Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Esthi Candra Damayanti
"Salah satu faktor yang berperan penting dalam metabolime lipid dan glukosa adalah estrogen. Pada wanita menopause terjadi predisposisi lemak pada organ visera, peningkatan berat badan dan gangguan sensitivitas insulin. Penelitian ini diharapkan dapat menganalisis kandungan senyawa kimia pada Rheum officinale dan dengan menggunakan 3T3- L1 cell line preadiposit ini diharapkan menemukan mekanisme kerja ekstrak etanol 70% akar kelembak (Rheum officinale Baill) terhadap adipogenesis.
Untuk menilai toksisitas ekstrak terhadap sel 3T3- L1 dilakukan uji MTS pada dosis 20, 40, 60, 80, dan 100 µg/ml. Pemeriksaan genotip menggunakan metode Reverse-Transcript PCR yang dilakukan pada hari ke- 2 dan ke- 4 diferensiasi. Sedangkan pemeriksaan fenotip dilakukan pada hari ke- 7 dengan metode pewarnaan menggunakan Oil Red O.
Pada pemeriksaan fitokimia ditemukan adanya senyawa saponin, flavonoid, dan tanin. Pada uji MTS dengan inkubasi 24 jam sel terlihat baik pada semua dosis yang diujikan. Hasil PCR dan staining oil red o menunjukkan bahwa ekstrak etanol 70 % akar kelembak menghambat adipogenesis pada dosis 40 µg/ml melalui down regulasi gen PPAR ɣ.

One factor that plays an important role in lipid and glucose metabolism is estrogen. In menopause women occurs fat predesposition in the viscera organs, weight gain and impaired insulin sensitivity. This study expected to analyze the content of chemical compounds in Rheum officinale and using a cell line 3T3-L1 preadiposit is expected to find the mechanism of action of 70% ethanol extract of the roots of rhubarb (Rheum officinale Baill) on adipogenesis.
To assess the toxicity of the extract on 3T3 -L1 cells tested MTS in doses of 20, 40, 60, 80, and 100 µg / ml. Examination genotyping using Reverse Transcript- PCR performed on day 2 and 4 of differentiation. While the phenotype examination performed on day 7 with a method using Oil Red O staining.
On examination the presence of phytochemical compounds found saponins, flavonoids, and tannins. In the MTS test with a 24-hour incubation of cells look good at all doses tested. Results of PCR and Oil Red O staining showed that 70 % ethanol extract of rhubarb root inhibits adipogenesis in a dose of 40 mg / ml through downregulation of PPAR ɣ gene."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
T38695
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzli Fahdia Mazfufah
"Latar Belakang: Obesitas telah menjadi masalah kesehatan besar di dunia. PEMF merupakan modalitas penyembuhan obesitas karena mampu menghambat adipogenesis. Hingga kini, belum dapat dipahami proses molekuler yang mendasari mekanisme penghambatan adipogenesis oleh PEMF. Adipogenesis diketahui melibatkan faktor transkripsi PPARγ yang berperan dalam pengaktifan gen-gen adipogenik, di antaranya ADIPOQ. PPARγ terkekspresi tinggi pada tahap awal adipogenesis dan ADIPOQ terekspresi tinggi pada tahap terminasi adipogenesis. Kedua gen tersebut dapat dijadikan penanda terjadinya adipogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ekspresi PPARγ dan ADIPOQ pada MSC yang dipajan PEMF dan MSC yang tidak dipajan PEMF.
Metode: Sampel RNA diisolasi dari masing-masing kelompok perlakuan pada hari ke-0 (kalibrator), 2, 4, 7, dan 14. Ekspresi gen PPARγ dan ADIPOQ dianalisis menggunakan metode qRT-PCR. Pajanan PEMF diberikan dengan intensitas Bmax=2 mT, f= 75 Hz, dalam waktu 10 menit sehari selama 14 hari masa adipogenesis. Sebagai data pelengkap dilakukan pengamatan terhadap morfologi dan jumlah sel berdasarkan hasil gambaran menggunakan mikroskop.
Hasil: Hasil analisis qRT-PCR menunjukkan ekspresi PPARγ dan ADIPOQ pada kelompok PEMF lebih rendah dibanding dengan kelompok kontrol. Pada hari ke-2 dan hari ke-14, terdapat perbedaan bermakna ekspresi PPARγ dan ADIPOQ antara kelompok PEMF dan kelompok kontrol (p<0,05). Pada hari ke-7, ekspresi PPARγ dan ADIPOQ mulai ditekan kembali pada kelompok PEMF, ditandai dengan tidak adanya perbedaan bermakna antara kenaikan ekspresi PPARγ dan ADIPOQ di hari ke-4 menuju hari ke-7 (p>0,05). Penghambatan ekspresi gen sejalan dengan hasil pengamatan morfologi dan jumlah sel.
Kesimpulan: PEMF memiliki efek penghambatan terhadap adipogenesis sel punca mesenkimal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pajanan PEMF dapat menekan ekspresi PPARγ dan ADIPOQ, perkembangan morfologi, dan jumlah sel selama masa adipogenesis.

Background: Obesity has become a major health problem in the world. PEMF is known as a modality for obesity treatment because its ability to inhibit adipogenesis. But until now, the molecular processes of adipogenesis inhibition by PEMF is remain unknown. Adipogenesis process involve the transcription factor, PPARγ, which plays a role in activating adipogenic genes, including ADIPOQ. PPARγ is highly expressed at the early stages of adipogenesis and ADIPOQ is highly expressed at the termination of adipogenesis. Both of these genes can be used as markers of adipogenesis. This study aimed to determine the level of PPARγ and ADIPOQ expression on MSC exposed by PEMF and MSC that are not exposed by PEMF.
Method: Total RNA was extrected from samples of each treatment group on day 0 (calibrator), 2, 4, 7, and 14. The expression level of PPARγ and ADIPOQ were analyzed using the qRT-PCR method. Exposure to PEMF with Bmax = 2 mT, f = 75 Hz, for 10 minutes a day in 14 days of adipogenesis. Observations on the morphology and the number of cells were analyzed using a microscope imaging.
Result: The results of the qRT-PCR analysis showed expression of PPARγ and ADIPOQ in the PEMF group is lower than the control group. On the day 2 anda day 14, there were significant differences in the expression of PPARγ and ADIPOQ between the PEMF group and the control group (p <0.05). On day 7, expression of PPARγ and ADIPOQ suppressed in the PEMF group, marked by a and no significant difference between increases PPARγ and ADIPOQ on day 4 to day 7 (p> 0.05). Inhibition of gene expression is in line with the results of morphology and number of cells.
Conclusion: Adipogenesis inhibition in the PEMF group was better than the control group. The results showed that the effect of PEMF and length of exposure can suppress PPARγ and ADIPOQ expression, cell morphology, and the number of cells during the period of adipogenesis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library