Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutauruk, Gilbert
"Meningkatnya hubungan bisnis dalam dunia internasional telah menyebabkan semakin banyaknya perikatan bisnis yang terjadi antar perusahaan di berbagai negara, misalnya antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan dari negara asing. Perikatan-perikatan yang terjadi diantara pelaku bisnis tersebut biasanya dinyatakan dalam perjanjian bisnis yang diwujudkan dalam suatu kontrak. Dalam kontrak tersebut diatur prestasi masing-masing pihak sesuai dengan kebutuhannya sepanjang tidak melanggar aturan-aturan hukum. Selain itu diatur juga hukum negara mana yang menjadi acuan bagi para pihak bila kelak timbul sengketa. Seiring dengan hal tersebut, para pihak juga menentukan Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) seperti apa yang mereka pilih bila sengketa terjadi. Ada banyak pilihan, misalnya mediasi, arbitrase, atau pengadilan dari suatu negara. Salah satu kecenderungan APS yang dipilih akhir-akhir ini ialah arbitrase internasional. Arbitrase internasional ini biasanya diikuti dengan pemakaian aturan arbitrase tertentu seperti misalnya Uncitral atau ICC (International Chamber of Commerce). Dalam penelitian ini dilakukan tinjauan terhadap sebuah Perjanjian Bisnis antara PT X dengan SAP AG, yaitu sebuah Perusahaan Jerman yang bergerak dalam bidang perangkat lunak (software) komputer. Perjanjian ini menggunakan hukum Indonesia dengan Alternatif Penyelesaian Sengketa adalah Arbitrase dengan menggunakan aturan ICC dan lokasi “peradilan” arbitrase adalah Singapore. Jadi Alternatif Penyelesaian Sengketa-nya adalah Arbitrase Internasional. Dalam telaah ini ditinjau bagaimana posisi para pihak dalam Perjanjian Lisensi Perangkat Lunak SAP Antara PT X Dengan SAP AG dan bagaimana dampaknya bagi PT X."
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Januarsa Suryadi
"ABSTRAK
Tesis ini membahas perbandingan hasil dari pemeriksaan klasik aPL, dan aPS sehingga dokter, sebagai penyedia layanan kesehatan, dapat mengetahui pemeriksaan yang lebih baik dari pemeriksaan sebelumnya, yang berguna untuk menetapkan diagnosis maupun strategi penanganan selanjutnya..Penelitian ini dilakukan dengan desain potong lintang deskriptif.
Semua pasien hamil normal tidak memiliki satupun pemeriksaan klasik (LA, aCL dan anti-β2GPI) dan aPS yang positif. Dari penelitian ini, didapatkan pada pasien yang dicurigai APS tetapi memiliki hasil negatif terhadap aCL, anti- β2GPI , dan LA, ternyata sebanyak 5 (18,5%) pasien memiliki hasil positif pada pemeriksaan aPS.

ABSTRACT
This thesis discusses the comparison of the results of classical aPL and APS so the doctor, as health care providers, can know better inspection of previous examinations, which are useful to establish the diagnosis and treatment strategies. This study was a descriptive cross-sectional. All pregnant patients normally do not have any classic examination (LA, aCL and anti-β2GPI) and aPS were positive. It was found in patients with suspected APS, but has a negative result against aCL, anti- β2GPI, and LA, it turns out as many as 5 (18.5%) patients had positive results on the examination of the APS."
Lengkap +
2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Syah Putri
"Variasi konsentrasi monomer metil metakrilat (MMA), surfaktan natrium lauril sulfat (SLS) dan inisiator ammonium persulfat (APS) dilakukan untuk mengetahui pengaruh terhadap ukuran pertikel, persen konversi dan indeks polidispersitas dan menghasilkan ukuran pertikel polimer 100-200 nm. Terjadinya polimer MMA dibuktikan dengan spektrum IR dan nilai Tg. Nilai Tg homopolimer yang diperoleh sebesar 100,070C. Kenaikan monomer, insiator APS dan surfaktan akan menaikkan persen konversi dan indeks polidispersitas.
