Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amirah Yusnidar
Abstrak :
Penderita penyakit neurodegeneratif masih tinggi seiring pertambahan populasi manusia, diakibatkan oleh beberapa faktor seperti faktor lingkungan, neuroinflamasi, stress metabolik, neurovascular coupling dan genetik. Propolis telah banyak digunakan sebagai obat karena berbagai manfaatnya. Pada penelitian ini diteliti pengaruh propolis lebah yang tidak bersengat (Tetragonula sapiens) dari Sulawesi Selatan terhadap neurogenesis pada kultur primer embrio korteks serebri tikus Wistar dengan usia gestasi 17-18 hari. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang dibagi menjadi kelompok Kontrol, Vehicle dan kelompok yang diberikan ekstrak propolis. Penelitian ini diawali dengan pengujian MTS assay didapatkan dosis optimal, 0,5μg/mL dan 1μg/mL, lalu dilanjutkan pemeriksaan immunostaining menggunakan antibodi primer MAP (Microtubule-Associated Protein) 2 dan pemeriksaan ekspresi mRNA BDNF melalui qRT-PCR. Pada penelitian ini menunjukkan, propolis dapat meningkatkan viabilitas sel, merangsang pertumbuhan dendrit dan menghasilkan ekspresi mRNA BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor) yang signifikan dibandingkan kontrol. Hal ini menunjukkan propolis dapat menjadi kandidat penghambat pada penyakit neurodegeneratif. ......People with neurodegenerative disease is still high as the population increases, caused by several factors such as environmental factors, neuroinflammation, metabolic stress, neurovascular coupling and genetics. Propolis has been widely used as medicine due to its various benefits. This research investigated the effect of stingless bee propolis (Tetragonula sapiens) from South Sulawesi on neurogenesis in primary cultures of embryonic cerebral cortex of Wistar rats at 17-18 days of gestation. This research was an experimental study consisting of control group, vehicle group and propolis extract group. This research began with MTS assay testing to obtain the optimal dose, 0.5μg/mL and 1μg/mL, then continued with immunostaining examination using MAP (Microtubule-Associated Protein) 2 primary antibody and the examination of BDNF mRNA expression through qRT-PCR. The results showed that propolis can increase cell viability, stimulate dendrite growth and produce the expression of BDNF (Brain Derived Neurotrophic Factor) mRNA significantly higher than control. It is shown that propolis can be a candidate inhibitor in neurodegenerative diseases.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delvi Elfiza
Abstrak :
ABSTRAK Penurunan performa seorang atlet yang mengalami overtraining akan berdampak pada penurunan fungsi otak. Pada keadaan overtraining, atlet mengalami kesulitan dalam mempelajari keterampilan gerak sehingga sering muncul kesalahan teknik meski sudah diperbaiki berulang-ulang, hal ini diduga adanya gangguan pada proses pembelajaran dan penurunan kadar Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Overtraining syndrome dapat disebabkan oleh stres oksidatif akibat peningkatan produksi ROS. Keadaan ini dapat diatasi dengan pemberian antioksidan. Salah satu antioksidan eksogen adalah Hibiscus sabdariffa Linn. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa pemberian ekstrak air Hibiscus sabdariffa Linn 400 mg/kgBB/hari dapat mencegah keadaan stres oksidatif di otak tikus Wistar yang mengalami overtraining sehingga mampu menjaga fungsi memori. Metode penelitian berupa eksperiment ini dilakukan pada 20 ekor tikus jantan galur Wistar usia 8-10 minggu, berat badan 200-250gr. Terbagi atas kelompok kontrol (K), kontrol diberi ekstrak air Hibiscus sabdariffa Linn. (KR), overtraining (OT), dan overtraining diberi ekstrak Hibiscus sabdariffa Linn. (OTR). Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan kadar BDNF yang bermakna antara kelompok K (0,0852 pg/mg) dengan OT (0,075 pg/mg) dan OTR (0,0774 pg/mg). Hasil uji memori dengan Water-E Maze menunjukan bahwa fungsi memori pada kelompok OT maupun OTR terganggu. Tidak ada perbedaan bermakna kadar MDA antara kelompok K (0,17 nmol/mL jar) dan KR (0,167 nmol/mL jar) dengan OTR (0,180 nmol/mL jar). Tidak ada perbedaan bermakna aktivitas GPx antara kelompok K (8,801 U/mg prot) dan KR (9,933 U/mg prot) dengan OTR (8,691 U/mg prot). Hal ini mengindikasikan bahwa Pemberian Hibiscus sabdariffa Linn 400 mg/kgBB/hari pada tikus Wistar yang mengalami overtraining dapat mencegah penurunan kadar BDNF tetapi tetap terjadi penurunan fungsi memori. serta dapat mencegah stres oksidatif yang dibuktikan pada rendahnya kadar MDA dan tingginya aktivitas GPx.
