Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mery Ramadani
Abstrak :
Tujuan penelitian mengetahui hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesrnas Air Tawar Kota Padang Tahun 2009. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional dilakukan pada bulan Maret-April 2009 dengan responden ibu bayi usia 7-I2 bulan. Hasil penelitian mendapatkan sebesar 55,4% Riu memberitan ASI eksklusif, dan 57% ibu mendapat dukungan suami dalam pemberian ASI eksltlusif Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksldusif, ibu dengan suami mendukung pernberian ASI eksklusif cenderung memberikan ASI eksklusif 2 kali dibandingkan ibu dengan suami kurang mendukung pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh pekerjaan suami, dukungan petugas kesehatan, dan pekerjaan ibu. Peran suami penting dalam pemberian ASI eksklusif maka suami harus dijadikan sasaran penyuluhan ASI dan didorong untuk lebih aktif mencari informasi serta aktif belajar mengenai ASI, sehingga lebih paham dalam memberikan dukungan kepada ibu untuk menyusui eksklusifi. ......The objective of this research was to know the relationship between husband?s support and exclusive breastfeeding at working areas of Puskesmas Air Tawar Padang in 2009. Cross sectional design was used in this research that was done from March to April 2009. The respondents were mothers with baby of 7 to 12 months; This research found out that 55.4% of mothers gave exclusive breastfeeding, and 57% mothers gained husband?s support in exclusive breastfeeding. There was a relationship between husband's support and exclusive breastfeeding where as mothers who gave husband's support likely do exclusive breastfeeding two times than mothers without husband's support alter adjusted by husband's occupation, health provider's support and mother's occupation As the role of husband is important in exclusive breastfeeding, therefore husbands should became the target of education on exclusive breastfeeding and encourage them to be more active in searching information about exclusive breastfeeding So that they would support their wives in exclusive breastfeeding.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32313
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Rahmadani
Abstrak :
Pneumonia merupakan masalah kesehatan global yang menjadikan Indonesia salah satu negara dengan beban pneumonia tertinggi di dunia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi pneumonia berdasarkan diagnosa tenaga kesehatan meningkat menjadi 2% dibandingkan sebelumnya. Salah satu upaya yang dilakukan Pemerintah untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia adalah meningkatkan cakupan imunisasi pentavalen dan pemberian ASI ekslusif secara nasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan imunisasi pentavalen dan pemberian ASI ekslusif dengan kejadian pneumonia pada batita. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan September – Desember 2021. Populasi penelitian adalah anak usia 9 – 36 bulan sebanyak 2.755 responden. Pengumpulan data menggunakan data sekunder SDKI tahun 2017. Hasil penelitian diperoleh sebanyak 79.5% anak sudah diberikan imunisasi pentavalen dan sebanyak 52.3% anak diberikan ASI ekslusif. Hasil regresi logistik, terdapat hubungan yang signifikan antara imunisasi pentavalen dengan kejadian pneumonia pada balita (p-value=0.005). Variabel umur memiliki interaksi dengan imunisasi pentavalen terhadap pneumonia. Variabel status sosial ekonomi merupakan confounder antara hubungan imunisasi pentavalen dengan kejadian pneumonia. Diharapkan kepada pembuat kebijakan dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pencegahan dan penanggulangan pnuemonia dan kepada pemberi pelayanan untuk dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat pentingnya imunisasi pentavalen dalam bentuk penyuluhan atau sosialiasai mengenai pencegahan pneumonia pada anak, serta melakukan sweeping atau kunjungan rumah untuk meningkatkan cakupan imunisasi pentavalen. ...... Pneumonia is a global health issue, with Indonesia having one of the highest pneumonia burdens in the world. According to Riskesdas data, the prevalence of pneumonia based on health worker diagnoses increased by 2% in 2018 compared to the previous year. Increased coverage of pentavalent immunization and national exclusive breastfeeding are two of the government's efforts to reduce morbidity and mortality due to pneumonia. The goal