Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dalimunthe, Tapi Juliana
"ABSTRAK
Manusia dilahirkan dengan dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Setiap'
jenis kelamin memiliki ciri-ciri fisik dan karakteristiknya tersendiri. Ciri-ciri fisik
adalah ciri-ciri yang terlihat pada tubuh, sedangkan karakteristik adalah ciri-ciri
secara psikologis yang memunculkan sifat yang berbeda. Pada orang laki-laki sifat
tersebut dikenal dengan maskulin dan pada orang perempuan dikenal dengan
feminin, kedua karakteristik tersebut lebih dikenal dengan istilah sex-role
orientation. Setiap manusia memiliki persepsi sendiri terhadap sex-role-nya
masing-masing dan persepsi inilah yang akan mengarahkan tingkah lakunya
dalam kehidupan sehari-hari.
Dunia olahraga adalah salah satu dunia kaum laki-laki, yang identik dengan unsur
kompetisi dan aktivitas fisik di dalamnya. Menurut teori, hanya sex-role maskulin
dan androgin yang dapat bertahan dalam aktivitas olahraga. Beberapa penelitian
terdahulu menyatakan bahwa mereka yang sukses di dunia olahraga adalah
mereka yang menunjukkan karakter maskulin atau androgin, baik ia seorang lakilaki
ataupun seorang perempuan. Jadi perempuan-perempuan yang berkecimpung
di dunia olahraga biasanya memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
menampilkan karakteristik maskulin dan androgin.
Selain kemampuan berkompetisi dan aktivitas fisik, olahraga juga membutuhkan
perilaku achievement untuk berprestasi. Perilaku achievement tersebut mendasari
sang atlet untuk melakukan usaha-usaha berlatih menuju ke prestasi yang ingin
dicapai. Orientasi apa yang dipilih oleh sang atlet menentukan keberhasilannya
dalam mencapai prestasi terbaiknya.
Achievement goal orientation merupakan alasan atau tujuan mendasar seseorang
untuk menunjukkan kemampuannya dalam suatu kegiatan pencapaian prestasi.
Ames & Archer (1988) mengemukakan dua jenis goal orientation, yaitu taskoriented
dan ego-oriented. Atlet yang cenderung mengarah pada task-oriented
lebih mementingkan proses berlatih, peningkatan pemahaman dan keterampilan,
dan fokus pada pengembangan kemampuan yang berhubungan dengan performa
masa lalu. Sedangkan atlet yang cenderung mengarah pada ego-oriented hanya memfokuskan pada hasilnya saja dan menggunakan perbandingan dengan
individu lain di lingkungannya.
Dari penelitian-penelitian terdahulu, diketahui bahwa task-oriented adalah
orientasi yang paling ideal untuk menghasilkan perilaku dan motivasi yang adaptif
dalam belajar. Demikian juga di dunia olahraga, pemantapan task-oriented atletatlet
penting untuk menghasilkan motivasi untuk berlatih dan perilaku berprestasi.
Daru hasil penelitian di luar negeri, pada atlet perempuan ditemukan bahwa
mereka lebih termotivasi secara instrinsik {task-oriented) daripada atlet laki-laki.
Mereka melakukan kegiatan olahraga untuk kepuasan diri sendiri bukan untuk
membuktikan sesuatu kepada orang lain.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara sex-role orientation
dengan achievement goal orientation pada atlet perempuan di Indonesia, dalam
hal ini atlet sofbol. Pemilihan cabang olahraga sofbol dikarenakan sofbol adalah
olahraga kompetitif berbentuk permainan dengan kelompok, yang merupakan ciriciri
olahraga maskulin, namun biasa diperuntukkan bagi kaum perempuan.
Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa lebih dari setengah dari jumlah subyek
(55,55%) memiliki orientasi androgin dan maskulin, sesuai dengan penelitian
sebelumnya. Diketahui juga sex-role orientation atlet perempuan berhubungan
dengan achievement goal orientation atlet tersebut. Atlet perempuan yang
berorientasi feminin, maskulin dan androgin memiliki kecenderungan mengarah
pada task-oriented pada performa berlatih ataupun bertandingnya. Hasil lain
diketahui bahwa orientasi maskulin memberikan sumbangan terbesar terhadap
varians task-oriented pada atlet perempuan tersebut.
