Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tulangan baja di dalam beton bertulang dapat mengalami korosi. Korosi ini dapat terjadi akibat berbagai faktor, Salah satunya adalah faktor lingkungan. Air Iaut merupakan salah satu Iingkungan yang mempunyai dampak buruk terhadap beton bertulang.
Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam memperlambat laju korosi pada tulangan baja adalah dengan menambahkan zat inhibitor dalam komposisi beton yang lnembungkus tulangan. Akan tetapi penambahan inhibitor ini terltu akan berpengaruh terhadap mutu beton. Kondisi inilah yang melatarbelakangi penelitian terhadap pengaruh inhibitor terhadap mutu beton ekspos di air Iaut.
Inhibitor yang diteliti pada penelitian ini adalah sanyawa Phosphate dalam tiga konsentrasi, yaitu 30 ppm, 60 ppm, dan 90 ppm. Hal yang ditinjau daiam penelitian ini adalah kekuatan tekan betonnya. Pengkondisian perlakuan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara merendam beton pada Iaut yang sebenamya, dalam hal ini di Pelabuhan Kalijafat 5. Pengujian kuat tekan beton dilakukan pada kubus beton berukuran 15 x 15 x15 cm’ pada umur 30, 60, dan 90 hari.
Dari penelitian ini didapatkan hasil kuat tekan beton di air Iaut pada umur 30, 60. dan so hari, yaitu 30 ppm : 307,04 kglcmz, 353,89 kg/amz, can 304,82 kglcmz; 60 ppm : 331,85 kg/cm2, 344,82 kg/cm2, dan 364,07 kg/cm2; 90 ppm :
297,23 kg/cm2, 336,67 kg/cm2, dan 390 kg/cm2, standar: 343,33 kg/cm2, 353,26 kg/cm2, dan 347,76 kg/cm2. Kuat tekan baton yang daiam campurannya menggunakan air Iaut pada umur 30, 60, dan 90 hari adalah, Tanpa Inhibitor:
357,40 kg/cm2, 374,82 kg/cm2, dan 394,45 kg/cm2; 60 ppm : 344,08 kg/cm2, 350,37 kg/cm2, dan 350,74 kg/cm2.
Kekuatan beton yang paiing baik adalah beton yang campurannya menggunakan air Iaut tanpa inhibitor, tetapi campuran ini tidak dapat digunakan karena kandungan klorida dalam air Iaut melebihi 0,15%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsentrasi optimum inhibitor phosphate ditinjau dari kuat tekannya adalah 60 ppm."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35246
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Nutrisi dalam kimia laut secara umum merupakan unsur-unsur dasar untuk bertumbuhnya fitoplankton. Unsur-unsur dasar tersebut meliputi fosfor,nitrogen dan silikat...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"This paper describes important aspects related with growth media for culturing marine microalgae.This paper aims to be used by researchers of microalgae in Indonesia...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Fitriana
"Pasang surut merupakan perubahan muka laut yang disebabkan gaya gravitasi antara bumi dengan benda angkasa lain yang dapat diamati melalui stasiun pasang surut yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial (BIG). Wilayah pesisir Pulau Jawa merupakan kawasan yang penting karena terdapat kota-kota besar yang menjadi pusat aktivitas manusia seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, dan kota lainnya yang sedang berkembang. Karena terletak di wilayah pesisir tentu saja kota-kota tersebut menghadapi berbagai dinamika laut seperti banjir rob, perubahan garis pantai, dan tsunami. Penelitian ini membahas tentang bagaimana karakteristik stasiun pasang surut Pulau Jawa, bagaimana menentukan bobot dari masing-masing kriteria penempatan stasiun pasang surut yang dapat menjangkau seluruh wilayah pesisir Pulau Jawa. Kriteria penempatan stasiun pasang surut yang digunakan adalah homogenitas area, aksesibilitas, kondisi masyarakat, dan insfrastruktur. Pengolahan data pasang surut menggunakan metode least square adjustment. Penentuan bobot dari masing-masing kriteria dilakukan dengan menggunakan metode analytical hierarchy process (AHP), kemudian dengan analisa Geographic Information System (GIS). Hasil dari penelitian ini diperoleh bahwa karakteristik pasang surut Pulau Jawa didominasi oleh konstanta harmonik M2, tipe pasang surut di Pulau Jawa ada 3 (tiga) yaitu Campuran Harian Ganda, Campuran Harian Tunggal, dan Harian Tunggal. Hasil dari pengolahan dengan AHP memenuhi syarat dengan tercapainya CR yaitu 1,4%. Bobot dari masing-masing kriteria adalah homogenitas area 18,53%, aksesibilitas 25,44%, kondisi sosial masyarakat 10,51%, dan infrastruktur 45,52%. Kebutuhan stasiun pasang surut disetiap kabupaten/kota wilayah pesisir Pulau Jawa yaitu 13 kabupaten/kota yang berapa pada zona 1, 33 kabupaten/kota berada pada zona II, dan ada 10 kabupaten/kota yang berada pada zona III.