of this study was to see if there was a link between pentavalent immunization and exclusive breastfeeding and the risk of pneumonia in toddlers. A cross-sectional design was used in this study. This study was carried out between September and December of 2021. respondents. Secondary data from the 2017 IDHS were used for data collection. According to the findings, 79.5 percent of children had received pentavalent immunization, and 52.3 percent of children were exclusively breastfed. According to the findings of logistic regression, there was a significant link between pentavalent immunization and the incidence of pneumonia in children under the age of five. The age variable interacts with pentavalent pneumonia immunization. The socioeconomic status variable is a confounder in the association between pentavalent immunization and pneumonia incidence. It is hoped that policymakers will be able to monitor and evaluate the implementation of pneumonia prevention and control, and that service providers will be able to increase public awareness of the importance of pentavalent immunization in the form of counseling or socialization regarding the prevention of pneumonia in children, as well as conduct sweeping or home visits to increase coverage of pentavalent immunization.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Satrio Utomo
Abstrak :
Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu bentuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja pada bayi usia 0-6 bulan, tidak diberi makanan atau minuman tambahan apapun sejak lahir sampai usia 6 bulan. Capaian ASI eksklusif di Propinsi DKI Jakarta tahun 2009 mencapai 58,7%. Sedangkan capaian cakupan perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi di Kepulauan Seribu pada tahun 2009 sebesar 46%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pemberian ASI eksklusif dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Pulau Untung Jawa tahun 2011. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan respondennya seluruh populasi ibu-ibu yang memiliki bayi umur 6-18 bulan sebanyak 35 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan chi-square dan multivariat (regresi logistik ganda). Hasil penelitian menunjukkan tidak ada variabel yang dominan dan berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan. Adanya faktor lain yang mempengaruhi ibu khususnya peran aktif dari kader-kader PKK dan seluruh jajaran Pemerintahan di Kabupaten Kepulauan Seribu serta tingginya kepedulian masyarakatnya. Dengan penelitian ini maka disarankan bagi Kementerian Kesehatan untuk membuat kebijakan serta pelatihan pemberdayaan masyarakat terus menerus khususnya bagi kader-kader kesehatan dan petugas kesehatan agar perilaku pemberian ASI eksklusif 0-6 bulan semakin meningkat. ...... The exclusive breastfeeding is the one of the clean living and healthy behaviors (PHBS). It is defined as to give breastfeeding only to the babies, without giving any additional foods or beverages from birth until age 6 months. The achievement of the exclusive breastfeeding in the DKI Jakarta and Kepulauan Seribu had reached 58.7% and 46% in 2009. The objective of this study is to determine the behavior of exclusive breastfeeding and factors associated with exclusive breastfeeding behavior in the Kepulauan Untung Jawa Village in 2011. The methods of this study is used a quantitative data research by using questionnaires. It collects 35 respondents which are the entire population of mothers who had babies aged 6-18 months. Then the data will be analysed by chi-square and multivariate analysis (multiple logistic regression). The findings showed that there is no significant variable related with exclusive breastfeeding behaviors of 0-6 month's babies. But there are other factors that related to breastfeeding in particular such as the active role of PKK cadres, the community, and all levels of government in The Kepulauan Seribu Districts. The suggestion from this study is that the Ministry of Health should develop policies and training for community empowerment, especially to strengthen the health cadres and health workers to improve the number of exclusive breastfeeding.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30114
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Karnila
Abstrak :
