Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apriantika Sari
Abstrak :
Adanya penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan adanya resistensi obat, mengaharuskan untuk penemuan obat baru selain obat sintetis, yaitu obat tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa fraksi-fraksi ekstrak etil asetat daun dari Garcinia latissima Miq mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Aktivitas antibakteri ini diuji dengan menggunakan metode zona hambat metode cakram kertas , dan metode bioautografi bioautografi kontak terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633. Berdasarkan uji dengan metode zona hambat, dihasilkan bahwa 6 fraksi etil asetat daun Garcinia latissima Miq menunjukkan penghambatan pada pertumbuhan Bacillus subtilis dengan konsentrasi 20 mg/mL. Pada uji bioautografi dengan bioautografi kontak, dari keenam fraksi, menunjukkan 4 fraksi aktif yang menimbulkan zona hambat pada konsentrasi 200 mg/mL dengan menggunakan eluen optimum n-heksana, etil asetat pada perbandingan yang berbeda. Hasil penelitian ini menunjukkan fraksi etil asetat daun Garcinia latissima Miq yang cenderung bersifat semipolar mempunyai aktivitas antibakteri sebagai agen terapeutik yang signifikan dari Garcinia latissima Miq. terutama terhadap bakteri Bacillus subtilis. ......Infection diseases caused by bacterial and drug resistances have lead to new drug discovery attempts besides synthetic drug, that is traditional medicine. The aim of this research is to prove that fractions of ethyl acetat from leaf Garcinia latissima Miq possess anti bacterial agents factor. This anti bacterial factor was tested by using zone inhibition by performing assay method disc diffusion , and bioautography method bioautography contact against Bacillus subtilis ATCC 6633. According to the zone inhibition method 6 fractions of etyhl acetat extract of Garcinia latissima Miq showed growth inhibition on Bacillus subtilis at concetration of 20 mg mL. Result of bioautography contact showed that four out of six fractions were active and show inhibiton againts tested bacteria by 200 mg mL employing optimum n hexane as mobile phase. This research result showed that fractions of ethyl acetat Garcinia latissima Miq leaf which tend to be semi polar possesses anti bacterial factors which can be developed as significant terapeutic agent from Garcinia latissima Miq, mainly to bacterial Bacillus subtilis.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afrah alatas
Abstrak :
Biodiesel merupakan salah satu energi alternatif yang cukup menjanjikan untuk menggantikan bahan bakar berbasis minyak bumi karena biodegradabilitas dan tingkat yang kurang beracun. Biodiesel adalah disintesis melalui reaksi interesterifikasi yang mengubah tanaman atau minyak hewani menjadi metil ester asam lemak (FAME). Reaksi yang digunakan adalah dikatalisis baik dengan katalis asam/basa atau biokatalis, yang paling umum, lipase enzim. Menggunakan enzim lipase untuk mengkatalisis produksi biodiesel dapat memberikan dampak untuk menghasilkan lebih sedikit kontaminasi selama reaksi. Untuk menghasilkan biodiesel, rute alkohol adalah yang paling umum digunakan. Namun, itu bisa memberi beberapa keterbatasan, seperti denaturasi biokatalis karena adanya alkohol. Kemudian, rute non-alkohol dapat dipilih, menggunakan metil asetat untuk menggantikan alkohol. Dalam penelitian ini, lipase dari Bacillus subtilis diproduksi dan disiapkan dalam bentuk mentah, kering dan amobil. Lipase yang diperoleh digunakan sebagai biokatalis untuk menghasilkan biodiesel. Hasil sintesis biodiesel dari Bacillus subtilis akan dibandingkan dengan lipase komersial Candida rugosa. Untuk mendapatkan kondisi optimum untuk memproduksi biodiesel, maka beberapa variabelnya adalah: diselidiki. Pertama, bentuk enzim lipase, kedua, variasi rasio molar, dan ketiga konsentrasi enzim. Menurut hasil percobaan, lipase amobil dengan 1:12 minyak menjadi metil asetat, dan konsentrasi enzim 2% memberikan yield biodiesel tertinggi di antara yang lainnya, yaitu 53,99%. Hasil ini lebih tinggi dibandingkan dengan lipase Candida rugosa. Sebagai kesimpulan, yang tidak bisa bergerak lipase dari Bacillus subtilis merupakan biokatalis yang menjanjikan untuk menghasilkan biodiesel. ......Biodiesel is a promising alternative energy to replace petroleum-based fuels because of its biodegradability and less toxic levels. Biodiesel is synthesized through interesterification reactions that convert plants or