ABSTRACT Decrease in the performance of an athlete experiencing overtraining will decline brain function. In overtraining, athletes have difficulties in learning motor skills that often arise despite technical errors have been repaired over and over again, it is alleged interference in the learning process and decreased levels of Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Overtraining syndrome can be caused by oxidative stress due to increased production of ROS. This situation can be overcome by giving antioxidants. A exogenous antioxidants is Hibiscus sabdariffa Linn. This study aims to determine Hibiscus sabdariffa Linn 400 mg/kg/day can improve memory function and prevent the increased oxidative stress in Wistar rats experiencing overtraining. Experimental research method in 20 male Wistar strain rats aged 8-10 weeks, weight 200-250gr. Divided into a control group (K), control water extract of Hibiscus sabdariffa Linn. (KR), overtraining (OT), and overtraining given extracts of Hibiscus sabdariffa Linn. (OTR). Results of the study found there was not significant difference levels of BDNF between the group K (0,0852 pg/mg) with OT (0,075 pg/mg) and OTR (0,0774 pg/mg). The result of the memory test with a water-E maze that memory function in OT group and OTR bothered. There was not significant difference levels of MDA between the groups K (0,17 nmol/mL jar) and KR (0,167 nmol/mL jar) with OTR (0,180 nmol/mL jar). There was not significant difference activity of GPx between the groups K (8,801 U/mg prot) and KR (9,933 U/mg prot) with OTR (8,691 U/mg prot). This indicates that the administration of Hibiscus sabdariffa Linn 400 mg/kg/day in Wistar rats experiencing overtraining can prevent in decreasing levels of BDNF but decline in memory function. and can prevent oxidative stress as evidenced in the low levels of MDA and the high activity of GPx.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Purnama Dewi
Abstrak :
ABSTRAK BDNF merupakan neurotrophin yang berperan dalam fungsi memori dan pembelajaran. Hippocampus banyak mengekspresikan BDNF, yang penting dalam mengatur fungsi memori. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan aerobik ringan terhadap ekspresi BDNF, jumlah total sel piramidal di area CA3 hippocampus, fungsi memori dan rasio luas area CA3 terhadap total area CA1, CA2 dan CA3 hippocampus. Penelitian eksperimental ini menggunakan 12 ekor tikus jantan wistar (berusia 8-10 minggu, berat badan 200- 250 gram), dibagi menjadi kelompok aerobik ringan dan kontrol. Latihan aerobik menggunakan animal treadmill (kecepatan 12m/mnt, 2x/minggu, 11 minggu) dan diuji dengan water E-maze (jumlah kesalahan dan waktu tempuh) untuk fungsi memorinya. Ekspresi BDNF diarea CA3 dinilai dengan pewarnaan immunohistokimia, jumlah total sel piramidal area CA3 hippocampus dan rasio luas area CA3 terhadap total area CA1, CA2, CA3 area hippocampus dinilai dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin. Hasil pengamatan ini menunjukkan ada kecenderungan peningkatan ekspresi BDNF dan jumlah total sel piramidal area CA3 hippocampus, walaupun secara statistik tidak bermakna. Rasio luas area CA3 terhadap total area CA1, CA2, CA3 antara kelompok aerobik ringan dan kontrol, tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Terdapat penurunan jumlah kesalahan dan waktu tempuh pada kelompok aerobik ringan. Perbaikan fungsi memori ini berkorelasi kuat dengan peningkatan ekspresi BDNF pada kelompok aerobik ringan. Disimpulkan, terdapat pengaruh positif latihan aerobik ringan terhadap fungsi memori melalui peningkatan ekspresi BDNF.
