Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lina Warlina
1985
S29637
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2006
TA1542
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Setyaputra
"Batik merupakan warisan budaya yang diwariskan kepada para pengrajinnya di Indonesia, bahkan kini sudah diakui oleh UNESCO sebagai salah satu warisan dunia. Dengan makin meningkatnya sektor industri batik yang didominasi industri kecil, semakin meningkatkan resiko tercemarnya lingkungan sekitarnya dengan air limbah dari industri batik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja modul membran berbasis serat polypropylene (PP) dalam pengolahan air limbah industri batik. Limbah batik tersebut sebelumnya diolah melalui kombinasi ozonasi (O3) dan flokulasi, kemudian disaring dengan modul membran PP pada berbagai tekanan membran trans (TMP). Konduktivitas, total padatan tersuspensi (TSS), kebutuhan oksigen kimia (COD) dan warna (Pt / Co) merupakan variabel yang diamati untuk menguji kinerja proses pengolahan air limbah batik.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa TSS, COD dan Pt / Co dapat diturunkan masing-masing sekitar 99,8%, 24% dan 57%. Sedangkan fluks permeat dari modul membran adalah 141.3, 182.0, 243.9, 264.7 dan 290.88 L.m-2.h-1 pada TMP masing-masing sebesar 3, 5, 7, 9 dan 11 bar.

Batik is a cultural heritage that was passed down to the craftsmen in Indonesia, even now it has been recognized by UNESCO as one of the world heritages. With the increase in the batik industry sector which is dominated by small industries, the risk of contamination of the surrounding environment with wastewater from the batik industry increases. This study aims to determine the performance of polypropylene (PP) fiber-based membrane modules in batik industry wastewater treatment. The batik waste was previously treated through a combination of ozonation (O3) and flocculation, then filtered with PP membrane modules at various trans membrane pressures (TMP). Conductivity, total suspended solids (TSS), chemical oxygen demand (COD) and color (Pt/Co) were observed variables to test the performance of batik wastewater treatment processes.
The experimental results showed that TSS, COD and Pt/Co could be reduced by about 99.8%, 24% and 57%, respectively. Meanwhile, the permeate flux of the membrane module was 141.3, 182.0, 243.9, 264.7 and 290.88 L.m-2.h-1 at TMP of 3, 5, 7, 9 and 11 bar, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elang Nur Reiz M. N. Insaani
"Sungai Citarik menjadi salah satu percontohan nyata dari permasalahan pencemaran sungai. Selain karena perkembangan wilayah industri di kecamatan Rancaekek dan sekitarnya yang merupakan bagian dari Daerah Aliran Sungai Citarik. Mayoritas penggunaan lahan sebagai wilayah pertanian yang sangat masif juga menjadi salah satu penyebab utamanya. Di antara berbagai jenis kandungan pada badan sungai, BOD dan TSS merupakan salah satu indikator utama yang patut untuk diberi perhatian lebih. Nilai BOD di 14 titik pemantauan sepanjang sungai Citarik berada pada kisaran 0,3 mg/L-14,7 mg/L untuk nilai rataan, dan 1 mg/L-31 mg/L untuk nilai maksimum. Adapun kandungan TSS berada pada kisaran 20 NTU-51,3 NTU untuk nilai rataan, serta 20 NTU-88 NTU untuk nilai maksimum Penelitian ini bertujuan untuk menyimulasikan hidrolika Sungai Citarik menggunakan HEC-RAS, mengidentifikasi dan mengkuantifikasi besaran pencemar BOD dan TSS yang masuk ke badan air Sungai Citarik, menyimulasikan kualitas air Sungai Citarik berupa BOD, dan TSS dengan menggunakan HEC-RAS, mengevaluasi kesesuaian dari program Citarum Harum dalam penanganan limbah BOD dan TSS di sungai Citarik. Pada penlitian ini, menggunakan metode HEC-RAS. Proporsi sumber pencemar pada Sungai Citarik yang terdiri dari limbah domestik, industri, dan tata guna lahan terhadap timbulan beban BOD ke Sungai Citarik yaitu: limbah domestik sebesar 78,12%, limbah tata guna lahan sebesar 21,77%, serta limbah industri sebesar 0,12%. Adapun untuk timbulan beban TSS yaitu: limbah domestik sebesar 98,86%, limbah tata guna lahan sebesar 1,05%, serta limbah industri sebesar 0,09%. Meski industri memiliki proporsi kontribusi beban pencemar yang sangat rendah dibandingkan dua jenis sumber lainnya, namun beban pencemar industri dapat meningkatkan konsentrasi BOD Sungai Citarik hingga sebesar 6 mg/L pada lokasi titik pembuangannya. Sumber limbah domestik ke Sungai Citarik berasal dari 3 wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Sumedang. Kondisi kualitas Sungai Citarik belum memenuhi Baku Mutu Kelas II sepanjang keseluruhan segmen. Keberadaan program pada Rencana Aksi Citarum belum mampu memperbaiki kualitas Sungai Citarik secara signifikan.

