perkembangann teknologi pengontrol elektronik di kendaraan begitu pesat, salah satunya adalah perkembangan teknologi pada sistem pengereman di kendaraan komersial yang tidak hanya mengandalkan kemampuan mekanikal dan pneumatik untuk dapat menghentikan kendaraan, tetapi juga terdapat kontrol elektronik yang dilakukan oleh Electronic Control Unit (ECU) Antilock Braking System (ABS) untuk mengontrol pengereman dan mencegah terjadinya locking pada roda selama proses pengereman terjadi. Atas dasar inilah dibuat analisa dan rancang bangun rangkaian elektronika pengontrol anti lock braking system (ABS) pada kendaraan komersial menggunakan mikrokontroller Arduino Uno. Pada tahap perancangan rangkaian elektronik pengontrol pengereman ABS dibuat perhitungan dan algoritma program yang sesuai dengan standard yang berlaku, hal ini diperlukan agar hasil dari rangkaian pengontrol yang dibuat dapat bekerja secara optimal. Pada proses pembuatan simulasi rangkaian elektronik pengontrol pengereman ABS menggunakan beberapa software yang dapat mensimulasikan bagaimana algoritma pemrograman bekerja serta dapat mensimulasikan bagaimana rangkaian pengontrol tersebut dapat bekerja di dunia nyata. Selesai dalam tahap perancangan dan pembuatan, selanjutnya adalah melakukan percobaan dan pengukuran, dimana percobaan dibagi menjadi empat macam  percobaan yaitu pengetesan dan analisa pengereman pada kecepatan kendaraan kurang dari 60 km/jam, pengetesan dan analisa pengereman pada kecepatan kendaraan lebih dari 60 km/jam dan tidak ada roda yang mengunci, pengetesan dan analisa pengereman pada kecepatan kendaraan lebih dari 60 km/jam dan ada salah satu roda atau lebih roda yang mengunci, pengetesan dan analisa pengereman pada kecepatan kendaraan lebih dari 60 km/jam dan ada salah satu atau lebih roda yang kecepatanya melebihi kecepatan kendaran.

Nowdays, the development of electronic control technology in vehicles is so rapid, one of which is the development of technology in braking systems in commercial vehicles that do not only rely on mechanical and pneumatic capabilities to be able to stop vehicles, but also have electronic controls carried out by Electronic Control Unit (ECU) Antilock Braking System (ABS) to control braking and prevent locking on the wheels during the braking process. On this basis an analysis and design of the electronic circuit of the anti lock braking system (ABS) was made on commercial vehicles using the Arduino Uno microcontroller. In the design stage of the ABS braking controller electronic circuit, calculations and program algorithms are made in accordance with the applicable standards, this is needed so that the results of the controller circuit that is made can work optimally. In the process of making a simulation of the ABS braking controller electronic circuit using some software that can simulate how the programming algorithm works and can simulate how the controller circuit can work in the real world. Finish in the design and manufacturing stage, then conduct experiments and measurements, where the experiment is divided into four types of experiments, test and analyze of braking at a vehicle speed of less than 60 km/h, test and analyze of braking at a vehicle speed of more than 60 km/h and there are no wheels that lock, test and analyze braking at a vehicle speed of more than 60 km/h and there is one or more wheels that lock, test and analyze braking at a vehicle speed of more than 60 km/h and there is one or more wheels the speed exceeds the speed of the vehicle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benu Hendarto
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T40034
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Intan Pertiwi
"

