Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taruna Ikrar
Abstrak :
Tujuan dan metade penelirian : Penelitian ini bermjuan untuk mengetahui efek pemberian kombinasi vitamin B1, B6, B12 untuk mengatasi kelelahan dan menurunkan akurnulasi asam laktat yang diinduksi oleh keija fisik. Keleiahan atau fatigue adaiah keadaan otot yang tidal( mampu Iagi berkontraksi akibat menurunnya pasokan darah dan ATP, peningkatan timbunan asam laktat di otot, serta ketidakmampuan neuromuscular junction untuk meneruskan rangsangan karena sebagian besar asetilkolin telah dilepaskan. Kelelahan dapat terjadi pada setiap tahapan proses kontraksi otot, mulai dari tahap scl otot sampai keielahan umum. Di Indonesia, kombinasi vitamin B1, B6, B12 dengan dosis tinggi dipromosikan sebagai makanan suplemen antikelelahan. Vitamin-vitamin tersebut sebenamya merupakan bahan nutrisi organis yang diperlukan hanya dalam jumlah kecil untuk berbagai proses biokimia dan umumnya tidak dapat disintesa oleh tubuh sehingga hams dipenuhi dan makanan. Karena sifatnya yang ianit dalam air, rnaka kelebihan di dalam tubuh langsung dieksresikan bersama urin. Jadi cadangan vitamin tersebut di dalam tubuh menjadi terbatas dan sebagai konsekuensinya harus dipasok dari makanan secara terus menerus. Dengan demikian terdapat ketidaksesuaian Bntam peranan vitamin Bl, B6, B12 dosis tinggi dengan penggunaannya sebagai antiicelelahan. Untuk membuktikan pengaruh pemberian kombinasi vitamin B|, B6, dan B12 dosis tinggi dalam mengurangi kelelahan, digunaican metode untuk menguji efektivitas vitamin Bl, BE, Bl; daiam mengtu-angi kelelahan ini. Metode penguji yang digunakan berupa uji renang (swim test) clan pengulcuran asam laktat plasma. Penelitian ini merupakan studi eksperimental in vivo, menggunakan tikus putih jantan galur Sprague- Dawley dengan berat badan 150-200 g. Disiapkan 30 ekor tikus putih, yang dibagi rnenjadi 2 kelompok sccara acak, yaitu kelompok yang mendapat kombinasi vitamin Bl, B6 ,B12 per soncle dengan tiap sondenya mengandung 3 mg Vitamin BL 6 mg vitamin B5 dan B6 vitamin B12 dan kelompok yang hanya mendapat l ml akuades sebagai kontrol. Rancangan penelitian ini menggunakan desain cross over. Setelah dilakukan percobaan uji renang pada tiKus yang telah diberi kombinasi vitamin B¢,B5,B11 personde, dilihat berdasarkan tingkat kelelahannya bempa kekuamn struggling dan dibandingkan dengan Likus yang hanya mendapat plasebo, demildan pula kadar asam laktatnya. Hasi! dan Kesimpulan : Dalam peneiitian ini didapatkan data lama struggling tikus yang rnendapat vitamin dibandingkan kontrol tidak berbeda bermakna (P=0,37l). Demikian pula kadar akumulasi asam laktat pada tikus yang mendapat vitamin, tidak berbeda bermakna (P=0,948) dibandingkan dengan kontrol. Sehingga dapat disimpulkan, dalam kondisi puasa kombinasi vitamin B,, B¢, Bu tidak mengurangi keielahan pada tikus yang diberi exercise. Demikian pula penurunan akumulasi asam laktatya.