The Citarik River is a real example of the problem of river pollution. Apart from the development of industrial areas in the Rancaekek sub-district and its surroundings, which are part of the Citarik River Basin. The majority of land use as a very massive agricultural area is also one of the main causes. Among the various types of content in river bodies, DO, BOD and TSS are one of the main indicators that deserve more attention. DO values ​​at 14 monitoring points along the Citarik river are in the range of 6.3 mg/L-12.2 mg/L for the average value, and 7.8 mg/L-13.43 mg/L for the maximum value. Then the BOD value is in the range of 0.3 mg/L-14.7 mg/L for the average value, and 1 mg/L-31 mg/L for the maximum value. The TSS content is in the range of 20 NTU-51.3 NTU for the average value, and 20 NTU-88 NTU for the maximum value. Citarik River water body, simulating the water quality of the Citarik River in the form of BOD, and TSS using HEC-RAS, evaluating the suitability of the Citarum Harum program in handling BOD and TSS waste in the Citarik river. In this study, using the HEC-RAS method. The proportion of pollutant sources in the Citarik River consisting of domestic, industrial, and land use waste to the generation of BOD loads to the Citarik River, namely: domestic waste of 78.12%, land use waste of 21.77%, and industrial waste of 0 .12%. As for the generation of TSS loads, namely: domestic waste of 98.86%, land use waste of 1.05%, and industrial waste of 0.09%. Although the industry has a very low proportion of the contribution of the pollutant load compared to the other two types of sources. However, the industrial pollutant load has a significant effect on the point of discharge to the Citarik River so that it can increase the BOD concentration by 6 mg/L. Sources of domestic waste to the Citarik River come from 3 regencies, namely Bandung Regency, Garut Regency, and Sumedang Regency. The quality condition of the Citarik River has not met the Class II Quality Standard throughout the entire segment. The existence of the program in the Citarum Action Plan has not been able to significantly improve the quality of the Citarik River."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikria Maharani
"Predikat yang dimiliki Sungai Citarum sebagai Sungai Paling Tercemar di Dunia, membuat kualitas Sungai Citarum tidak pernah memenuhi standar kualitas air Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Untuk menangani permasalahan tersebut, pemerintah telah menciptakan Tim Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum dengan program Citarum Harum yang membawahi 12 program Rencana Aksi Citarum Harum. Dibutuhkan evaluasi apakah program tersebut khususnya program Penanganan Limbah Industri dan Penanganan Air Limbah Domestik mampu meningkatkan kualitas air di DAS Citarum untuk parameter BOD dan COD, sehingga mampu memenuhi Baku Mutu Air Kelas II. Penelitian ini melakukan evaluasi menggunakan permodelan QUAL2Kw dengan 3 (tiga) skenario untuk memulihkan kualitas air. Sumber signifikan yang menjadi sumber pencemar adalah point source anak sungai, yaitu Anak Sungai Cisangkuy Hilir Sebelum Citarum dengan beban pencemar sebesar 12.049.460,94 kg/tahun untuk parameter BOD dan 22.593.967,20 kg/tahun untuk parameter COD. Hasil simulasi model pada skenario dengan intervensi jumlah industri taat terhadap izin mencapai 100% dengan pengetatan konsentrasi pencemar buangan air limbah industri sebesar 50% dan melakukan intervensi pada Headwater dan anak sungai sehingga pencemar pada Headwater dan anak sungai terkendali, menunjukkan bahwa air Segmen Sungai Cisangkuy hingga Sungai Ciwidey mengalami penurunan konsentrasi dengan persentase penyisihan hingga 89,3% pada parameter BOD dan 73,6% pada parameter COD. Strategi teknis yang dapat dilakukan untuk memulihkan kualitas air sungai Segmen Sungai Cisangkuy hingga Sungai Ciwidey dengan menerapkan teknologi Ecological Floating Beds dengan jenis tanaman Typha domingensis and Leptochloa fusca, menunjukkan efisiensi tinggi untuk remediasi air sungai yang tercemar dengan efisiensi penyisihan BOD dan COD sekitar 87%.