......Tides are sea level changes caused by the gravitational force between the earth and other celestial that can be observed through tidal stations managed by the Geospatial Information Agency (BIG). The coastal area of ​​Java Island is an important area because there are many cities becomes the center of human activity such as Jakarta, Semarang, Surabaya, and other cities that are developing. Because the located in coastal areas, these cities confront various marine dynamics such as tidal flooding, coastline changes, and tsunamis. This research take up about the analysis characteristics of the tidal stations in Java, and how to determine the weight of each criteria for placement the tidal stations that can coverage all the entire coastal area of Java Island. The placement criteria are area homogeneity, accessibility, community conditions, and infrastructure. Tidal data processing using the least square adjustment method. Determination of the weight of each criterion is done by using the analytical hierarchy process (AHP) method, then analysis spatial by Geographic Information System (GIS). The results of this study show that the tidal characteristics of Java Island are dominated by the harmonic constant M2, there are 3 (three) types of tides in Java, namely Mixed Daily Double, Daily Mixed Single, and Daily Single. The results of processing with AHP meet the requirements with the achievement of a CR of 1.4%. The weight of each criterion is 18.53% area homogeneity, 25.44% accessibility, 10.51% social conditions, and 45.52% infrastructure. The need for tidal stations in each regency/city in the coastal area of ​​Java Island is divided into 3 zones, namely zone I, zone II, and zone III. In zone I there are 13 districts, zone II there are 33 districts, and zone III there are 10 districts."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidanafie Ashriyati
"ABSTRAK
Jumlah penduduk DKI Jakarta berdasarkan Sensus Penduduk tahun 2010 mencapai 9.588.198 jiwa dengan kepadatan 14.882 jiwa/ km sehingga kebutuhan air makin meningkat. Pengambilan air tanah dalam jumlah besar mengakibatkan masalah lingkungan seperti intrusi air laut yang menyebabkan menurunnya kualitas air tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kerentanan pada wilayah terintrusi air laut di DKI Jakarta dilihat dari aspek lingkungan, sosial ekonomi masyarakat, ekonomi wilayah dan sosial kependudukan serta menentukan prioritas dan upaya penanganannya. Selama periode 1984-2006, intrusi air laut telah mencapai lebih dari 30 % dari total luas DKI Jakarta. Sebarannya mencakup seluruh wilayah Jakarta Utara dan sebagian Jakarta Barat yang meliputi wilayah Cengkareng dan Kalideres. Perhitungan tingkat kerentanan dilakukan dengan metode pengkelasan dan skoring. Variabel yang dipilih sesuai dengan tujuan penelitian ini meliputi variabel jumlah dan kepadatan penduduk, persentase pelanggan air bersih, persentase penduduk miskin, persentase rumah tinggal sementara, jumlah sektor industri dan pabrik, jumlah sektor jasa dan perdagangan, persentase area rawan banjir/genangan, persentase area terbangun, dan persentase area terbuka hijau. Hasil perhitungan berdasarkan sebelas (11) variabel pada wilayah terintrusi air laut menunjukkan nilai kerentanan tertinggi pada variabel persentase area terbuka hijau, kepadatan penduduk dan persentase area terbangun. Secara umum, pada wilayah terintrusi air laut merupakan wilayah yang sebagian besar mempunyai tingkat kerentanan yang tinggi pada aspek sosial kependudukan dan ekonomi wilayahnya. Sedangkan Kelurahan Koja, Lagoa dan Tugu Utara merupakan wilayah dengan kerentanan yang tinggi pada aspek lingkungannya, sehingga perlu diutamakan prioritas dan upaya penanganannya. Berbagai upaya penanganan pada wilayah tersebut dengan cara peningkatan pelayanan air bersih, perbaikan sistem drainase dan penertiban lingkungan, penetapan jalur hijau untuk resapan air hujan, membangun dan memperbaiki fungsi situ, embung dan waduk, dan menerapkan konsep 3R terhadap sumberdaya air.