ABSTRACT BDNF is a neurotrophin that plays a role in memory and learning functions. The hippocampus shows the expression of BDNF which is important in regulating memory functions. This study aims to determine the effect of mild aerobic exercise on the expression of BDNF, the number of total cells CA3 area of the hippocampus, and memory functions. This is analytic experimental using 12 male Wistar rats (8-10 weeks old, weight 200-250 mg), divided into mild aerobics and control group. The aerobic exercise using an animal treadmill (10 min twice a week, for 11 weeks). Memory test was done using water E-maze test. Used Immunohistochemistry staining to assessed the expression of BDNF and Hematoxylin Eosin staining to assessed the number of total cells CA3 area of hippocampus and CA3 area ratio to the total area CA1, CA2, CA3 hippocampal area. The results showed the tendency in the expression of BDNF, the total number of cells and memory function between mild aerobic and control group. CA3 area ratio to the total area CA1, CA2, CA3 hippocampal area, there were no differences between mild aerobic and control groups. There was a decreased in the number of errors and time in group aerobics. Improvement of memory function is strongly correlated with increased expression of BDNF in group aerobics. Conclusion, the mild aerobic exercise has a positive influence on memory function through increased expression of BDNF.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astri Handayani
Abstrak :
Seiring dengan pertambahan usia maka fungsi memori akan berkurang. Dasar molekular dari proses pembentukan memori adalah plastisitas sinaps, proses ini terjadi di hipokampus. Brain-Derived Neurotrophic Factor BDNF merupakan salah satu protein neurotropik, berperan dalam plastisitas sinaps dan proses pembentukan memori. BDNF akan berikatan dengan reseptornya, Tyrosine receptor kinase B TrkB dan memicu aktivasi beberapa jalur transduksi sinyal yang berperan dalam plastisitas sinaps. Beberapa upaya dilakukan untuk meningkatkan ekspresi BDNF, salah satunya adalah penggunakan Centella asiatica. Centella asiatica adalah tanaman herbal yang umum digunakan untuk memperbaiki fungsi belajar dan memori. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek pemberian ekstrak etanol Centella asiatica terhadap ekspresi protein BDNF dan TrkB pada regio CA1 hipokampus. Penelitian ini merupakan studi eksperimental dengan menggunakan delapan belas tikus Wistar jantan dewasa, secara acak dibagi dalam tiga kelompok yaitu kelompok kontrol/akuades dan kelompok yang diberikan ekstrak etanol Centella asiatica dengan dosis 300 mg/kgBB CeA300 dan 600 mg/kgBB CeA600 . Pemberian ekstrak etanol Centella asiatica dilakukan selama 28 hari berturut-turut dan dengan penyesuaian dosis mingguan. Setelah 28 hari, tikus didekapitasi dan hipokampus diisolasi dari jaringan otak. Ekspresi protein BDNF dan TrkB diukur dengan menggunakan teknik imunohistokimia pada regio CA1 hipokampus. Data dianalisis dengan menggunakan tes Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan analisis post-hoc. Terdapat peningkatan yang bermakna pada ekspresi protein BDNF dan TrkB pada kelompok CeA600 dibandingkan dengan kontrol. Pemberian ekstrak etanol Centella asiatica meningkatkan ekspresi BDNF dan TrkB di regio CA1 hipokampus.