Berdasarkan riset Greenpeace pada tahun 2015, jumlah e-waste di Indonesia adalah 812.000 ton/tahun. Jumlah ini mengalami peningkatan setiap tahunnya yang mendorong industri informal untuk melakukan proses daur ulang. Salah satu komponen yang didaur ulang yaitu plastik dengan jenis ABS dan HIPs. Proses daur ulang yang tidak sesuai kriteria menyebabkan terjadinya pelepasan senyawa kimia yang dapat menyebabkan dampak risiko terhadap lingkungan maupun manusia. Penelitian ini merupakan penelitian observasi deskriptif yang bertujuan untuk melihat gambaran proses daur ulang limbah plastik ABS yang terdapat dalam E-Waste di industri informal yang berada di Kota Bekasi dan melihat faktor risiko kesehatan dan lingkungan yang mungkin ditimbulkan. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua subjek yang berkaitan dalam proses daur ulang limbah plastik ABS. Pengambilan sampel menggunakan teknik quota sampling dengan jumlah sampel 100 orang. Variabel yang diteliti yaitu karakteristik, sosial ekonomi, lama pajanan, pengetahuan, perilaku, dan gejala klinis individu berisiko. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner, wawancara terbuka, dan observasi peneliti. Hasil dari penelitian ini yaitu proses daur ulang limbah plastik ABS yang terdapat dalam E-Waste di Indonesia masih belum teratur dan terintegrasi. Faktor risiko kesehatan yang ditimbulkan yaitu terkena benda tajam dan gigitan binatang, serta terpapar limbah hasil proses. Faktor risiko terhadap lingkungan dapat berupa limbah hasil proses, sampah organik, dan sampah yang tidak memiliki nilai jual. Individu berisiko didominasi oleh pria (80.7%) dibandingkan dengan wanita (19.7%), dengan persentase terbanyak pada usia produktif (50.0%). Serta memiliki tingkat pendidikan menengah kebawah (72.7%). Kesimpulan penelitian ini yaitu terdapat risiko kesehatan dan lingkungan pada proses daur ulang limbah plastik ABS di Kota Bekasi.

 


Based on Greenpeace research in 2015, the amount of E-Waste in Indonesia is 812.000 ton per year. Because of the total amount of E-Waste is increasing annually, informal instances start to do recycle process. One of the components that is recycled is plastic with ABS and HIPs types. Recycling processes that do not meet the criteria can cause the release of chemical compounds that has a risky impact on environment and humans. This research is a descriptive observational study, the purpose of this research is to look at an overview of ABS plastic waste recycling process contained in E-Waste from informal industries located in Bekasi City and also to see the health risk factors and the environment harms it might cause. The population of this research are all of the subjects related to the recycling process of ABS plastic waste. The sample are taken by using Quota sampling technique with a sample size of 100 people. The variables studied are characteristics, socioeconomic, length of exposure, knowledge, behavior and clinical symptoms of the risky individual. Data collection was done by filling out questionnaires, open interviews, and researcher observation. The result of this research is that the recycling process of ABS plastic waste contained in E-Waste in Indonesia is still unorganized and unintegrated. The health risk factors that can be caused are exposure to sharp objects and animal bites, and exposure of process waste. Risk factors for the environment can be in the form of processed waste, organic waste, and waste that has no sale value. Individuals at risk are dominated by men (80.7%) compared to women (19.7%), with the highest percentage at productive age (50.0%). As well as having an under average education level (72.7%). The Research conclude that there are health and environmental risks to the recycling process of ABS plastic waste in Bekasi city.