Pendahuluan: Pemberian ASI ekslusif direkomendasikan hingga anak berusia 6 bulan. Kurangnya pemberian ASI ekslusif merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas bayi dan anak. Berbagai faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif diantaranya depresi, inisiasi menyusui dini, wilayah tempat tinggal, status bekerja dan status pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif pada anak 0-5 bulan di Indonesia berdasarkan data SDKI 2017. Metodologi: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sumber data berasal dari data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2017. Sampel penelitian ini adalah WUS yang melahirkan anak terakhir berumur 0-5 bulan berjumlah 1.266. Analisis data menggunakan regresi logistik untuk mengetahui prevalen odd rasio. Signifikansi dinilai dengan melihat rentang kepercayaan (confident interval) CI 95%. Hasil: Dari 1.266 responden diperoleh prevalensi depresi postpartum 10,2%, pemberian ASI ekslusif 67,1%. Hasil analisis menunjukan responden yang depresi berpeluang 0,762 kali (CI 95% 0,506 – 1,148) untuk tidak memberikan ASI ekslusif setelah dikontrol variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan depresi postpartum dengan pemberian ASI ekslusif. Namun terdapat hubungan variabel lainnya dengan pemberian ASI ekslusif diantaranya variabel inisiasi menyusui dini, status bekerja dan status pernikahan. Kata kunci: Depresi postpartum, ASI ekslusif, regresi logistik, SDKI, Indonesia ......Background: Exclusive breastfeeding is recommended for children up to 6 months old. Lack of exclusive breastfeeding is a risk factor for infant and child morbidity and mortality. Various factors that influence exclusive breastfeeding include depression, early breastfeeding initiation, place of residence, work status and marital status. This study aims to determine the association between postpartum depression with exclusive breastfeeding for children 0-5 months in Indonesia based on Indonesian Demographic Health Survey 2017. Methods: Design study was cross-sectional and data was obtained from Indonesian Demographic Health Survey 2017. Sample was women childbearing age who gave birth to last child aged 0-5 months, total 1.266 respondents. Data were analysed using logistic regression to determine the prevalence odds ratio. Significant level was assessed by confident interval (CI) 95%. Results: From 1.266 respondents, the prevalence of postpartum depression was 10.2%, exclusive breastfeeding was 67.1%. The results of the analysis showed that depressed respondents had an odd 0.762 (95% CI 0.506 - 1.148) to not give exclusive breastfeeding after being controlled by early breastfeeding initiation, work status and marital status. Conclusion: There was no association between postpartum depression with exclusive breastfeeding. But there was a association between other variables with exclusive breastfeeding including variable early breastfeeding initiation, work status and marital status. Key words: Postpartum depression, exclusive breastfeeding, logistic regression, IDHS, Indonesia
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T54413
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Refi Hanna Amelinda
Abstrak :
Kesehatan adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia dan merupakan faktor penentu untuk menentukan kualitas sumber daya manusia. Kecukupan gizi dapat berpengaruh penting untuk meningkatkan sumber daya manusia salah satu faktornya adalah pemberian ASI sampai dengan dua tahun yang dapat berpengaruh besar terhadap sumber daya manusia tersebut. Pemberian ASI yang maximal adalah pemberian ASI sampai dengan dua tahun, Pemberian ASI sampai dengan dua tahun dapat meningkatkan IQ anak dan meningkatkan kualitas anak bangsa, olehkarena itu pemberian ASI sampai dengan dua tahun adalah hal yang sangat penting untuk diberikan kepada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang paling dominan dalam pemberian ASI sampai dua tahun di kecamatan Cimalaka Kabupaten Sumedang. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dengan sampel 310 ibu yang mempunyai anak 24-59 bulan. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2018, cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, dari sebanyak 14 Desa dipilih 7 Desa lalu memilih kembali sampel dengan menggunakan metode random sampling. Hasil penelitian ini terdapat tiga faktor yang berpengaruh terhadap pemberian ASI sampai dua tahun yaitu pendidikan dengan nilai p value 0,05, sosial ekonomi dengan nilai p value 0,043 dan riwayat pemberian ASI eksklusif sampai enam bulan dengan nilai p value 0,023.
