Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gati Renaningtyas
Abstrak :
Okuma yang dilahirkan di daerah Hizen (sekarang menjadi propinsi Saga) pada tahun 1838, mula-mula adalah seorang pendukung gerakan Sonna Jai (Muliakan Kaisar, Usir orang-orang Barbar). Pada tahun 1866 bersama dengan Soejima Taneomi, ini meninggalkan tanah kelahirannya itu dan pergi ke Kyoto, dimana mereka berdua berharap untuk dapat berpartisipasi dalam gerakan untuk mengembalikan kekuasaan kepada Kaisar. Sejak terjadi Restorasi Meiji pada bulan Januari tahun 1868, Okuma mulai memangku jabatan-jabatan tertentu dalam pemerintahan yang baru. Setelah runtuhnya feodalisme Bakufu dan timbulnya Restorasi Meiji, maka Jepang mulai mengadakan modernisasi yang mencakup berbagai bidang, seperti : modernisasi di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, pendidikan, dan lain-lain. dalam modernisasi di bidang politik dan ekonomi, sekelompok pemimpin pemerintah Meiji yang baru.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1993
S13604
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joshua Glenn Brown
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang tanggapan pemerintah militer bakufu terhadap penyebaran agama Kristen di Jepang antara abad 16-17 dan Pemberontakan Shimabara, kejadian yang sering dianggap sepenuhnya didasari oleh agama karena pihak yang terlibat memberontak memeluk agama Kristen. Pandangan ini didukung oleh beberapa era pemerintahan sebelumnya yang tegas melarang dan mengeksekusi pemeluknya. Berbeda dengan yang terlihat, adanya pelarangan dan pecahnya pemberontakan tersebut tidak serta-merta disebabkan hanya oleh agama. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa langkah-langkah yang diterapkan oleh pemerintahan militer bakufu Jepang tidak hanya berdasarkan perbedaan paham, tetapi juga dipengaruhi sudut pandang shogun terhadap agama Kristen yang semakin memburuk setelah serangkaian insiden dan bakufu ingin melindungi masyarakat Jepang dari pengaruh buruk negara asing. Di sisi lain penolakan keras terhadap pengaruh dari negara lain juga dapat dimaknai sebagai usaha bakufu untuk menjaga agar masyarakat Jepang tetap berada dalam satu paham yang sama, sehingga menguatkan posisi bakufu sebagai pemerintah.
ABSTRACT
This study discussed about the military government bakufu rsquo s policy over the spread of Christianity in Japan between 16th and 17th century in which ultimately lead to the Shimabara Revolt, an incident that often explained as a religion based revolt. Such conclusion is achieved because all of the rebels were Christian, and they finally retaliate after several years living under persecution but in reality the main cause of the revolt was not religion. The main focus of this study are to explain how the bakufu react towards the spread of Christianity through policies and what is the main cause of the Shimabara Revolt in relation to the society condition under bakufu rsquo s policies. This study result reveals that the policies applied by the bakufu were not only based of differences in belief, but also affected by the shogun rsquo s viewpoint about Chrisianity that worsened after several incidents and the bakufu wanted to protect Japan from bad foreign influence. On the other hand, these policies could also be interpreted as the bakufu rsquo s effort to keep the people in the same perspective so it would hold the bakufu rsquo s position as the ruler.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frisian Yuniardi
Abstrak :
Tokugawa leyasu adalah tokoh sentral sejarah Jepang karena keberhasilannya menyatukan seluruh wilayah Jepang dan membuat Jepang menjadi negeri yang aman setelah menderita perang saudara selama seratus tahun Iebih. Lahir dari seorang putra seorang penguasa wilayah kecil yang secara de facto tidak berkuasa karena wilayahnya diinvasi oleh penguasa wilayah tetangganya yang Iebih besar dan kuat, sejak kecil Ieyasu sudah kenyang oleh penderitaan karena masa kecil sampai remajanya dihabiskan menjadi sandera musuh-musuh ayahnya. Bahkan setelah ayahnya meninggal, ia tidak otornatis langsung berkuasa karena saat itu ia masih menjadi sandera.

Setelah lepas masa sanderanya karena musuhnya yang menyandera, Imagawa Yoshimoto mati di medan perang di kalahkan oleh Oda Nobunaga, seorang penguasa wilayah Owari, ia baru bisa pulang ke daerahnya dan mulai menegakkan lagi pemerintahan daerahnya yang sudah lama menjadi jajahan Imagawa Yoshimoto. Ia lalu bergabung dengan Oda Nobunaga. Setelah bergabung, kemenangan-demi kemenangan diperoleh oleh kedua tokoh yang bersekutu tersebut, sampai, sebelum cita-citanya untuk menguasai seluruh wilayah Jepang berhasil, Oda Nobunaga keburu tewas oleh pengikutnya sendiri.

Pengganti Oda adalah jendral Oda yang paling berbakat, yaitu Toyotomi Hideyoshi. Pada awal masa-masa pemerintahan Toyotomi Hideyoshi, ada beberapa konflik terjadi dan sempat terjadi pertempuran kecil antara Tokugawa leyasu dan Toyotomo Hideyoshi. Namun berkat kearifan dan bantuan dari pengikut kedua belah pihak yang setia, konflik tersebut dapat diselesaikan, dan keduanya meneruskan cita_cita Oda Nobunaga untuk menguasai seluruh wilayah Jepang. Wilayah mereka juga semakin luas. Pada saat-saat tersebut, leyasu pindah wilayah kekuasaannya dari Hamamatsu ke Edo (Tokyo sekarang) yang wilayahnya Iebih luas dari sebelumnya.