 

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roslina Verauli
"
Dilihat dari sejarah perkembangan definisi keterbelakangan mental, tampak bahwa tingkah laku adaptif semakin berperan (Vance, 1998). AAMD, yang kemudian pada tahun 1992 berubah menjadi AAMR, mulai memasukkan tingkah laku adaptif dalam definisi keterbelakangan mental pada tahun 1959. Pada tahun 1973, deinisi AAMD mengenai keterbelakangan mental adalah “fungsi inteligensi yang secara signiflkan tergolong di bawah rata-rata (subaverage) muncul bersamaan dengan defisit pada tingkah laku adaptif dan terjadi pada masa perkembangan. Perkembangan dalam definisi terus berlanjut hingga tahun 1992 dimana AAMR tetap memberi penekanan pada kemampuan adaptif. Dari perkembangan tersebut jelas bahwa seorang individu tidak dapat didiagnosa sebagai kerbelakang mental bila tidak mengalami defisit dalam kemampuan adaptinya. Sejumlah skala telah dikembangkan untuk mengukur tingkah laku adaptif Diantaranya yang paling umum digunakan dan telah distandardisasi adalah American Association on Mental Defliciency-Adaptive Behavior Scale tahun 1974 (AAMD-ABS tahun 1974). AAMD-ABS tahun 1974 terdiri dari dua bagian, yaitu bagian I yang mengukur IO domain tingkah laku adaptif dan bagian II yang mengukur 14 domain yang berhubungan dengan masalah kepribadian dan tingkah laku AAMD-ABS dapat diterapkan untuk individu berusia 3 tahun sampai dengan 69 tahun dimana informasi diperoleh dari informan yang dekat dan mengenal anak dengan baik. Skor yang diperoleh diubah ke dalam percentile ranks untuk memperoleh gambaran berupa profil. Profil dapat digunakan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan tingkah laku adaptif individu keterbelakangan mental. Profil tersebut merupakan dasar yang obyektif untuk mengevaluasi keraquan atau hasil dari program intervensi. Atas dasar inilah peneliti tertarik mengetahui gambaran profil AAMD- ABS tahun 1974 anak keterbelakangan mental yang datang ke Klinik Anak. Data berupa data sekunder diperoleh dari 31 sampel periode 1998 - 2002. Adapun golongan keterbelakangan mental dan kelompok usia yang tercakup dalam penelitian adalah keterbelakangan mental sedang-ringan dan kelompok usia sekolah-remaja (golongan keterbelakangan mental dan kelompok usia yang tercakup pada norma AAMD-ABS tahun 1974). Deskripsi dan interpretasi profil dilakukan terhadap sejumlah skor subyek di setiap domain pada masing-masing kelompok anak keterbelakangan mental untuk menilai sejauh mana mereka mengalami deifsit dalam kemampuan adaptifnya. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pada kelompok keterbelakangan mental ringan usia sekolah, domain yang perlu menjadi fokus perhatian dalam program intcrvensi adalah domain VII. Pada kelompok keterbelakangan mental ringan usia remaja, domain yang perlu menjadi fokus utama dalam program intervensi adalah domain VIII. Pada kelompok keterbelakangan mental sedang usia sekolah, domain yang perlu menjadi fokus perhatian dalam program intervensi adalah domain VI dan VII. Pada kelompok keterbelakangan mental sedang usia remaja, domain yang perlu menjadi fokus perhatian dalam program intervensi adalah domain VII. Yang perlu diperhatikan dari hasil penelitian ini adalah peneliti tidak dapat mengetahui sejauh mana subyek dalam setiap kelompok penelitian mengaiami defisit pada kemampuan adaptifnya, dibandingkan dengan anak normal yang seusia. Disamping itu, peneliti tidak dapat melakukan generalisasi hasil penelitian pada kelompok keterbelakangan mental yang lebih luas karena jumlah subyek penelitian yang tergolong kecil Sehingga dikhawatirkan hasil penelitian lebih dipengaruhi oleh variasi individual."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa toe cap yang dibuat dari berbagai bahan plastik dengan menggunakan mesin cetak injekti. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah polikarbonat (PC), akrilonitril butadienastiren (ABS) dan polipaduan PC/ABS. Penyetelan suhu dan tekanan injeksi berdasarkan pada bahan yang digunakan. Toe cap yang diperoleh dilakukan pengujian sesuai dengan standard uji ISO 20345: 2011, Personal Protective Equipment-Safety Footwear meliputi: ketahanan pukul dengan energi 200 J dan ketahanan terhadap tekanan dengan beban 15 kN. Hasil uji menunjukkan bahwa toe cap yang dibuat dari poli paduan PC/ABS yang dicetak pada suhu 225-240 ºC, suhu nozzle 120 ºC, tekanan injeksi 58-65% dan tekanan holding 60% telah memenuhii persyaratan sepatu pengaman"
Yogyakarta: Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik, 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetya Wibisono
"Tujuan: Mengetahui keselarasan dalam delineasi brakiterapi 3D dan mencari tahu apakah gambaran delineasi dari rekomendasi delineasi brakiterapi 3D oleh IBS-GEC ESTRO-ABS 2021 dapat menjadi model prediksi respon terapi pada pasien kanker serviks yang menjalani brakiterapi 3D dengan modalitas CT scan serta mendapatkan cutoff volume HRCTV yang menjadi indikasi pemberian tambahan interstitial pada brakiterapi intrakaviter.