Plasil penelitian ini belum dapat dikatakan maksimal, karena masih banyak
kelemahan-kelemahan di sana-sini. Walau begitu diharapkan penelitian ini dapat
memberikan sumbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya, juga penerapan
praktis di bidang olahraga, khususnya pada cabang sofbol."
2002
S3146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasya Nafasya Putri
"ABSTRAK
Di tengah perubahan berbagai tuntutan sekolah yang semakin tinggi, subjective well-being siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) cenderung mengalami penurunan. Dari gambaran subjective well-being secara global tersebut, diperlukan pengukuran subjective well-being pada konteks yang lebih spesifik untuk melihat lebih akurat mengenai keadaan siswa SMA khususnya pada konteks sekolah. Subjective well-being in school merupakan konstruk yang dapat mengukur kepuasan sekolah, pengalaman emosi positif dan pengalaman emosi negatif di sekolah. Di antara berbagai aspek yang dapat berhubungan dengan subjective well-being in school, achievement goal orientation merupakan salah satu konstruk yang perlu ditelusuri lebih lanjut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat setiap pengaruh tipe achievement goal orientation dengan menggunakan kerangka 2 x 2 yang dikemukakan oleh Elliot & McGregor. Berdasarkan hasil analisis regresi linear, mastery-approach goal, performace-approach goal dan performance-avoidace goal memiliki pengaruh yang signifikan terhadap subjective well-being in school di sampel siswa SMA. Mastery-avoidance menunjukan tidak adanya pengaruh yang signifikan terhadap school well-being in school. Hasil dari penelitian tersebut dapat mendukung hasil penelitian sebelumnya dan juga memberikan gambaran mengenai tipe achievement goal orientation dengan kerangka 2 x 2 yang sebelumnya masih belum banyak ditelusuri

ABSTRACT
In the midst of increasing academic pressure that high school students face, their subjective well-being tends to be declining as they go through school years. Furthermore, we have to measure more context-spesific subjective well-being to ensure more thorough and accurate information that better depict their situation. Therefore, we use subjective well-being in school which consists of school satisfaction, positive affect, and negative affect in school. Between several variables that correlates to subjective well-being in school, achievement goal orientation needs to gain more attention. This research is intended to see the effect of each type of goal orientation to subjective well-being in school by using 2 x 2 framework that has been stated by Elliot and McGregor. Based on single regression analysis, mastery-approach goal, performace-approach goal and performance-avoidace goal has significant effect to subjective well-being in school in 11th Grade high school students. However, mastery-avoidance shows no significant effect to subjective well-being in school. Results of this research support earlier research and it gives us broader information about achievement-goal orientation with 2 x2 framework."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azka Amalina
"Sejak adanya pandemi, Indonesia menerapkan sistem Belajar Dari Rumah (BDR) yang juga tidak terlepas dari isu kecurangan akademik. Penelitian bertujuan untuk melihat peran dari tipe achievement goal orientation dan norma subjektif dalam memprediksi kecurangan akademik selama BDR. Partisipan penelitian adalah peserta didik jenjang pendidikan menengah atas yang melaksanakan BDR (n=183). Hasil menunjukkan bahwa tipe achievement goal orientation dan norma subjektif secara bersamaan memprediksi kecurangan akademik (R2 = 0,31, F(5,18) = 15,76, p < 0,05). Meskpun demikian, jika dilihat masing-masing, hanya norma subjektif yang berperan signifikan dalam memprediksi kecurangan akademik (β=0,50, p<0,05). Implikasi dari penelitian akan didiskusikan.
......Due to pandemic, Indonesian students are instructed to do Study From Home (SFH), which leads to academic dishonesty issue. This study investigated the role of achievement goal orientation and subjective norms to predict academic dishonesty. Participants of this study were high school students (n=183) who do SFH. The result showed that both if the type of achievement goal orientations and subjective norms altogether significantly predict academic dishonest (R2 = 0,31, F(5,18) = 15,76, p < 0,05). However, only subjective norms that have significant role to predict academic dishonesty (β=0,50, p<0,05). The implication of the result will be discussed."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library