Di Edo. Tokugawa Ieyasu dan pengikutnya membangun kota dari desa perikanan yang kecil menjadi kota yang besar dan megah. Pengaruhnyapun semakin kuat di Jepang. Hal ini membuat pengikut setia Toyotomi Hideyoshi merasa camas melihat Toyotomi sudah tua dan penerus kekuasaannya masih terlalu kecil untuk memerintah.

Keteganganpun memuncak setelah Toyotomi Hideyoshi meninggal, karena yang paling berpengaruh kini tinggal Tokugawa leyasu. Pengikut-pengikut setia Toyotomi Hideyoshi tidak mau kekuasaan jatuh ke tangan Tokugawa leyasu. Maka pertempuran besar yang disebut dengan perang Sekigahara pun terjadi, dan dimenangkan oleh Tokugawa leyasu.

Setelah menang di perang Sekigahara, otomatis Tokugawa leyasu yang terkuat di seluruh wilayah Jepang. Ia lalu diangkat oleh Kaisar Jepang menjadi Shogun, penguasa militer di seluruh wilayah Jepang. Semasa ia berkuasa, kebanyakan waktunya digunakan untuk menumpas sisa-sisa musuh yang masih mempunyai rencana unluk merebut kekuasaannya, dan juga membuat kebijakan kebijakan yang membuat penguasa-penguasa daerah tidak bisa lagi menggalang kekuatan untuk melawannya.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
S13643
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resvina Hamdi
Abstrak :
Masuknya bangsa Barat ke Jepang sejak kedatangan Laksamana Perry menandai awal kehancuran pemerintahan Bakufu Tokugawa. Para rezim anti-Bakufu melakukan pertentangan atas kekecewaan mereka terhadap Bakufu yang dengan begitu saja menjatuhkan harga diri Jepang dan membiarkan pihak asing memasuki Jepang. Pihak rezim ini melakukan berbagai bentuk perlawanan dengan slogan sonno-joi terhadap pihak asing. Seiring berjalannya waktu dan sadar akan kekuatan bangsa asing yang lebih canggih dibandingkan Jepang, praktik sonno-joi berubah tujuan menjadi gerakan untuk menggulingkan Bakufu Tokugawa agar kekuasaan politik dapat dikembalikan kepada Kaisar. Tugas akhir ini akan menjelaskan bagaimana praktik sonno-joi mengalami perubahan dimulai dari masuknya bangsa asing hingga keterlibatan mereka dalam berbagai konflik anti asing dan gerakan penggulingan Tokugawa. ...... The arrival of Western nations into Japan since Commodore Perrys visit marked the beginning of the fall of the Tokugawa Bakufu government. The anti-Bakufu regimes contested as their disappointment towards Bakufu who simply threw Japans pride and allowed foreigners to enter Japan. The regime carried out various forms of resistance by the slogan sonno-joi against foreign parties. Over time and the awareness of the more developed foreign powers compared to Japan, the practice of sonno-joi changed its purpose to become a movement to overthrow the Tokugawa Bakufu so that political power could be returned to the Emperor. This final project will explain how the practice of sonnoi-joi underwent changes starting from the entry of foreign nations to their involvement in various anti-foreign conflicts and the overthrow Tokugawa movement.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Narita
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai riwayat hidup Tokugawa Ieyasu dan usahanya dalam mempertahankan kekuasaan klan Tokugawa. Dalam skripsi ini juga membahas kebijakan-kebijakan yang dibuat dan diberlakukan oleh Tokugawa Ieyasu yang kemudian diteruskan oleh keturunan-keturunannya sehingga mendukung usahanya untuk mempertahankan kekuasaan klan Tokugawa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kebijakan-kebijakan Ieyasu mendukung usahanya dalam mempertahankan kekuasaan klan Tokugawa. Kebijakan-kebijakan tersebut ada yang diciptakan olehnya dan ada juga yang merupakan perbaikan dari kebijakan-kebijakan kedua pendahulunya, yaitu Oda Nobunaga dan Toyotomi Hideyoshi.
The focus of this study is Tokugawa Ieyasu and his efforts in maintaining the Tokugawa clan?s reign of power. This study also researchs about the regulations that Tokugawa Ieyasu made to maintain Tokugawa clan?s reign. The conclusion of this study is that Tokugawa Ieyasu's regulations supports his efforts in maintaining Tokugawa clan?s reign of power. Some of the regulations are made by him, and some are reviewed regulations from his predecessor, Oda Nobunaga and Toyotomi Hideyoshi.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2009
S13546
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Isfahrizal Jamil
Abstrak :
Skripsi ini membahas kebijakan militer yang dijalankan Oleh bakufu di Ōsaka pada masa-masa awal Ke-shōgun-an Tokugawa, yang terdiri dari agresi militer ke Ōsaka pada musim dingin tahun 1614 dan musim panas tahun 1615 yang disebut Ōsaka no Jin, dan pembentukan Ōsaka Jōdai sebagai lembaga milliter ad hoc bakufu di Ōsaka. Penelitian dilakukan dengan cara studi kepustakaan, seluruh data yang digunakan bersifat sekunder. Dari penelitian ini membuktikan bahwa seluruh kebijakan yang diambil oleh bakufu terhadap Ōsaka semasa tahun 1614-1615 bertujuan untuk memantapkan klan Tokugawa sebagai penguasa Jepang.
This paper discusses the military policy which is applied by the bakufu in Ōsaka in the early days of the Tokugawa shogunate, which consists of military aggression to Ōsaka in the winter of 1614 and summer of 1615 called Osaka no Jin, and Ōsaka Jōdai establishment as an ad hoc millitary agency bakufu in Osaka. Research done by way of literary study, all data used are secondary. This research proves that all the measures taken by the bakufu to Ōsaka during the years 1614-1615 aims to strengthen the Tokugawa clan as rulers of Japan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S1268
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library