Metodologi: Penelitian merupakan studi case control. Melakukan delineasi ulang HRCTV dengan rekomendasi IBS-GEC ESTRO-ABS 2021 pada 130 pasien kanker serviks yang mendapat brakiterapi 3D di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2018-2020 lalu dilakukan penghitungan DSC serta analisis variabel pada respon terapi dan cut-off volume HRCTV.
Hasil: Delineasi pada 374 fraksi brakiterapi 3D mendapatkan rerata nilai kemiripan/ DSC 74%. Adanya perbedaan volume HRCTV antar kelompok respon terjadi pada kelompok DSC ≥ 80% (p=0.0129). Tidak terdapat perbedaan volume & dosis D90 HRCTV lama pada pada kelompok respon komplit dengan respon tidak komplit (p=0.075 & p=0.22) sedangkan terdapat perbedaan bermakna pada HRCTV rekomendasi (p=0.0068 & p=0.0403). Analisis multivariat mendapatkan histologi, kemoradiasi dan kriteria brakiterapi menjadi prediktor independen yang mempengaruhi respon terapi (p=0.03, p=0.043 & p=0.000). Cut-off HRCTV diambil dari HRCTV lama pada kelompok DSC ≥ 80% mendapatkan HRCTV 43.29 cc dengan sensitivitas 100% dan spesifisitas 77%.
Kesimpulan: Delineasi yang dilakukan dengan nilai kemiripan (DSC) minimal 80% dengan delineasi rekomendasi IBS-GEC ESTRO-ABS 2021 dapat memberikan gambaran perbedaan volume antar kelompok respon terapi yang sejalan dengan penelitian yang sudah ada dan dengan menggunakan pemetaan delineasi rekomendasi dapat ditemukan cut-off volume HRCTV 43.29 cc sebagai batas volume indikasi penambahan interstitial pada brakiterapi intrakaviter sehingga volume pada HRCTV yang besar bisa mendapatkan sebaran dosis yang lebih dan dengan total dosis lebih tinggi tanpa meningkatkan toksisitas OAR.

Aims: To find out the alignment in the delineation of 3D brachytherapy and whether the delineation of the recommended 3D brachytherapy by IBS-GEC ESTRO-ABS 2021 can be a predictive model of therapy response in cervical cancer patients undergoing 3D brachytherapy with CT scan modalities and get a cut-off HRCTV volume which is an indication for interstitial adjunct in intracavitary brachytherapy.
Methodology: This is a case-control study. Re-delineating HRCTV with IBS-GEC ESTRO-ABS 2021 recommendations on 130 cervical cancer patients who received 3D brachytherapy at Cipto Mangunkusumo Hospital in 2018-2020 and then carried out DSC calculations and analysis of variables on therapy response and cut-off volume of HRCTV.
Results: Delineation of 374 3D brachytherapy fractions obtained an average similarity value/DSC of 74%. The difference in HRCTV volume between response groups occurred in the DSC group at 80% (p=0.0129). There was no difference in volume & dose of old D90 HRCTV in the complete response group with incomplete response (p = 0.075 & p = 0.22) while there was a significant difference in the recommended HRCTV (p = 0.0068 & p = 0.0403). Multivariate analysis found that histology, chemoradiation, and brachytherapy criteria were independent predictors that affected the response to therapy (p=0.03, p=0.043 & p=0.000). The cut-off of HRCTV was taken from the old HRCTV in the DSC group at 80% and got 43.29 cc of HRCTV with a sensitivity of 100% and a specificity of 77%.