Health is a basic need for human life and a decisive factor for determining the quality of human resources. Adequacy of nutrition can have an important effect to increase human resources. One of the factors is breastfeeding up to two years which can have big influence to the human resource. Maximal breastfeeding is breastfeeding up to two years. Breastfeeding up to two years can increase the intelligence quotient (IQ) of the children and improve the quality of the children, therefore breastfeeding up to two years is important to the children. The aim of this study was to determine the most dominant factor in breastfeeding up to two years in Cimalaka sub-district, Sumedang District. The study design was cross sectional. The study sample consisted of mothers who have children 24-59 months (N = 310). This research was conducted in February- March 2018. The method sampling was purposive sampling, from 14 villages selected 7 villages and then select the sample by using random sampling method. The results showed that there were three factors that affect breastfeeding up to two years, i.e. education (p value 0.05), socioeconomic (p value 0.043), and history of exclusive breastfeeding until six months (p value 0.023).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Widyastuti
Abstrak :
Latar Belakang : Masalah kesehatan yang terkait gizi di Indonesia semakin kompleks dalam beberapa dekade mendatang karena Indonesia masih memerlukan waktu panjang untuk mengatasi kemiskinan yang erat kaitannya dengan kekurangan gizi. Sampai saat ini Indonesia masih menghadapi masalah gizi kurang seperti Kurang Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Di sisi lain, prevalensi gizi lebih (overnutrition) dengan segala implikasinya pada kesehatan dari waktu ke waktu cenderung meningkat seiring dengan derasnya arus global yang mempengaruhi budaya dan pola makan masyarakat Indonesia (Wirawan, 2008). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 (Depkes, 2008) menunjukkan bahwa terdapat 16,7% anak yang berusia dibawah lima tahun di Provinsi NTB yang menderita gizi kurang dan hasil tersebut lebih tinggi dari prevalensi gizi kurang secara nasional yaitu 13% (pengukuran berdasarkan nilai Z score BB/U ). sedangkan secara nasional gizi kurang pada bayi 6-11 sebesar 8,1% (Berdasarkan nilai Z Score BB/U, Depkes, 2008). Tujuan : Secara umum tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui apakah bayi 6-12 bulan dengan riwayat pemberian ASI secara eksklusif mempunyai status gizi yang lebih baik dibanding bayi 6-12 bulan yang tidak mendapatkan ASI eksklusif di Provinsi NTB Tahun 2007. Metode : Penelitian dilakukan dengan menggunakan disain kasus kontrol tidak berpasangan, pada 143 kasus dan 143 kontrol, bayi berusia 6-12 bulan. Kasus adalah bayi usia 6-12 bulan yang menderita gizi kurang (berdasarkan nilai Z score BB/U < -2 SD sampai -3 SD) di Provinsi NTB tahun 2007, sedangkan kontrol adalah bayi 6-12 bulan dengan status gizi baik (berdasarkan nilai Z score BB/U > -2 SD sampai +2 SD) yang diambil berdasarkan asal kasus. Untuk menganalisis hubungan ini dilakukan analisis multivariat regresi logistik. Hasil : bayi 6-12 bulan di Provinsi NTB yang diberi ASI Eksklusif berisiko 0,441 (P= 0,003, CI 95%: 0,256-0,760) kali untuk menderita gizi kurang dibanding bayi yang tidak diberi ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat yaitu status ekonomi, BBLR, status kesehatan bayi 2 minggu terakhir sebelum dilakukan pengumpulan data, praktek pemberian makan, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu dan paritas atau dengan kata lain bayi 6-12 bulan di Provinsi NTB yang tidak mendapatkan ASI eksklusif 2,3 kali lebih berisiko untuk menderita gizi kurang dibanding bayi yang mendapat ASI eksklusif setelah dikontrol oleh variabel kovariat. Dari hasil analisis juga diketahui bahwa seorang bayi dapat terhindar dari menderita gizi kurang sebanyak 28,57% jika mendapatkan ASI eksklusif. Kesimpulan : Pemberian ASI secara eksklusif dapat mencegah bayi usia 6-12 bulan di Provinsi NTB tahun 2007 untuk menderita gizi kurang (OR=0,441, P= 0,003, CI 95%: 0,256-0,760) dan seorang bayi dapat terhindar dari menderita gizi kurang sebanyak 28,57% jika mendapatkan ASI eksklusif. Promosi atau kampanye ASI eksklusif perlu dilakukan secara kontinyu dan berkesinambungan sebagai salah satu cara atau metode untuk mendapatkan status gizi bayi yang lebih baik.
