Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Slamet Suprayogi, 1957-
"On watershed management in Indonesia"
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press , 2015
333.7 SLA p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bogor: Pusat Perpustakaan Pertanian dan Komunikasi Penelitian. Departemen Pertanian, 1994
R 016.333916 BIB
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Bohari
"Daerah Aliran Sungai (DAS) Jeneberang mempunyai peranan sangat panting di Sulawesi Selatan terutama Kabupaten Gowa dan Kotamadya Makassar. Sebagai daerah aliran sungai yang mempunyai potensi sumberdaya alam, DAS Jeneberang memberikan manfaat dalam pembangunan pertanian, perikanan, industri, pertambangan, sumber air bersih, sumber energi, sumber hara dan menyediakan lahan yang baik untuk pencarian nafkah dan permukiman bagi penduduk. Namun demikian pemanfaatan lahan di DAS Jeneberang cenderung menurunkan kuaIitas DAS akibat erosi dan kerusakan tanah. Meningkatnya laju erosi dan kerusakan tanah tersebut terutama disebabkan oleh penduduk yangmemanfaatkan lahan secara berlebihan tanpa memperhatikan prinsip konservasi tanah dan mengolah Iahan yang tidak sesuai dengan kemampuannya.
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menetapkan faktor penyebab menurunnya kualitas DAS Jeneberang.
2. Menetapkan pola pemanfaatan lahan yang meningkatkan kualitas DAS Jeneberang
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan metode eksposfakto. Penelitian dilakukan di DAS Jeneberang Sulawesi Selatan. Satuan analisis yang digunakan adalah kelas kemampuan lahan.

Jeneberang Watershed has important roles in South Sulawesi, especially for Gowa Municipality and Makassar City. As watershed that has natural resource potential, Jeneberang Watershed gives benehts for the development of agriculture, tisheries, industry, mining, clean water resource, energy resources, nutrient resources, space for income eaming, and for settlement. However, the utilization of land in Jeneberang Watershed degrades the quality of watershed as consequences of erosion and land damage. The increasing of erosion and land damage caused by the over utilization of land without pay attention to the land conservation principle and the use of land which does not fit with the population?s capability.
The purposes of research:
1. To determine the causing factor of the decreasing of Jeneberang Watershed quality.
2. To determine the land utilization pattem to improve the quality of the Jeneberang Watershed.
This research is a descriptive analysis with expostfacto method. The location in Jeneberang Watershed is in South Sulawesi. The unit analysis is the land capability."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10955
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, 2007
R 333.9162 POT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiono Kusalamwardi
"Latar Belakang dan Tujuan Penulisan. Suatu wilayah yang terletak antara Semarang-Salatiga-Jepara merupakan suatu kompleks DAS yang dikenal sebagai DAS Jratunseluna. Kompleks DAS ini sendiri tenditi dari sekumpulan DAS-DAS yang lebih kecil, yaitu DAS Penggaron, DAS Dolok, DAS Jragung, DAS Tuntang, DAS Jajar, DAS Serang, DAS Lusi dan DAS Juwana. DAS Jnatunseluna dilihat dari batas-batas fisik muka buminya secara umum tidak memiliki kesamaan, di bagian Barat, Selatan dan Timur merupakan perbukitan sedangkan di bagian Barat Daya dan Utara berupa gunung-gunung. Berdasarkan hal tersebut di atas maka penelitian ini bertujuan ingin memperoleh gambaran mengenai unit geornofologi yang dapat ditemui dan mengetahui karaktenistik dari masing-masing DAS di dalam DAS Jratunseluna. Permasalahan.
Permasalahan yang ingin dicapai : 1. Bagalmana unit geomorfologi dalam DAS Jratunseluna ? 2. Bagaimana karaktenistik yang dimiliki masing-masing DAS yang ada ?
Metode Penelitian memakai pendekatan pewilayahan dan peta-peta yang ada dan dengan melakukan beberapa perhitungan senta perbandingan angka dan peta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1990
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Siswantoro
"Tanah kritis adalah tanah yang mulanya subur menjadi tanah yang kehilangan kesuburannya. Dengan menyempitnya usahausaha kegiatan manusia mengakibatkan usaha pertanian berpindah ke arah tanah marjinal, di mana dalam pengolahan sumber alam di daerah ini sering kali menimbulkan berbagai masalah akibat dari pengelolaan yang tidak tepat berupa kerusakan fisik tanah.
Sehubungan dengan latar belakang tesebut di atas, maka yang menjadi masalah dalam tulisan ini adalah : Di mana saja terdapat adanya tanah kritis pada wilayah daerah aliran kali Serayu ? Mengapa didapati di sana ? Dan Kemana saja kemungkinan arah perluasannya ?
Untuk bisa menjawab permasalahan tersebut diperlukan adanya beberapa faktor yaitu : Ketinggian, lereng, jenis tanah, curah hujan, kepadatan petani serta status tanahnya.
Dari hasil pembahasan tersebut dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : Tanah kritis pada daerah aliran kali Serayu penyebarannya dijumpai pada lereng 15 - 40 %, ketinggian 500 - 1000 meter dari permukaan laut, dengan jenis tanah Latosol dan pada curah hujan di atas 3.000 mm per tahun. Timbulnya tanah kritis pada daerah aliran kali Serayu disebabkan oleh adanya kepadatan petani yang tinggi. Tanah pertanian dan sistim pertaniannya adalah berupa usaha pertanian tanah kering atau tegalan. Kemungkinan arah perluasan tanah kritis di daerah aliran kali Serayu terdapat di : Kabupaten Wonosobo, Banjarnegara dan Purbalingga."