The predicate owned by Citarum River as the Most Polluted River in the World, making the quality of Citarum River never meets the water quality standards of Government Regulation No. 82 of 2001. To deal with the problem, the government has created The Tim Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan DAS Citarum with the Citarum Harum program that oversees 12 Rencana Aksi Citarum Harum programs. It takes evaluation of whether the program, especially the Industrial Waste Management and Domestic Wastewater Handling program is able to improve the quality of water in Citarum watershed for BOD and COD parameters, so as to meet Water Quality Standards Class II. This study conducted an evaluation using QUAL2Kw modeling with 3 (three) scenarios to restore the water quality. A significant source of pollutants is the point source of rivers, namely Sungai Cisangkuy Hilir Sebelum Citarum, with a pollutant load of 12.049.460,94 kg/year for BOD parameters and 22.593.967,20 kg/year for COD parameters. The results of model simulations in scenarios with interventions of the number of industries complying with permits reached 100% by tightening the concentration of industrial wastewater pollutants by 50% and intervening in Headwater and rivers so that pollutants in Headwater and rivers were controlled, showing that the water of the Cisangkuy River Segment to the Ciwidey River experienced a decrease in concentrations with allowance efficiency up to 89,3% in BOD parameters and up to 73,6% in COD parameters. Technical strategies that can be done to restore river water quality in Cisangkuy River Segment to Ciwidey River by applying Ecological Floating Beds technology with Typha domingensis and Leptochloa fusca plants, show high efficiency for the remediation of polluted river water with a BOD and COD allowance efficiency of about 87%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nila Yudhita
"Kota dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi umumnya bermasalah dengan penyediaan air baku sebagai sumber air bersih. Penyediaan air baku ini terkait erat dengan permasalahan kualitas air baku yang terus menerus mengalami degradasi. Untuk mengatasi permasalahan degradasi kualitas air baku, perlu dilakukan pengendalian dinamika kualitas air sungai dari waktu ke waktu. Untuk dapat melakukan pengendalian, perlu dilakukan pemantauan berupa pengambilan sampel di lapangan untuk kemudian menggunakan data berupa sampel tersebut dalam melakukan prediksi kualitas air sungai.
Terdapat dua cara yang dapat dilaksanakan dalam rangka memprediksi kualitas air, yaitu memanfaatkan data eksisting melalui pengambilan sampel di lapangan, dilanjutkan penggunaan metode regresi sehingga trend yang terbentuk dapat dianalisa lebih lanjut. Hanya saja metode regresi ini memiliki kekurangan, karena hanya dapat memprediksi situasi dan kondisi apabila tidak terdapat perubahan kebijakan dari pemerintah sehubungan dengan berbagai hal yang berpotensi memberi pengaruh pada kualitas air.
Diperlukan alat prediksi yang mampu mengakomodir berbagai parameter yang berpotensi menyebabkan perubahan pada kualitas air sungai dengan lebih baik. Demi tujuan tersebut, maka dipakai cara kedua, yaitu pengembangan model yang lebih kompleks dari sekedar penggunaan metode regresi, berupa model matematis yang dalam pengembangannya akan mempertimbangkan mekanisme adveksi dan disperse dalam aliran sungai.
Model adveksi-dispersi yang telah dikembangkan akan diperbandingkan dengan model eksisting yang telah ada dan dianggap telah mapan. Validasi logis dilakukan untuk membuktikan bahwa model adveksi-dispersi cukup valid dan memiliki tingkat kehandalan baik karena trend konsentrasi BOD pada model tersebut memberikan hasil yang tidak jauh berbeda dari trend konsentrasi BOD model eksisting, yaitu model QUAL2K, dengan catatan nilai parameter berupa selang waktu (?t) dan selang jarak (?x) cukup kecil, sehingga osilasi yang terjadi tidak signifikan dan hasil simulasi yang diperoleh cukup akurat serta dapat diandalkan.