Konsentrasi surfaktan yang kecil dengan kenaikan konsentrasi inisiator APS dan MMA maka akan memperbesar ukuran pertikel. Pengaruh kenaikan konsentrasi monomer dan inisator pada konsentrasi maksimum, maka ukuran partikel yang diperoleh sebesar 100,2 nm, PDI 0,717 dan persen konversi 89,5%. Variasi surfaktan SLS terkecil sampai 1 CMC diperoleh ukuran pertikel 96,27 nm, PDI 0,074 serta persen konversi sebesar 96,27%. Ukuran pertikel terbesar yang dihasilkan berukuran 116,8 nm dengan PDI 0,153 dan persen konversi 95,08%."
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30372
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Purwito
"Pembuatan kopoli(stirena/butil akrilat/metil metakrilat) dilakukan
dengan metode polimerisasi emulsi. Ukuran dan distribusi partikel sangat
menentukan sifat polimer emulsi seperti sifat aliran dan kestabilan polimer.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh jenis dan
konsentrasi surfaktan, konsentrasi inisiator, dan teknik polimerisasi emulsi
terhadap ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel kopoli(stirena/butil
akrilat/metil metakrilat). Surfaktan yang digunakan adalah sodium dodecyl
benzene sulphonate (SOBS) dan sodium Iaury/ sulphate (SLS), inisiator yang
digunakan yaitu ammonium persulfat (APS), dan teknik polimerisasi yang
dilakukan yaitu tek!fik semikontinyu, seeding 10%, dan batch. Kopolimer
yang dihasilkan ditentukan solid content, viskositas, temperatur glass,
spektrum IR, ukuran dan distribusi ukuran partikel. Penggunaan surfaktan
SOBS memberikan hasil polimerisasi yang kurang sempurna. Pada
pengunaan surfaktan SLS, dengan meningkatnya konsentrasi SLS yang
ditambahkan memberikan hasil solid content yang meningkat, viskositas
larutan yang meningkat, dan ukuran partikel yang mengecil. Hasil
polimerisasi terbaik diperoleh pada penggunaan surfaktan SLS dengan
konsentrasi 20 kali nilai critical micelle concentration (CMC), inisiator APS
sebesar 1 %, dan teknik polimerisasi semikontinyu, dimana pada kondisi ini
-
dihasilkan solid content sebesar 39,6% (mendekati nilai solid content teoritis sebesar 40%), viskositas sebesar 15 mPas, diameter partikel sebesar 47,21
nm, dan distribusi ukuran partikel yang monodispers"
Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Rosfiati
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
610 JKI 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Rosfiati
"Dealing with coronary angiography diagnostic procedures and the possibility of being intervene with PCI, SAP patients are often anxious, feel uncomfortable due to stress. Anxiety and discomfort are physiological and psychological response, which can be noticed on the change in blood pressure status, pulse, respiration and body temperature. This research was conducted with the main objective to identify the effect of back-rub on the level of patient?s anxiety and comfort before coronary angiography procedure.
Design used in this research was an equivalent pretest-posttest with control group quasi experiment. Research was conducted using a probability simple random sampling; with 30 respondents participated. A questionnaire was used for data collecting of anxiety level with 0-10 scale, digital sphygmomanometer was used for measuring blood pressure and number of pulse, and digital battery powered thermometer was used for measuring body temperature.
Research finding showed that before back-rub a difference is found in anxiety level (p value 0.048). After back-rub differences are found in anxiety level (p value 0.002, comfort level (p value 0.0001), diastole BP (0.016), pulse (p value 0.0001), respiration (p value 0.005) and temperature (p value 0.052). Before back-rub, no differences are found in comfort level, systole BP, pulse, respiration and temperature and after back-rub no differences in systole BP between intervened and controlled group.
Based on the findings, it can be concluded that back-rub can be applied to reduce patient?s psychological stress (anxiety) and increase comfort before coronary angiography procedure. A recommendation is directed to the management of the ward to apply back-rub as a part of SOP of Angio Procedure.

