Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purba, Achmad Zen Umar
"Privatisasi merupakan issue yang hangat dalam dasawarsa terakhir di berbagai dunia ini, termasuk juga di Indonesia. Tulisan ini menyoroti aspek yuridis, ekonomis dan praktis pelaksanaan privatisasi di Indonesia, terutama privatisasi terhadap Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang semakin semariak pada saat ini. Selain itu tulisan ini menyoroti pula masalah manfaat dari pelaksanaan privatisasi BUMN itu sendiri."
Hukum dan Pembangunan, 1997
HUPE XXVII-2-Feb1997-85
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sri Sotijaningsih
"Perguruan tinggi (PT) sebagai pusat penyebaran dan pengembangan ilmu pengetahuan akan berperan sangat penting di era milenium baru, Di Indonesia peran perguruan tinggi mulai ditunjukkan sejak kebangkitan nasional pertama sampai jaman revolusi kemerdekaan, dan berlanjut terus di masa orde baru hingga saat ini yang juga ikut menentukan perjalanan hidup bangsa dan negara kita. Sejalan dengan semangat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah bahwa bidang pendidikan merupakan tugas dan kewenangan daerah, maka trend pendidikan tinggi semakin mengarah pada dcmokratisasi dan desentralisasi yang setanjutnya akan membawa PT ke arah yang lebih serius untuk menjadikan masyarakat perguruan tinggi sebagai mitra pemerintah daerah dalam rangka mengembangkan potensi diri dan wilayahnya.
Terkait dengan kemandirian PT yang sering disebut dengan otonomi perguruan tinggi, maka Fokus permasalahan dua tahun terakhir ini adalah masalah manajemen. Paradigma haru pendidikan tinggi menghendaki otonomi pendidikan tinggi dalam arti pengelolaan yang seluas-luasnya atas segala potensi sumber daya yang dimiliki secara manajerial.
Permasalahan utama yang terkait erat dengan otonomi PT adalah pembiayaan dalam penyelenggaraan pendidikan. Sejak tahun 2000 empat PTN (UI, UGM, IPB dan 1TB) dinyatakan sebagai perguruan tinggi berbadan hukum atau Pergurun Tinggi Badan Hukum Negara (P 4311....1 berdasarkan PP No. 152-155/2000. Finis 2001 adalah awal masa h'ansisi bagi 4 PT-131-IMN lcrsehut untuk menerapkan PP tersebut-yang direncanakan sampai 2005 karcna banyak hal yang harus dilakukan dan untuk kemandirian PT tersebut terutama dalam penataan pegawai termasuk dosen, dan pengelolaan keuangan.
Atas dasar hal-hal tersebut maka tesis ini ingin menganalisa potensi otonomi PT BHMN dalam menyongsong pcnerapan paradigma baru pendidikan tinggi yaitu menganalisa struktur/sumber anggaran/pembiayaan PT-BHMN; mengkaji potensi PTBHMN berdasarkan model alokasi anggarannya terhadap struktur/sumber pembiayaannya; dan memberikan rekomendasi untuk mengantisipasi dampak pengurangan atau bahkan penghapusan subsidi terhadap kinerja PTN.
Total pembiayaan/annggaran 4 PT-BHMN selama 12 tahun anggaran (1990/91-2001) menunjukkan kecenderungan yang berfluktuasi dan fluktuasi antar komponennya bervariasi antara D1K dan DIKS di masing-masing perguruan tinggi.
Hasil pendataan model alokasi di 4 (empat) PT-BHMN kurang memuaskan karena tidak signifikannya beberapa variabel yang mempengaruhi alokasi anggarnn baik DIP, DIK maupun DIKS. Namun demikian hasil analisis dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam penerapan otonomi di pendidikan tinggi dengan adanya signifikansi antara penurunan alokasi DIP di tahun-tahun mendatang dengan kebijakan pemerintah sesuai PP No 152 - 155 Tabun 2000 Tentang Penerapan 4 PT-BHMN tersebut, dimana secara bertahap alokasi DIP yang merupakan subsidi bagi keempat PT-BHMN tersebut akan berkurang untuk mempersiapkan kemandirian PT-BHMN. Di sisi lain, DIKS yang merupakan sumber dana "asli" PT, tahun-tahun mendatang akan terus meningkat penerimaannya, sesuai dengan kebijakan otonomi yang akan diterapkan untuk mendukung kebutuhan dana penyelenggaraan pendidikan karena DIKS diharapkan akan menutup pengurangan alokasi DIP atau pengurangan subsidi pemerintah.
Untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan sesuai status dan tujuan otominya PTBHMN tidak bisa lagi mengandalkan sumber pembiayaan dari DIP dan D1K yang berasal dari pemerintah. DIP secara berlahap harus dikurangi yang pada akhirnya tidak disediakan lagi. Oleh karena itu sumber pembiayaan yang harus dipacu penerimaannya adalah DIKS yang bersumber dari masyarakat. SPP merupakan yang merupakan sumber utama selain subsidi pemerintah sebagai salah satu komponen DIKS kenaikannya tidak dapat dihindarkan apabila terjadi peningkatan kebutuhan dana penyelenggaraan pendidikan.
Selain itu PT-BHMN perlu mengembangkan sistem yang mengarah kepada subsidi silang, dimana yang kaya/berlebih atau lebih mampu membayar lebih banyak/mahal sedangkan yang tidak mampu akan mendapat subsidi baik dari pemerintah maupun masyarakat peserta didik yang lebih mampu. Pala subsidi silang ini harus ditingkatkan dengan sistem pendataan yang lebih baik dan akurat.
Penerimaan anggaran DIKS juga dapat ditingkatkan dengan kerjasama atau kemitraan dengan lembaga-Iembaga yang relevan misalnya : kerjasama dengan industri dan kalangan bisnis dengan asas saling menguntungkan; kerjasama dengan pemerintah daerah (PropinsilKabupaten/Kota) sekaligus turut berpartisipasi dalam pembangunan daerah di era otonomi; bermitra dengan lembaga/institusi di dalam dan di luar negeri dalam upaya pengembangan kawasan seta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan pergeseran peran pemerintah, maka mekanisme pendanaan PT oleh pemerintah juga hendaknya mengalami perubahan. Mekanisme baru ini diharapkan diterapkan dengan mekanisme pendanaan berbasis block finding yang besarnya tergantung pada jumlah lulusan yang dihasilkan dengan mutu yang tcrjamin. tidak hanya didasarkan kepada jumlah peserta didik/mahasiswa yang terdaftar, disamping juga dengan sistem kompetisi berdasarkan pengelompokan PT."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
"Sejalan dengan semangat entrepreneurship, telah terjadi perubahan yang signifikan dalam status beberapa perguruan tinggi negeri, dari PTN menjadi BHMN, termasuk IPB BHMN. Konsekuensi dan perubahan IPB menjadi IPB BHMN juga membawa akibat pada Perpustakaan IPB yakni, perubahan visi, misi dan orientasi perpustakaan sesuai dengan status BHMN. Untuk mewujudkan entrepreneurship di perpustakaan tentu perlu di bangun karakteristik entrepreneurship para pengelolanya. Adanya karakteristik entrepreneurship pada perpustakaan dan para pengelolanya, maka dapat lebih mengembangkan dan memanfaatkan semaksirnal mungkin sumber daya perpustakaan dan guna mendapatkan keuntungan bagi kesejahteraan pengelolanya. Penelitian tentang entrepreneurship ini dilakukan pada Perpustakaan IPB. Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan pada Perpustakaan IPB ditemukan adanya entrepreneurship dalam pcngelolaan perpustakaan.
Permasalahan dalam penelitian ini berfokus pada karakteristik entrepreneurship dalam Perpustakaan IPB dilihat pada level Teks, Praktik Wacana dan Praktik Sosial-budaya. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisa karakteristik entrepreneurship dalam Perpustakaan IPB pada level teks, praktik wacana dan praktik sosial-budaya; 2) menemukan kesesuaian karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB pada level teks, praktik wacana dan praktik sosial-budaya; 3) menemukan ideologi yang bekerja di baik perubahan PTN menjadi BHMN melalui analisis wacana karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB BHMN. Penelitian ini hanya meneliti aspek yang berkaitan dengan tujuh karakteristik entrepreneurship di lihat pada konsep visi, keinginan untuk mengambil risiko, fokus pada pengguna, inisiatif, kreativitas, dorongan untuk sukscs dan inovasi ada dalam Perpustakaan IPB.
Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode penelitian Analisis Wacana Kriris Norman Fairclough, yakni: analisis wacana pada level macro (wacana Teks), level meso (Praktik Wacana), dan level makro (Praktik social-budaya).
Penelitian ini dilakukan tiga tahap kerangka analisis yang digunakan. 1), deskripsi, yakni menguraikan isi dan analisis secara deskriptif atas teks, praktik wacana, dan praktik sosial-budaya tanpa dihubungkan dengan aspek lain. 2), Interpretasi, yakni menafsirkan Teks dihubungkan dengan manajemen perpustakaan yang dilakukan. 3), Eksplanasi, bertujuan untuk mencari pcnjelasan atas penafsiran pada tahap kedua. Penjelasan itu dapat diperoleh dengan mencoba menghubungkan produksi teks (praktik wacana) dengan praktik sosial-budaya suatu Perpustakaan Perguruan Tinggi BHMN berada.
Berdasarkan analisa dan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1) Adanya karakteristik entrepreneurship pada Perpustakaan IPB yang terlihat dari wacana Teks (Konsep dan Aksi), Praktik Wacana (Produksi/Pengelola Perpustakaan dan Konsumsi/Pengguna), Praktik Sosial-budaya. 2). Ada beberapa kesesuaian karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB pada level teks dan praktik wacana. Kesesuaian ini juga terdapat pada Praktik Sosialbudaya. 3). Ada ideologi kapitalisme yang bekerja di balik perubahan PTN menjadi BHMN melalui analisis wacana karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB BHMN. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan topik yang lebih detail dan lebih tajam dibandingkan penelitian yang peneliti telah dilakukan. Kesimpulan dalam penelitian ini tidak berlaku umum dan hanya berlaku pada Perpustakaan IPB saja.
In line with the entrepreneurial spirit, there was significant change happen in the state own university, the change is the form of institution, from PTN institution become BHMN. IPB is one of the some institutions that were change, from IPB to IPB BHMN. The consequence of the change has the affect to vision, mission and orientation of the library vision to accommodate the changes in the institution. The organizer or personnel in the library has to develop entrepreneurship characteristic. This is important thing to make realization of the entrepreneurship in the library. The existence of the entrepreneurship characteristic in the organizer or personnel in the library will more effective to developing and exploiting of library resources to gain benefit and welfare for the library and its organizer or personnel. The research about entrepreneurship has been conduct in the IPB Library. The preliminary research in the IPB BHMN was found that there is entrepreneurship exist in the library management.
The matter in this research was focused to the entrepreneurship characteristic in the IPB Library in the level Texts, Discourse Practice and Socio-cultural Practice. Base on that matter, the purposes of this research are: 1) to analyze the characteristic entrepreneurship in the IPB Library in the level texts, discourse practice and socio-cultural practice; 2) to find true relation of the entrepreneurship characteristic of IPB Library in text level, practical discourse and social-culture practice; 3) to find what ideology exist and work behind the change of the PTN to BHMN. The research is only check the aspect that have the relation with seven entrepreneurship characteristic in term of vision concept, willingness to take risk, costumer focus, initiative, creativity, desire to success and innovation that exist in the IPB Library
This research is qualitative research with discourse analysis Norman Fairclough method, such as: discourse analysis in micro level (text discourse) mesa level (discourse practice) and macro level (socio-cultural practice).
This Research was conducted with three phase analysis framework. 1), Description: elaborate the content and analysis descriptively for text, discourse practices, and socio-cultural practices without attributed by another aspect. 2) Interpretation, interpret the Text and relate the interpretation to library management adopted. 3) Explanation, to find explanation of interpretation as in second step. Explanation was obtained by trying to make relation between text productions (discourse practice) with socio-cultural practice at Library in Higher Education BHMN.
Base on analysis and result of this research, the conclusions are: 1) there are existent of characteristic entrepreneurship in IPB Library, as seen from Text discourse (Concept and Action), Discourse Practice (Production/Library Organizer and Customer/User), Socio-Cultural Practice. 2) There are some relevant entrepreneurship characteristics in IPB Library at Text level, Discourse practice and in level socio-cultural practice. 3) There was Capitalism ideology, exists and works behind the exchange of PTN to BHMN. This research need to continue in detail topic and more focus, compare to researcher conduct in this research. The conclusions in this research not applied generally and applicable in IPB Library only.
"
2005
T15372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library