Regions with high population?s growth rate mostly have problems with finding raw water intake to provide clean water for its own population. The problem about raw water availability has a correlation with the problem of raw water quality that continuously decreasing. Therefore, controlling the dynamics of the quality of the river stream routinely is necessary to solve the problems. These controlling activities can be done by taking some samples from the field to be able to predict the stream water quality in the future.
There are two ways that can be done to predict the water quality. First is by using the existing samples data collected from the field, and then utilizing regression method to generate the data trend. However, this regression method has a major limitation because it could only predict the situation and condition where there is no regulation change from the government involving things that could potentially give influences to water quality.
The more complex prediction tools are needed to accommodate many parameters that could potentially affect the water quality of the streams. In order to accomplish the work, the regression models are no longer in use and are replaced by the second way of predicting the water quality, which is the complex ones that could cover more of scenarios of water quality formulation. This complex predicting tool is the mathematic model that its development will involve observing advection and dispersion mechanism on each element of the streams.
The advection-dispersion model that has been developed will be compared to the existing models that are considered well-working before. The advection-dispersion methods will be as valid as the existing model and have an excellent quality if the BOD concentration?s trend produced by the mathematic model is not much different from that of the existing model, QUAL2K, with notes that the magnitude of step time (?t) and step length (?x) are not significantly large, so that the oscillation caused by the use of numerical formulation is also not significant, and makes the model output is accurate and reliable.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S35268
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faiza Maryani
"Sensitivitas elektroda emas dan elektroda glassy carbon sebagai sensor oksigen dapat ditingkatkan melalui modifikasi nanopartikel emas pada permukaan elektroda glassy carbon. Modifikasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknik self assembly. Deteksi oksigen dengan elektroda termodifikasi ini dapat digunakan untuk pengukuran nilai BOD. Sensor pengukuran BOD dianalisakan sebagai sensor oksigen terlarut dalam air dengan memperhitungkan selisih dari kadar oksigen yang terlarut sebelum dikonsumsi oleh mikroorganisme, dan setelah dikonsumsi oleh mikroorganisme.
Pengukuran sensor oksigen ini dilakukan dengan menggunakan cyclic voltammetry pada kisaran potensial -2000 mV hingga 2000 mV dan scanrate 100 mV/s. Puncak reduksi untuk pengukuran oksigen dengan menggunakan elektroda GC-NP Au berada pada potensial sekitar -0,538 V, sedangkan untuk elektroda GC dan Au masing-masing berada pada potensial -0,51 V dan -1,16 V.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kemampuan pemisahan sinyal dari background pada elektroda GC-NP Au (S/B=1,8994) lebih baik dibandingkan pada elektroda GC (S/B=1,53) dan elektroda Au (S/B=1,19). Elektroda GC-NP Au sensitivitas yang lebih baik dibanding GC dan Au. Presisi pengukuran respon arus sebanyak 10 kali terhadap larutan buffer posfat yang dialiri oksigen selama dua menit diperoleh sebesar 19,44% (RSD) untuk Au, 11,84% untuk GC, dan 10,50% untuk GC-NP Au. Hasil pengujian elektroda GC-NP Au untuk pengukuran BOD menunjukkan perbedaan arus yang sangat signifikan pada saat adanya khamir dan saat tidak adanya khamir.

Sensitivity of gold electrodes and glassy carbon electrodes as oxygen sensors can be improved through modification of gold nanoparticles on glassy carbon electrode surface. This modification can be done using self assembly techniques. Detection of oxygen with this modified electrode can be used for the measurement of BOD value. Sensors that is used for the measurement of BOD value is sensor for measurement of dissolved oxygen in water by calculating the difference in the levels of dissolved oxygen before being consumed by microorganisms, and when consumed by microorganisms.
Measurement of the oxygen sensor is performed using cyclic voltammetry at potential range of -2000 mV to 2000 mV and scanrate 100 mV/s. Reduction peak for oxygen measurement using GC-NP Au electrode at a potential of about -0.538 V, whereas for GC and Au electrodes each are at potential -0.51 V and -1.16 V.