Conclusion: The delineation carried out with a similarity value (DSC) of at least 80% with the IBS-GEC ESTRO-ABS 2021 recommendation can provide an overview of the difference in volume between therapy response groups which is in line with existing research and by using the recommendation delineation mapping can be found cut-off off the volume of 43.29 cc HRCTV as a volume limit indication of interstitial addition to intracavitary brachytherapy so that large volumes of HRCTV can get more dose distribution and with a higher total dose without increasing OAR toxicity.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nandang Roziafanto
"ABSTRAK
Dengan berkembangnya kemampuan rekayasa material, polimer blend menjadi
salah satu metode untuk merekayasa material polimer yang penting karena
aplikasinya yang luas salah satunya usaha me-recycle limbah polimer. Telah
dilakukan penelitian tentang pengaruh blending antara material polimer Poli(metil
metakrilat) (PMMA) regrind dengan Akrilonitril Butadiena Stirena (ABS).
PMMA regrind merupakan limbah produksi berbentuk serpihan, berasal dari
lensa lampu motor yang cacat dan kemudian dihancurkan dengan mesin pencacah.
Komposisi PMMA regrind yang ditambahkan kedalam ABS adalah 10%, 20%,
30% dan 40% (% berat). ABS yang digunakan telah diidentifikasi persentase
komposisi monomernya dengan 1H-NMR. Proses blending menggunakan alat
ekstruder twin screw dengan setting parameter 210oC-240oC pada putaran 120
rpm. Hasil blending ABS/PMMA dikarakterisasi sifat mekaniknya seperti tensile
strength, impact strength dan sifat termalnya dengan DSC serta morfologinya
dengan SEM. Hasil analisis monomer ABS dengan 1H-NMR adalah akrilonitril
9,26% ,butadiena 21,68% dan stirena 69,06%. Karakterisasi hasil blending
ABS/PMMA menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase PMMA yang
ditambahkan akan menaikkan nilai tensile strength material dan menurunkan nilai
elongation dan impact strength-nya. Hasil DSC menyatakan blending tersebut
immiscible dan tidak compatible dilihat dari nilai Tg dari masing-masing blending
yang terdapat lebih dari satu Tg dan nilainya yang tidak berubah signifikan dari
nilai Tg penyusunnya yaitu ABS dan PMMA. Oleh karena itu, blending ABS
dengan PMMA regrind dapat diaplikasikan untuk produk dengan kekuatan
terhadap benturan dan fleksibilitas yang moderat seperti housing lampu kendaraan
bermotor.

ABSTRACT
With the growing capabilities of materials engineering, polymer blend becomes a
useful method to simulate polymer material. One example of it?s broad
applications is to recycle waste polymer. A research about the effects of blending
ABS (Acrylonytrile Butadiene Styrene) with regrind-PMMA (Polymethyl
Methacrylate) has been done. The regrind-PMMA used were taken from the waste
production of housing lamp for automotive that has been through grinding
process. The composition of regrind-PMMA added to the ABS is 10%, 20%, 30%
and 40% from the total weight of mixture. The composistion of monomers inside
the ABS was previously identified by using 1H-NMR. Blending process is done
by using twin screw extruder which temperature was kept between 210oC-240oC
on 120 rpm. The final blending product is characteristize by it?s mechanical
properties such as tensile strength, impact strength, thermal properties (by using
DSC) and morphology properties (by using SEM). By using 1H-NMR, the
composition of monomers inside ABS are 9,26% of acrylonitrile, 21,68% of
butadiene and 69,06% of styrene. As the results of blending regrind-PMMA and
ABS is the higher percentage of regrind-PMMA added, the higher tensile strength
of the material, but in the other hand, the elongation and impact strenght are
lower. DSC?s result shows that the blending is immicible and not compatible.