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Suhardi
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Witono
"DAS Amandit merupakan sub DAS negara, anak Sungai Barito. Sungai Amandit mengalir dari pegunungan Meratus ke arah barat, bercabang dua bermuara pada Sungai Negara dan Sungai Tapin.
Adanya perbedaan ketinggian dan lereng mengakibatkan adanya perbedaan tata air pada suatu wilayah. Sehingga ada wilayah yang mengalami pengikisan dan ada wilayah yang menerima kikisan tersebut.
Tujuan dari penelitlan ini adalah untuk mengetahui lokasi wilayah kikisan dan wilayah endapan serta perubahan aliran sungai pada DAS Amandit.
Masalah yang dikemukakan :
1. Di mana wilayah kikisan dan di mana wilayah endapannya?
2. Pada bagian mana terdapat perubahan aliran sungai ?
3. Bagaimana proses perubahan aliran sungai Amandit?"
Jakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harini Soemartono
"Penelitian epidemiologik dan laboratorik dilakukan di daerah dekat aliran sungai Cisadane di Kabupaten Tangerang. Tujuan penelitian adalah mencari hubungan antara kandungan mineral dan logam berat di dalam air minum dengan kesehatan gigi dan jaringan lunak anak prasekolah di daerah aliran sungai Cisadane. Dilakukan pada 2 lokasi: daerah Serpong, yaitu daerah hulu sungai yang belum ada pabrik industri dan daerah Teluk Naga, yaitu daerah hilir sungai yang telah didirikan dan dioperasikan berbagai pabrik industri, dengan limbah yang dialirkan ke dalam sungai. Subyek penelitian adalah anak prasekolah usia 1-5 tahun, tinggal dan dibesarkan di lokasi penelitian, dan air sumur yang digunakan sehari-hari oleh anak dan diduga terkontaminasi oleh air sungai. Jumlah anak yang diperiksa 345, terdiri dari 155 anak dari daerah Serpong yang meliputi 14 posyandu dan 190 anak dari daerah Teluk Naga yang meliputi 6 posyandu. Dari pemeriksaan tersebut diperoleh hasil sbb: kebersihan mulut anak dari kedua daerah buruk dengan indeks plak masing-masing 2,26 (SD 0,80) untuk daerah Serpong dan 2,41 (SD 0,90) untuk daerah Teluk Naga pada indeks plak minimum 0,00 dan indeks maksimum 3,00). Prevalensi karies di daerah Serpong 80% dengan def-t dan def-s rata-rata 5,25 dan 11,85 dan prevalensi karies daerah Teluk Naga 80% dengan def-t dan def-s rata-rata 5,78 dan 12,77. Pada kedua daerah, def-t makin meningkat dengan makin bertambahnya usia. Prosentasi anak yang mengalami hipoplasia email, pewarnaan gigi, gingivitis dan pewarnaan gingiva di daerah Teluk Naga lebih tinggi dibandingkan dengan daerah Serpong. Pemeriksaan air di laboratorium meliputi kadar Ca, Fe, Cu, Zn, Pb, dan Hg. Kandungan Ca di dalam air minum di daerah Serpong lebih tinggi daripada daerah Teluk Naga. Sedangkan kandungan logam berat dalam air minum di daerah Teluk Naga lebih tinggi daripada di daerah Serpong. Logam Cu pada kedua daerah tidak terdeteksi. Kandungan Hg jauh melebihi standart yang ditentukan untuk air minum, terutama daerah Teluk Naga. Hubungan antara kalsium dengan gingivitis agak nyata, lebih jelas lagi hubungan antara kandungan Pb dan Hg dengan gingivitis dan pewarnaan gigi.

The Effect of the Industrial Material Waste Product to the Dental Health of the Preschool ChildrenThe epidemiologycal and laboratoric studies were con-ducted at the areas close to the Cisadane river in Tangerang. The objectives of the studies were to find out the correlation between the mineral and heavy metals contain in the well drinking water with the dental health of the pre-school children who lived and reared at the areas of the up-stream and downstream of the Cisadane river. The studies have been conducted at Serpong, the area of the upstream of the river where there has not been industrial factory yet and Teluk Naga, the area of the downstream of the river where many industrial factories were situated, and their waste product were flushed into the river. The number of the examined children were 345, consist of 155 children of Serpong area who came from 14 posyandus and 190 children of Teluk Naga area who came from 6 posyandus. The oral hygiene of the children of that both areas were poor. The same prevalence of the dental caries of that both areas were 80%. The mean def-t and def-s of the area of Serpong were 5,25 and 11,85 respectively, and for the area of Teluk Naga were 5,78 and 12,77 respectively. The mean def-t by age of the both areas were increasing by the increasing of the children age. The percentage of the children who suffered from enamel hipoplasia, discoloration of the teeth, gingivitis, and the discoloration of the gingiva at Teluk Naga were higher than Serpong. The collected water from 5 wells for each posyandu were sent to the laboratory to examine the level of Ca, Fe, Cu, Zn, Pb, and Hg. The contain of Ca in the well drinking water in Serpong was higher than in Teluk Naga, but the contain of heavy metals in the drinking water in Teluk Naga were higher than in Serpong. The laboratory examination, the element of Cu did not exist in both areas. The contain of Hg in the drinking water is much higher than the standart contain Hg in the drinking water. The correlation between Ca and gingivitis was a little bit clear. It was more clear the correlation between Pb and Hg with gingivitis and the discoloration of the gingiva."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>