As we grow old, memory function will be decrease. Synaptic plasticity, which takes place in hippocampus, is the molecular basis of long term memory formation process. Brain Derived Neurotrophic Factor BDNF , a member of the neurotrophin family, plays a role in synaptic plasticity and memory formation process. BDNF will bind to its receptor Tyrosine receptor kinase B TrkB and will start various intracellular signal transduction that leads to synaptic plasticity. Centella asiatica CeA is a vines herbaceous plant commonly used for improving memory and learning. This study aims to identify the effects of CeA ethanol extract on BDNF and TrkB protein expression on CA1 hippocampus regio. Eighteen adult male Wistar rats were divided into three groups control aquadest group and groups treated with two different doses mg kg of CeA 300 mg kgBB CeA300 and 600 mg kgBB CeA600 . CeA ethanol extract was administered orally for 28 consecutive days with weekly weight adjusted dose. After 28 days, rats were decapitated and the hippocampus was isolated from the brain. BDNF and TrkB protein expression was assessed using immunohistochemistry technique on the CA1 regio of the hippocampus. Data was analyzed using Kruskal Wallis test and continued with post hoc analysis. There was significant increase of BDNF and TrkB protein expression on CeA600 group compared to control group. Administration of CeA ethanol extract increases BDNF and TrkB protein expression on CA1 hippocampus regio.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T58891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Attika Dini Ardiana
Abstrak :
Obesitas dan berat badan berlebih memiliki dampak negatif pada fungsi kognitif. Hal ini disebabkan oleh adanya inflamasi sentral yang terjadi di otak. Latihan fisik yang sesuai dan efektif adalah salah satu solusi untuk mencegah dampak negatif dari obesitas. High Intensity Interval Training (HIIT) merupakan jenis olahraga efektif yang menggunakan intensitas tinggi dengan durasi yang singkat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh respon akut dan kronik dari HIIT terhadap fungsi kognitif yang ditinjau dari kadar BDNF, Irisin, dan uji fungsi kognitif (MoCA, Trail Making Test, N-Back). Penelitian ini menggunakan uji eksperimental pada 15 laki laki dewasa yang memiliki berat badan berlebih. Latihan HIIT akan dilakukan selama 12 minggu dengan frekuensi 3 kali setiap minggu, kemudian akan dilakukan pengambilan sampel darah dan uji fungsi kognitif pada minggu ke-1 dan minggu ke-12 latihan HIIT. Terdapat respon akut HIIT pada minggu ke-12 terhadap fungsi kognitif pada uji TMT-A, TMT-B, N-Back, serta terhadap peningkatan kadar irisin dan BDNF. Tidak terdapat respon kronik HIIT terhadap peningkatan pada uji fungsi kognitif, kadar irisin dan BDNF. ......Obesity and overweight have a negative impact on cognitive function. This is caused by a central inflammation that occurs in the brain. Appropriate and effective physical exercise is one of the solutions to prevent the negative effects of obesity. High Intensity Interval Training (HIIT) is an effective type of exercise that uses high intensity for a short duration. The purpose of this study is to assess the acute and chronic effects of HIIT on cognitive function as measured by BDNF, Irisin, and cognitive function tests (MoCA, Trail Making Test, N-Back). This study applied an experimental test on 15 overweight adult males. HIIT exercises will be carried out for 12 weeks with a frequency of 3 times per week, then blood samples and cognitive function tests will be carried out in the 1st and 12th weeks of HIIT training. There was an acute HIIT response at week 12 to cognitive function on the TMT-A, TMT-B, N-Back tests, as well as to increased levels of irisin and BDNF. There was no chronic HIIT response to improvements in cognitive function tests, irisin levels and BDNF.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Yuniarlina