Therefore, the blending of regrind-PMMA with ABS can be applied for producing
new product with moderate impact resistance and flexibility, such as housing
lamp for automotive."
2010
T31546
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Jacob Saleh
"Think outside the box", This phrase is increasingly heard currently when we want to make a breakthrough that has never been thought before. When a company wants to progress there must be an innovation brought up by not forgetting evaluation on itself that has been done before. Normally innovation is brought up when there is an opportunity to win a competition. ABS is a company that has existed more than 100 year when this writing is made. This proves that this company is very mature in running its business.
Every company has the goal of gaining profits as much as possible by running its business efficiently and effectively. So is the case with ABS that desiring to going towards middle-down business segment.
Nevertheless, is ABS ready to reenter middle-down business class? For that reason, all that is only rhetoric if ABS is incapable to evaluate its internal and external environment factor. To do all that, ABS must comprehend the competency capable for in-depth evaluation, what strategy must be carried out, and why it has to be done.
The goal of writing this thesis is to analyze the strategy of preparing ABS foreign payment in welcoming middle-down business class reorientation. The method used in this writing is started by carrying out interviews with related parties and secondary data collection.
The results of this research shows that ABS has resources and technology not sufficient to support the strategies to be run, either from the aspect of Human Resource, the use of wide networks, or its technological investments.
The suggestion that we can give is: ABS should evaluate the strengths it has and its existing weaknesses and then fixing them in order to have added values for the coming competition."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatmah Shabrina
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis tinjauan dan implikasi penetapan KIKEBA sebagai Subjek Pajak Badan di Indonesia, implementasi kebijakan pajak atas transaksi KIK-EBA di Indonesia, serta kebijakan pajak atas transaksi Efek Beragun Aset di negara India, Argentina, China, Belgia, dan Singapura dan alternatif kebijakan bagi Indonesia. Analisis dilakukan dengan menggunakan teori Implementasi Kebijakan, Kebijakan Pajak, Pajak Penghasilan, Bunga, Marjin, Sistem Pemungutan Pajak, Sekuritisasi Aset, dan KIK-EBA. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan wawancara mendalam. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa penetapan KIK-EBA sebagai Subjek Pajak Badan menyebabkan implikasi kewajiban perpajakan, termasuk Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai. Selain itu, pemotongan PPh Pasal 23 atas marjin yang diterima oleh KIK-EBA dari Originator menyebabkan lebih bayar terus-menerus yang berdampak pada terganggunya likuiditas KIK-EBA, khususnya kepada Investor. Oleh karena itu, diperlukan alternatif kebijakan yang dapat memberikan kemudahan perpajakan bagi KIK-EBA, entah dalam bentuk insentif sebagaimana diadopsi dari kebijakan di Argentina, China, dan Belgia atau paket kebijakan khusus seperti kebijakan VCC yang diterapkan di Singapura.

This study aims to analyze the review of the establishment of KIK-EBA as a corporate taxpayer in Indonesia and its implications, the implementation of tax policies on CICABS transactions in Indonesia, and the tax policies on Asset Backed Securities transactions in other countries also the alternative policies for Indonesia. The analysis was carried out using the theory of Policy Implementation, Tax Policy, Income Tax, Interest, Margins, Tax Collection System, Asset Securitization, and CIC-ABS. The method used in this research is descriptive qualitative by conducting in-depth interviews. The results of this study indicate that the establishment of CIC-ABS as a corporate taxation has implications for taxation obligations, including income tax and value added tax. In addition, withholding income tax Article 23 on margins received by CIC-ABS from the Originator causes continuous overpayment which affects the disruption of CIC-ABS liquidity, especially to the Investors. Therefore, alternative policies are needed that can provide taxation facilities for CIC-ABS, whether in the form of incentives as adopted from policies in Argentina, China, and Belgium or other policy packages like VCC policy which implemented in Singapore."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>