Menghadapi tindakan diagnostik coronary angiography dan kemungkinan di intervensi lanjut dengan PCI, pasien APS sering cemas, merasa tidak nyaman karena stress. Cemas dan tidak nyaman sebagai respon fisiologis dan psikologis tubuh, terlihat juga pada perubahan tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh back-rub terhadap tingkat kecemasan dan kenyamanan serta dampaknya pada TD, nadi, respirasi dan suhu sebelum tindakan coronary angiography.
Desain penelitian ini adalah equivalent pretestposttest with control group quasi experiment. Pemilihan sampel dengan probability simple random sampling, didapat 30 responden. Data kecemasan dan kenyamanan dikumpulkan menggunakan kuesioner berskala 0-10, pengukuran tekanan darah dan jumlah denyut nadi menggunakan tensimeter digital dan suhu menggunakan termometer digital dengan batere.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan tingkat kecemasan (p value 0.048) sebelum back-rub. Sesudah backrub perbedaan pada tingkat kecemasan (p value 0.002), tingkat kenyamanan ( p value 0,0001), tekanan darah diastole(p value 0,016), nadi (p value 0.0001), respirasi (p value 0,005) dan suhu (p value 0,052). Tidak ada perbedaan sebelum back-rub pada tingkat kenyamanan, tekanan darah systole, nadi, respirasi, suhu dan sesudah back-rub pada tekanan darah systole antara kelompok intervensi dan kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian ini maka back-rub dapat digunakan untuk mengurangi stress psikologis (kecemasan) dan meningkatkan kenyamanan pasien sebelum tindakan coronary angiography. Rekomendasi ditujukan kepada manajemen ruangan untuk mengaplikasikan back-rub sebagai bagian dari SPO Angiography.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T38255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dena Devi Ramadhani
"

Penelitian ini bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas perencanaan produksi serta pengendalian material di perusahaan manufaktur farmasi. Metodenya melibatkan implementasi Advance Planning System (APS) dengan API Gateway untuk production planning dan material requirements planning. Data diambil dari perusahaan farmasi di Indonesia melalui observasi dan wawancara. Hasilnya mencakup rancangan sistem informasi, seperti Entity Relationship Diagram, tabel Relational Database, Use Case Diagram, Data Flow Diagram, dan Activity Diagram. Sistem yang dikembangkan mencapai 4 tahap transformasi digital dalam proses PPIC: digitalisasi, integrasi data, dan otomatisasi proses.


This research aims to increase the efficiency and effectiveness of production planning and material control in pharmaceutical manufacturing companies. The method involves implementing an Advance Planning System (APS) with API Gateway for production planning and material requirements planning. Data was taken from pharmaceutical companies in Indonesia through observation and interviews. The results include information system designs, such as Entity Relationship Diagrams, Relational Database tables, Use Case Diagrams, Data Flow Diagrams, and Activity Diagrams. The system developed achieves 4 stages of digital transformation in the PPIC process: digitalization, data integration, and process automation.

