Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Claudia Prawira
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai penerapan toilet training pada orangtua yang mempunyai anak batita. Penelitian ini juga diharapkan untuk dapat menentukan kapan waktu yang tepat untuk memulai toilet training serta cara-cara yang digunakan. Toilet training adalah salah satu tugas perkembangan anak yang menjadi landasan untuk menjalani tugas perkembangan selanjutnya. Keberhasilan seorang anak untuk melewati tugas perkembangan ini bergantung pada bagaimana cara orangtua menerapkan toilet training kepada anak mereka. Penelitian ini dilakukan terhadap empat orang subjek dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi untuk memperoleh data. Data yang berhasil dihimpun kemudian dianalisis dengan menggunakan teori mengenai toilet training, dan faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan toilet training. Berdasarkan hasil analisis didapatkan data bahwa usia anak tidak menjadi patokan dalam menerapkan toilet training, mereka lebih melihat kepada perkembangan motorik kasar anak. Apabila anak mengompol, para subjek berupaya untuk tidak memarahi dan memahami bahwa hal tersebut adalah hal yang biasa dilakukan oleh anak kecil. Cara yang diterapkan oleh para subjek antara lain dengan menerangkan rangkaian tingkah laku yang harus dilakukan pada waktu buang air dan membiasakan anak untuk buang air kecil setiap dua jam sekali. Para subjek juga menggunakan pispot dalam mengajarkan toilet training pada anak dan berupaya untuk memberikan contoh cara buang air kecil di kamar mandi. Kendala yang dihadapi para subjek dalam menerapkan toilet training antar lain adalah adanya anggapan dari anak bahwa pispot sebagai mainan dan hilangnya hasrat untuk buang air besar akibat bermain air di kamar mandi. Adapun bahan yang dapat menjadi pertimbangan dari penelitian ini adalah bahwa pada sebuah penelitian kualitatif dibutuhkan keijasama antara peneliti dan subjek, insight, serta perasaan yang peka dari keduanya. Oleh karena itu diperlukan sebuah latihan untuk dapat mengajukan pertanyaan dan menggalinya lebih dalam. Lebih lanjut diperlukan juga waktu observasi yang cukup untuk mendukung data-data yang ada. Sebaiknya dilakukan juga wawancara dengan orang lain, baik suami atau orang yang mengasuh anak. Hal itu ditujukan untuk mendapat tambahan gambaran bagaimana cara penerapan toilet training serta untuk memperlihatkan konsistensi jawaban subjek dengan penerapan yang dilakukannya.
2004
S3302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Lubbna
Abstrak :
Masa batita adalah masa emas dan kritis yang perlu dioptimalkan dalam melakukan stimulasi perkembangan agar keterlambatan perkembangan dapat dicegah, terutama oleh ibu yang secara emosional lebih dekat dengan anak. Fenomena keterlambatan perkembangan anak di Indonesia masih terjadi karena kurangnya stimulasi saat usia batita, terutama anak di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran stimulasi perkembangan batita oleh ibu. Desain penelitian ini deskriptif sederhana dengan metode consecutive sampling terhadap 92 ibu di Desa Jungjang Kecamatan Arjawinangun, Cirebon. Hasilnya, lebih banyak ibu yang sering melakukan stimulasi perkembangan pada aspek bicara dan bahasa serta sosialisasi kemandirian (51,1 % dan 51,1 %) daripada aspek motorik kasar dan motorik halus (43,5 % dan 44,6 %), dan berdasarkan keseluruhan aspek perkembangan, lebih banyak ibu yang jarang melakukan stimulasi (51,1 %) dibandingkan ibu yang sering melakukan stimulasi (48,9 %). Disarankan bagi tenaga kesehatan terutama perawat anak agar mengoptimalkan edukasi mengenai stimulasi perkembangan anak pada ibu-ibu di pedesaan. ......Toddler period was golden and critical age which needed to be optimized by parents to stimulate their child developments so that developmental delay could be prevented, especially by mother who has closer emotional bound with children. Children developmental delay phenomena in Indonesia, especially in rural area, was still exist caused by lack of development stimulation when they were in toddler age. The aim of this descriptive study is to describe development stimulation of toddler age children by mother. This study with consecutive sampling method is included 92 mothers in Jungjang Village, Arjawinangun, Cirebon. The results were mothers who often give stimulation of talking, language, socialization and autonomy aspects (51,1 % and 51,1 %) were more than gross motoric and fine motoric aspects (43,5 % and 44,6 %), and according to whole aspects of development, mothers who rarely give stimulation (51,1 %) is more than mothers who often give stimulation (48,9 %). It’s recommended for health services and pediatric nurses, especially in rural area, to educate the mothers about the importance of stimulating their children in toddler age.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46590
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library