Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andri Suherman
"ASYNNNI model adalah salah satu model yang menerangkan mekanisme pengaturan atom oksigen pada bidang basal (bidang CuO) senyawa BSCCO yang terdiri dari senyawa Bi2Sr2CuO7-x (BSCCO 2201), senyawa Bi2Sr2CaCu2O9-x (BSCCO 2212), dan senyawa Bi2Sr2Ca2Cu3O11-x (BSCCO 2223). Atom-atom oksigen terletak pada lapisan bidang CuO. BSCCO 2201 mempunyai satu lapisan bidang CuO, BSCCO 2212 mempunyai dua lapisan bidang CuO, dan BSCCO 2223 mempunyai tiga lapisan bidang CuO. Pengaturan atom oksigen dan banyak lapisan bidang basal sangat mempengaruhi sifat senyawa tersebut. Senyawa dengan struktur kristal ortorombik bersifat superkonduktor, sedangkan senyawa dengan struktur tetragonal bersifat non-superkonduktor. Temperatur transisi adalah keadaan terjadinya transisi sifat struktur bahan non-superkonduktor ke struktur superkonduktor atau sebaliknya.
Temperatur transisi dari perubahan struktur tetragonal ke struktur ortorombik sangat dipengaruhi oleh kandungan oksigen. Temperatur transisi ternyata berubah-ubah dengan berubahnya kandungan oksigen. Telah dihitung temperatur transisi senyawa BSCCO, diperoleh hasil untuk BSCCO 2201 dengan temperatur transisi tertinggi 13.5 K, untuk BSCCO 2212 dengan temperatur transisi tertinggi 83 K, dan untuk BSCCO 2223 dengan temperatur transisi tertinggi 110 K. Simulasi ini telah menunjukkan adanya perubahan fasa yang ditunjukkan oleh lonjakan harga kalor jenis Cv pada temperatur tertentu.
Simulasi ini menggunakan metoda Monte Carlo, algoritma Metropolis, dan Glauber Dynamics. Program ini ditulis menggunakan bahasa C."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2006
T20835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Shananda
"Material Bi-Sr-Ca-Cu-O atau BSCCO dapat berperan sebagai superkonduktor suhu tinggi atau high temperature superconductor (HTS) dengan suhu kritis berkisar 80-110 K yang termasuk ke dalam jenis superkonduktor berbasis kuprat. Terdapat 3 fasa berbeda dalam menentukan superkonduktor suhu tinggi untuk material dengan rumus kimia umum Bi2Sr2Can−1CunO2n+4+x ini. Pembagiannya bergantung kepada jumlah atom kuprat penyusunnya, yaitu Bi2Sr2CuO (Bi-2201, n = 1), Bi2Sr2CaCu2O (Bi-2212, n = 2), dan Bi2Sr2Ca2Cu3O (Bi-2223, n = 3). Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1998 sampai saat ini, telah banyak penelitian terkait fabrikasi BSCCO dengan berbagai macam metode dan penambahan unsur lain dengan tujuan mengetahui pengaruhnya terhadap sifat fisik dan kelistrikannya. Pada penelitian ini, penulis melakukan percobaan terkait fabrikasi material BSCCO dengan penambahan unsur Titanium (TiO2). Terdapat empat buah sampel yang terbentuk, dengan fasa Bi-2212 yang lebih dominan dan stabil terbentuk. Adapun morfologi dan pesebaran daripada masing-masing unsur ditunjukkan dengan pengujian SEM dan EDS Mapping. Untuk mengetahui superkonduktivitas, termasuk suhu kritis (Tc), dari masing-masing sampel maka dilakukan uji superkonduktivitas dengan alat cryogenic magnetometer.
......Bi-Sr-Ca-Cu-O or BSCCO material can act as a high temperature superconductor (HTS) with a critical temperature of 80-110 K which is cuprates-based superconductor type. There are 3 different phases in determining the superconducting high temperature for BSCCO material with general chemical formula of Bi2Sr2Can−1CunO2n+4+x. To determine each phase has different number of constituent cuprates atoms, namely Bi2Sr2CuO (Bi-2201, n = 1), Bi2Sr2CaCu2O (Bi-2212, n = 2), and Bi2Sr2Ca2Cu3O (Bi-2223, n = 3). Since the first discovered of BSCCO in 1998 until now, there have been many studies related to BSCCO fabrication with various methods and the addition of other elements with the aim of knowing its effect on its physical and electrical properties. In this study, the authors conducted experiments regarding the fabrication of BSCCO materials with the addition of Titanium (TiO2). There were four samples that were successfully formed with the more dominant and stable Bi-2212 phase formed. The morphology and distribution of each element is shown by SEM and EDS Mapping tests. To determine the superconductivity, including the critical temperature (Tc), of each sample, a superconductivity test was performed using a cryogenic magnetometer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library