animal oils into fatty acid methyl esters (FAME). The reactions used are catalyzed either with acid/base catalysts or biocatalysts, most commonly, enzyme lipases. Using lipase enzymes to catalyze biodiesel production can result in less contamination during the reaction. To produce biodiesel, the alcohol route is the most commonly used. However, it can present some limitations, such as denaturation of the biocatalyst due to the presence of alcohol. Then, a non-alcoholic route can be chosen, using methyl acetate to replace alcohol. In this study, lipase from Bacillus subtilis was produced and prepared in crude, dry and immobilized form. The lipase obtained was used as a biocatalyst to produce biodiesel. The biodiesel synthesized from Bacillus subtilis will be compared with commercial Candida rugosa lipase. To get the optimum conditions for producing biodiesel, some of the variables are: investigated. First, the form of the lipase enzyme, second, the variation of the molar ratio, and the third enzyme concentration. According to the experimental results, the lipase immobilized with 1:12 oil became methyl acetate, and the enzyme concentration 2% gives the highest biodiesel yield among others, which is 53.99%. This result was higher than that of Candida rugosa lipase. In conclusion, the immobilized lipase of Bacillus subtilis is a promising biocatalyst to produce biodiesel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Tyas Hapsari
Abstrak :
Fruktansukrase merupakan enzim ekstraselular yang biasanya diproduksi oleh Bakteri Asam Laktat (BAL). Oleh BAL, enzim ini digunakan untuk memproduksi eksopolisakarida (EPS) dari substrat sukrosa maupun substrat rafinosa. EPS memiliki potensi yang besar dalam industri farmasi, pangan dan kesehatan. Dalam penelitian sebelumnya, Fruktansukrase rekombinan diklon ke dalam Bacillus subtilis DB 403 dan dirancang untuk disekresikan keluar sel. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi protein fruktansukrase rekombinan dari bakteri Bacillus subtilis dan untuk mengetahui aktivitas fruktansukrase rekombinan tersebut. Pada penelitian ini, Bacillus subtilis rekombinan ditumbuhkan dan dipanen untuk mendapatkan protein fruktansukrase di dalam supernatan kultur. Protein dieksresikan secara ekstraselular. Ke dalam supernatan lalu ditambahkan PMSF untuk mencegah terjadinya degradasi oleh protease. Selanjutnya protein diliofilisasi dengan metode freeze dry. Pelet protein diresuspensikan dalam sejumlah kecil buffer sedemikian rupa sehingga konsentrasinya pekat, setelah itu difiltrasi dengan menggunakan Amicon® Ultra-15 Centrifugal Filter Device cutoff -30 kDa untuk memisahkan fraksi protein yang berukuran besar dan kecil. Fraksi protein yang lebih besar dari 30 kDa dikumpulkan, kemudian dianalisis dengan SDS-PAGE. Sebagian fraksi tersebut dianalisis secara in situ dengan PAS-staining. Aktivitas fruktansukrase dapat diamati pada gel yang diinkubasi dengan substrat sukrosa dan substrat rafinosa berupa pita berwarna pink intensif. ...... Fructansucrase is an extracellular enzyme which usually produced by Lactic Acid Bacteria (LAB). By LAB, this enzyme is used to produce exopolysaccharide (EPS) from both sucrose and rafinose substrates. EPS has huge potential in pharmaceutical, food and health industries. In previous research, fructansucrase recombinant was cloned into Bacillus subtilis DB 403 and was designed to be secreted extracelullarly. This research aims to isolate the recombinant protein fructansucrase from Bacillus subtilis and to understand the activity of this recombinant fructansucrase. Bacillus subtilis was grown and extracted to obtain the fructansucrase protein within the culture supernatant. PMSF was added into the supernatant to prevent any degradation by proteases. The supernatant was liofilized using freeze-dry method. The protein pellets were then resuspended with small volume of buffer to obtain a more concentrated sample. Subsequently, the protein was filtrated using Amicon® Ultra-15 Centrifugal Filter Device cutoff -30 kDa to separate protein filtrate by size. Protein fraction which was larger than 30 kDa was collected and analyzed by SDS PAGE. Some of the fraction was analyzed in situ using PAS-staining. Fructansucrase activity is observed on gel after incubation with both sucrose and raffinose substrate as a pink intensive band.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S54951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Rut Juliany
Abstrak :