ABSTRACT
According to the 2010 Population Census, number of DKI Jakarta population is 9,588,198 and population density 14,882 persons/km2. It results to increasing water demand. Excessive groundwater exploitation causes environmental problems such as salt-water intrusion and decreases ground water quality. This research aims to identify vulnerability of salt-water intrusion area in DKI Jakarta from environment aspect, community socio-economic aspect, regional economy aspect, and demography aspect perspectives; to determine area management priority and measures.
This research shows that salt-water intrusion has covered more than 30% of total area of DKI Jakarta in the period of 1984-2006 which includes all area of Jakarta Utara and part of Jakarta Barat, Cengkareng and Kalideres. Calculation of vulnerability level is using classification and scoring method. The selected variables are population number and density, percentage of clean water consumers, percentage of poor population, percentage of temporary housing, number of industry facility and factory, number of trade and service facility, percentage of flooding/inundation area, percentage of built area, and percentage of greenery area. The result of calculation, based on eleven (11) variables, shows that three (3) variables, namely percentage of greenery area variable, population density variable, and percentage of built area variable, scored highest vulnerability. Generally, salt-water intrusion areas dominantly have high vulnerability level on social and demography aspect and regional economy aspect. Meanwhile, Kelurahan Koja, Kelurahan Lagoa and Kelurahan Tugu Utara are high vulnerability area in term of environment aspect which should be prioritized for implementing management measures. The management measures include clean water service improvement, environment and drainage system improvement, green belt for rain water absorption, development and improvement of dams and lakes function, and application of 3 R concept for water resources."
2011
T29751
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Awanda Sentosa
"Thesis ini mengkaji kerentarum sosial ekonomi di Kec.amatan PenjaringanKota Administrasi Jakarta Utrua terhadap kenaikan muka laut berdasarken indeks kerentanan, identifikasi aktifitas beocana dan indikator pembentuk kerentanan untuk mengetahui kelompok masyatakat yang rentan terhadap kenaikan muka air laut dan bentuk adaptasinya. Variabel indeks kerentanan aldbat keoaikan muka air !aut ndalah tala guna lahan, persentase kemiskinan, tingkat kepadatan dan persentase jumlah penduduk terkena genangan akibat kenaikan muka air laut. Kerentanan kenaikan muka laut ini digolongkan menjadi tiga:, yaitu kurang rentan, rentan dan sangat rentan. Perhitungan nilai index kerentanan pada tesis ini berdasarkan hasil perhitungan tingkat kerentanan yang mengacu penelitian Szlafsztein (2005), identifikasi aktifitas beneana akibat kenaikan muka air laut didasarken pnda sifat kndatangan, prediktabilitas.durasi dan areal tetganggu. Identifikasi ini didapat dari data sekunder dan data primer. Sedangkan indikator pembentuk kerentanan terdiri dari tingkat pendidikan, mata pencaharian kepemilikan tempat tinggal dan aset, pendapatan, sosial dan sumber informasi bencana didapat dari hasil penyebaran kuesioner. Analisa Cross Tabulasi antata lndeks Kerentanan Sosial Ekonomi tethadap kenaikan muka air laut dengan variabel Mata Pencaharian, Tingkat Pendapatan dan tingkat Pendidikan. Cross Tabulasi juga diiakukan antara Bentuk Adaptasi dengan variabel Mata Pencaharian Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan. Hasil yang didapat dari tugas akhir ini beropa yaitu index kerentanan masing-masing RW di lokasi penelitiart menunjukkan kelas kerentanan yang berbeda. RW 01 Kelurahan Pluit yang tetgolong Kurang Rentan mcrnpunyai luas 1,35 Ha dan Sangat Rentan 12,83 Ha. RW 04 Kelurahan Karnal Muam tergo[ong Kurang Rentan dengan total luas 0,08 tergolong Rentan dengan total luas 4,03 Ha, tergolong Sangat Rentan dengan total luas 1,89 Ha. RW 17 Kelurahan Penjaringan wilayah RT yang tergolong Kurang Rentan dengan total luas 41,75 Ha, RT tergolong Rentan dengan total luas 130,14 Ha dan RTtergolong Sangat Rentan dengan total luas 6,55 Ha. Kemampuan adaptasi fisik terdiri dari meninggikan rumah. pembuatan tanggul, memperdalam atau memperlebar saluran, memperkuat konstruks:i rumah dan Kemampuan adaptasi non-fisik yaitu pindah ke lokasi tidak banjir, tetap tinggal di rumah, menambah perscdiaan air, bahan bakar dan makanan Kelornpok masyarakat yang tergolong rentan adalah mereka yang mempunyai tingkat pendapatan rendah (kurang dari Rp. 2.750,000), dan rnereka yang tingkat pendidikannya rendah (belum SMA atnu