Background : Health problems related with nutrition in Indonesia will be more complex in several decades later since Indonesia still requires a long time to overcome poverty which is closely related with malnutrition. Until now Indonesia still faces malnutrition problems, such as Energy and Protein Deficiency (KEP), Vitamin A Deficiency (KVA), Iron Anemic Deficiency (AGB) and Disorder due to Iodine Deficiency (GAKY). On the other hand, overnutrition prevalence with all of its implications against health from time to time tends to increase in line with such tremendous globalization flow influencing eating culture and pattern of Indonesian people (Wirawan, 2008). Basic Health Research in 2007 showed that there are 16.7% of children aged under five years old in NTB Province suffered malnutrition and the output is higher than national malnutrition prevalence of 13% (measuring based on Z value of Body Weight/Age (BW/A) score). Meanwhile, in nationwide, malnutrition prevalence against infant aged 6-11 months old totaling to 8.1% (based on Z value of BW/A score), Depkes RI, 2008). Purpose : In general, the purpose of the research is to find out whether infants aged 6-12 months old with exclusive breastfeeding have better nutrition status compared to those without exclusive breastfeeding in NTB Province of 2007. Method : Research is conducted using non-paired control case design, in 143 cases and 143 controls of infants aged 6-12 months old. Case means infant aged 6-12 months old suffered malnutrition (based on Z value of BW/A score < -2 SD to -3 SD) in NTB Province of 2007, while control means infant aged 6-12 months old with good nutrition status (based on Z value of BW/A score > -2 SD to +2 SD) taken based upon case origin. To analyze the relation, it is made logistic regression multivariate analysis. Result : Infants aged 6-12 months old in NTB Province fed with Exclusive breastfeeding have the risk 0.441 (P= 0.003, CI 95%: 0.256-0.760) times to suffer malnutrition compared to infants without exclusive breastfeeding after being controlled by co-variate variables namely economic status, Low Birth Body Weight (BBLR), 2 last weeks infant health status before sampling, feeding practice, mother's education level and parity or in another word infants aged 6-12 months old in NTB Province without exclusive breastfeeding are 2.3 times riskier than those with exclusive breastfeeding after being controlled by co-variate variables. Based upon analysis result, it is also identified that an infant can be free from malnutrition of 28.57% if he/she obtains exclusive breastfeeding. Conclusion : Exclusive breastfeeding can prevent infants aged 6-12 months old in NTB Province in 2007 to suffer malnutrition (OR=0.441, P= 0.003, CI 95%: 0.256-0.760) and an infant can be free from malnutrition of 28.57% if he/she obtains exclusive breastfeeding. Promotion or campaign for exclusive breastfeeding needs to be continuously and sustainably carried out as the way or method to obtain better infant nutrition status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T31716
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Handayani
Abstrak :
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman lain hingga bayi berusia 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif pada bayi di Kabupaten Kepulauan Anambas. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan rancangan cross sectional. Sampel penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi 6-12 bulan dan berada di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Palmatak yang berjumlah 160 orang. Variabel dependen adalah perilaku pemberian ASI eksklusif, sedangkan variabel independen adalah faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan, sikap, serta nilai dan budaya), faktor pendorong (pemeriksa kehamilan, penolong persalinan, tempat persalinan) dan faktor penguat (dukungan keluarga, dukungan teman, dukungan petugas kesehatan). Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat. Hasil penelitian menggambarkan bahwa sebagian besar responden tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya (90,6%). Faktor predisposisi umur, pekerjaan dan sikap tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif, akan tetapi dari pendidikan, pengetahuan serta nilai dan budaya responden menunjukkan ada hubungan bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif dimana untuk pendidikan di peroleh p value : 0.001, pengetahuan dengan p value: 0.036 dan nilai budaya ibu dengan p value: 0.004. Faktor pendorong pemeriksa kehamilan dan penolong persalinan menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif karena walaupun sebagian besar responden memeriksakan kehamilan dan bersalin di tenaga kesehatan ternyata tidak meningkatkan perilaku pemberian ASI eksklusif. Sebaliknya dari tempat persalinan ada hubungan bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif dan di peroleh p value : 0.011. Faktor penguat yang berupa dukungan keluarga, teman dan petugas kesehatan tidak menunjukkan ada hubungan yang bermakna dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. ......Exclusive breastfeeding is an activity to give infants mother?s milk without adding other foods and beverages before the infants is 6 months old. The research aims at figuring out the habits and other factors related to breast feeding for infants di Kepulauan Anambas Regency. This is a descriptive research apllying cross sectional design. There were 160 samples of mothers caring 6 to 12 year-old infants within the working territory of Palmatak?s District Community Health Center. The dependent variable was the habits of conducting exclusive breastfeeding, the independent variable was predisposition factors (age, education, occupation, knowledge, attitude, value, and culture), while the reinforcement factors were (pregnancy supervisor, birth attendance, place of give birth), and the supporting factors were (family, colleagues, and medics support). The analysis was