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Usia lanjut berkaitan dengan peningkatan progresif risiko penyakit neurodegenerasi. 7% dari kelompok usia lanjut menunjukkan penurunan fungsi kognitif Dasar patologi penurunan fungsi kognitif antara lain disebabkan oleh berkurangnya sinap, neuron, neurotransmitter dan jejaring saraf. Proses regenerasi berkaitan dengan sinyal-sinyal penting seperti faktor neurotrofik, neurotransmitter dan barman. Proses neurodegenerasi dapat dihindari dengan memberikan rangsangan tertentu diantaranya estrogen sebagai hormon multiefek. Estrogen mempengaruhi jaringan saraf melalui mekanisme genom dan non genom diantaranya dengan menghasilkan BDNF (Brain derived neurotrophic factor). BDNF merupakan salah satu substansi dalam pengaturan neurogenesis. Penelitian ini merupakan studi ekperimental untuk meneliti kadar BDNF dan jumlah sel saraf pada kultur jaringan hipokampus tikus betina muda.Pengukuran kadar BDNF dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 450 nm dengan kit BDNF dan Chemikon. Jumlah sel saraf dihitung perlapang pandang besar. Data dianalisis dengan uji t dependent, uji korelasi pm-son, dan sebelumnya diuji normalitas data dengan uji Shapiro Wilk. Hasil dan Kesimpulan: Dari penelitian ini diperoleh hasil (1) jumlah sel saraf lebih besar pada kultur jaringan hipokampus tikus betina muda yang diberi estrogen disbanding kontrol (p
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kesit Ivanali
Abstrak :
Memori merupakan fungsi kognisi yang sangat penting pada manusia.Latihan fisik dan paparan environmental enrichment EE memiliki pengaruh positifterhadap fungsi memori melalui peningkatan neurogenesis dan LTP. Penelitian iniingin mengetahui perbedaan pengaruh latihan fisik aerobik, paparan EE, dankombinasi latihan fisik aerobik dengan EE, terhadap fungsi memori tikus. Dua puluhempat tikus Wistar jantan usia 7 bulan diberikan perlakuan selama 8 minggu. Fungsimemori diuji menggunakan perangkat forced alternation Y-maze dengan parameterpersentase perbandingan waktu di novel arm dan forced alternation. Fungsi memorijuga ditinjau berdasarkan ekspresi protein BDNF dan NGF hipokampus tikus. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kadar BDNF dan NGF hipokampus paling tinggi p. ...... Memory is an important cognitive function in humans. Exercise and environmentalenrichment EE exposure have positive effects on memory function via improvedneurogenesis and LTP. This study aimed to analyze the effect of aerobic exercise,EE exposure, and combination of aerobic exercise and EE on memory function. Thisstudy used twenty four 7 month old male Wistar rats that were given treatment for 8weeks. Memory function was tested using forced alternation Y maze, with themeasure parameters are percentage of time in novel arm and forced alternation.Memory function was also correlated with the expression of BDNF and NGFproteins in hippocampus. The results showed the highest level of hippocampalBDNF and NGF p.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifqi Sabita
Abstrak :
Stroke adalah penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga di dunia. Oklusi arteri serebral mengakibatkan defisiensi oksigen, glukosa, lipid dan menyebabkan nekrosis parenkim serebral. Stroke iskemik memodulasi proses eksitotoksisitas, stres oksidatif, dan neuroinflamasi. HIIT adalah latihan fisik intensitas tinggi diselingi dengan latihan fisik intensitas rendah. HIIT dapat meningkatkan fungsi memori spasial melalui faktor neurotropik yang dikeluarkan setelah HIIT seperti BDNF yang dapat memicu neuroplastisitas, yang dimanifestasikan dalam peningkatan dendrit-spinogenesis. GFAP juga diekpresikan setelah HIIT yang dapat memicu BDNF untuk perbaikan spasial memori setelah stroke iskemia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekspresi BDNF, GFAP, dan densitas dendrit-spinogenesis pada tikus stroke iskemia yang diberikan HIIT. Penelitian ini menggunakan 28 tikus Wistar jantan usia 22-24 minggu, berat badan 250-400 gr, dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu tikus yang diberi operasi palsu (Sham), tikus MCAO yang diberikan latihan intensitas tinggi (HIIT), tikus MCAO yang diberikan latihan intensitas sedang (MIIT), dan tikus dengan operasi MCAO yang tidak diberikan latihan (NI). Dilakukan analisis ekspresi BDNF dan GFAP dengan ELISA, dendrit-spinogenesis dengan golgi-cox, dan uji klinis spasial memori dengan force dan spontaneous alteration y-maze. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan bermakna antara kadar ekspresi BDNF dan GFAP, densitas dendrit-spinogenesis dan memori spasial  sebelum dan sesudah diberikan intervensi HIIT. ......Stroke is the second cause of death and the third cause of disability in the world. Cerebral artery occlusion results in a deficiency of oxygen, glucose, lipids and causes necrosis of the cerebral parenchyma. Ischemic stroke modulates excitotoxicity, oxidative stress and neuroinflammatory processes. HIIT is high-intensity physical exercise interspersed with low-intensity physical exercise. HIIT can improve spatial memory function through neurotrophic factors released after HIIT such as BDNF which can trigger neuroplasticity, which is manifested in increased dendrite-spinogenesis. GFAP is also expressed after HIIT which can trigger BDNF to improve spatial memory after ischemic stroke. This study aims to analyze the expression of BDNF, GFAP, and density of dendrite-spinogenesis in ischemic stroke rats given HIIT. This study used 28 male Wistar rats aged 22-24 weeks, body weight 250-400 g, divided into 4 groups, namely rats given sham surgery (Sham), MCAO rats given high intensity exercise (HIIT), MCAO rats given moderate intensity exercise (MIIT), and mice with MCAO surgery without training (NI). Analysis of BDNF and GFAP expression was performed with ELISA, dendrit-spinogenesis with golgi-cox, and spatial memory clinical trials with force and spontaneous alteration y-maze. The results showed that there were significant differences between the expression levels of BDNF and GFAP, density of dendrite-spinogenesis and spatial memory before and after being given HIIT intervention.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florencia Wirawan
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rehabilitasi berbasis Realitas Virtual Imersi Penuh pada pemulihan motorik anggota gerak atas pasien stroke iskemik kronik dengan hemiparesis. Penelitian ini merupakan studi serial kasus pada pasien stroke yang datang berobat ke Poliklinik Rehabilitasi Medik RSUPN Cipto Mangunkusumo. Pasien dilakukan pemeriksaan dengan pengambilan data baseline berupa nilai Fugl-Meyer Upper Extremity (FM-UE) dan Chedoke Arm, Hand Activity Inventory (CAHAI), dan Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF). Pasien mendapat perlakuan reahabilitasi fisik selama 18 kali pertemuan, 3 kali seminggu, 30 menit per sesi selama 6 minggu. Pasca tindakan, dilakukan kembali pengambilan data FM-UE, CAHAI dan BDNF ulang untuk melihat fenomena pemulihan motorik atas. Subjek penelitian terdiri dari 2 pria dan 3 wanita dengan rentang usia 45 – 59 tahun, 4 hemiparesis kiri dan 1 hemiparesis kanan, rentang Brunnstrom IV – VI. Setelah diberikan intervensi, terdapat peningkatan pada ketiga parameter FM-UE (median difference: 2, min – max: 1 – 19 MCID: 5,25), CAHAI (median difference: 2, min – max : 1-18, MCID: 6,3), dan BDNF (median difference: 16.68, min – max : 9,76 - 46,8). Kesimpulan penelitian ini adalah rehabilitasi berbasis realitas virtual imersi penuh menunjukan fenomena peningkatan positif yang menjanjikan pada pemulihan motorik anggota gerak atas pasien stroke iskemik kronik setelah 6 minggu intervensi. ......This study aims to determine the effect of Full Immersion Virtual Reality-based rehabilitation on upper limb motor recovery in chronic ischemic stroke patients with hemiparesis. This research is a case series study in stroke patients who come for treatment at the Medical Rehabilitation Polyclinic of Cipto Mangunkusumo General Hospital. Patients were examined by taking baseline data in the form of Fugl-Meyer Upper Extremity (FM-UE) and Chedoke Arm, Hand Activity Inventory (CAHAI), and Brain Derived Neurotrophic Factor (BDNF) values. Patients received physical rehabilitation treatment for 18 meetings, 3 times a week, 30 minutes per session for 6 weeks. After the action, FM-UE, CAHAI and BDNF data were collected again to see the phenomenon of upper motor recovery. The study subjects consisted of 2 men and 3 women with an age range of 45 – 59 years, 4 left hemiparesis and 1 right hemiparesis, Brunnstrom IV – VI range. After the intervention was given, there was an increase in all three parameters FM-UE (median difference: 2, min – max: 1 – 19, MCID: 5.25), CAHAI (median difference: 2, min – max: 1-18, MCID: 6 .3), and BDNF (median difference: 16.68, min – max: 9.76 - 46.8). The conclusion of this study is that full immersion virtual reality-based rehabilitation shows a promising positive improvement phenomenon in upper limb motor recovery in chronic ischemic stroke patients after 6 weeks of intervention.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Kamiela Juffry
Abstrak :