"
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumagit, Rian Benedictus
"Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa (“UU APS”), telah mengatur mengenai alasan yang dapat digunakan untuk mengajukan permohonan pembatalan putusan Arbitrase. Permohonan pembatalan putusan ini diajukan di Pengadilan Negeri. UU APS tidak memberikan pembedaan terhadap pembatalan baik terhadap putusan arbitrase nasional maupun pembatalan atas putusan arbitrase internasional. Faktanya, pengaturan mengenai alasan pembatalan putusan arbitrase dalam UU APS terdapat ketidakharmonisan aturan yang menimbulkan multitafsir. Pasal 70 UU APS menggunakan frase “sebagai berikut” yang apabila diartikan maka ketentuan mengenai alasan pembatalan putusan arbitrase adalah bersifat limitatif. Disisi lain dalam Penjelasan Umum Bab VII UU APS menggunakan frase “antara lain” yang apabila ditafsirkan maka alasan pembatalan putusan arbitrase adalah bersifat tidak limitatif. Ketidakharmonisan dalam pengaturan mengenai pembatalan putusan arbitrase dalam UU APS ini tentunya menimbulkan ketidakpastian. Terhadap hal tersebut, Mahkamah Agung telah mengeluarkan SEMA No. 7 Tahun 2012. SEMA tersebut pada pokoknya menyatakan bahwa ketentuan mengenai alasan pembatalan putusan arbitrase dalam Pasal 70 UU APS tidak dapat disimpangi. Dengan demikian ketentuan dalam Pasal 70 UU APS bersifat limitatif. Meskipun telah terdapat SEMA, ternyata ketentuan SEMA masih belum banyak dipergunakan dan dipertimbangkan oleh hakim pengadilan dalam memeriksa dan memutus pembatalan putusan arbitrase. Masih terdapat putusan yang mengabulkan pembatalan putusan arbitrase di luar dari ketentuan Pasal 70 UU APS yang bersifat limitatif. Walaupun berlaku dan mempunyai kekuatan mengikat, namun SEMA hanya bersifat pedoman, sehingga hakim berpendapat bahwa ketentuan SEMA dapat di simpangi. Hal tersebut juga menyebabkan ketidakseragaman pada putusan pengadilan yang memutus tentang alasan yang dapat digunakan untuk mengajukan pembatalan putusan arbitrase di Indonesia.

Indonesian Law Number 30 year 1999 concerning Arbitration and Alternative Dispute Resolution (“UU APS”). The law regulates the reasons that can be used to file an application for the annulment of an arbitration decision, which is submitted to the District Court. UU APS does not differentiate between the annulment of national arbitration decisions and the annulment of international arbitration decisions. In fact, there is inconsistency in the regulation of the reasons for the annulment of arbitration decisions in the UU APS, leading to multiple interpretations. Article 70 UU APS uses the phrase "sebagai berikut" (as follows), which, when interpreted, implies that the provisions regarding the grounds for annulment of arbitration decisions are restrictive. On the other hand, in the General Explanation of Chapter VII of the UU APS, the phrase "antara lain" (among other things) is used, implying that the grounds for annulment of arbitration decisions are non-restrictive. The inconsistency in the regulation of the annulment of arbitration decisions in the UU APS undoubtedly creates uncertainty. In response to this, the Supreme Court issued Regulation No. 7 of 2012 (SEMA No. 7 Tahun 2012). This regulation essentially states that the provisions regarding the grounds for annulment of arbitration decisions in Article 70 of the UU APS cannot be deviated from. Thus, the provisions in Article 70 of the UU APS are restrictive. Despite the existence of SEMA, it appears that its provisions are not widely used and considered by court judges in examining and deciding on the annulment of arbitration decisions. There are still decisions that grant annulment of arbitration decisions outside the restrictive provisions of Article 70 of the UU APS. Although SEMA is valid and binding, it is considered a guideline, so judges believe that its provisions can be deviated from. This also causes inconsistency in court decisions regarding the reasons that can be used to file for the annulment of arbitration decisions in Indonesia."
Lengkap +
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Melya Dyanasari
"Saat ini banyak dikembangkan dengan teknologi pencangkokan material non polar Poletilene (PE) dengan material polar seperti poliamid (PA), maleic anhydride (MA) untuk mendapatkan pelembut yang mempunyai karakteristik yang stabil. Pada pencangkokan PA pada PE masih terbentuk gumpal gumpalan dan butir-butiran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dilakukan pencangkokan MA dalam bentuk MA 25% solution pada PE 25% solution dengan menggunakan katalis ammonium persulfate (APS) dan penetral amino-metil-propanol (AMP) dalam kemurnian 95%, sehingga menghasilkan pelembut yang stabil tanpa terjadi penggumpalan dan butiran. Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi perubahan ikatan karbon dengan menggunakan Fourier Transform Infra-Red (FTIR). Dengan instrumen FTIR terlihat adanya perubahan ikatan PE dari C-O menjadi C-N yang ditandai dengan puncak intensitas gelombang ??1090 cm-1 pada MA 7% dan 9%, serta terbentuknya ikatan baru pada PE setelah dicangkok dengan MA yaitu N-H yang ditandai dengan puncak intensitas gelombang ??2000 cm-1. Selain analisis perubahan ikatan PE-g-MA, juga dilakukan pengukuran derajat keasaman, ukuran partikel, kekentalan larutan, kadar padat, dan kelembutan bahan. Dari karakterisasi tersebut terlihat PE-g-MA 9% pada suhu 95??C adalah PE-g-MA yang paling stabil. Hal ini ditandai dengan terbentuknya perubahan ikatan dari ikatan C-O menjadi ikatan C-N, C=O, C O dan ikatan baru yaitu N-H serta tidak terjadinya penggumpalan dan pemisahan larutan pada saat pendinginan.