The measurement results show that the separation ability of the background signal on GC electrode Au-NP (S / B = 1.8994) better than the GC electrode (S / B = 1.53) and Au electrodes (S / B = 1.19). Sensitivity of GC-NP Au electrode is better than GC and Au. Precision measurement of the flow response to the phosphate buffer solution by flowing oxygen for two minutes was obtained for 19.44% (RSD) for Au, 11,84% for GC, and 10,50% for GC-NP Au. Test results-NP Au GC electrode for BOD measurement showed a highly significant difference in flow at the moment the absence of yeast and the present of yeast.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S54634
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sesara Maharani
"ABSTRAK
Industri pembuatan benang termasuk dalam kategori industri tekstil yang di mana air buangannya memiliki kandungan COD dan BOD yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji efisiensi penyisihan COD dan BOD dengan metode Anaerobic Baffled Reactor ABR serta berapa hydraulic retention time HRT optimum untuk pengolahan air limbah industri pembuatan benang. Air limbah diproses dalam reaktor ABR 5 kompartemen dengan volume 10 L. Proses penelitian meliputi tahapan seeding, aklimatisasi, dan feeding. Feeding dilakukan dengan variasi HRT 12 jam, 18 jam, dan 24 jam. Karakteristik air limbah memiliki kandungan COD 1.950 ndash; 3.210 mg/L, BOD 300,8 ndash; 421 mg/L dengan pH 5,66, dan temperature 28,5 ndash; 28,9oC. Efisiensi penyisihan mampu mencapai 97,58 untuk parameter COD dan 82,11 untuk parameter BOD. HRT optimum untuk parameter COD diperoleh pada saat HRT 12 jam dengan rata-rata penyisihan 94,79 dan untuk parameter BOD diperoleh pada saat HRT 18 jam dengan rata-rata penyisihan 71,73 . Tidak terdapat perbedaan hasil yang signifikan antar variasi HRT. HRT optimum pada penelitian ini adalah 12 jam.

ABSTRACT
Yarn making industry is part of textile industry with high COD and BOD wastewater. The purpose of this study is to figure the efficiency decreased levels of COD and BOD in processing with Anarobic Baffled Reactor ABR method and also the optimum HRT in processing yarn making industry wastewater. The wastewater processed in 5 compartment ABR with 10 L volume. The research process include seeding, acclimatization, and feeding. Feeding is done with HRT variations of 12 h, 18h, and 24h. The characteristic of the wastewater contain 1.950 ndash 3.210 mg L COD, 300,8 ndash 421 mg L BOD with pH 5,66 and temperature of 28,5 ndash 28,9oC. Highest efficiency of COD and BOD removal up to 97,58 and 82,11 , respectively. Optimum HRT achieved at HRT 12h for COD removal with average efficiency 94,74 and 18h for BOD removal with average efficiency 71,73 . There were no significant differences between HRT variations. Optimum HRT in this study is 12h."
2017
S66982
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachman Surachman
"ABSTRAK
Limbah cair tahu yang dibuang langsung tanpa pengolahan lebih lanjut mencemari Sungai Ciliwung. Dalam penelitian ini dikembangkan suatu metode pengolahan komprehensif dari limbah cair tahu yang terdiri atas dua proses utama, yaitu koagulasi-flokulasi dan filtrasi membran. Dalam penelitian ini digunakan kombinasi proses koagulasi flokulasi dan membran ultrafiltrasi serta ditindaklanjuti dengan osmosis balik. Parameter bebas yang digunakan di dalam proses ini adalah tekanan transmembran ultrafiltrasi dan tekanan transmembran osmosis balik. Dosis koagulan tawas sebesar 300 ppm menghasilkan persen penyisihan TSS 84,04 %. Setelah perlakuan membran ultrafiltrasi CA-RO dengan tekanan transmembran optimum 1,5 bar untuk CA dan 6 bar untuk RO dihasilkan persen penyisihan TSS, TDS, turbiditas, dan COD berturut-turut 100 %, 99,84 %, 100 %, dan 99,88 %.