Latar Belakang: BDNF adalah anggota keluarga neurotrophin dari growth factors, ditemukan aktif pada korteks, basal forebrain, dan hipokampus. BDNF berkerja pada neuron sistem saraf pusat dan perifer untuk mendukung neurogenesis dan kelangsungan hidup neuron dan sinaps yang sudah ada. Seiring bertambahnya usia manusia, BDNF akan menurun lalu menyebabkan degenerasi neuron dan penurunan fungsi memori. Kekurangan BDNF dapat menyebabkan Dementia dan penyakit Alzheimer. Untuk mencegah penyakit neurodegeneratif, literatur mengajukan untuk meningkatkan kadar BDNF melalui olahraga aerobik dan Environmental Enrichment (EE) di usia dekade kedua. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati efek kombinasi EE dan olahraga aerobik pada kadar BDNF. Metode: Penelitian ini merupakan eksperimen in-vivo dengan binatang sebagai hewan uji, yaitu tikus wistar jantan usia tujuh bulan dengan berat 300- 400 gram. Dua puluh empat tikus dibagi secara acak ke empat grup, Kontrol, Aerobik, EE dan Kombinasi. Durasi eksperimen adalah 8 minggu. Setiap kelompok menjalani pengambilan darah perifer pada awal dan akhir eksperimen. Uji Bradford dilakukan untuk menghitung konsentrasi total protein dalam darah, dan konsentrasi BDNF pada plasma dihitung menggunakan teknik ELISA dengan kit Qayeebio (QY-E11168). Analisis data menggunakan one-way ANOVA dan analisis post-hoc. Fungsi memori spasial diuji dengan Y-Maze spontaneous alternation. Korelasi antara kadar BDNF plasma dengan fungsi memori spasial diukur menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil: Kadar BDNF menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik antar kelompok di minggu ke-8 (p=.001). Signifikansi data ditemukan antara kelompok Kontrol-EE (p=.049), Kontrol- Kombinasi (p=.000), Aerobik-Kombinasi (p=.001), and EE-Kombinasi (p=.013). Terdapat korelasi signifikan antara kadar BDNF plasma dengan fungsi memori minggu ke-8 (p=.031), dengan tingkat korelasi antara kedua faktor bernilai sedang (r=.440). Kesimpulan: Analisis data menunjukan peningkatan BDNF yang signifikan secara statistik di kelompok Kombinasi, EE, dan Aerobik dari paling tinggi hingga ke paling rendah. Maka, kombinasi EE dan olahraga aerobik merupakan metode yang efektif untuk peningkatan fungsi memori serta pencegahan degenerasi saraf. ......Introduction: BDNF is a member of neurothropin family of growth factors, found active in the cortex, basal forebrain, and hippocampus of the brain. BDNF acts on the neurons of the central and peripheral nervous system to promote neurogenesis and aid the survival of the existing neurons and synapses. As humans age, BDNF depletes causing neurodegeneration to occur and memory functions to progressively decrease. A deficiency in BDNF may lead to Dementia and Alzheimer’s disease. In order to prevent neurodegenerative diseases, literatures propose to increase BDNF level in the second decade by undergoing aerobic exercise and Environmental Enrichment (EE). This study aims to investigate the effect of combining EE and aerobic exercise on BDNF level. Method: This study is an in-vivo experimental research using animals as test subjects, specifically 7-month old adult male Wistar rats with weight ranging from 300-400 grams. Twenty-four rats are divided randomly into four groups, they are Control, Aerobic, EE and Combination group. The duration of the experiment is 8 weeks. Each group undergoes peripheral blood withdrawal pre- and post-experiment. Bradford test is performed to measure total protein concentration in the blood, and concentration of BDNF in plasma is measured using ELISA technique with Qayeebio (QY-E11168). The data is analyzed by one-way ANOVA and post-hoc analysis. Spatial memory function is tested using Y-maze spontaneous alternation test. The correlation between plasma BDNF level and spatial memory function is assessed using Pearson correlation test. Results: There is a statistically significant difference between the groups in week 8 (p=.001). Other statistical significances were found between Control-EE (p=.049), Control-Combination (p=.000), Aerobic Exercise-Combination (p=.001), and EE-Combination (p=.013). There is a statistical significance correlation between plasma BDNF concentration and memory test week 8 (p=.031) and the correlation is classified as moderate correlation (r=.440). Conclusion: Data analysis demonstrates statistically significant increase in Combination, EE, and Aerobic groups, from highest to lowest. Thus, combining both EE and aerobic exercise is an effective method to promote memory functions and prevent neural degeneration.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>