Penyakit akibat infeksi merupakan penyebab tertinggi kedua kematian di dunia. Untuk mengatasi infeksi bakteri diperlukan antibiotik, namun pada kenyataannya saat ini resistensi terhadap antibiotik menjadi masalah yang serius. Skrining aktivitas antimikroba ekstrak metanol kulit batang Garcinia latissma telah dilakukan pada penelitian sebelumnya dan memberikan efek hambat terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis. Penelitan ini bertujuan untuk menguji fraksi-fraksi dari ekstrak metanol kulit batang Garcinia latissima yang menunjukkan aktivitas antimikroba paling aktif terhadap Bacillus subtilis. Uji difusi zona hambat menggunakan kertas disk dilakukan dan diikuti oleh mikrodilusi konsentrasi hambat minimum (KHM), serta uji bioautografi dengan metode kontak. Hasil yang diperoleh menunjukkan fraksi-fraksi ekstrak metanol kulit batang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Bacillus subtilis. Uji zona hambat dan uji KHM menunjukkan bahwa fraksi yang paling potensial adalah fraksi semipolar dengan diameter zona hambat yang paling lebar adalah 0,78 dan nilai KHM yang paling rendah adalah 2500 ppm. Pada uji bioautografi fraksi-fraksi ekstrak metanol kulit batang, hasil pengamatan menunjukkan bahwa bercak yang menghasilkan zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi E dengan Rf = 0,58 dan 0,60; fraksi F dengan Rf = 0,50; 0,51 dan 0,61; fraksi G dengan Rf = 0,60 dan fraksi H dengan Rf = 0,50. Adapun fraksi yang paling potensial dari seluruh fraksi adalah fraksi G.
Infectious diseases are the second largest death causes in the world. Antibiotic is crucial in treating infectious diseases. However, the resistances of bacteria towards existing antibiotics requires more study in finding alternative drugs which potentially work as antibiotics. Antimicrobial activity screening of stem bark methanol extract of Garcinia latissima had been carried out previously and showed growth inhibition effect against Bacillus subtilis. This study aimed to examine the fractions of stem bark methanol extract of Garcinia latissima which showed the most active antimicrobial activity against Bacillus subtilis. The inhibitory zone diffusion assay using paper disk was conducted and followed by microdilution minimum inhibitory concentration (MIC), as well as bioautography test with contact method. In this study, the fractions of stem bark methanol extract exhibited antibacterial activity against Bacillus subtilis. The inhibitory zone test and MIC test showed the most potential fraction is semipolar fraction, with widest inhibitory zone was 0,78 cm and lowest MIC value was 2500 ppm. The result of bioautography test of the fractions showed that the best inhibitory activity was shown by fraction E, Rf value = 0,58 and 0,60; followed by fraction F, Rf value = 0,50; 0,51; and 0,61 and fraction G, Rf value = 0,60 and also fraction H, Rf value = 0,50. The most potential fraction of all tested fractions was fraction G.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Isolat-isolat kapang serasah indigenos Indonesia hasil koleksi Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT Serpong diduga memiliki kemampuan menghasilkan senyawa antimikroba. Penelitian bertujuan memperoleh isolatisolat kapang dari serasah yang menghasilkan senyawa aktif antimikroba terhadap Staphylococcus aureus (Rosenbach) ATCC25923, Bacillus subtilis (Ehrenberg) Cohn BioMCC00121, Escherichia coli (Migula) Castellani & Chalmers ATCC25922, Candida albicans (Berkhout) BioMCC00122, Saccharomyces cerevisiae (E. C. Hansen) FNCC3012, dan Aspergillus niger (Tiegh) BCSO2/C1. Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Balai Biotek BPPT pada bulan Februari-Desember 2006. Penapisan awal menggunakan agar lapis ganda diperoleh 26 isolat dari total 72 yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba uji. Penapisan penguat menggunakan difusi kertas cakram memperlihatkan bahwa aktivitas antimikroba terbaik dihasilkan oleh ekstrak butanol dari isolat BioMCC-258. Aktivitas antimikroba terbaik terhadap B. subtilis dihasilkan oleh ekstrak BioMCC-258 dalam konsentrasi 10.000 ppm (setara dengan 0,69 mg tetrasiklin) dan menghasilkan zona bening berdiameter 18,73 ± 0,38 mm. Bioautografi pada ekstrak kasar isolat BioMCC-258 (Rf = 0,85) terhadap B. subtilis menunjukkan bahwa eluen KLT metanol : air (M:A) = 2:8 merupakan pelarut terbaik. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa isolat BioMCC-258 dideskripsikan sebagai genus Penicillium.