Purpose and method of the research: The present study is aimed to find out whether the combination of vitamins B., B5, Bl; is effective to alleviate fatigue and accumulating physical work-induced lactate acid. Fatigue is a state that muscles are incapable of contraction process, fiom brain level to muscle cell, including such systems maintaining energy supply as cardiovascular and respiiation thuctions. In Indonesia, high dose of combined vitamin B|, B5, B12 has been promoted as food or beverage to decrease fatigue. Actually, those vitamins are organic nutrition material required only in small amount for various biochemi process and, in general, could not be synthesized by human body. Due to water soluble in character, their excess would be excreted directly with urine. Thus, stock of these vitamins become limited in the body and, as a result, food should supply them continually. The objective of this study is to prove the effects of administering high dose vitamin B|, B5 and Bu in combination to alleviate fatigue. Method used is swim test and plasma lactic acid measurement. This research is an in vivo experimental study by using Sprague-Dawley iimow white mice with body weight between 150-200 g. Thirty white mice were prepared and divided into two group in random, that is one group receiving combined vitamins Bl, B5, Bn (3 mg of vitamin B6 mg vitamin B5, and 6 pg vitamin B12 in each). Subsequently, they were compared to another one accepting only l ml of aqua as control- The research uses cross over design. After performing swim test to a group of mice taking vitamins Bl, Bé, B12 in combination, we observed tl1eir struggling capacity and compared to those receiving placebo. Therefore, this research utilized 2 parameters, that is struggling and lactic acid accumulating in blood. These two parameters indicated fatigue level of experimental mice with swim test. Results and Conciusionsr It is found that data of mice?s struggling time with vitamin were not significantly different with (P=0,371) the control one. In addition, accumulating lactic acid levels between mice with vitamins and the control were also not significantly different (P=0,948). We may conclude that; Vitamin Bb B5, Bu in combination have not decreased fatigue in mice with exercise in the fasting condition and no effects on accumulating lactic acid with exercise in the fasting conditions.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
T3193
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Riawan
Abstrak :
Latar belakang: Hiperhomosisteinemia merupakan faktor risiko independen penyakit jantung koroner (PJK), stroke dan penyakit pembuluh darah. Kadar homosistein di dalam darah dikendalikan oleh beberapa enzim salah satunya adalah enzim cystathionine synthase (CBS). Enzim ini mengubah homosistein menjadi sistein. Vitamin B6 (pyridoxal phosphate) berfungsi sebagai kofaktor enzim CBS. Defisiensi enzim CBS dan vitamin B6 dapat meningkatkan kadar homosistein. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu gambaran kadar homosistein, enzim CBS dan vitamin B6 serta menganalisa hubungan antara kadar homosistein dengan kadar enzim CBS serta hubungan kadar homosistein dengan kadar vitamin B6 pada populasi PJK di RS Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta (PJNHK). Metode dan Hasil: Tiga puluh pasien (usia rata-rata 47 tahun = 4,93) yang dilakukan kateterisasi dengan hasil angiografi positif PJK berdasarkan kriteria American College of CardiologylAmerican Heart Association (AHA). Sampel darah vang diambil diperiksa kadar homosistein dengan menggunakan metode High Pressure Liquid Chromatografy (HPLC) sedangkan enzim CBS dan vitamin B6 masing masing mengounakan metode spectrophotometer dan microparticle enzyme immunoassay. Kadar homosistein sebagian besar 83% (24 orang) dalam batas normal 5-15 mmoll, 3% (2 orang) <5 mmoll dan 14% (4 orang) kadarnya> 15mmol. Kadar enzim CBS dalam standar normal 1.27-1,34 IU terdapat pada 50% (15 orang), <1,27 IU pada 20% (6 orang) dan 30 % (9 orang) kadarnya> 1,34 IU. Enam puluh persen subyek (18 orang) kadar vitamin B6 dibawah nilai standar normal < 20 nmol/l, 20% (6 orang) dalam standar normal (20-30 nmol/1,) dan 20% (6 orang) kadanya> 30 nmol. Dari hasil analisa statistik terdapat hubungan negatif yang lemah (r = -0,36; p <0,05) antara kadar homosistein dan kadar enzim CBS dan tidak ada hubungan antara kadar homosistein dan vitamin B6 (r = 0,13; p>0,05). Kesimpulan: Pada populasi PJK yang diteliti sebagian besar kadar homosistein, kadar enzim CBS dalam batas normal tetapi lebih dari 50 % subyek mengalami defisiensi vitamin B6. Terdapat hubungan terbalik antara homosistein dan enzim CBS dan tidak ada hubungan antara homosistein dan vitamin B6.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T58451