......This research examines the social-economic vulnerability assessment in the district of Penjaringan - North Jakarta due to high tide. The fuunework based on the social-economic vulnernbility index, identification of disaster activities and indicators to determine peoples coping adaptation strategies, The variables ofsosio eoonomlc vulnerability index are land use, percentage of poverty, density and percentage of people who suffered from high tide. This index based on SzlafSztein (2005), Identification of disaster activites due to high tide based on arrival charn.ctcristic. predictability duration and area of inundation. This identification section gained from primary and sccunder data. While indicators of vulnerability consists of education cveiprofession livelihood, habitat and property ownership, income level, social and disaster information resources drawn from thresults of questionnaire. The research also did cross tabuiation analysis of social economic vulnerability index due to high tide with variables of profession livelihoods, income level and level of education. Cross tabulation was also performed between the variables of adaptation strategies vtith profession livelihoods, inoome levcl and Jevel of education. The result of this research are mapping -of vulnerability assessment in neighborhood level. Vulnerability index shown each neighborhood bas different vulnerabilities. RW 01 (RW M.s similar identification with neighborhood in Indonesia) in Pluit District that categorized as less vulnerable are 1.35 ha. extremely vulnerable are 12.83 ha. RW 04 Kamal Muara District that categorized as less vulnerable are 0,08ha, categorized as vulnerable are 4.03ha, categorized extremely vuJnembJe I .89 ha. R\V 17 Pcnjaringan District, the area that categorized as Iess vuinerable are 4J.75ha, vu1ncrabJc are !30.14 ba an0 extremely vulnerable 6.55 ba. People or groups who categorized vulnerable are low income level people (less than Rp. 2.75 miUion). those with low educational level (ungraduated high school or equivalent). Physical adaptation strategies conSists of raising house level, making dike, deepening or widening the channel, restrengthening house construction and non physical inundation area., not moving out of home, adding more water supply, fuel and food. People with low education level and low wages will affect their vulnerability level and coping adaptation strategies due to high tides,"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2010
T33504
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Meitri Restiadi
"Korosi merupakan suatu proses degradasi material yang menyebabkan material tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Upaya-upaya pencegahan dari serangan korosi yang menyerang logam antara laln sistem proteksi kafodlk dengan fnenggunakan arus tanding. Arus yang dibutuhkan untuk proteksi sfstern ini berasal dari sumber arus searah yang mengubah arus bolak-balik menjadi arus searah.
Sumber arus searah pada sistem proteksi katodik dengan arus tanding merupakan komponen utama yang menjamin tersedianya arus proteksi yang dialirkan melalui anoda menuju katoda. Oleh karena itu maka dilakukan perancangan sumber arus searah dimana saat ini sumber arus searah unmk proteksi katodik tidak diproduksi di dalam negeri. Perancangan didasarkan atas sumber arus searah yang diproduksi di luar negeri afirnana pada sumber ams searah terdapat rangkaian serta rnodul-modal yang berbeda jhngslnya seperti power supply, driven controller; limiter dan utama.