Recent development in the technology of fabric softener involves grafting of non polar poyethylene ( PE) with polar substances like polyamide ( PA) and maleic anhydride (MA). One of the problems associated with this grafting process is the formation of lumps and granules. To overcome this problem, ammonium persulphate ( APS) as catalyst together with amino- metil- propanol (AMP) having 95% purity as neutralizing agent will be used in grafting 25% MA solution with 25% PE solution. Characterization of the synthesized product includes chemical, bonds identification using Fourier Transform Infra-Red ( FTIR) spectroscopy, viscosity, solid content and softness. The information obtained from FTIR spectroscopy shows that C-O bonds have been replaced by C-N, C=O, C O bonds and that previously absent N-H bonds are formed. As a whole , this study also shows that PE-g-MA 9% synthesized at 950C is the most stable solution without the formation of lumps nor separation upon cooling."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25129
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Agung Yulianto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara ketimpangan
distribusi pendapatan masyarakat dengan PDRB Perkapita, angkatan kerja,
pendidikan, dan kesehatan. Ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat dalam
penelitian ini menggunakan Gini ratio, angkatan kerja diukur dari Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK), pendidikan diukur dari Angkatan Partisipasi Sekolah (APS)
SMA, dan kesehatan diukur dari rasio jumlah Dokter dengan Puskesmas. Penelitian ini
menggunakan model regresi data panel dengan objek penelitian pada keuangan daerah
Kabupaten/Kota di Jawa Tengah selama periode 2009-2015. Hasil penelitian telah
menunjukkan bahwa secara simultan, PDRB Perkapita, TPAK, pendidikan dan
kesehatan berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan distribusi pendapatan
masyarakat di Jawa Tengah. Secara parsial, PDRB Perkapita berpengaruh positif
terhadap ketimpangan distribusi pendapatan masyarakat di Jawa Tengah, TPAK dan
pendidikan berpengaruh negatif terhadap ketimpangan distribusi pendapatan
masyarakat di Jawa Tengah. Sedangkan kesehatan yang diukur dari rasio jumlah
Dokter dengan Puskesmas tidak berpengaruh terhadap ketimpangan distribusi
pendapatan masyarakat di Jawa Tengah.

ABSTRACT
This study aimed to analysis the correlations between communitys income disparity
and Gross Regional Domestic Product (GRDP) Percapita, labor force, education and
health sectors. The communitys income disparity is measured by gini ratio, the labor
force is measured by labor force participation level, education sector is measured by
school participation level, and health sector is measured by the ratio of doctor number
to community health center. The study used panel data regression model which
involving the data of municipalities and regencies financial reports in the Central
Java for period 2009-2015. The result indicated that simultaneously, GRDP Percapita,
labor force participation level, education and health sectors have significant effects on
communitys income disparity in the Central Java. Partially, GRDP Percapita has
positive effects on the communitys income disparity in the Central Java, labor force
participation level and education sector have negative effects on the communitys
income disparity in the Central Java. Meanwhile, the health sector is measured by the
ratio of doctor number to community health center has no significant effects on the
"
Lengkap +
2017
T52646
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>