Ade Latifa Soetrisno
Abstrak :
Prasasti sebagai sumber sejarah kuno mempunyai kualitas yang tinggi, karena apabila diteliti dengan seksama isinya dapat memberikan gambaran yang amat menarik tentang struktur kerajaan, struktur birokrasi, struktur kemasyarakatan, struktur perekonomian, agama, kepercayaan dan adat istiadat di dalam masyarakat Indonesia kuno. Dari sejumlah besar prasasti, banyak yang belum diteliti secara intensif. Sebagian besar prasasti diterbitkan dalam bentuk alih aksaranya Baja, itu pun tidak selurulrnya lengkap. Beberapa di antaranya dilengkapi dengan terjemahan, namun telaah atas isinya belum banyak dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut maka suatu pengkajian ulang terhadap prasasti merupakan tema dalam skripsi ini. Pokok bahasan yang diambil mengenai salah satu prasasti yang telah dialihaksarakan oleh Brandes, yaitu: prasasti Baru yang dikeluarkan oleh raja Airlangga tahun 952 S/ 1030 M. Meskipun pernah membuat alih aksara atas prasasti baru ini, namun Brandes tidak melakukan pembahasan yang mendalam terhadap isi prasasti ini.Mengingat pentingnya prasasti sebagai salah satu sumber sejarah kuno dan sekaligus berfungsi ganda sebagai historiografi maka juga dilakukan telaah terhadap isi pra_sasti baru, yaitu suatu pembahasan akan sebab-sebab penyerangan Airlangga ke Hasin. Di samping itu peristiwa penyerangan Airlangga lainnya yang terdapat dalam prasasti-pra_sasti Airlangga lainnya juga mendapat perhatian. Dari hasil pembahasan dikemukakan adanya dua kemungkinan yang diharapkan dapat menjelaskan masalah mengapa Airlangga berperang dengan raja Hasin. kemungkinan yang pertama terdasarkan atas pendapat yang diajukan aleh de Casparis, yaitu alasan Airlangga menyerang raja hasin sebenarnya merupakan salah satu usaha untuk mengoyahkan perlawanan musuh Airlangga yang terkuat yaitu raja Wengker, Airlangga pada akhirnya raja Wengker sudah tidak berdaya karena tidak ada bantuan dari Pura sekulunya. Sedangkan kemungkinan yang kedua ditafsirkan bahwa alasan dari penyerangan dari airlangga ke Hasin adalah tidak lepas dari adanya konsep kaliyuga. Akhir penelitian ini bukan saja menjawab masalah yang telah diajukan tetapi juga menimbulkan masalah baru yang menunggu waktu untuk pembahasan lebih lanjut
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library