Kemudian sumber arus search tersebut afiuji pada sisrernproteksf pipa baga yang dtredam di air laut dengan anoda scrap baja selama 120 jam. Dan selarna pengujfan dtlalmkan pengukuran beda potensial antara katoda dan elekrroda/anoda standar Ch/C$uS0_¢ serta didqpatkan hasil besarnya beda potensiaf tersebur berkisar antara -Q86 hingga -Q9 V dimana perbedaan porensla! ini memenuhi kriteria proreksl yang ditetapkan dalarn MCE srandar. Selafn lm difakukan pula perhitungan konsums! anoda scrap baja per tahun dengan dfdqoatkan hasil sebesar Q9 kg/54. year dan basil fn! memenuhi krlteria yang ditetqplran. Sehingga unfair kondlsf selama pengujian, sumber arus search yang dibuar dapar dqnakai dan sesuai dengan sumber arus searah unrukprotelrsl katodflr slstem arus randing."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan
"ABSTRAK
Ice slurry generator is a technology that is currently potential applied to
fishermen. The solution from seawater, moreover characteristict of ice is soft and the
temperature can be below 0 °C can make the fish quality will remain intact. The
current study focused to find the value of the scraper shaft motor rotation optimal to
obtain the optimum point of the process of making ice slurry of seawater with a
scraped surface ice slurry generator. Experimental data obtained by doing variation of
the pump and the auger shaft RPM conducted respectively by 4 variations. From the
sixteen trials, it was found that the optimum point on the pump rotation is 2000 rpm
and 1000 rpm for motor rotation.

ABSTRACT
Ice slurry generator merupakan teknologi yang saat ini potensial jika
diterapkan kepada nelayan. Bahan dasar dari air laut, serta karaktekteristik es yang
lembut dan suhunya bisa di bawah 0 oC membuat kualitas ikan akan tetap terjaga.
Penelitian kali ini memfokuskan untuk mencari nilai putaran auger shaft untuk
mendapatkan titik optimal dari proses pembuatan bubur es dari air laut dengan
scraped surface ice slurry generator. Data ekesperimental diperoleh dengan
melakukan variasi RPM pompa dan auger shaft yang dilakukan masing-masing
sebanyak 4 variasi. Dari 16 kali percobaan, ditemukan titik optimum berada pada
putaran pompa 2000 rpm dan motor 1000 rpm"
2015
S65717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajri Ashfi Rayhan
"Ice Slurry merupakan hasil rekayasa sistem pendingin pada evaporator dengan memanfaatkan air laut sebagai media freezing point depressing additive. Teknologi ice slurry sangat berperan penting dalam proses penangkapan ikan di laut lepas, karena kualitas ikan yang di dinginkan oleh ice slurry jauh lebih baik di bandingkan oleh media pendingin lainya. Hal tersebut disebabkan karena ikan didinginkan langsung oleh air laut yang suhu kristal es dapat mencapai dan seluruh badan ikan dapat terselubungi penuh dengan es. Penggunan propane sebagai media refrigerant dapat meningkatkan waktu terbentuknya ice slurry dan propane merupakan refrigerant yang ramah lingkungan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang prototipe ice slurry dan menganalisis perfroma sistem dengan membandingkan kualitas es antara penggunaan refrigerant R-22 dan propane. Parameter kualitas es pada penelitian ini adalah banyaknya es yang terbentuk terhadap lamanya waktu sistem bekerja dan ketahanan scraper dalam melakukan pengikisan es didalam evaporator. Sehingga semakin cepat ice slurry terbentuk dan scraper dapat terus beroperasi, maka semakin baik sistem rancangan. Variasi antara putaran scraper dan pompa merupakan variabel penentu kualitas es. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembentukan ice slurry dengan refrigerant propane lebih baik dibandingkan R-22 yang ditinjau bedasarkan waktu penurunan suhu air laut, kestabilan tekanan kerja dan perfoma scraper.
......
Ice Slurry is engineered cooling system on the evaporator with the use of seawater as a medium freezing point depressing additive. Ice slurry technology plays an important role in the process of fishing on the high seas, because the quality of the fish is cooled by ice slurry is much better compared to other cooling media. This is because the fish is cooled directly by seawater temperature ice crystals can reach -10 ℃ and whole body fish can be enveloped filled with ice. The use of propane as a refrigerant media can also increase the time the formation of ice slurry and propane is an environmentally friendly refrigerant.