Universitas Indonesia, 2007
S31445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Nurdiani
Abstrak :
ABSTRACT
It has been carried out to study of the in vitro the effect of antibacterial of earthworm extracts which were obtained from trading and local earthworm, the determination of inhibition zone by the dics diffusion methode - Based on the size of the inhibition zone formed around the disc containing extracts of earthworm rind, the following conclusion could be drawn: The bacterial activity of extracts chloroform and ethanol fraction of earthworm against Salmonella typhosa, Escherichia call, Staphylococcus aureus and Bacillus subtilis , but petroleum benzene and aqua fraction isn't Statistically test, there is not different from chloroform fraction of trading and local earthworm extracts, except for againts Salmonella typhosa. There is different from ethanol fraction of trading and local earthworm extracts, except for Escherichia coli.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeanita Haldy
Abstrak :
Bakteriosin merupakan suatu senyawa protein yang memiliki efek bakterisida terhadap mikroorganisme lain. Bakteri Weissella confusa MBF8-1 yang telah berhasil diisolasi dari produk ampas kacang kedelai terfermentasi, diketahui memiliki aktivitas Bacteriosin Like Inhibitory Substance (BLIS) terhadap bakteri Leuconostoc mesenteroides. Berdasarkan data pada GenBank, terdapat tiga jenis bakteriosin dari W.confusa MBF8-1, yaitu bakteriosin 1, 2, dan 3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi dan karakterisasi salah satu bakteriosin yang dimiliki, yaitu bac2 dengan menggunakan SDS-PAGE. Dalam penelitian sebelumnya, peptida bakteriosin rekombinan Bac2 telah diklon ke Bacillus subtilis DB403. Keberadaan peptida rekombinan Bac2 telah diverifikasi dengan PCR menggunakan primer spesifik. Purifikasi dilakukan dengan menggunakan kolom afinitas HisTrap FF dan diliofilisasi dengan metode freeze-dry. SDS-PAGE digunakan untuk karakterisasi bobot molekul. Uji KHM terhadap bakteri uji Leuconostoc mesenteroides TISTR dilakukan sebagai uji aktivitas antimikroba serta konfirmasi karakterisasi. Hasil SDS-PAGE menunjukkan bahwa peptida Bac2 tidak berhasil dikarakterisasi, fraksi elusi Bac2 menunjukkan pita ukuran ± 84 kDa sedangkan kalkukasi sekuens asam amino diduga ukuran peptida Bac2 adalah 3,96 kDa. Hal ini terjadi karena terbentuknya agregat yang disebabkan oleh sifat bakteriosin. Uji KHM menunjukkan bahwa fraksi elusi Bac2 tidak memiliki aktivitas antimikroba yang potensial ketika diaplikasikan dalam bentuk bakteriosin tunggal. ...... Bacteriocin is a protein that has a bactericidal effect against other microorganisms. Weissella confusa MBF8-1 was isolated from waste of fermented soya and showed Bacteriosin Like Inhibitory Substance (BLIS) activity against bacteria Leuconostoc mesenteroides. Based on data on the GenBank, there are three types of bacteriocin produced by W.confusa MBF8-1, Bacteriocin 1,2,3. The objective of this study is to observe the expression and characterization one of bacteriocin, that is bac2 by using SDS-PAGE. In previous study, recombinant bacteriocin peptide Bac2 was cloned into Bacillus subtilis DB403. The existence of recombinant peptide Bac2 has been successfully proved by PCR with spesific primer. Purification method have been done using HisTrap FF affinity coloumn and was liofilized using freeze-dry method. SDS-PAGE has been done to characterize its molecular mass and showed that Bac2 peptide cannot be successfully characterized. Bac2 elution fraction showed band at size ± 84 kDa while by calculation amino acid sequence the molecular mass should be 3,96 kDa. Its happened due to aggregation caused by characteristic of bacteriocin. Minimum Inhibitory concentrations (MIC) test against Leuconostoc mesenteroides TISTR have been done as an antimicrobial activity assay and confirmation of characterization, the result didn?t show potential activity at elution fraction when application as a single bacteriocin.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S65142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Suci