conducted by using univariat and bivariat technique. The result shows that most of the respondents who did not practice exclusive breastfeeding to their infants, which was 90.6%. The predisposition factors of age, occupation, and attitude did not have a meaningful relationship towards the habits of conducting breastfeeding. However, the factors of education, knowledge, value, and culture did show a meaningful relationship towards the practice of conducting breastfeeding. The education factor holds p value of 0.0001, knowledge has 0.036, and cultural value has 0.004 p value. The reinforcement factors of ANC given and birth attendance did not have meaningful relationship with the practice breastfeeding. On the contrary, the factor of givingbirth place had meaningful relationship with the habits of conducting breastfeeding with 0.011 p value. Finally, the supporting factors of family, colleagues, and medics supports did not show meaningful relationship with it.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tien Ihsani
Abstrak :
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan promosi susu formula dan faktor lainnya dengan pemberian ASI eksklusif di Kota Solok Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2011. Penelitian ini dilakukan dengan desain cross sectional pada 102 orang ibu dari bayi usia 7-12 bulan. Data dikumpulkan melalui wawancara langsung pada ibu dengan menggunakan kuesioner. Ditemukan 26,5% ibu yang memberikan ASI eksklusif. Pengetahuan ibu, immediate breastfeeding dan promosi susu formula berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Disarankan kepada Pemerintah Kota Solok untuk dapat mengeluarkan kebijakan mengenai upaya peningkatan ASI eksklusif dan pengaturan larangan promosi susu formula di tempat persalinan. ......The purpose of this study was to determine the relationship of infant formula milk promotion and other factors with exclusive breastfeeding in the town of Solok West Sumatra Province in 2011. This research was conducted with a cross-sectional design of the 102 mothers of infants aged 7-12 months. Data were collected through direct interviews with the mothers using a questionnaire. Found 26.5% of mothers who exclusively breastfedding. Infant formula milk promotion, immediate breastfeeding and maternal knowledge, associated with exclusive breastfeeding. It is recommended to the Government of Solok City to be able to issue a policy regarding efforts to increase exclusive breastfeeding and setting restrictions on the promotion of infant formula in the place of birth.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hajijah Septia Utami
Abstrak :
Berdasarkan SUSENAS tahun 2007 cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai umur 6 bulan dari 28,6% turun menjadi 24,3% tahun 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam praktek pemberian ASI eksklusif. Desain penelitian menggunakan cross sectional, cara pengumpulan data kuesioner, jumlah sampel 105 responden, sampel dengan teknik acak sederhana. Ibu yang memberikan ASI eksklusif sebesar 25,7% lebih rendah dari target nasional yang telah ditetapkan yaitu 80%. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang bermakna terdiri dari pengetahuan, tempat persalinan dan dukungan keluarga. Berdasarkan hasil studi disarankan untuk meningkatkan pelatihan tentang ASI eksklusif bagi petugas, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan penyuluhan oleh petugas dan kader kepada ibu hamil dan menyusui. ......Based on the 2007 SUSENAS coverage of exclusive breastfeeding in the baby up to age 6 months from 28.6% decreased to 24.3% in 2008. This study aims to find out information about the factors associated with maternal behavior in exclusion breastfeeding practices. Using a cross sectional study design, data collection questionnaires, number simple 105 respondent, sample by simple random technique. Mothers who exclusively breastfed for 25.7% lower than the national target set is 80%. Study results of found that there are significant related to knowledge, where labor and family support. Based on the results of the study is recommended to enhance training on exclusive breastfeeding for the officers. And to increase public knowledge with Extension by officers and cadres to pregnant and lactating mothers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Paradise, Isaura
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh usia kawin pertama ibu terhadap pemenuhan hak kesehatan anak usia 6-23 bulan dengan menggunakan data SUSENAS 2017. Berdasarkan studi literatur, variabel usia kawin pertama diduga mengalami endogenitas sehingga variabel ini diprediksi dahulu menggunakan regresi OLS. Metode analisis pemenuhan hak kesehatan anak menggunakan regresi logistik biner dan regresi logistik ordinal. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh bahwa usia kawin pertama ibu berpengaruh positif terhadap pemenuhan hak ASI ekslusif, pemenuhan hak ragam makanan, dan pemenuhan hak imunisasi dasar lengkap. Secara keseluruhan, usia kawin pertama ibu berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat pemenuhan hak kesehatan anak. ......This research aims to study the effect of mother's first age marriage on fulfillment of rights health of children aged 6-23 months in Indonesia using National Socio-Economic Survey 2017 data. Based on literature review, variable first age marriage is suspected to suffer from endogeneity, thus this variable is predicted using OLS regression in the first stage. The analysis method using the binary logistic regression and ordinal logistic regression. The result of data processing obtain that mother's first age marriage has a positive effect on fulfillment of exclusive breastfeeding right, fulfillment of the right to variety of food, and fulfillment of basic immunization rights. Overall, the mother's first age marriage has a positive effect on fulfillment of children's health rights.
Depok: Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>