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fatiah
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1988
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Agnes Riyanti Inge Permadhi
Abstrak :
Tujuan : Mengetahui pengaruh suplementasi vitamin B6, B12 dan asam folat terhadap kadar homosistein plasma pada lansia dalam rangka mengurangi risiko terjadinya aterosklerosis. Tempat : Panti werdha Santa Anna - Jakarta. Bahan dan cara : penelitian eksperimental pra dan pasca suplementasi vitamin B6 (10 mg), B12 (400 µg) dan asam folat (1 mg) yang diberikan per oral, sekali sehari selama 6 minggu, terhadap 10 subyek lansia (60 tahun) yang telah memenuhi kriteria penerimaan dan penolakan. Data yang dikumpulkan meliputi data non nutrisi, data nutrisi, data antropametri, status vitamin B6, kadar vitamin B12 serum dan asam folat serum dan kadar homosistein plasma. Hasil : Pada pra suplementasi, diketahui prevalensi subyek dengan hiperhomosisteinemia tipe ringan sebesar 70%. Prevalensi defisiensi vitamin B6 (KA ASATE>I,40), 812 (<258 pmol/L) dan asam folat (<15 nmo/L) adalah 30%,30% dan 90%. Prevalensi defisiensi vitamin B6, B12 dan asam folat pada subyek dengan hiperhomosisteinemia adalah 14%, 43% dan 85%. Pada pasca suplementasi didapatkan perbaikan pada seluruh hasil pemeriksaan laboratorium secara bermakna (p<0,05) yaitu penurunan KA ASATE 11,68%, kenaikan kadar vitamin B12 serum 111,75%, kenaikan kadar asam folat serum 139,05% dan penurunan kadar homosistein plasma 36,68%. Kesimpulan : Suplementasi vitamin B6, B12 dan asam folat terbukti secara efektif dan elision dapat memperbaiki status vitamin dan menurunkan kadar homosistein plasma secara bermakna pada seluruh subyek penelitian.
Objective : To identify the effect of vitamin B6, B12 and folate supplementation to plasma homocysteine concentration of elderly people in respect of minimizing atherosclerosis risks. Place :Panri werdha Santa Anna - Jakarta. Materials and Methods :Experimental study of pre and post oral supplementation of vitamin B6 (10 mg), B12 (400 }1g) and folate (1 mg), once a day for 6 weeks continuously applied to 10 elderly subjects NO years) passing through pre-defined inclusion criteria. Relevant information and data was collected through questionnaire, field observation and laboratory measurement which comprise of ages, sex, education, anthropometrics, dietary intake, food frequency amount, food habits, vitamin B6, B12 and folate status and finally plasma homocysteine concentration. Results :During pre-supplementation, 70% of subjects was classified as moderate hyperhomocysteinemia. Cut off points to define deficiency vitamin status are erytrocyte aspartate aminotransferase activity coefficient (EAST-AC) >1,40 for vitamin B6 , serum vitamin B12 and folate concentrations were <258 pmol/L and <15 nmol/L respectively. The overall prevalence of deficiencies vitamin B6, B12 and folate status were 30%, 30% and 90% respectively. The prevalence of deficiencies vitamin B6, B12 and folate status in hyperhomocysteinemia subjects were 14%, 43% and 85% respectively. During post supplementation, no more vitamins deficiencies subjects was detected. Post supplementation laboratory measurement indicate the following significant improvement (p<0,05) on EAST-AC reduction 11,68%, serum vitamin B12 concentration improvement to 111,75%, serum folate concentration improvement to 139,05% and reduction of plasma homocysteine concentration of 36,68%. Conclusion :Supplementation of vitamin B6, B12 and folate are effectively and significantly improve both vitamin status and plasma homocysteine concentration level of all subjects.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library