Abstrak :
Penggunaan bakteri sebagai mikroorganisme untuk menghasilkan lipase sedang dikembangkan karena memiliki keuntungan untuk diproduksi skala besar. Kultur Bacillus subtilis ditumbuhkan dalam substrat minyak jelantah menggunakan metode fermentasi terendam SmF. Aktivitas enzim dioptimasi dengan melakukan variasi konsentrasi inokulum, substrat, sumber nitrogen, inducer, serta ion logam Ca2 pada suhu 30oC selama 84 jam fermentasi. Aktivitas lipolitik diukur menggunakan metode titrasi dengan reaksi hidrolisis. Aktivitas maksimum diperoleh saat konsentrasi inokulum 5 v/v, konsentrasi minyak jelantah 4 v/v, konsentrasi ekstrak ragi 0.5 w/v, konsentrasi minyak zaitun 0.25 v/v, dan konsentrasi ion logam Ca2 10 mM di dalam medium pertumbuhan. Kemudian, ekstrak basah lipase dikeringkan dengan spray dryer dan menghasilkan 17,33 gr ekstrak kering dari 500 mL ekstrak basah. Ekstrak kering enzim lipase dianalisis aktivitasnya dengan menggunakannya sebagai biokatalis reaksi interesterifikasi sintesis biodiesel rute non-alkohol pada reaktor batch dengan perbandingan mol reaktan minyak kelapa sawit dan metil asetat 1:12 pada suhu reaksi 40oC selama 50 jam. ......Bacterial lipase has been developed lately because of its advantage to produce with large scale. Culture of Bacillus subtilis were grown to produce lipase in Waste Cooking Oil WCO using submerged fermentation SmF method. The enzyme activity of the culture was improved by using different concentration of inoculum, substrate, nitrogen source, inducer, and Ca2 ion at 30oC for 84h fermentation. Lipolytic activity of crude lipase was determined using titrimetry method with hidrolysis reaction. Maximum activity of lipase 4.96 U mL was found at 5 v v inoculum, 4 v v WCO, 0.5 w v yeast extract, 0.25 v v olive oil, and 10 mM Ca2 that present in medium culture. Later, the crude lipase has been dried with spray dryer and resulting 17.33 gr of dry lipase powder per 500 mL crude lipase. Furthermore, dry lipase powder was analyzed its activity by utilizing it as a biocatalyst for interesterification reaction in non alcohol route of biodiesel synthesis in batch reactor with mole comparison 1 12 of reactant palm oil and methyl acetate in 40oC of reaction temperature and 50 hour cycle.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67869
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
hapus3
Abstrak :
Penyakit infeksi bakteri memiliki prevalensi yang tinggi di negara berkembang. Selain obat-obatan kimia sintesis, herbal menjadi salah satu pilihan. Skrining aktivitas antimikroba ekstrak metanol kulit buah dan ekstrak metanol daun Garcinia latissma telah dilakukan dan memberikan efek hambat terhadap pertumbuhan Bacillus subtilis. Penelitan ini bertujuan untuk menguji aktivitas antimikroba fraksi-fraksi dari eksrak metanol buah dan ekstrak metanol daun Garcinia latissima terhadap Bacillus subtilis. Metode yang digunakan adalah uji zona hambat menggunakan cakram kertas, uji konsentrasi hambat minimal KHM mikrodilusi, dan uji bioautografi kontak. Hasil yang diperoleh menunjukkan kedua ekstrak memiliki fraksi yang potensial sebagai antimikroba. Pada uji zona hambat dan uji KHM, hasil menunjukkan fraksi yang paling potensial adalah fraksi yang cenderung bersifat semipolar. Hal itu ditunjukkan dengan diameter zona yang paling lebar yaitu 0,82 cm untuk buah; 0,89 cm untuk daun dan angka KHM mikrodilusi yang paling rendah yaitu 312,5 ppm untuk buah dan daun. Pada uji bioautografi fraksi-fraksi ekstrak metanol buah, hasil pengamatan menunjukkan bahwa bercak yang menghasilkan zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi A dengan Rf = 0-0,157; fraksi B dengan Rf = 0,114 dan 0,686; fraksi C dengan Rf = 0,257 dan 0,528; fraksi D dengan Rf = 0-0,214; dan fraksi E dengan Rf = 0-0,186. Sedangkan pada fraksi-fraksi ekstrak metanol daun, hasil pengamatan menunjukkan bahwa zona hambat paling jelas ditunjukkan oleh fraksi B dengan Rf = 0,443 dan 0,557; fraksi C dengan Rf = 0,729; fraksi D dengan Rf = 0,586 dan 0,471; dan fraksi E dengan Rf = 0,686.