ABSTRACT
Tofu wastewater without further processing contaminates Ciliwung River. In this study a comprehensive treatment method of tofu wastewater was developed which consisted of two main processes, namely coagulation-flocculation and membrane filtration. In this research a combination of flocculation coagulation and ultrafiltration was used and followed by reverse osmosis. The free parameters used in this process are ultrafiltration transmembran pressure and reverse osmosis transmembran pressure. The result for tawas dosage is 300 ppm and produce the % TSS reduction 84,04%. After treatment for combination CA ultrafiltration RO membrane with optimum TMP for CA is 1,5 bar and optimum TMP for RO is 6 bar then produce % reduction of TSS, TDS, Turbidity, and COD respectively 100%, 99,84%, 100% dan 99,88%."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Al Khaliq Herman
"Sejak tahun 2020, UI merencanakan Danau Kenaga sebagai salah satu sumber air baku air minum. Namun, penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa konsentrasi BOD dan TSS pada pada Danau Kenanga telah melebih baku mutu. Oleh karena itu, sumber, transport dan fate pencemar pada badan air yang menyuplai air Danau Kenanga (Kali Baru) sangat penting untuk dianalisis. Secara garis besar, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban pencemar signifikan yang kemudian akan dilakukan perancangan teknologi unit pengolahan untuk mengurangi konsentrasi sumber pencemar aliran. Penelitian ini akan dilakukan sepanjang aliran Kali Baru dengan jarak kurang lebih sekitar 5.94 km dari lokasi Danau Kenanga menggunakan permodelan kualitas air QUAL2kw serta penyusunan strategi intervensi dalam bentuk perancangan unit pengolahan pada sumber pencemar signifikan. Hasil dari permodelan dapat diketahui bahwa selisih peningkatan konsentrasi BOD dan TSS sepanjang Kali Baru sebesar 4.49 mg/L dan 9.09 mg/L. Konsentrasi BOD sepanjang aliran berada pada baku mutu kelas III PP No. 82 Tahun 2001 sedangkan konsentrasi TSS berada baku mutu kelas I. Setelah itu, penelitian mengukur beban pencemar setiap jenis sumber pencemar sepanjang aliran Kali baru, ditemukan bahwa Stasiun Depok Baru merupakan sumber beban pencemar terbesar, yaitu sebanyak 124.75 kgBOD/Hari dan 31.7 kgTSS/hari. Maka dari itu diperlukan intervensi didalam skema permodelan, yaitu perancangan unit pengolahan Biofilter Anaerobik dan Aerobik pada Stasiun Depok Baru. Setelah melakukan kalibrasi permodelan dengan memasukkan intervensi, didapatkan bahwa konsentrasi BOD dan TSS pada bagian hilir Kali Baru atau aliran inlet Danau Kenanga mengalami penurunan selisih peningkatan konsentrasi yaitu sebesar 1.55 mg/L dan 5 mg/L. Intervensi yang dilakukan untuk menimalisir terjadinya peningkatan kelas baku mutu aliran akibat aktifitas sepanjang aliran Kali Baru yang tidak dapat dikendalikan.

Since 2020, UI has planned Lake Kenanga as one source of raw water for drinking water. However, previous research stated that the concentration of BOD and TSS in Lake Kenanga had exceeded the quality standard. So that the source, transport, and fate of pollutants in water bodies that supply the water of Lake Kenanga water (Kali Baru) are very important to analyze. In general, this research to determine the significant pollutant load which will then be carried out design of processing unit technology to reduce the concentration of significant pollutant source. This research was conducted along the Kali Baru flow with approximately 5.94 km from the Lake Kenanga location using water quality modeling QUAL2Kw and the formulation of an intervention strategy in the form of planning a processing unit at a significant pollutant source. The results of the modeling can be seen that the difference in the increase in BOD and TSS concentrations along Kali Baru are 4.49 mg/L and 9.09 mg/L. BOD concentrations along the flow belong to class III quality standards while TSS concentrations are classified as class I quality standards according to Republic of Indonesia Government Regulation No. 82 of 2001. After that, the results of this study found that Depok Baru Station produces the largest pollutant load, which is 124.75 kg BOD / day and 31.7 kg TSS / day. Therefore, an intervention in the modeling scheme is needed, namely the design of an Anaerobic and Aerobic Biofilter treatment unit at Depok Baru Station. After calibration of the model by including interventions, it was found that the concentration of BOD and TSS in the downstream of Kali Baru or in the inlet flow of Lake Kenanga have a difference in the increase in concentration of 1.55 mg / L and 5 m / L. Although the interventions that have been carried out do not reduce the water quality standard; it will minimize the increase in the concentration of the quality standards of the flow due to activities along with the flow that cannot be controlled."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>