The Purpose of this research is to create a prototype of ice slurry and analyze perfrom of system by comparing the quality of the ice between the use of refrigerant R-22 and propane. Ice quality parameters in this study is the number of ice that forms on the length of time the system works and ablitity of scraper scorns of ice in evaporator. So the faster the ice slurry is formed and scraper can keep operated, the better the system design. Variations between rounds scraper and pump are variables determine the quality of the ice. The results of this study indicate that the formation of ice slurry with refrigerant propane better than R-22, which are reviewed by temperature of sea water, the stability of working pressure and performence of scraper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63704
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Andreas
"Rencana pembangunan Reaktor Daya Eksperimental (RDE) berpotensi melepaskan radionuklida 137Cs. Radionuklida seperti 137Cs merupakan hasil reaksi fisi dari reaktor nuklir. Sumber pelepasan 137Cs berasal dari Reaktor Serba Guna (RSG) GA Serpong, Reaktor Kartini Yogyakarta, dan Reaktor Trigamark di Bandung. RSG beroperasi selama 142 hari dalam setahun dan berpotensi melepaskan radioaktif 137Cs sebanyak 2,91 x 10-6 Ci per tahun. Pelepasan 137Cs ke atmosfer akan mengalami proses global fallout, terserap di dalam tanah dan selanjutnya akan terakumulasi di perairan Teluk Jakarta. Untuk mengidentifikasi banyaknya 137Cs yang terakumulasi di perairan Teluk Jakarta, dapat digunakan rajungan (Portunus pelagicus) sebagai bioindikator.
Pada penelitian ini dilakukan simulasi studi bioakumulasi 137Cs oleh Portunus pelagicus dari perairan Teluk Jakarta dengan memvariasikan perlakuan suhu (28oC, 31 oC, 34 oC, 37 oC) dan salinitas (26o/oo, 29o/oo, 32 o/oo, 35 o/oo) air laut. Hasil penelitian menunjukkan nilai BCF untuk variasi suhu 28oC, 31 oC, 34 oC, 37 oC secara berturut-turut adalah 2,81 mL.g-1; 3,90 mL.g-1; 3,28 mL.g-1; dan 4,31 mL.g-1 sedangkan nilai BCF untuk variasi salinitas 26o/oo, 29o/oo, 32 o/oo, dan 35o/oo berturut-turut adalah 3,25 mL.g-1; 7,24 mL.g-1; 8,40 mL.g-1; dan 25,49 mL.g-1. Nilai BCF yang diperoleh, diinput ke dalam software Erica Tool untuk mengkaji dosis rata-rata 137Cs yang terdapat pada organisme hidup pada perairan Teluk Jakarta.

Experimental Power Reactor development plan releasing potentially radionuclide 137Cs. Radionuclides such as 137Cs is a fission product from nuclear reactors. 137Cs source release comes from Reactor Serba Guna (RSG) GA Serpong, Yogyakarta Reactor and Reactor Trigamark in Bandung. These reactors operates for 142 days a year and has the potential to release radioactive 137Cs as much as 2.91 x 10-6 Ci per year. 137Cs release into the atmosphere will undergo a process of global fallout, absorbed in the soil and will accumulate in the waters of Jakarta Bay. To identify the amount of 137Cs that accumulates in the waters of Jakarta Bay, can be used blue swimmer crab (Portunus pelagicus) as bio-indicators.
In this study conducted a simulation study of bioaccumulation of 137Cs by Portunus pelagicus of the waters of Jakarta Bay by varying the treatment temperature (25oC, 28oC, 31oC, 34oC) and salinity (26o/oo, 29 o/oo, 32 o/oo, 35 o/oo) seawater. The results showed bioconcentration factor (BCF) values for variations in temperature 25oC, 28oC, 31oC, 34oC in a row is 2.81 mL.g-1; 3.90 mL.g-1; 3.28 mL.g-1; and 4.31 mL.g-1 while the value of BCF for variations in salinity 26o/oo, 29 o/oo, 32 o/oo, 35 o/oo are respectively 3.25 mL.g-1; 7,24 mL.g-1; 8,40 mL.g-1; and 25.49 mL.g-1. Bioconcentration factor value obtained, inputted into the software Erica Tool to assess the average dose of 137Cs contained in living organisms in the waters of Jakarta Bay
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65091
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>