In developing country, bacterial infection disease has a high prevalence. Aside from synthesis chemical drugs, herbs can be also chosen as an option. Antimicrobial activity screening of fruits methanol extract and leaves methanol extract of Garcinia latissima had been tested and showed the growth inhibition effect against Bacillus subtilis. This study aimed to examine the fractions of fruits methanol extract and leaves methanol extract of Garcinia latissima which showed the antimicrobial activity against Bacillus subtilis. The methods used were inhibitory zone test with paper disk method, minimum inhibitory concentration MIC with microdilution method, and bioautography test with contact method. Results showed that both extracts contained potential fractions as antimicrobial agents. The inhibitory zone test and MIC test showed the most potential fractions were the fractions with semi polar properties. It was shown by the widest diameter data inhibitory zone test which resulted were 0.82 cm for fruits extract fractions 0.89 cm for leaves extract fractions and the lowest MIC numbers were 312,5 ppm for both fruits and leaves extract fractions. Through bioautography test, fruits methanol extract fractions resulted the best inhibitory zones were shown by the observation data of fraction A, Rf value 0 0,157 fraction B, Rf value 0,114 and 0,686 fraction C, Rf value 0,257 and 0,528 fraction D, Rf value 0 0,214 and fraction E, Rf value 0 0,186. The leaves methanol extract fractions resulted the best inhibitory zones were shown by the observation data of fraction B, Rf value 0,443 and 0,557 fraction C, Rf value 0,729 fraction D, Rf value 0,586 and 0,471 and fraction E, Rf value 0,686.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S68843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lidya Kartika Marsaulina S.
Abstrak :
Daun sirih Piper betle L memiliki kemampuan anti bakteri yang baik. Profil antibakteri tersebut disediakan oleh kandungan metabolit sekunder di dalam sediaan. Ekstrak etanol 80 daun sirih memiliki kompatibilitas yang baik untuk dijadikan sediaan farmasi. Penelitian oleh American Podiatric Medical Association pada tahun 2014 menunjukkan bahwa bau kaki menjadi permasalahan pada kaki yang banyak dialami masyarakat pada saat ini. Bau kaki tersebut banyak disebabkan oleh adanya bakteri, yakni bakteri Bacillus subtilis. Untuk mengatasi bau kaki dibuat sebuah sediaan antibaukaki. Sediaan spray dipilih karena menyediakan kenyamanan yang tinggi bagi pengguna. Penelitian ini menguji berbagai konsentrasi ekstrak dalam formula untuk menemukan konsentrasi kandungan ekstrak etanol yang paling baik, yang dapat menunjukkan diameter zona hambat terhadap bakteri Bacillus subtilis. Selain itu, dilakukan juga uji stabilitas fisik pada penyimpanan selama 8 minggu di suhu kamar 28 2°C , suhu tinggi 40 2°C, dan suhu rendah 4 2°C. Kontrol, Formula 1, Formula 2, dan Formula 3. Hasil uji stabilitas menunjukkan profil stabilitas fisik dengan parameter organoleptis yang baik. Kadar ekstrak etanol 80 daun sirih yang tepat untuk dapat memberikan diameter zona hambat minimum, diberikan oleh Formula 3, yakni ge; 2 mg/ml, dengan angka zona hambat minimum terhadap bakteri Bacillus subtilis, dengan diameter hambat yang terbentuk sebesar 2 mm. ......Betel leaf has long been proven and widely used in Indonesia for its antibacterial activities. Betel leaf 80 ethanolic extract has high compatibility to be made as a widely used pharmaceutical product, including spray. In 2014 American Podiatric Medical Association, studied a significant increasing of foot odor prevalence between our citizens. One of the reason of foot odor is caused by bacteria, mostly by Bacillus subitilis. This study focussed on creating a pharmaceutical product with a strong antibacterial that showed minimum bactericidal concentration MBC towards bacteria that caused foot odor. Spray product was chosen because of the great pleasant experience for the user. The study tested various concentrations of betel leaf 80 ethanolic extract, to study its antibacterial activity. Stability testing towards its physical property on 8 week storage in three different temperature room temperature 28 2°C, high tempreature 40 2°C, and low temperature 4 2°C, was also conducted. The three spray showed great physical stability profile on organoleptic parameters. Betel leaf 80 ethanolic extract, in the Formulation 3 showed Minimum Bactericidal Concentration MBC in 2 mm area with the formula that contained ge 2 mg ml Ethanolic Extract.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>